< Previous 63 bersangkutan. Akan tetapi luka yang ditimbulkannya dapat menjadi rentan fterhadap serangan jamur dan bakteri. Pada serangan yang sangat parah ikan dapat kehilangan banyak darah, atau juga mengalami stres osmotik akibat luka-luka yang menganga sehingga tidak tertutup kemungkinan pada serangan yang sangat parah dapat menyebabkan kematian. Argulus diketahui dapat pula menjadi vektor penyakit lainnya. Argulus melukai kulit dalam rangka mendapatkan darah korbannya sehingga sering menimbulkan memar merah pada bekas "gigitannya". Selain dengan tanda ini, kehadiran parasit itu sendiri dapat mudah dilihat dengan mata telanjang berupa mahluk transparan berbentuk bulat mendatar dengan diameter 5 - 12 mm. Sepasang bintik mata dapat dilihat dibagian kepalanya. Argulus sp dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Argulus sp Ikan yang terjangkit akan menjadi gelisah, meluncur kesana kemari, atau terkadang melompat keluar dari permukaan air; serta menggosokan badannya pada dasar akuarium atau dekorasi dan benda lainnya. Serangan yang parah bisa menyebabkan ikan manjadi 64 malas , kehilangan nafsu makan, dan warna beruabah mejadi opak sebagai akibat produksi lendir yang berlebihan. Ikan yang ditempeli Argulus sp dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Ikan yang ditempeli Argulus sp 2) Lernae sp Kutu jarum, atau kutu jangkar merupakan parasit ikan berukuran besar yang sering menyerang ikan. Kutu ini pada umumnya lebih sering menyerang ikan yang dipelihara di kolam dibandingkan dengan di akuarium. Disebut sebagai kutu jarum karena penampilannya sepintas mirip sebuah jarum yang menancap pada tubuh ikan terserang. Sedangkan disebut sebagai kutu jangkar, karena hewan ini menancapkan kepalanya kedalam tubuh ikan dengan menggunakan semacam perangkat mirip jangkar. Meskipun disebut sebagai "kutu" hewan ini sebenarnya termasuk dalam kelompok udang-udangan. Setidaknya telah dikenal 10 spesies dari kutu jarum, dari kesepuluh jenis ini Lernae cyprinacea merupakan jenis yang biasa ditemukan, khususnya, di daerah tropis seperti Indonesia. Lernae cyprinacea betina dapat dilihat pada Gambar 17. 65 Gambar 17. Lernae cyprinacea betina Kutu jarum mempunyai siklus hidup langsung tanpa inang perantara. Kutu jantan dan betina akan berpasangan pada permukaan tubuh ikan. Meskipun demikian hanya kutu betina saja yang kemudian menjadi parasit. Kutu jantan akan mati setelah mereka kawin. Siklus Lernae cyprinacea dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18. Siklus Lernae cyprinacea Kutu betina akan menancapkan kepalanya kedalam jaringan tubuh ikan dengan bantuan alat berbentuk jangkar sehingga dia bisa menempelkan 66 dirinya dengan ketat pada tubuh ikan yang diinfeksinya. Hewan ini selanjutnya akan menyerap darah dan memakan bagian-bagian sel ikan. Serangan Lernae cyprinacea pada guppy dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Serangan Lernae cyprinacea pada guppy s. Penyakit Yang Disebabkan Cacing 1) Class Monogenea Monogenea adalah sejenis cacing yang menyerang bagian luar tubuh ikan, dari segi tempat penyerangannya dibagi menjadi dua jenis yaitu : a) Cacing Dactylogyrus menyerang insang b) Cacing Gyrodactylus menyerang kulit. Sedangkan gejala atau tanda adanya parasite pada ikan adalah : a) Insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan. b) Sirip ikan menguncup, bahkan kadang terjadi kerontokan pada sirip ekor. c) Ikan menggosok-gosokkan badannya ke dasar kolam atau benda keras lainnya. d) Kulit menjadi berlendir dan berwarna pucat. Cacing Dactylogyrus dan Gyrodactylus dapat dilihat pada Gambar 20. 67 Gambar 20. Cacing Dactylogyrus dan Gyrodactylus 2) Capillaria Capillaria adalah nama jenis cacing dari genus nematode yang menyerang tubuh bagian dalam ikan. Cacing ini merupakan parasit pada sistem pencernaan dan juga pada hati ikan. Capillaria diketahui kerap menyerang ikan Diskus (Symphysodon spp) dan Angelfish (Pterophyllum spp). Pada infestasi ringan capillaria sering tidak menimbulkan gejala-gejala yang berarti. Sedangkan pada infestasi berat biasanya ditandai dengan gejala "emaciation" atau badan kurus, kehilangan nafsu makan, mengeluarkan kotoran berwarna putih dan tipis, atau kotoran dengan warna berselang-seling antara gelap (hitam) dan terang (putih). 68 Pada ikan mati, kehadiran cacing ini dapat diketahui dengan melakukan pembedahan dan pengamatan pada isi perut ikan tersebut. Capillaria pada umumnya memilki panjang antara 0.5 sampai 2 cm dengan diameter kurang lebih seukuran dengan rambut. Pada ikan hidup pengamatan dapat dilakukan pada kotoran ikan dibawah mikroskop, dengan mengamati telur Capillaria yang biasanya akan turut serta terbawa kotoran ikan yang bersangkutan. Kehadiran Capillaria biasanya disebabkan oleh penularan dari ikan lain yang telah terinfeksi sebelumnya. Capillaria tidak memerlukan inang tertentu, sehingga infeksi hanya bisa dilakukan oleh ikan lain yang terinfeksi. Cacing Capillaria dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 21. Cacing Capillaria t. Penyakit Yang Disebabkan Jamur 1) Saprolegnia sp. Saprolegnia sp merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas Oomycetes. Dalam akuarium, jamur ini kerap dipakai sebagai nama umum untuk serangan jamur yang menyerupai kapas pada permukaan tubuh ikan. Pada kenyataannya banyak genus dari Oomycetes yang dapat menyebabkan infeksi jamur pada ikan, diantaranya adalah Achyla. Saprolegnia atau dikenal juga sebagai "water molds" dapat menyerang ikan dan juga telur ikan. Mereka umum dijumpai pada air tawar maupun air payau. