< Previous 11 c. Persyaratan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) Berikut persyaratan umum IHMB : 1) Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada prinsipnya berbasis keragaman potensi hutan dan dilaksanakan oleh pemegang IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT pada hutan produksi atau suatu KPH. 2) Pengambilan petak contoh (sampling unit) dalam IHMB berbasis petak berdasarkan pada kondisi areal yang berhutan (areal efektif). 3) Petak contoh untuk pengamatan pohon ditetapkan sebagai berikut : a) Pada hutan alam petak contoh berukuran paling sedikit 0,25 ha berbentuk empat persegi panjang dengan lebar 20 meter dan panjang 125 meter. b) Pada hutan tanaman petak contoh berbentuk lingkaran berukuran paling sedikit 0,02 ha (jari-jari lingkaran 7,94 m) untuk umur 0-10 tahun, luas 0,04 ha (jari-jari lingkaran 11,28 m) untuk umur 11-20 tahun dan luas 0,1 ha (jari-jari lingkaran 17,8 m) untuk tegakan hutan diatas 20 tahun atau dengan Tree Sampling. Berikut ketentuan waktu pelaksanaan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) : 1) IHMB dilaksanakan satu kali dalam setiap 10 tahun (Bagaimana dengan IUPHHK-HT?) 2) Hasil IHMB menjadi dasar perhitungan AAC untuk IUPHHK-HA dan dasar perhitungan Etat untuk IUPHHK-HT kayu Pertukangan 3) Bagi IUPHHK-HT, kewajiban IHMB dilaksanakan pada tanaman pokok sekurang-kurangnya telah memasuki daur kedua yang mewakili semua kelas umur. 4) IHMB diselesaikan selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2011 (Menurut P.5/Menhut-II/2011). 12 Adapun Tim Pelaksana IHMB adalah sebagai berikut : 1) Tim Pelaksana IHMB dipimpim oleh seorang Ketua Tim Pelaksana yang telah memiliki Sertifikat Pelatihan IHMB 2) Ketua Tim Pelaksana dibantu oleh Kepala Regu yang sekurang-kurangnya telah mengikuti pelatihan internal tentang teknis pelaksanaan IHMB (inhouse training) 3) Ketua Tim Pelaksana dapat dibantu oleh Tim Mobilisasi/Tim Penghubung 4) Ketua Tim Pelaksana dapat pula dibantu oleh Tim Pengolahan dan Analisis Data Berikut Tugas dan Tanggungjawab tim pelaksana IHMB : 1) Ketua Tim Pelaksana bertugas menyusun Perencanaan Pelaksanaan IHMB, mengadakan pelatihan internal, mengkoordinasikan kepala-kepala regu pelaksana, mengumpulkan dan menganalisa data hasil IHMB, melaporkan hasil IHMB 2) Kepala Regu bertugas mengkoordinasikan anggota regunya dalam pengukuran dan pencatatan data lapangan, mengumpulkan data hasil IHMB dan melaporkan kepada Ketua Tim Pelaksana IHMB 3) Tim Mobilisasi/Tim Penghubung bertugas membantu untuk melayani Ketua-ketua Regu dalam memenuhi kebutuhan logistik, bahan dan peralatan, transportasi serta melakukan data kolekting dari kepala-kepala regu secara periodik untuk disampaikan kepada Ketua Tim Pelaksana. 