< Previous98 BC1 = AC1 x sin a Sehingga diperoleh, cos β = atau AC = AC1 x cos β Kesalahan ukurnya menjadi : Ed = AC1 – AC 4) Mistar Biltmore a) Bentuk fisik mistar biltmore Bentuk fisik mistar biltmore berupa mistar yang diberi tongkat penyangga setinggi dada (1,30 m) dan mempunyai skala (satuan ukur). Skala mistar biltmore pada awalnya berupa selang diameter, kini telah diubah ke dalam satuan ukur. Satuan ukur yang digunakan adalah cm dengan satuan ukur terkecil dalam mm. b) Dasar Kerja Perhatikan Gambar 40 di bawah ini. Gambar 40Cara penggunaan mistar biltmore Sumber : Asy’ari dkk. (2012) 99 Cara penggunaan garpu pohon adalah : (1) Impitkan mistar pada batang. (2) Geser ke kiri-kanan hingga MBQ merupakan garis lurus. (3) Skala yang terbaca pada S merupakan diameter batang. c) Kesalahan ukur keliling batang pohon Kesalahan ukur keliling batang pohon pada saat menggunakan garpu pohon adalah (Gambar 41) : Gambar 41. Kesalahan ukur dengan mistar biltmore Sumber : Asy’ari dkk. (2012) Kesalahan yang terjadi bila kedudukan mistar miring (tidak sejajar dengan bidang datar). Akibatnya menyebabkan kesalahan sebesar : Ed = B1S1 – BS 100 dengan, BS = kedudukan alat benar B1S1 = kedudukan alat salah a = sudut kemiringan alat Kesalahan sudut diperoleh dari : cos α = TB = TB1 x cos α cos α = TS = TS1 x cos α sehingga, BS = TB + TS BS = (TB1 x cos α) + (TS1 x cos α) BS = (TB1 + TS1) x cos α maka, Ed = B1S1 – BS Ed = B1S1 – (TB1 + TS1) x cos α Ed = B1S1 – B1S1 x cos α Ed = B1S1 x (1 - cos α) 5) Spiegel Relaskop a) Bentuk fisik spiegel relaskop Bentuk fisik spiegel relaskop berupa alat yang terdiri dari lensa obyektif yang digunakan untuk melihat obyek yang sedang diukur. Di tubuh alat ini terdapat celah pandang, celah cahaya, dan tombol pegas. Apabila melihat ke dalam spiegel relaskop melalui celah-101 pandang (Gambar 42) akan tampak skala diameter (pita-pita bar) dan skala sudut (di sebelah kanan). Gambar 42. Spiegel Relaskop Sumber : Asy’ari dkk. (2012) Rentangan dan kesamaan nilai pada skala sudut Spiegel adalah : Rentangan nilai sudut : (1) skala derajat dari –600 s/d +700 (2) skala persen dari –175% s/d +275% (3) Kesamaan nilai sudut 450 = 100%. 102 b) Dasar Kerja Dasar kerja Spiegel relaskop mengacu pada dasar kerja tongkat Bitterlich dengan memanfaatkan sudut pandang (angle gauge) dalam menduga luas bidang dasar tegakan dari suatu titik pada kegiatan inventarisasi hutan (Gambar 43). Gambar 43. Tongkat Bitterlich Sumber : Asy’ari dkk. (2012) Bentuk awal tongkat tersebut sangat sederhana yaitu berupa tongkat (kayu) sepanjang 100 cm dan pada bagian ujung ditempelkan plat logam (benda logam) selebar 2 cm. Seiring semakin seringnya pengukuran diameter dilakukan, maka tongkat sepanjang 100 cm dianggap tidak begitu praktis pemakaiannya di lapangan, maka dapat dimodifikasi dengan merubah ukurannya dengan perbandingan yang sama yaitu panjang tongkat diperpendek menjadi 50 cm dan lebar plat menjadi 1 cm (Gambar 44). 