< Previous 101 2 (dua) orang pembuat rintisan. 2 (dua) orang pengenal pohon merangkap sebagai pembantu dalam pencacahan dan pengukuran pohon. 2 (dua) orang penanda pohon merangkap sebagai pembantu dalam pengukuran pohon. 2 (dua) orang pemegang tali merangkap sebagai pembantu dalam membuat rintisan. 1 (satu) orang pembantu umum (juru masak). 6) Pelaksanaan kegiatan lapangan a) Mencari titik nol dan titik ikatan. Mencari titik ikatan berdasarkan data dari peta bagan kerja. Mencari titik nol dari blok/petak kerja tahunan yang akan diinventarisasi berupa salah satu pal batas dari blok/petak kerja tahunan yang bersangkutan yang telah ditetapkan dan tergambarkan pada peta bagan kerja. b) Memasang patok-patok bantu pada sumbu utama dan jalur ukur. Mengukur arah/azimuth dan jarak sepanjang sumbu jalur utama. Pengukuran jarak dilakukan setiap 20 m. Sumbu utama dipilih dari salah satu sisi petak kerja tahunan yang akan diinventarisasi dan berupa alur batas kerja tahunan yang dibuat pada waktu penataan. Memasang patok-patok bantu pada sumbu utama dengan patok dari batang kayu kecil (bukan dari jenis komersial atau jenis pohon yang dilindungi dan berdiameter lebih kurang 5 cm). Bagian atasnya dikuliti dan di cat merah serta diberi tanda petak kerja tahunan (lebih kurang 100 ha) yang terdapat lebih kurang 50 jalur (pada petak kerja berbentuk bujur sangkar terdapat 50 jalur). Tinggi patok bantu yang dapat dilihat kurang lebih 1,30 m. Patok-patok bantu ini diletakkan berurutan setiap jarak 20 m. 102 Mengukur arah/azimuth dan jarak sepanjang jalur ukur yang posisinya tegak lurus sumbu utama. Pengukuran jarak dilakukan pada setiap 100 m (1 Hm). Memasang patok bantu dengan jarak 20 m pada jalur ukur setiap 1 Hm dari batang kayu kecil (bukan dari jenis kayu komersial atau jenis pohon yang dilindungi dan berdiameter lebih kurang 5 cm). Bagian atasnya dikuliti serta di cat merah dan diberi nomor unit pengukuran (dari 0 — 50 jika panjang jalur 1 km). Tinggi patok bantu yang dapat mudah dilihat lebih kurang 1,30 m. c) Pencacahan jenis, pengukuran dan penandaan pohon. Mencacah dan mencatat jenis serta mengukur diameter pohon calon pohon inti pada tiap petak ukur 20 m x 20 m sepanjang jalur ukur. Mencacah jenis, mengukur diameter dan tinggi batang bebas cabang calon pohon yang akan ditebang. Mencacah jenis dan mengukur diameter serta memberi tanda pohonpohon yang termasuk jenis dilindungi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Menetapkan/menunjuk dan memberi tanda serta menomori pohon inti dan pohon yang akan ditebang. Mencatat dan memetakan pohon-pohon yang dicacah dan diukur dalam lembar data dan kertas milimeter yang telah disediakan. d) Pengumpulan data dan informasi keadaan lapangan. Mengukur dan mencatat serta menggambarkan kondisi lapangan dari setiap petak ukur sepanjang jalur ukur dalam lembar data yang telah disediakan. Menggambarkan sungai/anak sungai yang ada dalam tiap petak ukur sepanjang jalur ukur pada lembar data yang telah disediakan. 103 Mencatat data keadaan lapangan lainnya yang dianggap perlu dalam setiap petak ukur sepanjang jalur ukur pada lembar data yang telah disediakan, misalnya adanya mata air dan keadaan khusus lainnya. e) Pengolahan dan analisis data. Perhitungan potensi tegakan. Perhitungan isi pohon: o Perhitungan isi pohon dilakukan terhadap pohon-pohon yang akan ditebang. Volume pohon dihitung dengan menggunakan tabel volume/tarif. Jenis-jenis pohon yang belum tersedia dalam tabel volume/tarif, volume pohon dihitung dengan menggunakan angka bentuk 0,6. o Perhitungan potensi pohon yang akan ditebang dengan pengelompokan pohon menurut nama perdagangan dan kelas diameter, untuk petak kerja tahunan dan kemudian direkapitulasi untuk seluruh blok kerja tahunan yang bersangkutan. f) Pembuatan peta. Letak pohon inti, pohon yang akan ditebang dan pohon yang dilindungi dipetakan dalam peta letak pohon skala 1 : 1.000. Peta tersebut terdapat pohon inti, pohon yang akan ditebang dan pohon yang akan dilindungi dibedakan dengan tanda sebagai berikut: o Pohon inti : berupa lingkaran (0) dan diberi nomor. o Pohon yang akan ditebang : tanda silang (X) dilingkari dan diberi nomor. o Pohon yang dilindungi : tanda segitiga (A) dan diberi nomor. 