4) Tim Pengolahan dan Analisis Data melakukan pengolahan data dan analisis data secara tabular dan spasial atas pengarahan Ketua Tim Pelaksana 13 1) Berikut bahan dan peralatan yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan kegiatan IHMB : Bahan dan Peralatan disiapkan sebanyak jumlah regu yang akan bekerja, meliputi : a) Bahan dan Peralatan Pengukuran Phi-band, Clinometer, Tali pengukur jarak, Kompas, GPS, Kamera digital, rambu ukur Peta-peta, ATK, P3K, batu batere b) Bahan dan Peralatan Kemping Plastik tenda, peralatan masak, cuci, dsb. Beras, minyak, lauk pauk, bumbu-bumbu, dsb. 2) Berikut dokumen-dukumen terkait rencana IHMB : a) Setiap pemegang IUPHHK, sebelum melaksanakan IHMB, wajib menyusun Dokumen Rencana IHMB untuk mendapat persetujuan Ditjen BUK. b) Dalam Dok. Rencana IHMB, memuat Keadaan Umum Areal IUPHHK, Rancangan Design Plot Contoh, Struktur Organisasi, Rancangan Teknik Pengukuran/Pengambilan data, Rancangan Pengolahan dan Analisis Data, Rancangan Hasil IHMB, Rancangan Pelaporan dan Rancangan Tata Waktu 3) Untuk peta-peta terkait IHMB adalah sebagai berikut : Dalam Dokumen Rencana IHMB, sekurang-kurangnya dilampirkan Peta-Peta : a) Peta Areal Kerja Skala 1:50.000/1:100.000, berisi : jaringan sungai, jaringan jalan, kontur, pemukiman (desa, kampung) b) Peta Rencana IHMB skala sama dg di atas, berisi : Petak (compartment), sampling design (plot contoh) dan tutupan lahan c) Peta Penafsiran Citra Satelit Resolusi Sedang terbaru (≤ 2 tahun) 14 4) Pengendalian kegiatan IHMB Pengendalian IHMB dilaksanakan Dirjen BUK melalui Wasganis PHPL Canhut sesuai Permenhut No. P.58/Menhut-II/2008, tentang Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Teknis PHPL. 5) Perencanaan Kegiatan IHMB a) Pemegang IUPHHK menyusun Rencana Kegiatan IHMB. b) Untuk menghindari kesalahan teknis dalam pelaksanaannya, Pemegang IUPHHK dapat mengkonsultasikan rencana kegiatan IHMB kepada Wasganis PHPL Canhut Dinas Kehutanan Provinsi atau Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi sebelum Rencana IHMB diserahkan kepada Dirjen BUK, cq. Direktur yang diserahi tugas dan tanggung jawab bidang penilaian dan pengesahan RKUPHHK. 6) Evaluasi Hasil IHMB a) Pemegang IUPHHK yang telah melaksanakan IHMB wajib menyerahkan Laporan Hasil IHMB kepada Dirjen BUK untuk dievaluasi Tim Wasganis PHPL Canhut. b) Dirjen BUK meminta kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi untuk menugaskan Tim Wasganis PHPL Canhut melakukan evaluasi paling lambat 3 bulan setelah Laporan Hasil IHMB diterima Dirjan BUK dari Pemegang IUPHHK. c) Selambat-lambatnya 30 hari setelah pelaksanaan evaluasi, Tim Wasganis PHPL Canhut memberikan pertimbangan hasil IHMB kepada Pemegang IUPHHK sebagai dasar penyusunan RKUPHHK. d. Penentuan dan Penempatan Jumlah Plot Contoh Plot contoh (sample unit) adalah suatu petak dengan bentuk dan ukuran tertentu yang dibuat dilapangan dimana didalam petak tersebut dilakukan pengukuran-pengukuran terhadap dimensi pohon/tegakan dan pencatatan 15 informasi-informasi tentang pohon/tegakan yang diperlukan yang penempatannya bersifat semi permanen. Sedangkan Plot contoh tree sampling adalah suatu bentuk plot contoh yang bukan didasarkan pada luasan plot contoh tertentu tetapi didasarkan pada sejumlah pohon tertentu yang tercakup dalam plot contoh tersebut. Kegiatan IHMB dapat dilakukan baik di hutan alam maupun di hutan tanaman. Sebelum membahas tentang penentuan, penempatan pembuatan plot contoh di hutan alam maupun tanaman, kita harus mengetahui mengenai stratifikasi tutupan hutan, berikut penjelasannya : 1) Stratifikasi Tutupan Hutan a) Pembentukan kelas tutupan hutan dimaksudkan untuk meningkatkan ketelitian hasil pendugaan