< Previous 131 b) Tabel Volume Apa yang anda ketahui tentang tabel volume ?. Tabel volume merupakan “suatu tabel yang mencantumkan nilai rata-rata volume pohon menurut satu atau lebih dimensi pohon (diameter setinggi dada, tinggi dan angka bentuk)” (Hush et al., 2003). Atau merupakan “suatu fungsi, tabel, atau grafik yang digunakan untuk menduga volume pohon berdiri berdasarkan dimensinya (dbh, tinggi, angka bentuk)” (Clutter et al., 1983). Tabel volume adalah suatu tabel yang memuat tentang hubungan antara volume dengan peubah-peubah pohon lainnya, seperti diameter dan tinggi pohon. Tabel volume dimaksudkan merupakan suatu sarana atau alat bantu untuk mengetahui volume pohon berdiri secara praktis tanpa harus menghitung, karena nilai volume sacara langsung dapat terbaca pada tabel berdasarkan nilai hasil pengukuran diameter dan volume. Pada kondisi tertentu terdapat Tabel Volume yang memuat hubungan antara volume dengan diameter tanpa memuat (tanpa tinggi). Tabel yang demikian ini disebut sebagai Tabel Volume Lokal, yang sekaligus memberi indikasi bahwa penggunaan tabel ini harus dibatasi pada tempat atau tegakan yang menjadi dasar penyusunannya. Mengetahui volume pohon berdiri yaitu disamping informasi tentang diameter dan tinggi diperlukan juga informasi tentang unsur yang ketiga, yaitu faktor bentuk atau angka bentuk. Diantara ketiga unsur atau peubah tersebut, faktor bentuk merupakan unsure yang secara teknis paling sulit diukur, oleh karena informasi tentang unsur ini justru baru dapat diketahui setelah volume pohon yang sebenarnya diketahui/diukur terlebih dahulu. Sehubungan dengan 132 hal tersebut maka dalam praktek, sering digunakan suatu tetapan yang diberlakukan pada semua pohon dalam suatu tegakan. Mudah dipahami bahwa pemakaian suatu angka bentuk yang sama untuk semua pohon dalam tegakan, kemungkinan akan memberikan nilai taksiran volume pohon yang kurang/tidak tepat. Hal ini dikemukakan dengan alas an bahwa angka bentuk individu pohon dalam tegakan akan bervariasi sebagai akibat dari berbagai faktor (baik faktor genetik maupun faktor lingkungan, termasuk factor persaingan dengan pohon-pohon yang ada di sekelilingnya), yang mempengaruhi perkembangan atau pertumbuhan pohon sepanjang umurnya. Asumsi bahwa resultante dari factor tersebut akan terlihat dalam pertumbuhan diameter dan tinggi, maka dapat pula diasumsikan bahwa angka bentuk tersebut akan bervariasi (menurut ukuran diameter dan/atau tinggi) pohon. Pengaruh atau peranan angka bentuk dalam menentukan nilai volume dapat dinyatakan melalui diameter dan/atau tinggi. Uraian diatas menunjukkan bahwa pemanfaatan hubungan antara volume dengan diameter dan tinggi dalam penaksiran volume dalam pohon berdiri diharapkan dapat memberikan nilai yang lebih mendekati volume setiap individu pohon yang sebenarnya, daripada pemanfaatan angka bentuk rata-rata pohon. Berkaitan dengan paparan diatas, maka suatu hal yang perlu dicatat ialah bahwa Tabel Volume yang dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari sutu tegakan tertenti tidak dapat dipakai dalam penaksiran volume tegakan di tempat lain, kecuali jika kondisi pertumbuhan tegakan yang akan ditaksir volumenya sama dengan kondisi pertumbuhan. 133 Tabel volume ini merupakan alat yang umum digunakan dalam bidang kehutanan untuk menduga volume tegakan dari data inventarisasi. Husch et al (1972) menyatakan tabel volume adalah nilai-nilai volume dalam meter kubik atau satuan lain yang disusun dalam bentuk tabel berdasarkan satu lebih dimensi pohon. Dimensi-dimensi pohon yang dimaksudkan adalah diameter, tinggi, taper dan lain-lain. Prinsip penyusunan tabel volume adalah melalui pengukuran diameter dan tinggi yang selanjutnya volume dihitung berdasarkan rumus persamaan volume dan dimasukkan kedalam tabel. Tahapan penyusunan table volume pohon meliputi pemilihan pohon contoh yang mewakili, pengukuran peubah-peubah bebas pohon contoh, metode perhitungan dan penaksiran volume pohon, pemilihan model persamaan volume dan pemilihan model persamaan volume. Jenis/macam tabel volume : Tabel volume lokal (local volume table) : o Disebut pula Tarif Volume o Volume hanya diduga dari diameter (dbh) ⇒ V = f(D) o Digunakan hanya pada lokasi terbatas Tabel volume standar (standard volume