< Previous 141 b) Angka bentuk normal/nyata (f0,90), yakni perbandingan antara volume batang pohon dengan volume silinder yang mempunyai bidang dasar pada bagian pohon setinggi sepersepuluh (1/10) dari tinggi total pohon. c) Angka bentuk mutlak/absolut (f1), yakni perbandingan antara volume batang pohon dengan volume silinder yang mempunyai bidang dasar pada pangkal pohon. Penentuan angka bentuk pohon, harus dilakukan pengukuran diameter per seksi dalam menentukan volume per seksi, dimana volume pohon sebenarnya diperoleh dari penjumlahan volume per seksi tersebut. Pengukuran diameter per seksi dilakukan dengan mengukur diameter batang (pangkal dan ujung) pada setiap panjang seksi yang ditentukan, misal : panjang seksi 2 m, dengan bantuan Spiegel Relaskop Bitterlich (SRB). Pada praktikum kali ini, praktikan akan mempelajari dan mempraktikkan cara-cara penentuan volume pohon berdiri khususnya dengan menggunakan rumus-rumus empiris. Mengingat sortimen tidak tersedia maka pengukuran dilakukan dengan (mengandaikan) membuat sortimen pada pohon berdiri dengan panjang 150 cm. Selanjutnya, praktikan akan dapat membandingkan bias, ketelitian, dan ketepatan dari masing-masing rumus empiris sehingga dapat membuat rekomendasi tentang rumus manakah yang tepat bagi penentuan volume sortimen ataupun pohon berdiri. Selain itu, praktikan akan melakukan pengukuran diameter per seksi dan perhitungan volume per seksi. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, selanjutnya praktikan akan dapat menentukan angka bentuk pohon yang berguna untuk penentuan volume pohon dengan pendekatan silinder terkoreksi. 142 2) Bahan dan Alat yang Digunakan Bahan : Pohon contoh sebanyak 10 pohon yang ditentukan sendiri oleh anda. Sebaiknya data yang diambil terdiri dari pohon daun lebar dan daun jarum. Alat a) Spiegel Relaskop Bitterlich (SRB) b) Pita ukur : phi band dan pita keliling c) Alat tulis menulis d) Talyy Sheet Pengukuran 3) Langkah Kerja a) Buat Kelompok sebanyak 4/5 orang b) Setiap kelompok mengambil alat ukur yang telah disediakan oleh guru atau pembimbing dilapangan c) Pilih pohon yang anda amati (daun jarum maupun daun lebar) d) Ukur diameter per seksi pada pohon contoh, yakni meliputi diameter pangkal (10 cm di atas tanah) dan diameter ujung. penentuan volume sebenarnya (sebagai pembanding), digunakan cara per seksi (menggunakan rumus Smalian) dengan membuat beberapa seksi yang panjangnya 2 meter. Selain itu, diukur pula diameter tengah pada pohon contoh untuk menerapkan rumus Huber dan Newton. e) Isilah data anda pada tally sheet dibawah ini dan perhitungan volume pohon berdiri serta análisis data tersebut f) Buat laporan pembahasan secara berkelompok. g) Presentasikan hasil kerja kelompok anda di depan kelas 143 Tabel 15. Hasil Pengukuran Diameter per Seksi dan Perhitungan Volume per Seksi Pohon Contoh No. Seksi Posisi Pengukuran Pohon 1 : ……………….. Di (cm) Bi (m2) Li (m) Vi (m3) P1 … … 1 U1 = P2 … … … … 2 U2 = P3 … … … … 3 U3 = P4 … … … … 4 U4 = P5 … … … … 5 U5 = P6 … … … … 6 U6 = P7 … … … … 7 U7 = P8 … … … … 8 U8 = P9 … … … … 9 U9 = P10 … … … … 10 U10 = P11 … … … … 11 U11 = P12 … … … … 12 U12 = P13 … … … … 13 U13 = P14 … … … … 14 U14 … … … … D1,30 = dbh … D0,9 … D0,5 D1 … Tinggi *) … Volume (V) …. No. Seksi Posisi Pengukuran Pohon 2 : …………………… Di (cm) Bi (m2) Li (m) Vi (m3) P1 … … 1 U1 = P2 … … … … 2 U2 = P3 … … … … 3 U3 = P4 … … … … 4 U4 = P5 … … … … 5 U5 = P6 … … … … 6 U6 = P7 … … … … 7 U7 = P8 … … … … 8 U8 = P9 … … … … 9 U9 = P10 … … … … 10 U10 = P11 … … … … 11 U11 = P12 … … … … 12 U12 = P13 … … … … 13 U13 = P14 … … … … 14 U14 … … … … D1,30 = dbh … D0,9 … D0,5 D1 … Tinggi *) … Volume (V) … 144 Keterangan : Di = diameter pangkal atau ujung pada seksi ke-i D0,90 = diameter pada ketinggian 1/10 tinggi pohon, D1 = diameter pada pangkal pohon (20 cm dari atas tanah) Bi = luas bidang dasar pangkal atau ujung seksi ke-i = 0,25.Di2 Li = panjang seksi ke-i Tinggi = jumlah panjang seksi = 1niiL Vi = volume seksi ke-i = 12().iiipuiVBBL (rumus Smalian) Tabel 16. Form Hasil Perhitungan Volume Pohon No. Nama Pohon Volume Pohon per Seksi (m3), (V) Volume Pohon dari Rumus Empiris (m3) Brereton (V1) Huber (V2) Smalian (V3) Newton (V4) Bruce (V5) 1 2 Tabel 17. Form Hasil Perhitungan Angka Bentuk Pohon No. Nama Pohon Dbh (cm) D0,90 (cm) D1 (cm) Volume (m3) Angka Bentuk (f) V Vs V1,30 V0,90 V1 f1,30 f0,90 f1 1 2 Keterangan: Vs = volume silinder = 0,25.D2.L ; V = total volume per seksi (dari Tabel 1) ; f = V/Vs 145 c. Pemasukan Data Penyimpanan dan pengolahan data akan lebih efisien jika dilakukan secara digital. Data IHMB maka gunakan program spreadsheet. Program ini pada dasarnya terdiri dari baris dan lajur, sehingga format data IHMB harus disesuaikan dahulu. Agar terstruktur data dari satu jalur dimasukkan dalam satu file dan diberi nama yang bermakna, misalnya data Jalur 009 dimasukkan dalam data bernama JALUR 009.exl. Berikut contoh pemasukan data untuk hutan alam, namun untuk hutan tanaman isi kolomnya perlu disesuaikan. Sebuah file spreadsheet akan mempunyai beberapa lembar kerja (tabs). Pada data IHMB, lembar pertama berisi informasi tentang jalur dan diberi nama Inf Jalur. Isi lembar pertama adalah semua informasi tentang jalur yang bersangkutan, seperti koordinat titik ikat, cara mencapai jalur dan sketsa jalan. Isi lembar kedua adalah informasi tentang kondisi semua plot yang ada dalam jalur, dan dinamai Inf Plot. Data yang masuk dalam lembar ke dua ini adalah semua data yang ada dalam Daftar Isian 1. Lembar-lembar berikutnya berisi data masing-masing plot sebagaimana tercantum dalam Daftar Isian 2, dan diberi nama Plot 001, Plot 002 dan seterusnya. Perhatikan Gambar di bawah ini. Gambar 68. Nama-nama lembar kerja (Tabs) 146 Isi dari lembar kerja Inf Jalur ditampilkan dalam gambar berikut : Gambar 69. Isi Lembar Kerja Inf Jalur Setelah selesai dengan mengisikan informasi jalur, lanjutkan dengan mengisi informasi plot. Informasi tentang plot sampel disusun dalam bentuk lajur (kolom), hal ini agar informasi semua plot yang ada dapat ditampilkan dalam satu lembar kerja. Contoh lembar kerja Inf Plot ditampilkan pada halaman berikut. Tidak semua informasi dapat ditampilkan pada gambar tersebut karena berada pada sebelah kanan lembar kerja Gambar 70. Isi Lembar Kerja Inf Plot 147 Informasi individual plot ditampilkan dalam lembar-lembar kerja berikutnya. Informasi tiap plot dipisahkan hanya untuk