hasil inventarisasi dan keterwakilan. b) Pelaksanaan pembentukan kelas tutupan hutan dilakukan melaui kaidah sebagai berikut: Membagi habis seluruh tutupan vegetasi yang ada (exhaustive); Mengorganisir/menggabung kelas-kelas tutupan hutan (mutually exclusive); Mempunyai ukuran yang jelas untuk setiap kelas tutupan hutan yang dibuat: o kelas tutupan hutan primer adalah hutan alam produksi yang belum pernah dieksploitasi secara terencana. o kelas tutupan hutan bekas tebangan (Logged Over Area) adalah hutan yang pernah dan atau sedang dieksploitasi secara terencana. Hirarkis, dimana kelas-kelas yang dibuat mempunyai hirarki (tingkatan) dan mengikuti kaidah diagram pohon (dendrogram). 2) Penentuan Plot Contoh di Hutan Alam Maupun di Hutan Tanaman sebagai berikut : 16 a) IHMB pada hutan alam Tujuan penarikan contoh pada hutan alam adalah untuk menghitung volume tegakan komersial yang terdiri dari pohon-pohon dengan diameter setinggi dada (dbh) sama atau lebih besar dari 10 cm. Jumlah plot contoh dihitung berdasarkan tingkat kesalahan sebesar 5% dengan menggunakan rumus : 2%%xtSECVn di mana : N = jumlah contoh SE = Sampling Error (5%) keragaman volume antar plot CV = Keragaman volume dinyatakan sebagai persentase terhadap nilai volume rataan t = tingkat kepercayaan 95% (nilai t mendekati 2) dengan demikian untuk kawasan yang mempunyai keragaman volume sebesar 65% akan diperoleh jumlah plot contoh sebesar 676 buah (dibulatkan 700). Mengingat kawasan hutan produksi yang luas dan keberagamannya tinggi, maka keragaman volume berdasarkan data empiris hutan-hutan produksi antara 65% – 75%. Tabel 3. berikut ini menunjukan jumlah plot contoh (luas masing-masing plot adalah 0,25 ha) yang harus dibuat agar mencapai kesalahan penarikan contoh sebesar ± 5% (lima perseratus), pada kawasan IUPHHK seluas 80.000 ha dengan asumsi besar keragaman volume antar plot (S%) berbeda-beda. 17 Tabel 1. Jumlah Plot Contoh Deskripsi/Kategori Keragaman Volume (%) 65 75 Jumlah plot contoh 676 900 Jumlah semua plot (ha) 169 225 Intensitas sampling (%) 0.2 0.3 Sebagai pedoman, maka keragaman volume untuk Pulau: o Sumatera dan Kalimantan sebesar 65%; o Sulawesi, Maluku dan Papua sebesar 75%. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua bentuk metode inventarisasi sistematik berjalur dengan intensitas sampling yang lebih tinggi dari 0,5% yang telah dan sedang dilaksanakan dapat diterima. Peletakan plot contoh dalam areal dilakukan dengan sampling sistematik dimulai secara acak (systematic sampling with random start) dalam jalur berplot, dengan lebar jalur 20 m. Jarak antar jalur sebesar 1 Km dengan tujuan agar semua petak yang ada dapat terwakili. Plot pertama dalam jalur diletakan secara acak. Jarak antar plot (JP) dalam satu jalur dihitung berdasarkan luas daerah yang terwakili sebuah plot sample yang dibagi 1000, yaitu dengan rumus : 100012xsampleJumlahplotmLuasIUPHHKJP Catatan : dengan jarak antar jalur 1000 m, maka jarak antar plot contoh dalam jalur, pada 3 kawasan IUPHHK yang keragaman volumenya sama 75% tetapi luasannya berbeda (misalnya IUPHHK A = 80.000, B = 90.000 dan C = 100.000 ha) adalah sebagai berikut: 18 Tabel 2. Jumlah Plot Contoh dalam Area IUPHHK-KA Luas Areal IUPHHK-HA 