104 g) Data dan informasi keadaan lapangan dibuat peta konfigurasi lapangan dari blok kerja tahunan dengan skala 1 : 10.000. Pada peta tersebut digambarkan sungai/anak sungai dan lokasi-lokasi yang mempunyai sifat khusus. Pelaporan. o Laporan hasil kegiatan ITSP pada blok kerja tahunan disampaikan paling lambat 1 tahun sebelum pelaksanaan penebangan (Et — 1) kepada: Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Daerah Tingkat 1. Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan (tembusan). Isi laporan tersebut, meliputi: o Pendahuluan. o Rencana Kegiatan ITSP (sesuai dengan RKT). o Realisasi Kegiatan ITSP (mencakup tahapan kegiatan, lokasi kegiatan, keberadaan pohon inti dan pohon yang akan ditebang, pohon yang dilindungi serta potensi tegakannya). o Lampiran-lampiran berupa peta kerja skala 1 : 20.000, peta pohon (semua petak kerja tahunan) skala 1 : 1.000 dan peta konfigurasi lapangan (blok kerja tahunan) skala 1 : 10.000. j. Pelasanaan Inventariasai Pohon Hutan Alam Data inventarisasi pohon hutan alam , apa saja yang perlu anda ambil?, apakah cukup data kayu yang sudah siap untuk ditebang atau semua data yang mendukung dengan kegiatan pengusahaan hutan. Agar lebih paham mari kita pelajari, tentang pengambilan data inventarisasi hutan. 105 1) Kondisi Tegakan a) Tingkat pancang Data yang ada digunakan untuk mengetahui luas kawasan yang berisi pancang. Luas ini didekati dengan menggunakan proporsi jumlah plot-plot sampel yang berisi pancang terhadap jumlah seluruh plot sampel. Teknik menggunakan pemetaan topografi, juga dapat diperoleh gambaran kasar tentang posisi-posisi kawasan yang berisi permudaan tingkat pancang. Jumlah absolut Permudaan tingkat pancang, tidak dibutuhkan mengingat bahwa dinamika mortalitasnya masih tinggi. b) Tingkat tiang Data tingkat tiang dapat digunakan untuk mengetahui kerapatan pohon berdasarkan kelompok jenis dan distribusi kualitas tajuk pohon tingkat tiang. Kerapatan pohon tingkat tiang kemudian di kelompokkan dalam kelas-kelas kerapatan yang berjumlah antara 5 sampai 6 kelas. Penggabungan data posisi dan kelas kerapatan ini akan menghasilkan peta kerapatan tiang. Kombinasi peta kerapatan dengan data kualitas tajuk akan sangat bermanfaat sebagai pertimbangan dalam pemberian perlakuan silvikultur pada tegakan, misalnya penjarangan untuk memacu pertumbuhan tiang. c) Tingkat pohon kecil Data yang diperoleh dari inventarisasi ini akan dapat digunakan untuk mengetahui berbagai hal. Analisis data dinyatakan dalam bentuk gambar atau tabel berdasarkan kelompok jenis dan kelas diameter. Informasi yang dihasilkan (berdasarkan kelompok jenis dan kelas diameter) adalah: 106 Kerapatan pohon kecil; Distribusi spasial volume; Struktur vertikal tegakan (dari distribusi tinggi total dan tinggi bebas cabang serta kurva tinggi); Kualitas tajuk tegakan; Distribusi cacat batang; Kerapatan pohon kecil dan distribusi volume digunakan untuk pertimbangan pemeliharaan tegakan dan proyeksi produksi. Distribusi spasial volume dibuat dengan mengelompokkan petak-petak tebang berdasarkan kelas volume. Banyaknya kelas volume ditentukan 5 – 6 kelas, interval kelas disesuaikan dengan nilai terkecil dan nilai terbesar volume yang ada. Struktur vertikal digunakan untuk memberi gambaran tentang site di kawasan yang bersangkutan. Kualitas tajuk diolah untuk memberikan gambaran tentang pertumbuhan tegakan, sedang distribusi cacat batang digunakan untuk mendeskripsikan kualitas kayu produksi di masa depan. d) Tingkat pohon besar Pada dasarnya informasi yang digali dari data pohon besar serupa dengan informasi dari pohon kecil. Analisis dinyatakan berdasarkan pengelompokkan jenis dan kelas diameter. Informasi tingkat pohon besar yang digali adalah : Kerapatan pohon; Distribusi spasial volume Struktur vertikal tegakan; Distribusi volume berdasarkan kelompok jenis dan kelas cacat; Distribusi volume kayu yang dapat dimanfaatkan. 