< Previous 39 8. Jenis Penyakit Ikan Menurut Yuasa dkk. (2003), organisme yang menyebabkan penyakit terdiri dari: a. Non patogen, berupa penyakit yang disebabkan oleh lingkungan seperti suhu dan kualitas air (pH, kelarutan gas, zat beracun), kepadatan ikan yang melebihi carrying capacity serta penyakit nutrisi seperti kekurangan nutrisi, gejala keracunan bahan pakan. b. Patogen, yaitu bersifat parasit yang terdiri dari penyakit viral, penyakit jamur, penyakit bakterial dan parasit. 9. Penyebab penyakit ikan a. Virus 1) Herves Virus Penyakit ini menyebabkan kematian ikan secara masal dan tinggi hingga mencapai 95%, terutama menyerang ikan yang berumur antara 3-15 hari dan 40-60 hari. Penyebarannya dapat melalui induk ikan yang carrier (pembawa) atau pada saat pengangkutan ikan. Tanda-tanda penyakit ini secara umum ikan lemah, napsu makan menurun dan banyak kematian, bagian insang terlihat bintik-bintik berwarna pucat. Jika memasuki fase kritis, pada permukaan kulit ikan akan keluar darah, terutama dibagian perut dan pangkal sirip. Kerusakan pada bagian hati dan pankreas ikan, ginjal mengalami pembengkakan. Jika tidak diambil tindakan dalam tempo 2-3 hari ikan-ikan yang terinfeksi akan mati dan membusuk. Usaha pencegahannya dengan cara mempertahankan volume air agar tetap standar dan menghindari penggunaan benih dari pembenih yang berasal dari lokasi wabah. Pada kolam yang 40 terkontaminasi, sebaiknya diberikan desinfektan klorin sebanyak 10 ppm atau formalin 25-50 ppm (setara dengan 3 sendok makan/m3 air) langkah-langkah antisipasi lainnya adalah dengan meningkatkan ketahanan fisik ikan terhadap penyakit dengan cara memberikan vitamin C atau B kompleks melalui pakan atau suntikan, serta berikan stimulan seperti fermipan atau glucan melalui pakan. Gambar 11. Herves Virus (Net) 2) Efithelioma populosum Serangan virus ini menyebabkan penyakit cacar, sehingga pada tubuh ikan timbul bercak-bercak putih seperti susu yang secara perlahan-lahan akan membentuk lapisan lebar mirip kaca atau lemak. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan arsenik yang dilarutkan dalam senyawa arcyd dengan cara menyuntik bagian perut ikan yang sakit. Penyuntikan pertama dilakukan dengan menggunakan 1 ml larutan/persen arsenik dalam senyawa arcyd dan diikuti 3 kali penyuntikan dengan larutan 5%. 41 3) Virus penyebab Lymphocytis Tanda-tanda ikan yang diserang oleh virus ini adalah terbentuknya benjolan putih pada sirip, kepala dan organ lainnya. Aktivitas serangan virus ini lebih berbahaya pada kondisi lingkungan asin dibandingkan dengan lingkungan tawar. Ikan yang terserang virus ini sebaiknya dimusnahkan agar tidak menyebar, kolam yang tercemar segera disterilkan dengan menggunakan chlorin. b. Bakteri 1) Aeromonas Menyerang semua jenis ikan air tawar dan penyakitnya sering juga disebut Haemorhage septicemia atau Motil aeromonas Septicemia (MAS). Penularannya dapat berlangsung melalui air tawar, kontak langsung, kontak melalui alat-alat yang tercemar, melalui hewan atau tumbuhan air dan sisa-sisa atau bagian tubuh ikan. Tanda-tanda ikan yang terserang a) Kulitnya kasar dan timbul pendarahan yang selanjutnya akan menjadi borok (haeamarrhage) b) Sisik terkuak dan siripnya rusak c) Mata rusak dan agak menonjol d) Insang berwarna keputih-putihan e) Pendarahan pada organ bagian dalam seperti hati, ginjal dan limpa, sering pula perutnya agak kembung (dropsi) f) Kemampuan berenangnya menurun dan sering megap-megap di permukaan air. Pemberantasannya: 42 a) Perendaman dalam larutan Pk 10-20 ppm selama 30-60 menit atau 3-5 ppm selama 12-24 jam. b) Perendaman dalam larutan Oxyterramicyn 5 ppm selama 24 jam: imequil 5 ppm selama 24 jam dan Baytriil 5-8 ml/meter kubik air untuk waktu yang tidak terbatas. c) Penyuntikan secara intra pertoneal intra muscular dengan Oxyterracylin 20-40 mg per kg ikan: Kamamycin 2-=40 mg/kg ikan: Streptomycin 20-60 mg/kg ikan d) Pemberian pakan yang dicampur dengan Oxytetracylin 50 mg/mg ikan yang diberikan setiap hari selama 7-10 hari e) Air bekas rendaman harus dibuang ke tempat