< Previous 59 Berarti panjang seksi 1 masih kurang sepanjang 1 - (34 + 12) cm = 54 cm. Tambahkan 54 cm setelah batas atas trimming. Gambar 11. Batas atas batas bawah bontos Sumber : Asy’ari dkk. (2012) 3) Selanjutnya ukur tiap 1 meter dan ternyata ada kelebihan sepanjang 40 cm. Berarti ditambahkan ke seksi terakhir untuk menjadi 1 seksi. Setelah dihitung diperoleh 12 seksi yang terdiri dari 11 seksi berukuran 1 meter dan sisanya sepanjang 1,4 meter. Jadi panjang batang adalah (1 x 11) + 1,4 m = 12,4 m. 4) Ukur diameter tiap seksi (pangkal dan ujung). Masukkan dalam daftar! Di = ( ) Seksi 1 : D = ( ) m = 35,2 m Seksi 2 : D = ( ) m = 32,2 m Seksi 3 : D = ( ) m = 29,6 m 60 Seksi 4 : D = ( ) m = 26,9 m Seksi 5 : D = ( ) m = 25,0 m Seksi 6 : D = ( ) m = 24,3 m Seksi 7 : D = ( ) m = 23,5 m Seksi 8 : D = ( ) m = 22,9 m Seksi 9 : D = ( ) m = 22,3 m Seksi 10 : D = ( ) m = 21,7 m Seksi 11 : D = ( ) m = 21,1 m Seksi 12 : D = ( ) m = 20,6 m 5) Lbds tiap seksi dihitung dengan rumus : Lbds = . D2 (m2) Seksi 1 : Lbds = . 35,22 m2 = 0,0971 m2 Seksi 2 : Lbds = . 32,22 m2 = 0,0812 m2 Seksi 3 : Lbds = . 29,62 m2 = 0,0686 m2 Seksi 4 : Lbds = . 26,92 m2 = 0,0569 m2 Seksi 5 : Lbds = . 25,02 m2 = 0,0491 m2 61 Seksi 6 : Lbds = . 24,32 m2 = 0,0462 m2 Seksi 7 : Lbds = . 23,52 m2 = 0,0434 m2 Seksi 8 : Lbds = . 22,92 m2 = 0,0412 m2 Seksi 9 : Lbds = . 22,32 m2 = 0,0389 m2 Seksi 10 : Lbds = . 21,72 m2 = 0,0368 m2 Seksi 11 : Lbds = . 21,12 m2 = 0,0350 m2 Seksi 12 : Lbds = . 20,62 m2 = 0,0333 m2 6) Volume pohon yang didasarkan pada volume seksi : Volume tiap seksi : Vseksi = Lbds x Pseksi Seksi 1 : Vseksi = 0,0971 m2 x 0,46 m = 0,04 m3 Seksi 2 : Vseksi = 0,0812 m2 x 1,0 m = 0,08 m3 Seksi 3 : Vseksi = 0,0686 m2 x 1,0 m = 0,07 m3 Seksi 4: Vseksi = 0,0569 m2 x 1,0 m = 0,05 m3 Seksi 5 : Vseksi = 0,0491 m2 x 1,0 m = 0,05 m3 Seksi 6 : Vseksi = 0,0462 m2 x 1,0 m = 0,05 m3 Seksi 7 : Vseksi = 0,0434 m2 x 1,0 m = 0,04 m3 Seksi 8 : Vseksi = 0,0412 m2 x 1,0 m = 0,04 m3 62 Seksi 9 : Vseksi = 0,0389 m2 x 1,0 m = 0,04 m3 Seksi 10 : Vseksi = 0,0368 m2 x 1,0 m = 0,04 m3 Seksi 11 : Vseksi = 0,0350 m2 x 1,0 m = 0,03 m3 Seksi 12 : Vseksi = 0,0333 m2 x 1,4 m = 0,05 m3 Volume pohon : Vpohon = Vss (Volume seluruh seksi) Vpohon = V1 + V2 + V3 + ………… + V11 + V12 Vpohon = (0,04 + 0,08 + + 0,03 + 0,05) m3 = 0,59 m3 Rangkuman pengukuran dan hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 18. Tabel 18. Daftar hasil pengukuran dan perhitungan volume tanpa penandaan. Seksi P.seksi ( m ) Diameter (cm) Lbds (m2 ) Volume (m3) Ket. p/u Rata2 12 1,4 20,4 20,6 0,0333 0,05 d11/d12 11 1 20,8 21,1 0,0350 0,03 