< Previous 31 Contoh : Ada sebuah kasus data pengukuran ketinggian pohon dilokasi datar adalah sebagai berikut : No. Pandang Negatif Pandang Positif Tinggi Pohon JD Tg β JD Tg α 1 30 15 48 30 2 25 15 50 35 3 25 15 60 30 Hitunglah tinggi pohon dari ketiga data diatas!, kerjakan secara kelompok kalau belum paham tanyakan kepada kelompok lain, dan apabila anda masih belum paham tanyakan kepada guru! b) Pada daerah miring (pengukur lebih rendah dari pohon yang diukur) Pada daerah miring diperlukan koreksi jarak lapang menjadi jarak datar. Bidikan terhadap pangkal pohon bernilai positif, sedangkan bidikan terhadap ujung pohon bernilai positif. Gambar 20. Pengukuran tinggi pohon pada daerah miring 32 Tinggi Pohon (AC) = BC - AB AB = JD . Tg β ………………….. positif BC = JD . Tg α ………………….. positif AC = BC - AB AC = JD . Tg α - JD . Tg β c) Pada daerah miring (pengukur tepat pada pangkal pohon) Gambar 21. Pengukuran tinggi pohon pada daerah mendatar Pada daerah miring dimana pandangan pengukur tepat pada pangkal pohon, maka diperlukan koreksi jarak lapang menjadi jarak datar. Bidikan terhadap ujung pohon bernilai positif, sedangkan bidikan terhadap pangkal pohon tidak ada atau karena nilainya sama dengan nol. Tinggi Pohon (AC) = AB ………………….. positif 33 d) Pada daerah miring (pengukur lebih tinggi dari pohon yang diukur) Gambar 22. Pengukuran tinggi pohon pada daerah miring Pada daerah miring diperlukan koreksi jarak lapang menjadi jarak datar. Bidikan terhadap pangkal pohon bernilai negatif dan bidikan terhadap ujung pohon bernilai negatif. Tinggi Pohon (AC) = AB - BC AB = JD . Tg β …………………..negatif BC = JD . Tg α ………………….. negatif AC = AB - BC AC = JD . Tg β - JD . Tg 5) Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mengukur tinggi pohon, agar tidak terjadi kesalahan ukur yang dapat mengakibatkan ketidakakuratan data yang dikumpulkan. Sumber-sumber kesalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut: a) Kesalahan alat: Pembagian skala kurang teliti atau kurang lengkap Tingkat ketelitian alat yang kurang baik Kedudukan alat waktu pengukuran tidak tepat 34 b) Kesalahan tenaga pengukur Pengukur kurang berpengalaman (kurang terampil) Pengukuran dilakukan terburu-buru c) Kesalahan karena faktor lingkungan: Faktor fisik/topografi areal yang berat, Iklim (hujan, angin, panas), Tumbuhan bawah dan faktor lainnya yang kurang mendukung. d) Kesalahan akibat posisi pohon: Tajuk terlalu tebal, menyebabkan salah menentukan puncak pohon sehingga hasil pengukuran “overestimate” atau terjadi kelebihan pengukuran. Gambar 23. Kesalahan akibat posisi pohon Pohon berdiri miring yang bisa menyebabkan “overestimate” atau “underestimate” Gambar 24. Pohon miring mengakibatkan kesalahan ukur 35 6) Kesalahan pengukuran tinggi dapat diperkecil melalui, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain: a) Tentukan arah kemiringan pohon, kemudian tarik garis khayal dari pangkal pohon mengikuti arah batang. Tarik poyeksi dari puncak pohon terhadap bidang mendatar. b) Perkirakan titik proyeksi puncak pohon pada bidang datar di tanah, sehingga sewaktu membidik ke pangkal pohon maka titik inilah yg dibidik dan bukannya pangkal pohon itu sendiri c) Lakukanlah pengukuran pada waktu yg tepat atau pada saat cuaca mendukung, pilih areal yg tepat, lakukan pembabatan tumbuhan bawah untuk menghindari kesalahan karena faktor lingkungan. d) Perbanyaklah latihan menggunakan alat ukur tinggi untuk meningkatkan kemampuan. 7) Data Tinggi pohon dapat dipergunakan untuk ; Penentuan volume pohon : (v = ¼ .π .d² .h. f) a) Penentuan kualitas tempat tumbuh suatu tegakan (bonita), yang ditentukan berdasarkan hubungan antara umur dengan peninggi (rata-rata 100 pohon tertinggi dalam luasan 1 ha) b) Menggambarkan struktur tegakan vertikal (kelas ketinggian tajuk) : dominan, kodominan dan tertekan. 