80.000 90.000 100.000 Jumlah plot 900 900 900 Luas terwakili/ plot (m2) 888.888,89 1.000.000,00 1.111.111,10 Jarak antar plot (m) 890 1000 1100 Dengan asumsi bahwa petak tebang berbentuk persegi dengan ukuran 1 km x 1 km, maka jika areal IUPHHK luas (misalnya di atas 100.000 ha) dan keragaman volume tinggi (misalnya di atas 75%) akan ada petak tebang yang tidak diwakili sebuah plot contoh. Untuk memperoleh informasi petak tebang tersebut, digunakan asumsi bahwa perubahan volume dari satu titik contoh ke titik lainnya berlangsung secara gradual, karena itu dapat digunakan transformasi linear berdasarkan jarak. Jika luas IUPHHK tersebut adalah 90.000 ha, maka jarak antar plot adalah 1000 meter. Petak tebang yang tidak diwakili sebuah plot contoh, diduga volumenya dengan menggunakan interpolasi. Pada Gambar 1. di bawah ini, petak tebang A100 tidak ditempati plot contoh dan akan diduga volumenya berdasarkan volume plot contoh di petak A099 (misalnya V1 =25 m3) dan petak A101 (misalnya V2=64 m3). Gambar 1. Petak Tebang dengan Volume Interpolasi 19 Tahapan pendugaan adalah sebagai berikut: o Ukur jarak dari plot sample di Petak A099 ke titik tengah plot A100 (misalkan P1 =550 m). o Ukur jarak dari plot contoh di Petak A101 ke titik tengah plot A100 (misalkan P2 =750 m). o Hitung beda volume (DV) ke dua plot contoh, DV = 64 m3 – 25 m3 = 39 m3. o Gunakan rumus transformasi linear sebagai berikut: VXPPPVV2111 Gunakan operator + (tambah) kalau V1 lebih kecil dari V2 dan gunakan operator - (kurang) kalau V1 lebih besar dari V2. Untuk contoh di atas, volume di A100 adalah: 35,413975055055025mXV o Jumlah Plot Contoh setiap kompartemen diwakili satu plot contoh untuk luasan IUPHHK-HA untuk luasan > 100.000 ha, atau berdasarkan Tabel 5. dalam Pedoman IHMB. Tabel 3. Pedoman IHMB (Interpolasi hasil perhitungan Jumlah Plot Hutan Alam) 20 b) IHMB pada hutan tanaman Pendugaan volume dilakukan pada tanaman umur 4 tahun keatas untuk kayu pulp dan diatas 5 tahun untuk kayu pertukangan, dengan tujuan untuk monitoring perkembangan produksi dan menduga besarnya produksi pada saat ditebang. Pengambilan plot contoh berbasis petak dan kelas umur. Kelas umur hutan tanaman untuk kayu pulp digunakan dua kelas umur, yaitu < 4 tahun dan ≥ 4 tahun, untuk kayu pertukangan, interval kelas umur 5 tahun dan hutan tanaman dengan rotasi diatas 50 tahun digunakan, interval 10 tahun. Ukuran Plot Contoh tergantung Kelas Umur : Lingkaran : 0,02 ha; 0,04 ha dan 0,1 ha tree Sampling : 6-Pohon, 8-Pohon dan 10-pohon Pada umur tegakan dibawah 4 tahun, tujuan inventarisasi lebih diarahkan pada penilaian keberhasilan tanaman, penentuan kualitas tapak (site quality) dan pengendalian hama/penyakit. Untuk hutan tanaman kayu pulp, hanya dibedakan atas 2 kelas umur, yaitu kurang dari 4 tahun dan 4 tahun keatas. Jumlah plot contoh yang diperlukan tiap IUPHHK-HT/HTI dihitung berdasarkan tingkat kesalahan 5% dengan rumus berdasarkan keragaman, hanya dimodifikasi sesuai dengan luas areal efektifnya. Rumusnya sebagai berikut : 2%%XtSECVn di mana: n = jumlah contoh SE = Sampling Error (5%) keragaman volume antar plot CV = Keragaman volume ditetapkan sebesar 25% t = tingkat kepercayaan 95% (nilai t mendekati 2) Next >