d10/d11 10 1 21,4 21,7 0,0368 0,04 d9/d10 9 1 21,9 22,3 0,0389 0,04 d8/d9 8 1 22,6 22,9 0,0412 0,04 d7/d8 7 1 23,2 23,5 0,0434 0,04 d6/d7 6 1 23,8 24,3 0,0462 0,05 d5/d6 5 1 24,7 25,0 0,0491 0,05 d4/d5 4 1 25,3 26,9 0,0569 0,06 d3/d4 3 1 28,5 29,6 0,0686 0,07 d2/d3 2 1 30,6 32,2 0,0812 0,08 d1/d2 1 0,46 33,7 35,2 0,0971 0,04 d0/d1 0 36,6 d0 = pkl btg Jumlah 11,86 - - - 0,59 Sumber : Asy’ari dkk. (2012) 63 Catatan! Perhitungan volume pohon hasil pengukuran diameter setinggi 130 cm (33,6 cm) dan tinggi pohon 12 meter diperoleh : Vpohon = . 33,62 . 12 x 0,7 Vpohon = 0,75 m3 (3) Cara Optis (Spiegel Relaskop) A. Persiapan a. Buat daftar pengukuran dan perhitungan seperti pada Tabel 19. Tabel 19. Daftar pengukuran dan perhitungan. Seksi Tinggi (m) Sdt bidik Bacaan Bar Dia- (cm) Lbds (m2) Vol. (m3) Bdt Td σ° p% nF nQ p/u Rata2 Sumber : Asy’ari dkk. (2012) b. Sepakati panjang (kenaikan tinggi) tiap seksi (1 meter untuk jenis hutan tanaman atau 2 meter untuk jenis hutan rimba). Misal sepanjang ps meter. c. Ukur tinggi mata (Tm) dalam meter (= Bdm = 0). d. Ukur tinggi pohon hingga ketinggian tertentu atau yang diinginkan (t meter) dan ukur jarak (Jd) antara si pengukur terhadap pohon (meter). e. Hitung : ketinggian letak diameter dari Bdt untuk tiap seksi, termasuk ketinggian letak diameter setinggi 1,30 m. Bdt : 0, p, 2p, 3p , ………s/d, (n-1)p, np m jarak titik bidik dari BDm sesuai panjang seksi (Td), termasuk bidikan setinggi 1,30 m. 64 Td : (0 – Bdm) ; (p – Bdm) ; (2p – Bdm) ; (3p – Bdm);…….s/d ; {(n-1)p – Bdm} ; (np – Bdm) hitung sudut bidik (Sb) sesuai dengan Td Sd = (Td/Jd) x Q ; φ = 450 atau 100% f. Buat ilustrasi pengukuran, sesuai isian dalam daftar. Gambar 12. Ilustrasi pengukuran tinggi dengan spiegel Sumber : Asy’ari dkk. (2012) B. Pelaksanaan a. Dengan jarak ukur (Jd) yang telah ditentukan, bidik batang pohon tiap kenaikan 1 meter sesuai dengan sudut bidik (derajat atau persen). b. Bersamaan dengan pembacaan sudut bidik, langsung baca bar (nF dan nQ) untuk diameter pangkal dan ujung tiap seksi. c. Perhitungan a. Hitung diameter pangkal dan ujung tiap seksi, kemudian rataannya tiap seksi. ( ) *( ) + 65 ( ) b. Hitung Lbds tiap seksi Lbds = ( ) D dalam satuan cm c. Hitung volume tiap seksi (Vs), kemudian volume pohon merupakan penjumlahan volume seluruh seksi (Vss). Vseksi = Lbds x ps m3 V pohon = ∑ ( ) = VSS (volume seluruh seksi) Penentuan Volume pohon berdiri secara optis 1) Persiapan a. Buat daftar pengukuran dan perhitungan b. Panjang seksi yang disepakati 1 meter, karena termasuk jenis hutan tanaman. c. Tinggi mata (Tm) si pengukur setinggi 1,4 