< Previous 61 OP = SdS2 S : a = OP : ½ d a.OP = S.½ d SdSdSOPdSa2.2/12/1. SdSdSSdSdS/1.2/1)/1(.2/12 Sdda/12/1 AB = BC = a AC = 2a SddAC/12/1.2 Contoh perhitungan skala: Sebuah Biltmore Stick dibuat dengan S = 60 cm, maka pembuatan skala alatnya adalah : Skala alat : d = 10 cmAC26,960/10110 d = 15 cmAC42,1360/15115 d = 20 cmAC32,1760/20120, dst. 62 Gambar 43. Skala Biltmore Stick Alat Bilmore Stick mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut : Kelebihan o Alat cukup sederhana, dapat dibuat sendiri. o Harganya relatif murah. o Mudah dan cepat dalam penggunaannya. Kekurangan o Ketelitian alat kurang begitu teliti terutama apabila skala dalam bentuk interval. o Pengukuran harus dilakukan 2 kali. e) Spiegel Relaskop Spiegel relaskop merupakan alat pengukur diameter pohon pada berbagai ketinggian yang tergolong kedalam alat optik. Selain untuk mengukur diameter, spiegel relaskop juga dapat digunakan untuk mengukur bidang dasar pohon atau tegakan, tinggi pohon, jaran dan kemiringan lereng. Gambar dan bagian-bagian spiegel relaskop ditampilkan pada gambar 44. 63 Gambar 44. Bagian-bagian spiegel relaskop Penggunaan Spiegel Relaskop pada dasarnya menghendaki lapangan yang relatif datar. Pengukuran dimensi pohon pada hutan tanaman masih dapat dikatakan tidak mengundang kendala, namun pada hutan rimba sering menghadapi kendala. Tingkat kerapatan umumnya relatif tinggi dengan sebaran yang tidak teratur, apalagi berada pada kondisi lahan yang bergelombang atau berbukit. Kendala dimaksud adalah saat pengukuran diameter batang dengan permukaan lahan yang miring. Skala pengukuran dapat dilihat melalui celah pada bagian okuler, apabila digambarkan akan terlihat seperti gambar 43. 64 Gambar 45. Skala pengukuran alat Spiegel relaskop Prinsip pengukuran menggunakan alat Spiegel Relaskop adalah mengukur besarnya skala area (Based Area Factor) pada alat yang berimpitan terhadap penampakan batang pohon. BAF yang biasa digunakan ada tiga jenis, yaitu BAF 1, BAF 2 dan BAF 4. Pengukuran diameter diukur berdasarkan perbandingan antara diameter dan jarak dari skala BAF yang digunakan. Rumusan yang biasa digunakan untuk menentukan besaran diameter adalah: BAF = 1 : S = 1 : 50 BAF = 2 : S = 1 : 252 BAF = 4 : S = 1 : 25 65 dimana : BAF = Based area factor; = Diameter S = Jarak pengukuran Cara menggunakan Spiegel Relaskop : Spiegel relaskop dapat digunakan untuk mengukur diameter pohon setinggi dada atau diameter pohon pada bebas cabang. Cara menggunakan spiegel relaskop adalah sebagai berikut: Tentukan skala BAF yang akan digunakan sebelum dilakukan pembidikan. Bidik sasaran, selanjutnya lihat skala BAF tersebut dan himpitkan dengan batang pohon yang akan diukur diameternya. Sesuaikan jarak pengukuran hingga penampang pohon masuk kedalam skala pengukuran BAF. Hitung berapa bagian skala yang masuk dari besaran batang tersebut Selanjutnya dihitung nilai diameter untuk satu bagian skala Besarnya diameter diketahui dengan mengalikan besar bagian skala dari bagian batang yang terbidik dengan nilai diameter untuk satu bagian skala Contoh : Gambar 46. Cara Pengukuran Menggunakan Alat Spiegel Relaskop 66 Menggunakan BAF = 1 Misalkan jarak pengukuran 10 m = 1000 cm, maka nilai diameter untuk satu bagian adalah: : S = 1 : 50 : 1000 = 1 : 50 = 1000/50 = 20 cm Adapun pohon yang diukur masuk ke dalam 1 ¾ bagian, maka diameter pohon yang diukur besarnya : 1 ¾ x 20 cm = 35 cm Menggunakan BAF = 4 Jarak pengukuran yang sama 10 m = 1000 cm, maka nilai diameter untuk satu bagian adalah : : S = 1 : 25 : 1000 = 1 : 25 = 1000/25 = 40 cm Hasil bidikan menunjukkan bahwa batang pohon masuk dalam 7/8 bagian skala, sehingga diameter pohon tersebut adalah : 7/8 x 40 cm = 35 cm Alat