< Previous 71 Cara Mengunakan Walking stick o Walking stick dipegang tegak lurus setinggi mata pengukur dibidikan ke arah pohon yang hendak diukur tingginya. o Bagian pangkal dan ujung pohon diarahkan sedemikian rupa sehingga tepat berimpit dengan skala bawah dan skala atas pada walking stick, skala A’C’ tepat dengan AC (tinggi pohon) o Selanjutnya bidikan mata ke arah tanda skala pendek (B’) pada alat sejajarkan dengan pohon. o Tandai titik bidikan B’ sehingga menjadi titik B pada pohon, dengan dibantu seorang pembantu yang sebelumnya sudah berdiri dekat pohon yang sedang diukur, o Ukur tinggi titik B dari pangkal pohon, sehingga didapat tinggi AB. o Tinggi pohon adalah tinggi AB dikalikan dengan persamaan skala alat yang dibuat. o 10 : 50 = AB : AC, o Tinggi pohon adalah (AC) = 5 x AB, Gambar 51. Cara menggunakan Walking Stick 72 Kelebihan dan kekurangan walking stick adalah sebagai berikut: o Kelebihan alat ukur Walking Stick Alat sederhana, murah dan mudah dibuat sendiri sekalipun sedang ada di lapangan. Tidak memerlukan jarak ukur tertentu. Tidak terpengaruh oleh kemiringan lereng Tinggi diperoleh dengan sekali pengukuran o Kekurangan alat ukur Walking Stick Hasil pengukuran kurang teliti. Memerlukan bantuan orang lain untuk menandai titik B di batang pohon yang diukur Pembacaan tinggi pohon merupakan hasil penghitungan lanjutan. Pada tegakan rapat sulit mendapatkan kedudukan yang sesuai. Christen Meter Christen meter merupakan alat pengukur tinggi sederhana dengan prinsip geometri penggunaan alat ini harus dibantu dengan alat tambahan berupa galah. Prinsip kerjanya menggunakan perbandingan dua segitiga sebangun (gambar 50 dan 51). Gambar 52. Bagian-bagian Christen Meter 73 Prinsip kerja Gambar 53. Prinsip Kerja Christen Meter Prinsip kerja Cristen Meter berdasarkan perbandingan dua segitiga sebangun. Perhitungannya sebagai berikut : o Segitiga OA’C’ sebangun dengan segitiga OAC. o Sehingga A’B’ : A’C’=AB : AC o A’B’ = (A’C’xAB)/AC o Seandainya Christen Meter dibuat dengan panjang (A’C’) 30 cm, dan galah panjangnya (AB) 4m, maka : A’B’ : A’C’=AB : AC A’B’: 30 = 400 : AC AC = 1.200/ A’B’ Dimana : A’B’ = pembagian skala tinggi pada alat (cm) AC = Tinggi Pohon (m) Cara membuat skala pada alat Christen Meter Berdasarkan perhitungan diatas dengan ketentuan alat dibuat panjangnya 30 cm dan galah yang digunakan panjangnya 4 meter perhitungan dan pengeplotan skalanya adalah sebagai berikut : AC = 74 Tabel 7. Tabel skala Alat Christen Meter AC (m) (Tinggi Pohon) 4 5 6 8 10 15 20 30 40 A’B’ (cm) Skala 30 24 20 15 12 8 6 4 3 Keterangan: o Pada skala alat (A’B’) 30 cm atau sama dengan panjang alat, maka tinggi pohon (AC) adalah 4 m atau sama dengan panjang galah. o Pada skala alat (A’B’) 12 cm, maka tinggi pohon (AC) adalah 10m. o Semakin tinggi pohon yang diukur maka skala pengukurannya semakin kecil. Gambar 54. Pembagian skala pada Christen Meter o Cara menggunakan alat : Pengukur berdiri dengan jarak tertentu mengarah ke pohon yang akan diukur tingginya. Pegang alat pada bagian benang sehingga alat bergantung dan dapat bergerak bebas 75 Alat dibidikkan ke pohon yang akan diukur tingginya sedemikian rupa sehingga pangkal dan ujung pohon tersebut berimpitan dengan skala bawah dan atas alat (A’C’ berimpit dengan AC). Berdirikan galah pada pohon yang akan diukur tingginya. Mata diarahkan pada ujung galah sambil membaca berapa angka tinggi pada pembagian skala alat yang berimpit dengan garis pandang antara mata dan ujung galah tersebut. Berikut kelebihan dan kekurangan alat Christen Meter : o Kelebihan Alat dapat dibuat sendiri. Jarak pengukuran tidak ditentukan jaraknya. Pengukuran tinggi tidak dipengaruhi oleh kemiringan lereng Pengukuran cukup satu kali o Kekurangan Hasil pengukuran menimbulkan bias apabila alat tersebut tidak berdiri vertikal ketika dipegang oleh pengukurnya. Di butuhkan alat bantu galah pada saat pengukuran. Sulit mendapatkan posisi yang baik apabila pengukuran dilakukan pada tegakan yang rapat. Pada pengukuran pohon yang relatif tinggi memberikan peluang bias yang besar, karena interval skala alat semakin sempit. b) Prinsip Trigonometric Alat ukur tinggi dengan Trigonometri prinsipnya adalah mengukur sudut lereng pada pembidikan ke pangkal dan puncak pohon terhadap bidang mendatar. Skala alat dapat ditentukan berdasarkan 76 besarnya sudut,persen sudut, dalam bentuk tangens maupun dalam skala tinggi pohon. Beberapa jenis alat yang akan dibahas diantaranya hagameter, clinometer, dan spiegel relaskop. Hagameter Haga merupakan salah satu alat ukur tinggi dengan prinsip Trigonometri yang mempunyai