table) : Volume diduga dari diameter dan tinggi (total, bebas cabang, atau batas tertentu) pohon ⇒ V = f(D, H) Tabel volume kelas bentuk : o Volume diduga dari diameter, tinggi, dan angka bentuk pohon ⇒ V = f(D, H, F) o Jenis tabel ini jarang digunakan karena Pengukuran diameter bagian atas sulit dilakukan (perlu waktu lama dan mahal) 134 Variasi angka bentuk pohon berdampak kecil terhadap volume dibanding variasi diameter dan tinggi Pada beberapa jenis pohon, angka bentuk relatif tetap Umumnya angka bentuk berkorelasi dengan dimensi pohon, sehingga dbh dan tinggi cukup dapat menjelaskan keragaman volume pohon (Clutter et al., 1983) . Keperluan penyusunan tabel volume diperlukan data pohon model (sampel), yaitu pohon-pohon yang telah diketahui dimensi pohonnya yang meliputi diameter pohon, tinggi dan volume. Pertanyaan tentang jumlah pohon contoh yang harus dipilih untuk membentuk tabel volume tidak mempunyai standar yang jelas. Umumnya makin banyak jumlah contoh makin tepat taksirannya, tetapi hal ini juga bergantung pada beberapa faktor misalnya kisaran diameter, tinggi, serta luas daerah contoh yang akan diduga. Berikut disajikan contoh bagan tabel volume (V= ¼ d2 x h x f), yaitu: Tabel 14. Volume Kelas Bentuk Diameter(d) (cm) Tinggi (h) (m) 5 6 7 8 9 10 11 12 dst 10 11 12 dst Keuntungan penggunaan tabel volume dalam inventarisasi hutan adalah : 135 Memungkinkan pengkuran terperinci pada sejumlah terbatas dari pohon yang secara bijaksana dipilih dalam areal berhutan (pohon sampel). Penaksiran volume yang objektif dari jumlah pohon yang lebih banyak dalam unit-unit samping. Penaksiran volume total dan volume rata-rata di dalam areal yang diinventarisasi Hal-hal yang harus diperhatikan terhadap tabel volume apakah bisa diterapkan secara umum dalam kegiatan inventarisasi hutan, karena dalam penerapannya banyak hal yang harus diperhatikan antara lain: Apakah bentuk pohon yang diinventarisasi serupa dengan pohon pada pembuatan tabel volume tersebut. Apakah tinggi rata-rata kelas diameter dari species tertentu sama dalam dua wilayah tersebut. Apakah komposisi species pohon dalam areal yang diinventarisasi serupa dengan komposisi areal lain yang digunakan pada pembuatan tabel volume tersebut. Agar tabel volume yang dibuat dapat diterapkan pada wilayah lain yang akan diinventarisasi, maka perlu dilakukan uji lapangan yaitu dengan cara pemilihan sejumlah sampel pohon untuk dihitung volumenya dengan menggunakan standar pengukuran dan metode yang sama seperti yang dipakai untuk menyusun tabel volume tersebut. Tabel volume yang digunakan adalah tabel volume lokal atau tarif yaitu suatu tabel yang disusun sedemikian sehingga dengan mengetahui garis tengah atau keliling saja, volume pohon dapat diduga, maka dengan demikian untuk menduga volume tidak 136 dibutuhkan variabel tinggi pohon yang sulit pengukurannya di lapangan. Metode yang banyak dipakai untuk menyusun tabel volume adalah metode analisis regresi, yaitu mencari hubungan antara volume batang pohon dengan peubah-peubah penaksirnya yang diperoleh dengan pengukuran sejumlah pohon contoh. Secara umum ada tiga macam tahapan dalam pembentukkan tabel volume: Pemilihan pohon-pohon contoh yang representatif Pengukuran dimensi pohon-pohon tersebut untuk memperoleh volumenya dan penggunaan metode statistika untuk menurunkan hubungan antara volume dengan peubah-peubah penduga. Pengujian hubungan tersebut untuk menentukan ketelitiannya. Manfaat dari tabel volume pohon adalah untuk menduga dengan tepat volume total sejumlah pohon tanpa merebahkannya, dengan menggunakan pengukuran yang dapat dilakukan dengan tepat, mudah dan murah. Memilih persamaan volume, sebaiknya coba dahulu model yang sederhana, yaitu model dengan jumlah koefisien yang paling sedikit, misalnya: V = a + bd2 V = adb V = a + bd2h V = a (d2h)b c) Tahap Pembentukan Persamaan Volume Penentuan pohon-pohon sampel Penentuan sampel merupakan kegiatan untuk menentukan pohon-pohon yang dijadikan contoh untuk penyusunan tabel volume. Banyaknya sampel pohon rebah misalnya 300 pohon, 137 dimana 225 pohon digunakan untuk menyusun regresi dan 75 pohon digunakan untuk tujuan uji validasi dari persemaian volume terpilih dimana sampel pohon berasal dari lokasi yang sama. Adapun syarat-syarat pohon