memudahkan pemantauan, untuk pengolahan data plot semua data plot harus digabungkan. Berikut ini adalah bagian lembar kerja yang menyajikan sebagian informasi sebuah plot. Gambar 71. Isi Lembar Kerja Inf Plot 001 Tidak semua kolom dalam lembar kerja di atas harus diisi, sesuai dengan apa yang diukur di lapangan. Tingkat Tiang, kolom-kolom cacat batang, kelurusan dan kerusakan log tidak diisi. Tingkat Pohon Kecil, kolom-kolom kelurusan dan kerusakan log tidak diisi, sedangkan untuk tingkat Pohon Besar, kolom-kolom kualitas tajuk dan cacat batang tidak diisi. Hutan tanaman format pengisian data hampir sama dengan format hutan alam. Nama-nama Lembar kerja (TABS) dan demikian pula dengan isi dari Informasi Jalur (TAB Inf Jalur) sama dengan hutan alam. Adapun isi dari lembar Inf Plot, formatnya sama, hanya saja nama-nama kolomnya disesuaikan dengan Daftar Isian 1 (DI 1) hutan tanaman. Isi lembar kerja 148 Plot 001 dan lainnya, nama-nama kolom disesuaikan dengan nama-nama kolom pada Daftar Isian 2 (DI 2) hutan tanaman. Pengambilan data hingga pengolahan data di atas bisa digambarkan pada diagram alur dibawah ini. Gambar 72. Diagram Alur Perhitungan Volume Untuk Semua Petak 149 3. Refleksi a. Volume merupakan ukuran tiga dimensi dari suatu benda atau obyek yang dinyatakan dalam kubik, yang diperoleh dari hasil perkalian satuan dasar panjang, lebar/tebal serta tinggi. b. Volume pohon adalah ukuran tiga dimensi pohon, yang bergantung dari luas bidang dasar pangkal, tinggi atau panjang batang, dan konstanta/faktor bentuk batang. Volume pohon berdiri menurut dimensi tingginya dapat dibagi menjadi beberapa kategori volume, yaitu : Volume total, Volume batang, Volume kayu tebal, Volume bebas cabang,. c. Pengukuran volume atau isi suatu benda ada beberapa cara, yaitu: Cara analitik, cara langsung, cara grafik, menggunakan rumus volume baku dan table volume. d. Pengukuran volume benda secara langsung ditentukan tanpa mengukur dimensinya dengan cara mempergunakan alat ukur Xylometer, yaitu suatu alat yang berprinsip pada hukum Archimedes. e. Berdasarkan bentuk geometrisnya, batang pohon memiliki bentuk yang mendekati benda-benda putar yang membentuk frustum silinder, frustum parabola, frustum kerucut dan frustum neiloid. f. Penentuan volume pohon/tegakan yang masih berdiri dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: Volume seksi batang dan volume pohon dengan mempertimbangkan angka bentuk. g. Jenis/macam tabel volume : 1). Tabel volume lokal (local volume table), 2). Tabel volume standar (standard volume table), 3). Tabel volume kelas bentuk 150 Mohon untuk mengisi lembar refleksi dibawah ini berdasarkan materi yang anda sudah pelajari a. Bagaimana kesan anda selama mengikuti pembelajaran ini? …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. b. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pelajaran ini? …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. c. Apa yang akan anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran ini? …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. d. Tuliskan secara ringkas apa yang anda pelajari pada kegiatan pembelajaran ini! …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. Next >