< Previous92 Lembar Catatan Lapangan Inventarisasi Satwa Metode Transek Inventarisasi Satwa : Nama Pencatat : Transek : Nomor : Panjang : Arah : Titik Ikat : Lokasi : No. Titik/ Jenis Satwa Waktu Jumpa Jarak (M) Jumlah Satwa Kelas Umur Satwa Keterangan Dewasa Muda Anak Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina 3) Metode Perangkap/Trappring Pada dasarnya metode ini digunakan untuk mamalia ukuran kecil. Perangkap dipasang secara purposive pada habitat tertentu yang diduga terdapat mamalia kecil. Berikut contoh perangkap yang digunakan pada metode ini. Perangkap yang digunakan adalah life trap sehingga satwa yang di dapat tidak mati. Contoh metode perangkap sebagaimana Gambar 5. 4) Metode Pengamatan Terkonsentrasi Tahapan kerjanya adalah sebagai berikut : a) Lakukan observasi lapangan atau menanyakan kepada petugas tentang jenis-jenis satwa liar yang sering dijumpai, dikumpulkan dalam suatu tempat. b) Menentukan titik-titik pengamatan 93 c) Menentukan waktu awal dan berakhirnya pengamatan d) Menentukan luas cakupan area pengamatan untuk menduga daya tampung area e) Mencatat kondisi umum area konsentrasi, seperti vegetasi, sumber air, sumber pakan. 5) Metode Rapid Survey (Survei Secara Cepat) Metode Rapid Survey adalah metode yang digunakan untuk menginventarisasi flora dan fauna secara bersama-sama dengan cepat. Tahapan kerjanya adalah sebagai berikut : a) Buatlah titik ikat sebagai awal pengamatan menggunakan GPS untuk mengetahui posisi awal. b) Berjalan dari posisi awal selama 10 menit dan buatlah titik pengamat berikutnya dan demikian seterusnya. c) Untuk pengamatan satwa digunakan metode Haynes dengan line transek dengan mengamati setiap satwa yang dijumpai pada sepanjang jalur dari titik awal sampai ke titik akhir pangamatan. d) Setiap fauna yang dijumpai pada titik point dan sepanjang jalur di catat pada tally sheet e) Ukur panjang transek dengan alat GPS f) Ukur luas area pengamatan untuk luasan 1 Ha g) Hitung populasi satwa dengan menggunakan metode Haynes 6) Metode IPA (Index Point of Aboudance) Tahapan kerjanya adalah sebagai berikut : a) Pengamatan dilakukan pada jenis burung (pagi hari dan sore hari) b) Pengamatan dilakukan setiap interval 5 menit selama 1 jam c) Catat jenis burung yang terlihat secara langsung dan tidak langsung (suara) tiap interval 5 menit di setiap stasiun pengamatan 94 d) Hitung frekuensi, kelimpahan jenis untuk satwa burung dengan metode IPA dan buat grafik aktivitas burung berdasarkan interval waktu Lembar Catatan Lapangan Inventarisasi Satwa Metode IPA (Tabel 8.) Periode Pencatatan : 20 (Duapuluh Menit) ke…..( ) Waktu Mulai Periode : Waktu Akhir Periode : No. Spesies Yang Diamati Interval Pengamatan (Menit) 0 – 5 5 - 10 10 – 15 15 - 20 1 2 3 4 5 Dst o. Unit-Unit Pengamatan Inventarisasi Fauna Inventarisasi fauna diperlukan unit-unit pengamatan sesuai dengan metode inventarisasi fauna yang digunakan. Unit-unit pengamatan ini merupakan tempat/ stasiun pengamatan yang dipergunakan selama kegiatan pengamatan fauna. Ada beberapa macam unit-unit pengamatan, antara lain: 1) Tempat dimana ditemukannya sarang 2) Tempat berkubang, mencari makan dan istirahat 3) Jalur sepanjang pengamatan sejauh mata memandang 4) Sample plot (plot contoh) tergantung ukuran yang telah ditetapkan. Contoh gambar unit-unit pengamatan satwa bisa dilihat pada pembahasan sebelumnya, untuk Gambar 1. (metode penghalauan), Gambar 2. (metode 95 persimpangan), Gambar 3. (metode transek jalur), Gambar 4. (metode transek garis), Gambar 5. (metode perangkap). p. Data Fauna yang Dikumpulkan 1) Metode Transek Jalur (Strip Transect) Berikut data fauna yang harus dikumpulkan untuk metode ini adalah : a) Jenis satwa yang ditemukan b) Jumlah individu c) Jenis kelamin d) Jumlah individu berdasarkan kelas umur (dewasa, remaja, anak-anak) e) Plotkan posisi satwa pada peta sederhana (gunakan milimeter block) f) Waktu jumpa (jam, menit), ciri soliter/kelompok, perjumpaan langsung atau tidak langsung. 