103 Gambar 44. Tongkat Bitterlich dengan nilai K = . Sumber : Asy’ari dkk. (2012) Tongkat tersebut dapat dibuat sendiri dengan kayu reng sepanjang 50 cm, bagian ujung lekatkan logam pipih berbentuk huruf U dengan lebar 1 cm dan pada bagian pangkal lekatkan logam pipih berlubang dengan diameter 1 cm. Adapun cara penggunaan spiegel relaskop adalah : (1) Arahkan garis pertengahan celah pandang (garis batas antara latar-belakang hitam dan putih) setinggi mata pembidik dan baca nilai besaran sudut φ (∠φ dalam persen sudut atau sudut-derajat). Karena disini kondisi lapangan dikatagorikan (dianggap) datar, maka nilai besaran sudut boleh saja tidak direkam. Atau langkah ini dapat diabaikan. (2) Arahkan garis pertengahan celah-pandang setinggi dada ke batang pohon dan (a) perhatikan banyaknya 1 bar penuh (nF). (b) banyaknya bar-penuh (nQ) (bisa penuh atau tak penuh untuk satu bar-penuh). (Posisikan sisi batang sebelah kiri berimpit dengan batas antara dua bar-penuh (putih-hitam atau hitam-putih) 104 sekaligus sisi batang sebelah kanan tidak melampaui batas bar paling kanan, tapi berada pada salah satu pita bar-penuh atau pada garis batasnya. Kemungkinan posisi/kedudukan sisi kiri batang dan sisi kanan batang diilustrasikan dalam Gambar 45. (c) Posisi sisi kiri batang (S1) paling jauh di batas bar putih 22 (22 tidak ditulis) paling kiri dan bergeser ke kanan hingga di batas bar hitam-putih yaitu 4 2 (2 tidak ditulis). (d) Posisi sisi kanan batang (S2) paling jauh di batas bar putih 2 dan bar hitam. Kemudian bergeser ke kanan hingga mendekati batas akhir bar (bar putih). Gambar 45. Kemungkinan posisi sisi batang pada pita bar Sumber : Asy’ari dkk. (2012) (3) Ukur jarak lapangan (m). Jarak lapangan (Jm) sama dengan jarak datar (Jd) jika sudut δ (sudut bidik setinggi mata) lebih kecil atau sama dengan ± 10%. 105 (4) Hitung diameternya (a) Apabila pembacaannya dengan sudut-persen (%lereng = % p) %p lebih kecil atau sama dengan ±10% (%p ~ ±10%) d = %p lebih besar dari ±10% (%p > ±10%) d = (b) Apabila pembacaannya dengan sudut-derajat (δ) δ lebihkecil atau samadengan ±5o45’ (δ ~ ±5o45’) δ lebihbesar dari ±5o45’ (δ > ±5o45’). Catatan : Karena goyangan piringan skala cukup peka, maka saat pembidikan gunakan 2 tangan atau gunakan statif (tripod). Statif dapat diganti dengan tongkat (kayu) yang telah diukur sebelumnya dengan panjang setinggi dada. Sebagai pengayaan materi untuk memantapkan pemahaman, mari simak contoh yang diberikan di bawah ini! (1) Pembacaan bar penuh Hasil pembacaannya adalah 1F dan 3Q ( bar penuh) dengan jarak bidik (relatif datar) sejauh 12 m. Tentukan diameternya! Penyelesaiaannya! Ilustrasi dalam celah pandang seperti Gambar 46. 106 Gambar 46. Pembacaan spiegel relaskop bar penuh Sumber : Asy’ari dkk. (2012) d = d = d = d = 42,0 (2) Pembacaan bar tak penuh Hasil pembacaannya adalah 2F dan 2,5Q ( bar tak penuh) dengan jarak bidik (Jd) sejauh 10 m. Tentukan diameternya! Penyelesaiaannya! Ilustrasi dalam celah pandang seperti Gambar 47. 107 Gambar 47. Pembacaan spiegel relaskop bar tak penuh Sumber : Asy’ari dkk. (2012) d = d = d = d = Hasil pembacaannya bar penuh 1F dan bar 1,5Q dengan jarak bidik sejauh 20 m. Kelerengan terbaca sebesar 12%. Tentukan diameternya! Next >