m. d. Tinggi pohon 11,3 m dengan ukur jarak (Jd) sejauh 10 m. 66 e. Perhitungan : tentukan letak diameter dari Bdt (tiap kenaikan 1 m) : 0, 1, 1,3, 2, 3, 4, ...s/d,,,, 9, 10, 11,3 m. jarak titik bidik dari BDm (Td) : (0 – 1,4) = -1,4; (1 – 1,4) = -0,4; (1,3 – 1,4) = -0,1; (2 – 1,4) = 0,6; ...s/d... ; (9 – 1,4) = 7,6); (10 – 1,4) = 8,6; (11,3 – 1,4) = 9,9 m. sudut bidik (sebagai contoh ditampilkan kedua Sb) (a) Arah bidik ke pangkal batang (0 meter dari Bdt atau 1,4 meter di bawah Bdm atau -1,4 m dari Bdm) ((-1,4)/10) x 450 = -6,30 atau ((-1,4)/10) x 100% = -14% (b) Arah bidik 1 meter di atas pangkal batang (berarti berjarak 0,4 m di bawah Bdm atau -0,4 dari Bdm) ((-0,4)/10) x 450 = -1,80 atau ((-0,4)/10) x 100% = -4% (c) Arah bidik 1,3 meter di atas pangkal batang (berarti berjarak 0,1 m di bawah Bdm atau -0,1 m dari Bdm) ((-0,1)/10) x 450 = -0,450 atau ((-0,1)/10) x 100% = -1% (d) Arah bidik 2 meter di atas pangkal batang (berarti berjarak 0,6 m di atas Bdm atau 0,6 m dari Bdm) ((0,6)/10) x 450 = 2,70 atau ((0,6)/10) x 100% = 6% Ket. : — = tanda negatip menunjukkan berada di bawah Bdm 67 (e) Arah bidik 3 meter di atas pangkal batang (berarti berjarak 1,6 m di atas Bdm atau 1,6 m dari Bdm) ((1,6)/10) x 450 = 7,20 atau ((1,6)/10) x 100% = 16% (f) Dan seterusnya (g) Arah bidik 11,3 meter di atas pangkal batang (berarti berjarak 9,9 m di atas Bdm atau 9,9 m dari Bdm) ((9,9)/10) x 450 = 44,550 atau ((9,9)/10) x 100% = 99% Tabel 20. Hasil pengukuran dalam tahap persiapan. Seksi Tinggi (m) Sdt bidik Bacaan Bar Dia- (cm) Lbds (m2) Vol. (m3) Bdt Td σ° p% nF nQ p/u Rata2 11 11,3 9,9 44,6 99 10 10 8,6 38,7 86 9 9 7,6 34,2 76 8 8 6,6 29,7 66 7 7 5,6 25,2 56 6 6 4,6 20,7 46 5 5 3,6 16,2 36 4 4 2,6 11,7 26 3 3 1,6 7,2 16 2 2 0,6 2,7 6 Bdm 1,4 0 Dsd* 1,3 -0,1 -0,45 -1 1 1 -0,4 -1,8 -4 Bdt 0 -1,4 -6,3 -14 *diikutsertakan hanya sebagai pembanding Sumber : Asy’ari dkk. (2012) 68 f. Ilustrasikan semua hasil ukuran dan perhitungan pada tahap persiapan. Gambar 13. Ilustrasi hasil ukur dan perhitungan pada tahap persiapan Sumber : Asy’ari dkk. (2012) 2)Pelaksanaan Bidik batang pohon tiap kenaikan 1 meter sesuai dengan besaran satuan bidik Sb dan langsung baca bar (nF dan nQ). 0 m (pada Bdt) ; -6,3o atau -14% ; Bar : 1 dan 2,1 1 m di atas Bdt ; -1,8o atau -4% ; Bar : 1 dan 1,4 1,3 di atas Bdt ; -0,45o atau -1% ; Bar : 1 dan 1,3 2 m di atas Bdt ; -2,7o atau -6% ; Bar : 1 dan 1,2 3 m di atas Bdt ; -7,2o atau -16% ; Bar : 1 dan 1,0 ………………… dan seterusnya …………………………… 11,3 m di atas Bdt ; 44,6% atau 99% ; Bar : 0 dan 1,8 Masukkan bacaan bar (kotak merah) ke dalam daftar. Next >