yang diambil sebagai sampel antara lain: lurus, tidak menggarpu, bebas dari serangan hama penyakit, batang tidak pecah, setelah tebang, apabila terjadi kesalahan teknis penebangan yang mengakibatkan pohon rusak, maka pohon tersebut tidak diambil sebagai sampel. Penggolongan kelas diameter bergantung daripada kisaran diameter yang terbesar pada lokasi penelitian. Tabel volume sebaiknya dibuat 2 macam, yaitu tabel volume kayu produksi untuk pendugaan volume pohon-pohon berdiameter > 50 cm dan tabel volume untuk pohon-pohon berdiameter < 50 cm. Pemisahan kedua tabel volume ini akan meningkatkan kecermatan pendugaan. Pengukuran dan Pengumpulan Data o Memilih pohon-pohon contoh yang memenuhi kriteria sebagaimana diuraikan di atas. o Mengukur diameter setinggi dada (dsd) pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah atau 30 cm di atas banir untuk tinggi banir lebih dari 1 m. o Melakukan persiapan penebangan untuk menghindari batang pecah atau patah setelah rebah yang dilakukan oleh penebang (chainsawman). o Menghitung volume batang rebah dengan cara mengukur peubah-peubah volume yaitu diameter dan tinggi atau panjang batang. Pekerjaan yang dilakukan adalah: 138 Mengukur panjang batang mulai dari potongan bawah sampai batang bebas cabang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita ukur. Mengukur diameter setiap seksi dengan panjang 2 meter, untuk seksi terakhir panjang seksi sama dengan atau di bawah 2 meter. Pengukuran dilakukan dengan metode Smallian yaitu diameter diukur pada pangkal dan ujung seksi. Letak diameter pangkal seksi pertama adalah 30 cm di atas banir. Pengukuran dilakukan dengan melingkarkan pita diameter pada batang. Kesulitan yang terjadi jika disebabkan batang menempel pada tanah, maka dilakukan penggalian sampai pita diameter dapat dilingkarkan pada batang. Titik yang tidak dapat diukur, dilakukan interpolasi linier, untuk menduga diameter diperlukan 3 pembacaan, pertama adalah diameter pada titik sebelumnya, kedua adalah nilai diameter pada titik yang terdekat dengan titik yang diinginkan (lebih besar dari 2 m) dan yang ketiga adalah panjang atau jarak dari diameter pertama ke diameter kedua. Interpolasi linier menggunakan rumusan sebagai berikut : Dimana : de = diameter dugaan (diameter d titik 2 meter setelah d1 (cm) d1 = diameter sebelumnya (cm) d2 = diameter kedua (cm) l = Panjang (m) 139 Volume pohon dihitung dengan mencari volume semua seksi pohon pada pohon rebah, kemudian semua volume seksi dijumlahkan. Penentuan volume dilakukan berdasarkan panjang dan diameter seksi. Rumus yang digunakan adalah : Rumus Smallian : V = L x ( Gb + Gu ) / 2 di mana : V = Volume seksi ( m3) L = Panjang seksi (m ) Gb = Luas penampang lintang potongan bawah (m2) Gm= Luas penampang lintang potongan tengah (m2) Volume pohon per seksi diketahui dari perhitungan dengan menggunakan rumus Smalian. Volume pohon aktual merupakan jumlah dari volume semua seksi dari satu pohon sampel, atau : dimana : Va = volume aktual pohon (m3) Vi = volume seksi ke-I dari satu pohon (m3) 140 Lembar Kerja Siswa Penentuan Volume Per Seksi Dan Angka Bentuk Pohon 1) Pengantar Pendekatan sederhana dalam penentuan volume pohon menggunakan rumus-rumus empiris adalah dengan mengasumsikan bahwa batang pohon berbentuk silinder sehingga dapat digunakan rumus silinder untuk menentukan volume pohon tersebut, namun dalam kenyataannya tidaklah ada pohon yang berbentuk silinder melainkan semakin meruncing seiring dengan semakin tingginya pohon. Pendekatan dengan rumus silinder haruslah dikoreksi dengan suatu angka yang disebut dengan angka bentuk pohon (f), dalam hal ini, angka bentuk pohon merupakan suatu faktor koreksi yang diperoleh dari perbandingan antara volume pohon dengan volume silinder yang mempunyai tinggi dan bidang dasar yang sama, yang dirumuskan sebagai berikut: = sVfV, dimana : f = angka bentuk pohon, V = volume pohon sebenarnya (dihitung dengan cara integrasi volume per seksi), Vs = volume silinder Berdasarkan bidang dasar yang digunakannya, dikenal ada 3 macam angka bentuk, yaitu : a) Angka bentuk tidak murni/buatan (f1,30), yakni perbandingan antara volume batang pohon dengan volume silinder yang mempunyai bidang dasar pada bagian pohon setinggi 1,30 m di atas tanah (dat). Next >