107 3. Refleksi a. Diameter pohon adalah panjang garis antara dua titik pada garis lingkaran batang yang melalui titik pusat. Mengukur diameter artinya mengukur panjang garis antara dua titik pada garis lingkaran batang yang melalui titik pusat. b. Tinggi pohon merupakan jarak terpendek antara titik tertinggi dari pohon terhadap proyeksinya pada bidang datar, sedangkan panjang pohon dikategorikan sebagai jarak antara dua titik antara pangkal dengan ujung pohon yang diukur baik mengikuti garis lurus bagi pohon yang lurus maupun tidak diukur bagi pohon yang bentuknya tidak lurus. c. Alat ukur diameter dapat dikelompokkan berdasarkan cara kerja dan komponen alatnya, yaitu alat ukur diameter sederhana dan alat ukur diameter optik. Jenis-jenis alat ukur diameter sederhana yaitu Caliper, Garpu pohon, Pita diameter dan Biltmore Stick, sedangkan alat ukur diameter optik adalah Spiegel Relaskop. d. Berdasarkan cara kerjanya, alat ukur tinggi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu alat ukur sederhana dan alat ukur optik, dimana prinsip kerja alat ukur tinggi pohon tersebut didasarkan pada prinsip geometrik dan trigonometrik. e. Alat ukur tinggi pohon dengan prinsip geometrik dihitung berdasarkan persamaan segitiga sebangun. Beberapa jenis alat dengan prinsip geometri diantaranya walking stick dan Christen Meter. f. Alat ukur tinggi dengan prinsip trigonometri mengukur sudut lereng pada pembidikan ke pangkal dan puncak pohon terhadap bidang mendatar. Skala alat bisa ditentukan berdasarkan besarnya sudut,persen sudut, dalam bentuk tangens maupun dalam skala tinggi pohon. Beberapa jenis alat dengan prinsip trigonometrik diantaranya hagameter, clinometer, dan spiegel relaskop. 108 g. Bidang dasar dapat diartikan sebagai penampang lintang batang pohon. Alat Ukur Bidang Dasar Tegakan diantaranya adalah Bitterlich Stick dan Spiegel Relaskop. Mohon untuk mengisi lembar refleksi dibawah ini berdasarkan materi yang anda sudah pelajari a. Bagaimana kesan anda selama mengikuti pembelajaran ini? …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. b. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pelajaran ini ? …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. c. Apa yang akan anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran ini ? …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. d. Tuliskan secara ringkas apa yang anda pelajari pada kegiatan pembelajaran ini! …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. 109 4. Tugas a. Pada ketinggian berapakah diameter pohon diukur. Jelaskan secara singkat alasan penentuan ketinggian pohon!. b. Sebutkan dan jelaskan (jika perlu dengan bantuan gambar) alat ukur diameter batang dan diameter pohon!. c. Sebuah batang mempunyai diameter pangkal, tengah dan ujung masing--masing sebesar 50 cm, 40 cm, dan 30 cm. Jika diketahui panjang batang 10 meter, hitunglah volume batang termaksud dengan menggunakan Rumus Smallian, Huber, dan Newton! d. Menurut pendapat saudara, diantara ketiga hasil perhitungan pada no. c di atas manakah yang paling tepat? e. Dengan menggunakan hasil yang dimaksud pada soal No.c, hitunglah angka bentuk dari batang yang bersangkutan! f. Sebatang pohon mempunyai keliling pada ketinggian tertentu sebesar 110 cm. Berapakah diameter batang pada ketinggian termaksud? g. Apakah nama dari alat ukur tinggi pohon? Sebutkan pula beberapa alat ukur tinggi yang saudara ketahui! h. Mengacu pada prinsip-prinsip yang mendasari pengukuran tinggi pohon, bagaimanakah pohon yang condong atau miring seharusnya diukur? i. Buat kelompok kerja, untuk bisa mengisi tally sheet yang ada di bawah ini, kerjakan pada areal hutan yang ada disekitar sekolah anda. 110 Kelompok Hutan : ......................... Tanggal Pengamatan : ......................... Blok : ......................... Arah Jalur : ......................... Luas : ......................... Nama Regu : ......................... No Petak : ......................... No Jalur : ......................... No Hm No Pohon Nama Pohon Keliling Tbc Pohon Inti Ket* Lokal Latin *Diisi dengan keadaan lapangan (lereng, lapangan, tumbuhan bawah dan kondisi tanah) Next >