36 Lembar Kerja siswa Lembar Kerja : Pengukuran Pohon dengan alat sederhana (Busur Derajat). Bahan : Pohon berdiri di halaman sekolah Lem Alat : 1. Busur Derajat 2. Benang/tali 3. Pemberat 4. Meteran (phi band) 5. Alat Tulis 6. Pipa diameter 0.7 cm/sedotan Langkah Kerja 1) Buat Kelompok belajar maksimal 4 orang. 2) Memodifikasilah alat busur derajat, pipa, benang dan bandul yang sudah kita siapkan. a) Busur yang akan digunakan dibuat seperti gambar disamping, agar saat membidik puncak objek, dapat mengetahui ketinggian objek tersebut. (dalam derajat). b) Bandul dibuat dari benda yang berat, agar tidak mudah bergoyang-goyang. Tetapi juga jangan terlalu berat, karena nanti talinya bisa putus. c) Pada sudut 90 derajat ditempeli sedotan yang tegak lurus untuk tempat membidik objek. d) Cara menggunakannya adalah dengan membidik puncak suatu objek melalui sedotan, maka dengan sendirinya tali akan menunjukkan sudut ketinggian objek. 37 Gambar 25. Alat sederhana mengukur ketinggian pohon dengan menggunakan busur derajat 3) Lalu bagaimana cara mengukur tingginya? Lihat gambar di bawah ini (gambar 26). Gambar 26. Cara mengukur ketinggian pohon dengan meng-gunakan busur derajat a) Satu kelompok yang terdiri 4 orang, siapkan satu orang untuk melihat ketinggian pohon yang sudah anda pilih. b) Dua orang memegang meteran untuk mengukur jarak datar dari juru ukur hingga posisi pohon berdiri, dan satu orang mencatat hasil pengukuran. 38 c) Tinggi objek (D) dapat kita hitung dengan rumus trigonometri sederhana. D = B x Tan A + C Keterangan : D = Tinggi Objek/pohon berdiri B = Jarak objek terhadap pengamatan. T = Tangen a ( Tg α) A(α) = Sudut Puncak Objek terhadap pengamatan C = Tinggi Pemgamatan 4) Catat data pengamatan anda dalam table di bawah ini : Tabel 1. Hasil Pengamatan tinggi pohon dengan alat busur derajat. No. Jenis Pohon Jarak B m Tg α Tinggi Pengamat (C) / m Tinggi Objek (B) 1. 30 40o 1.3 ? 2. 25 35o 1.3 ? 3. 4. 5. dst Contoh Perhitungan 1 Diketahui : Sudut puncak objek Tg α = 40 derajat Jarak objek dari pengamat B = 30 meter Tinggi pengamat adalah C = 130 cm/ 1.3 m Penyelesaian: D = B x Tan α + C = 30 x Tan 40 + 1,3 = 30 x 0,84 + 1,3 = 25,2 + 1,3 = 26,6 meter Jadi tinggi objek adalah 26,8 m 39 Contoh Perhitungan 2 Sudut puncak objek Tg α = 40 derajat Jarak objek dari pengamat B = 25 meter Tinggi pengamat adalah C = 130 cm/ 1.3 m Penyelesaian: D = B x Tan α + C = 25 x Tan 35 + 1,3 = 25 x 0,70 + 1,3 = 17.5 + 1,3 = 18.81 meter Jadi tinggi objek adalah 18,81 m 40 Lembar Kerja 2 : Cara Menghitung Tinggi Pohon Dengan Metode Trigonometri Bahan : Pohon berdiri di halaman sekolah Alat : 1. Klinometer 2. Meteran (phi band) 3. Alat Tulis 4. Pipa diameter 0.7 cm/sedotan Langkah Kerja 1) Buat Kelompok belajar maksimal 4 orang. 2) Tinggi pohon adalah jarak tegak antara puncak pohon terhadap permukaan tanah. Istilah tinggi pohon hanya berlaku untuk pohon yang masih berdiri, sedangkan untuk pohon rebah digunakan istilah panjang pohon. 3) Pengukuran tinggi pohon dengan alat meteran dan klinometer apabila pangkal pohon di bawah mata pengukur dan di atas pengukur. 4) Ukur jarak datar dari pohon ke pengukur; jarak pohon dengan pengukur kurang lebih sama dengan tingginya pohon yang diukur; untuk pohon besar jaraknya 20 atau 30 meter. Pengukur harus dapat melihat dengan jelas pangkal dan ujung batang pohon yang diukur. 5) Ambil helling ke titik pemotongan atas dengan menggunakan klinometer dalam satuan % dan catat hasilnya. 6) Ambil helling ke titik pemotongan bawah dan catat hasilnya (dalam satuan %). 7) Hitunglah tinggi pohon dengan menggunakan rumus seperti pada contoh berikut : Tinggi Pohon = (helling ke atas + helling ke bawah) x Jarak Data (gambar 27). Next >