< Previous 29 Hasil perhitungan PAI di atas, dirangkum dan disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Data peubah PAI berdasarkan data MAI selama 20 tahun berjalan. Tahun PAI (cm) Keterangan 1995 – 1985 0,99 Rata-rata MAI 10 tahun pertama 2005 – 1995 1,03 Rata-rata MAI 10 tahun kedua Dari CAI, ratakan tiap 10 CAI PAI untuk 10 tahun pertama ( ) ( ) PAI untuk 10 tahun kedua ( ) ( ) Hasil perhitungan PAI di atas, dirangkum dan disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Data peubah PAI berdasarkan data CAI selama 20 tahun berjalan. Tahun MAI (cm) Keterangan 1995 – 1985 0,99 Rata-rata CAI 10 tahun pertama 2005 - 1995 1,03 Rata-rata CAI 10 tahun keempat 30 b. Peraturan Pengukuran Kayu Bulat Rimba Indonesia (KBRI). Beberapa peraturan pengukuran kayu bulat rimba Indonesia, yaitu : (1) Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No.2442/A-2/DD/1970 tentang Peraturan Pengukuran dan Pengujian dan Tabel Isi KBRI. (a) Panjang : diukur dalam satuan meter dengan kelipatan 10 cm. ukuran panjang diberikan spilasi (trim allowance) sebesar 10 cm. Tabel 8. Contoh satuan meter dengan kelipatan 10. Panjang ukuran (m) Panjang kelipatan (m) Panjang yang ditetapkan (m) 4,18 4,10 4,00 4,20 4,20 4,10 4,21 4,20 4,10 4,25 4,20 4,10 4,29 4,20 4,10 4,30 4,30 4,20 4,39 4,30 4,20 (b) Diameter : diukur dalam satuan cm dengan kelipatan 1 cm penuh. kedua bontos diukur tanpa kulit. pengukuran bontos (penampang lintang). - pertama ukur diameter terkecil pada salah satu bontos melalui titik pusat (d1). - kemudian ukur diameter melalui titik pusat bontos tegak lurus d1 (d2). 31 - ukur diameter pada bontos yang lain dengan cara yang serupa (d3 dan d4). o diameter rataannya = diameter kayu bulat dkayu bulat = ( ( )) ( ( )) o bila pengukurannya dengan kulit, lakukan reduksi sebesar 2 kali tebal kulit. Contoh perhitungan diameter. i. Diketahui, diameter pangkal bontos (dP), d1 = 43 cm ; d2 = 46 cm dan diameter ujung bontos (dU), d3 = 36 cm ; d4 = 39 cm. Berapa diameter kayu bulat? Jawab! dkayu bulat = ( ( )) ( ( )) dkayu bulat = ( ) (i) dp = ( ) dp = ( ) dp = ( ) dp = cm ~ 44 cm (ii) du = ( ) du = ( ) du = ( ) du = cm ~ 37 cm 32 (iii) dkayu bulat = ( ) dkayu bulat = ( ) dkayu bulat = ( ) dkayu bulat = cm ~ 40 cm ii. Diameter ukur (sebenarnya) dan diameter hitung telah diketahui seperti yang tertera dalam Tabel 9. Tentukan diameter kayu bulat secara sekaligus! Tabel 9. Contoh diameter ukur dan perhitungannya. Pengukuran Sebenarnya (cm) Pengukuran Perhitungan (cm) d1 = 97,6 d1 = 97 d2 = 102,9 d2 = 102 d3 = 93,2 d3 = 93 d4 = 96,0 d4 = 96 dkayu bulat = ( ( )) ( ( )) dkayu bulat = ( ( )) ( ( )) dkayu bulat = ( ( )) ( ( )) dkayu bulat = ( ) ~ dkayu bulat = ( ) dkayu bulat = ( ) dkayu bulat = 33 (c) Volume (Isi) : didasarkan pada sistem Brereton metrik (actual volume = true volume) Rumus : I = 0,7854 x D2 x L Keterangan : I = isi kayu bulat (m3) . L = panjang kayu bulat (m). D = diameter kayu bulat (m). 