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0 - 35 °C, 69 dengan selang pertumbuhan optimal 15 - 30 °C. Pada umumnya, Saprolegnia akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan Saprolegnia biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik tinggi. Kehadiran Saproglegnia sering pulang disertai dengan kahadiran infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksernal lainnya. Kehadiran Saprolegnia biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Apabila anda sempat melihatnya di bawah mikroskop maka akan tampak jamur ini seperti sebuah pohon yang bercabang-cabang. Jamur Saprolegnia sp dapat dilihat pada Gambar 22. Sedangkan Ikan yang terserang Saprolegnia sp dapat dilihat pada Gambar 23. Gambar 22. Jamur Saprolegnia sp Gambar 23. Ikan yang terserang Saprolegnia sp 70 2) Branchiomycosis Branchiomyces demigrans atau "Gill Rot (busuk insang)" disebabkan oleh jamur Branchiomyces sanguinis and Branchiomyces demigrans . Spesies jamur ini biasanya dijumpai pada ikan yang mengalami stres lingkungan, seperti pH rendah (5.8 -6.5), kandungan oksigen rendah atau pertumbuhan algae yang berlebih dalam akuarium, Branchiomyces sp tumbuh pada temperatur 14 - 35°C , pertumbuhan optimal biasanya terjadi pada selang suhu 25 - 31°C. Penyebab utama infeksi biasanya adalah spora jamur yang terbawa air dan kotoran pada dasar akuarium. Branchiomyces sanguinis dan B. demigrans pada umumnya menyerang insang ikan. Ikan yang terjangkit akan menunjukkan gejala bernafas dengan tersengal-sengal dipermukaan air dan malas. Insang tampak mengeras dan berwarna pucat, khususnya pada daerah yang terjangkit. Pengamatan dibawah mikroskop akan sangat membantu mengenali serangan jamur ini. Apabila bagian jaringan yang terserang mati dan lepas, maka spora jamur akan ikut terbebas dan masuk kedalam air sehingga akan memungkinkan untuk menyerang ikan lainnya. u. Penyakit Yang Disebabkan Protozoa 1) Bintik Putih - White Spot (Ich) White spot atau dikenal juga sebagai penyakit "ich", merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit. Penyakit ini umum dijumpai pada hampir seluruh spesies ikan. Secara potensial white spot dapat berakibat mematikan. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih di sekujur tubuh dan juga sirip. Inang white spot yang bervariasi, siklus hidupnya serta caranya memperbanyak diri dalam air memegang peranan penting terhadap berjangkitnya penyakit tersebut. 71 Siklus hidup white spot terdiri dari beberapa tahap, tahapan tesebut secara umum dapat dibagi dua yaitu a) Tahapan infektif dan b) Tahapan tidak infektif (sebagai "mahluk" yang hidup bebas di dalam air atau dikenal sebagai fase berenang). Siklus hidup Ichtyophtyrius sp dapat dilihat pada Gambar 24. Gambar 24. Siklus hidup Ichtyophtyrius sp. Gejala klinis white spot merupakan akibat dari bentuk tahapan sisklus infektif. Ujud dari "white spot" pada tahapan infektif ini dikenal sebagai Trophont. Trophont hidup dalam lapisan epidermis kulit, insang atau rongga mulut. Oleh karena itu, julukan white spot sebagai ektoparasit dirasa kurang tepat, karena sebenarnya mereka hidup dilapisan dalam kulit, berdekatan dengan lapisan basal lamina. Meskipun demikian parasit ini tidak sampai menyerang lapisan di bawahnya atau organ dalam lainnya. 72 Ikan-ikan yang terjangkit akan menunjukkan gejala sebagai berikut a) Penampakan berupa bintik-bintik putih pada sirip, tubuh, insang atau mulut. b) Masing-masing bintik ini sebenarnya adalah individu parasit yang diselimuti oleh lapisan semi transparan dari jaringan tubuh ikan. c) Pada awal perkembangannya bintik tersebut tidak akan dapat dilihat dengan mata. Tapi pada saat parasit tersebut makan, tumbuh dan membesar, sehingga dapat mencapai 0.5-1 mm, bintik tersebut dapat dengan mudah dikenali. Pada kasus berat beberapa individu dapat dijumpai bergerombol pada tempat yang sama. Ikan yang terserang Ichtyophtyrius sp dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25. Ikan yang terserang Ichtyophtyrius sp Ikan yang terjangkit ringan sering dijumpai menggosok-gosokan tubuhnya pada benda-benda lain di dalam air sebagai respon terhadap terjadinya iritasi pada kulit mereka. Sedangkan ikan yang terjangkit berat dapat mengalami kematian sebagai akibat terganggunya sistem pengaturan osmotik ikan, dan akibat gangguan pernapasan, atau menyebabkan infeksi sekunder. Ikan berukuran kecil dan burayak dapat mengalami kematian setelah beberapa hari terjangkit berat. Next >