skala tinggi langsung dapat dibaca pada alat. Besarnya sudut pembidikan terhadap bidang datar ditunjukkan oleh pergerakan jarum yang langsung menunjukkan berapa tinggi hasil pembidikan yang sudah dihitung berdasarkan perkalian jarak datar dengan tangen sudut. Gambar dan bagian-bagian hagameter sebagai berikut (Gambar 5): Gambar 55. Bagian-Bagian Hagameter Di butuhkan jarak tertentu dalam penentuan tingginya. Pada Hagameter sudah disiapkan untuk pengukuran tinggi dengan jarak ukur masing-masing 15 m, 20 m, 25 m dan 30 m. Skala tersebut dapat diatur sesuai kebutuhan dengan cara memutar 77 knop pemutar skala disesuaikan dengan jarak pengukuran yang dikehendaki. Selain skala tinggi dalam satuan meter juga terdapat juga skala kemiringan bidang dalam satuan persen. Penentu tinggi pohon dengan pembidikan yang dilakukan 2 kali pembidikan yaitu pembidikan ke pangkal pohon dan ke puncak pohon atau tinggi bebas cabang pertama. Tinggi pohon merupakan penambahan atau pengurangan dari hasil 2 kali pembidikan tersebut bergantung posisi pengukur terhadap pohon. Cara menggunakan alat o Pengukur berdiri pada jarak tertentu sesuai dengan pengaturan jarak pada alat mengarah ke pohon yang akan diukur tingginya, misalnya jarak 15 m, 20 m, 25 m, atau 30 m. Jarak antara pohon dengan pengukur merupakan jarak datar. o Pegang alat dan bidikkan ke arah ujung pohon, tunggu jarum penunjuk skala sampai berhenti kemudian tekan tombol penguncinya. o Catat skala yang ditunjukkan oleh jarum sebagai data 1. o Lepas knop pengunci jarum dengan menekan knop pelepas kunci sehingga jarum penunjuk skala bergerak bebas. o Lakukan hal yang sama untuk membidik pangkal pohon. o Catat skala yang ditunjukkan oleh jarum sebagai data 2. o Tinggi pohon adalah jumlah atau selisih dari kedua pembacaan itu bergantung pada apakah pangkal pohon lebih rendah atau lebih tinggi dari mata pengukur. 78 Gambar 56. Prinsip kerja Hagameter Berikut kelebihan dan kekurangan alat christen meter : o Kelebihan Hasil pengukuran akan lebih teliti dibandingkan dengan alat sederhana. Tinggi pohon dapat diketahui langsung o Kekurangan Diperlukan koreksi jarak lapang pada daerah lereng untuk mendapatkan jarak datar. Dua kali pengukuran c) Hypsometer Hypsometer merupakan salah satu alat ukur tinggi dengan prinsip Trigonometri. Prinsip kerja alat ini sama dengan hagameter, namun ada sedikit perbedaan terutama pada skala pengukurannya yang hanya ada 2 macam yaitu skala pada jarak pengukuran 15 meter dan 20 meter. Hasil pengukuran ditunjukkan oleh skala yang berimpit dengan objek yang diukur tingginya. Skala akan berputar dan bergerak bebas pada saat pengukuran mengikuti pergerakan bidikan pada arah vertikal. Gambar dan bagian-bagian hypsometer sebagai berikut (Gambar 57): 79 Gambar 57. Bagian-Bagian Hypsometer Penentu tinggi pohon dengan pembidikan yang dilakukan 2 kali pembidikan yaitu pembidikan ke pangkal pohon dan ke puncak pohon atau tinggi bebas cabang pertama. Tinggi pohon merupakan penambahan atau pengurangan dari hasil 2 kali pembidikan tersebut bergantung posisi pengukur terhadap pohon. Cara menggunakan alat Pengukur berdiri pada jarak tertentu sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya jarak 15 m atau 20 m. Jarak yang digunakan adalah jarak datar. Bidik pohon yang akan diukur tingginya, himpitkan ujung pohon dengan benang skala. Catat skala yang didapat sebagai data 1. Lakukan hal yang sama untuk pangkal pohon. Catat skala yang didapat sebagai data 2. Tinggi pohon adalah jumlah atau selisih dari kedua pembacaan itu bergantung pada apakah pangkal pohon lebih rendah atau lebih tinggi dari mata pengukur. 80 Gambar 58. Prinsip kerja Hypsometer Berikut kelebihan dan kekurangan alat Hypsometer : Kelebihan o Hasil pengukuran akan lebih teliti dibandingkan dengan alat sederhana. o Tinggi pohon dapat diketahui langsung Kekurangan o Diperlukan koreksi jarak lapang pada daerah lereng untuk mendapatkan jarak datar. o Dibutuhkan jarak tertentu pada saat pengukuran o Dua kali pengukuran o Pengukuran agak sulit pada hutan yang pohonnya rapat d) Spiegel Relaskop Spiegel Relaskop merupakan salah satu alat ukur tinggi dengan prinsip Trigonometri. Prinsip kerja alat ini sama dengan hagameter dan hypsometer, skala pengukurannya ada 4 macam yaitu skala pada jarak pengukuran 15 meter, 20 meter, 25 meter dan 30 meter. Hasil pengukuran ditunjukkan oleh skala yang berimpit dengan objek yang diukur tingginya. Skala akan berputar dan bergerak bebas pada saat pengukuran mengikuti pergerakan bidikan pada arah vertikal. Gambar dan bagian-bagian hypsometer sebagai berikut (Gambar 59): Next >