kering dan tidak mencemari perairan umum. f) Ikan yang diobati dengan antibiotik, baru dapat dikonsumsi 2 minggu setelah pengobatan. Gambar 12. Aeromonas Hipdropila 43 Gambar 13. Ulcer dan Ikan terserang aeromonas 2) Flexibacter Columnaris Tanda-tanda ikan yang terserang adanya luka terutama dikepala, ekor dan insang. Sirip dan insang rontok, ikan lemah dan nafsu makan hilang bakteri ini dapat diberantas dengan cara merendam dalam larutan malachite green 1:50.000 selama 10-30 ppm detik atau dalam larutan Oxytetracylin 10 ppm selama 24 jam atau dalam larutan Baytril 8=10 ml/m 3 air selama 24 jam. 44 3) Myxobacter sp. Tanda-tanda ikan yang terserang: a) Tubuh ikan menjadi berwrna agak gelap b) Perut ikan mulai agak membengkak c) Jika perut dibedah, akan terlihat bintil-bintil (tuberkel) terutama dihati,ginjal dan limpa. Pengobatannya dengan menyuntikan antibiotik kamamycin 0,02 mg per gram ikan atau dengan Strptomycin 0,01-0,02 mg per gram ikan atau merendam ikan dalam larutan streptomycin 10 mg per liter air. 4) Pseudomonas Flourescens Menyebabkan anemia karena pendarahan adanya bisul di kulit,sirip, rongga perut dan organ dalam. Pengendaliannya dengan pemberian Oxyletracylin dlam pakan atau penyuntikan kamamycin kedalam rongga perut. c. Protozoa 1) Ichthiophthirius multifillis (penyakit bintik putih) Tanda-tandanya adalah adanya bintik-bintik putih berdiamater 0,5-1 mm dibagian tubuhnya. Penyakit ini sering disebut white spot. Gejala lain ikan sering menggosok-gosokan tubuhnya pada dasar/dinding kolam/bak, mulut buka-tutup/megap-megap dan sering berkumpul disekitar air masuk. 45 Gambar 14. Protozoa 46 Pengendaliannya: a) Garam Dapur (Na CI) Direndam selama 5-10 menit dalam larutan berkadar 0,1-0,3 ppm, setelah ikan dicucikan dengan air tawar yang bersih. b) Formalin Perendaman dalam larutan yang mengandung formalin 25 cc/meter kubik air ditambah malachite green oxalate 0,15 gram/meter kubik air selama 24 jam. Gambar 15. Ichthyosperidium 47 Menurut Bucher (1934) dan Suryanto (1981) siklus hidup Ichtiopthirius dapat dibagi menjadi: a) Fase Parasiter Pada fase ini Ichtiopthirius multifilis berada ditubuh ikan hingga menjadi dewasa dan akhirnya akan melepaskan diri dari tubuh ikan untuk berenang di air. b) Fase Pre-Cyste Yaitu fase dimana Ichtiopthirius multifilis sudah melepaskan diri dari tubuh ikan, tetapi masih mencari tempat yang cocok untuk membentuk kista. c) Fase Cyste Pada fase ini Ichtiopthirius multifilis sudah melekat pada suatu benda dan membentuk cyste. Didalam cyste ini terjadi pembelahan diri sehingga terbentuk individu baru dalam jumlah besar. d) Fase Post Cyste Merupakan fase dimana Ichtiopthirius multifilis muda akan keluar dari cyste dan mencari ikan untuk digunakan sebagai inangnya. 2) Myxobolus sp. Organisme ini merupakan penyebab penyakit myxosporeasis yang sering dijumpai pada ikan mas dan tawes. Ciri-ciri ikan yang terserang adalah timbulnya bintik berwarna kemerah-merahan bintik tersebut merupakan kumpulan dari ribuan spora. Bintik ini 48 sering menyebabkan tutup insang ikan selalu terbuka. Penyebaran spora dapat terjadi jika ikan mati atau melalui luka pada tubuh ikan. Penyakit Myxosporeasis sangat berbahaya, sebab akan mengakibatkan kematian hingga 80%. Pencegahannya dengan cara dasar kolam ikan ditebari dengan kapur (CaO) sebanyak 25 kg per hektar dan dibiarkan selama seminggu untuk membunuh Myxobolus sp. Ikan yang terserang sebaiknya dimusnahkan dengan cara mengubur atau membakarnya. 3) Jamur a) Saprolegnia sp. Menyerang semua jenis ikan air tawar termasuk telurnya, tetapi pada umumnya menyerang jenis ikan mas, gurame, tawes gabus dan lele. Jamur ini umumnya menyebabkan terjadinya infeksi sekunder sebab ia senang menyerang tubuh ikan yang mengalami luka-luka oleh penyebab lain. Tanda-tanda ikan yang terserang ialah adanya kumpulan benang halus (hypa) di bagian kepala, tutup insang atau di sekitar sirip. Benang-benang halus tampak seperti kapas. Sehingga disebut white cottony growth. Pada telur ikan yang terserang terlihat seperti dilapisi kapur. Next >