2) Metode Transek Garis (Line Transect) Berikut data fauna yang dikumpulkan untuk metode ini adalah : a) Jumlah individu b) Jenis kelamin (sejauh dapat dikenalin) c) Jumlah individu berdasarkan jumlah kelamin (sejauh dapat dikenalin) d) Jumlah individu berdasarkan kelas umur (bayi, anak, muda, dewasa, tua) e) Jarak antara pengamat ke satwa yang teridentifikasi f) Sudut kontak antara posisi satwa dengan jalur pengamatan g) Waktu diketemukannya jenis satwa liar (jam, menit) 96 3) Metode Perangkap (Trapping) Untuk metode ini untuk mamalia kecil di lantai hutan, apabila susah diidentifikasi, maka diawetkan saja supaya mudah diidentifikasi oleh pihak yang lebih ahli (LIPI) 4) Metode Pengamatan Terkonsentrasi (Consentration Count) Berikut data fauna yang dikumpulkan untuk metode ini adalah : a) Nama jenis b) Jumlah individu c) Struktur sosial (jika ada) d) Jenis kelamin e) Luasan lokasi pengamatan untuk menduga kepadatan populasi 5) Rapid Survey / Rapid Assesssment / Pengamatan secara cepat Berikut data fauna yang dikumpulkan untuk metode ini adalah : a) Jenis-jenis mamalia b) Wawancara kepada masyarakat sekitar (mengenai keberadaan dan jenis-jenis mamalia di lokasi pengamatan) c) Studi literatur (mengenai keberadaan satwa di lokasi pengamatan) d) Analisis vegetasi (akan membantu keberadaan jenis satwa di lokasi pengamatan dengan terlihatnya sumber makanan, aktifitas hidup, dan tempat tinggal) e) Pembuatan jejak satwa liar (jejak kaki, bekas cakaran,bekas kubangan, bekas rambut/bulu) q. Data Habitat yang Dikumpulkan Habitat adalah suatu tempat dimana organisme atau individu dapat ditemukan. Suatu habitat merupakan hasil interaksi antara beberapa komponen fisik, yang terdiri atas : air, tanah, topografi, iklim, serta komponen biologis yang terdiri atas manusia, satwa dan vegetasi Napier 97 dan Napier (1985). Sebagai contoh jenis Primata dapat ditemukan dalam 3 tipe besar komunitas vegetasi, yaitu pada hutan tropis, padang rumput tropis, dan daerah peralihan antara dua tipe ekosistem dan biasanya berupa savana berhutan. Hutan tropis termasuk di dalamnya hutan primer dan hutan sekunder, rawa, hutan mangrove, hutan pegunungan dan hutan musim. Habitat yang biasa ditemukan untuk metode perangkap (trapping)adalah cerukan gua, lubang dipohon, bekas lubang ditanah, bekas sampah (lokasi) dan sebagainya. Untuk metode pengamatan terkonsentrasi habitat yang biasa dijumpai seperti tempat berkubang, tempat minum, merumput dan sebagainya. r. Pengolahan Data Inventarisasi Fauna Data dari lapangan diperoleh dengan mencatatkan pada tally sheet sesuai dengan metode inventarisasi fauna yang digunakan. Data yang diperoleh tersebut harus diolah sehingga mendapatkan hasil laporan inventarisasi fauna yang diinginkan. Rumus-rumus berikut ini digunakan untuk menghitung pendugaan populasi inventarisasi fauna, yaitu : 1) Metode King Sensus Metode ini menggunakan transek dan dapat dipakai untuk inventarisasi primata, burung dan satwa besar. Perhitungan populasi dapat digunakan rumus : Keterangan : P = Populasi A = Luas sampel X = Panjang jarak Z = Jumlah satwa terlihat D = Jarak satwa Y = Jarak proyeksi 98 2) Metode Haynes Metode ini merupakan modifikasi dari metode King’s. Dugaan populasi satwa dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan : P = Populasi A = Luas area pengamatan X = Panjang transek D1-Dn = Interval jarak satwa N1-Nn = Jumlah satwa terliha pada setiap interval 3) Metode Penghitungan Melalui Suara Termasuk teknik tidak langsung yang perlu dicatat dalam pelaksanaan metode ini adalah jumlah dari kelompok suara, arah suara dan perkiraan jarak. Taksiran populasinya adalah : P = A : B x C : D x E Keterangan : A = Luas areal pengamatan B = Luas areal berbentuk lingkaran C = Jumlah malam di mana terdengar auman D = Jumlah total malam di lapangan E = Jumlah gerombolan rata-rata P = Jumlah populasi 99 4) Metode Penghitungan Melalui Jumlah Sarang Sarang dihitung sepanjang garis transek yang dilalui (kanan dan kiri). Semua sarang dicatat jaraknya dari garis transek. Kepadatan sarang dihitung dengan menggunakan rumus : Da = dn : a x t Keterangan : Da = Kepadatan satwa per km Dn = Rata-rata kepadatan sarang per km a = Jumlah sarang per individu per hari t = Waktu atau hari sarang mampu ditempati 5) Penghitungan Melalui Jejak: Termasuk teknik sensus tidak langsung di sini petugas harus mengetahui tipe-tipe jejak, lama atau jejak baru. Kepadatan satwa dihitung dengan rumus berikut : N = t : 2D per Km. Keterangan : T = Jumlah jejak D = Diameter 6) Penghitungan Melalui Kotoran (pellet count) Perhitungan ini bisa dilihat dari Rumus : P = A x p : tda Kerangan : P = Populasi t = Waktu (30 – 40 hari) A = Luas areal (total) d = Jumlah kotoran per hari p = Jumlah kotoran (total) a = Luas petak ukur (10 – 100 km) 100 7) Metode Penangkapan Ulang (Capture Recapture) Metoda ini dilakukan dengan menangkap satwa dalam keadaan hidup dan setelah ditandai dilepas kembali. Rumus Peterson : M : N = m : n. N = M x n M Keterangan : M = Jumlah yang ditandai N = Jumlah seluruh populasi m = Jumlah yang tertangkap bertanda N = Jumlah satwa bertanda bertangkap kembali 8) Metode IPA (Index Point of Aboudance) Rumus yang digunakan dalam pengolahan data metode IPA : Frekuensi Jenis = jumlah ditemukannya satwa di stasiun pengamatan Jumlah stasiun pengamatan Frekuensi Relatif (FR) = frekuensi suatu jenis x 100 % Jumlah frekuensi seluruh jenis Kelimpahan jenis = jumlah individu spesies ditemukan Luas unit pengamatan Kelimpahan Relatif (KR) = kelimpahan suatu jenis x 100 % Kelimpahan seluruh jenis Nilai Penting (NP) = FR + KR Langkah-langkah dalam pengolahan data Metode IPA, yaitu : a) Kalkulasikan jumlah individu di setiap stasiun untuk tiap spesies tanpa memperhatikan interval waktu 5 menit (pagi dan sore) ! b) Hitung jumlah stasiun ! c) Jumlah Stasiun IPA : 2 (dua) yaitu Stasiun A dan Stasiun B 101 d) Hitung FR (Frekuensi Jenis) ! e) Hitung KR (Kelimpahan Jenis) ! f) Hitunglah Nilai Penting (NP = FR + KR) g) Gambarlah grafik pengamatan burung Berikut contoh pengolahan data inventarisasi fauna dengan metode IPA yang dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Data ini diambil pada stasiun pengamatan periode pagi dan periode sore dengan luas area pengamatan = 3.14 x 25 m x 25 m x jumlah stasiun/10.000 m2 Tabel 17. Data Pengamatan Burung Periode Pagi Hari (P1) dan Sore Hari (P2) Stasiun A No Jenis Burung Ditemui Pengamatan Ke Jumlah Keterangan P1 P2 1 Gelatik 2 0 2 2 Kacamata Gunung 1 0 1 3 Sriti 2 3 5 4 Alcedo 0 1 1 5 Perkutut 0 1 1 Tabel 18. Data Pengamatan Burung Periode Pagi Hari (P1) dan Sore Hari (P2) Stasiun A No Jenis Burung Ditemui Pengamatan Ke Jumlah Keterangan P1 P2 1 Burung Tikus 2 0 2 2 Kipas 1 0 1 3 Sriti 33 48 81 4 Elang 0 1 1 5 Prenjak 0 2 2 Data dari stasiun pengamatan A dan B selanjutnya dibuat dalam satu tabel , seperti pada Tabel 17. Next >