0,7854 = x π = π x 3,1416 Perlu diingat! Isi kayu bulat Indonesia ditetapkan berdasarkan rumus Brereton Metrik yang menghitung isi sebenarnya kayu bulat atas dasar silinder khayal. Contoh perhitungan volume. Diketahui diameter pangkal bontos (dp), d1 = 43 cm ; d2 = 46 cm dan diameter ujung bontos (du), d3 = 36 cm ; d4 = 39 cm. Panjang batang 10 meter. Hitung volume kayu bulat! dkayu bulat = ( ( )) ( ( )) dkayu bulat = ( ( )) ( ( )) dkayu bulat = ( ( )) ( ( )) dkayu bulat = ( ) ~ dkayu bulat = ( ) dkayu bulat = ( ) 34 dkayu bulat = Maka, I = 0,7854 x ( ) x 10 m3 I = 1,26 m3 (2) SNI 1987 (Standar Nasional Indonesia 01-0187-1087) tentang Peraturan Pengukuran dan Tabel Isi Kayu Bulat Rimba. Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengacu pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan no.2442/A-2/DD/1970. (3) SNI 2000 (SNI 01-5007.3-2000) merevisi SNI 01-0190-1987. Awalnya merupakan Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No. 99/Kpts/DJ/I/1975, tentang Petunjuk Teknis Pengujian Kayu Bundar Rimba. (Perevisi : Pusat Standardisasi dan Lingkungan Kehutanan dan Perkebunan) c. Volume Kayu Rebah. A. Penentuan rumusan volume didasarkan pada pendekatan volume benda putar dan pendekatan rumus volume itu sendiri. (1) Pendekatan volume benda putar. Volume benda putar didekati dengan irisan silinder dan rataan luasan bontos. Gambar 1. Penyesuaian volume berdasarkan irisan silinder Sumber : Asy’ari dkk. (2012) 35 Vis = π y2 dx Vis = π c { (q + 1/2 p) + x }r dengan, Vis = volume irisan silinder. dx = lebar irisan silinder. π y2 = luas penampang lintang. Memperhatikan volume irisan ternyata bahwa : i. Rumusan volume benda putar sesuai bentuk dan nilai r ii. Rumusan volume benda putar secara matematis Tabel 10. Rumusan volume benda-benda putar sesuai bentuk dan nilai r. Bentuk Benda r Rumus Volume BP Sempurna Frustum Silinder 0 Π ⊂ p Π ⊂ p Parabola 1 Π ⊂ p2 Π ⊂ p (q + ⁄p) Kerucut 2 Π ⊂ p3 Π ⊂ p {(q + ⁄ p)2 + ⁄p2} Neiloid 3 Π ⊂ p4 Π ⊂ p (q + ⁄p) {(q + ⁄p) + ⁄p2} Sumber : Asy’ari dkk. (2012) dengan, c = konstanta. q = panjang potongan benda putar sempurna dari puncak. p = panjang frustrum. r = koefisien korelasi. 36 Tabel 11. Rumusan volume benda-benda putar secara matematis. Sumber : Asy’ari dkk. (2012) Gambar 2. Penyesuaian volume berdasarkan rataan luas bidang dasar Sumber : Asy’ari dkk. (2012) {( ) ( ) ( ) } {( ) ( ) ( ) } 37 Kedua volume tersebut (frustum dan benda putar sempurna) ternyata menimbulkan bias volume yang berlainan. { ( ) ( ) } ( ) { ( ) ( ) } ( ) Tabel 12. Bias volume. Sumber : Asy’ari dkk. (2012) (2) Pendekatan rumus volume. Pendekatan ini didasarkan pada rumusan volume pohon didekati/dipersamakan dengan rumusan volume kerucut atau volume siinder. Vkerucut Vkerucut Vkerucut ( ) Vkerucut ( ) 38 dan, Vsilinder Vsilinder Vsilinder ( ) Vsilinder ( ) Kedua rumusan tersebut dapat ditelaah sebagai berikut! Misal diameter alas kerucut sama dengan diameter silinder yaitu 30 cm. Tinggi kerucut sama dengan tinggi silinder 15 meter. Maka hasil perhitungannya adalah : Untuk Vkerucut, Vkerucut Vkerucut Vkerucut Untuk Vsilinder, Vsilinder Vsilinder Vsilinder bila diperhatikan kedua volume tersebut ternyata memiliki perbandingan Vkerucut : Vsilinder = 1 : 3 Next >