Spiegel Relaskop mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut : Kelebihan o Dapat mengukur diameter tanpa menyentuh objek pohonnya. o Dapat mengukur diameter pada berbagai ketinggian pohon. Kekurangan o Memerlukan cahaya yang cukup untuk dapat membaca skala. o Hasil ukuran diameter tidak didapat secara langsung tetapi diperoleh melalui perhitungan o Pengukuran harus dilakukan minimal dua kali o Alat mahal harganya 67 2) Alat Ukur Tinggi Pohon Tinggi merupakan salah satu komponen dalam pengukuran dimensi pohon. Pengertian tinggi dibedakan dengan pengertian panjang, dalam hal ini yang sedang dibahas adalah tinggi pohon pada posisi berdiri. Tinggi pohon merupakan jarak terpendek antara titik tertinggi dari pohon terhadap proyeksinya pada bidang datar, sedangkan panjang pohon dikategorikan sebagai jarak antara dua titik antara pangkal dengan ujung pohon yang diukur baik mengikuti garis lurus bagi pohon yang lurus maupun tidak bagi pohon yang bentuknya tidak lurus. Pada pohon yang tumbuhnya tegak, maka tinggi pohon sama dengan panjang pohon, sedangkan pada pohon yang tumbuhnya miring maka tinggi pohon lebih kecil daripada panjang pohon. Berikut ilustrasi perbedaan antara panjang dan tinggi pohon (gambar 47). Gambar 47. Tinggi dan Panjang Pohon Tinggi pohon dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tinggi total dan tinggi bebas cabang. Tinggi total diukur dari pangkal pohon sampai dengan ujung tajuk pohon, dengan kata lain bahwa tinggi total merupakan jarak terpendek antara titik ujung tajuk pohon dengan proyeksinya pada bidang datar. 68 Gambar 48. Tinggi Total dan tinggi bebas cabang pada pohon Pengukuran tinggi pohon secara sederhana dapat dilakukan langsung, yaitu dengan cara mengukur pohon dengan cara dipanjat atau dengan menggunakan tongkat ukur. Sedangkan pengukuran tidak langsung dengan menggunakan alat bantu pengukur tinggi atau hypsometer. Cara ini kurang praktis karena hanya cocok untuk pohon-pohon yang tidak terlalu tinggi. Berdasarkan cara kerjanya, alat ukur tinggi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu alat ukur sederhana dan alat ukur optik. Prinsip kerja alat ukur tinggi pohon didasarkan pada prinsip geometric dan trigonometric. a) Prinsip geometrik Alat ukur tinggi pohon dengan prinsip geometric yaitu dengan sistem persamaan segitiga sebangun. Pengukuran tidak memerlukan pengukuran jarak datar. Beberapa jenis alat yang akan dibahas diantaranya walking stick dan christen meter. Walking Stick Walking stick merupakan alat ukur tinggi sederhana berbentuk tongkat. Selain komponennya sederhana juga dapat dibuat dengan mudah. Alat dapat dibuat secara langsung terbuat dari 69 kayu, bambu, rotan, logam atau benda apapun berbentuk tongkat yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Panjang tongkat kurang lebih 30 – 50 cm, yang terbagi menjadi dua bagian panjang. Apabila terlalu panjang akan menyulitkan pengukur dalam membuat satu pandangan ke titik pangkal dan ujung pohon. Gambar 49. Walking Stick Prinsip Kerja : Prinsip kerja walking stick berdasarkan perbandingan antara dua buah segitiga sebangun (gambar 50). Gambar 50. Pengukuran dengan walking stick 70 Keterangan : o Bentuk segitiga OA’C’ sebangun dengan segitiga OAC o A’B’ adalah skala pendek pada walking stick o A’C’ adalah panjang walking stick o Skala panjang A’B’ dan A’C’ dapat ditentukan sekehendak pembuat alatnya. o Menggunakan persamaan sebangun, maka tinggi pohon dapat dicari sebagai berikut: A’B’ : A’C’ = AB : AC AC = Contoh : Pada saat pengukuran pohon digunakan walking stick dengan panjang 50 cm. Skala pendeknya dibuat 10 cm, maka persamaan yang digunakan untuk mengukur tinggi pohon tersebut adalah : AC = = AC = 5 AB Next >