< Previous150 Gambar 88. Perancah menara dengan kaki gantung c) Pemasangan Perancah Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi pemahaman terhadap peralatan merupakan satu hal yang sangat penting, karena keberhasilam penanganan pekerjaan tersebut akan tergantung sekali kepada sejauh mana pekerja memahami jenis, fungsi dan cara menggunakan peralatan. Harus kita akui bahwa kemampuan tenaga kerja di negeri kita pada umumnya, khususnya tukang pasang perancah bukan diperoleh dari hasil pendidikan atau pelatihan secara formal tetapi diperoleh berdasarkan pengalaman kerja langsung di lapangan sehingga kemampuan mengenali peralatan perlu mendapatkan bimbingan secara khusus yang ditunjang oleh pengalaman yang cukup. Kemampuan menggunakan peralatan bagi seorang tukang pasang perancah adalah sangat penting, sehingga dalam melaksanakan tugasnya bisa betul-betul mengetahui secara pasti apa yang seharusnya dilakukan serta dimana perancah tersebut harus dipasang, disamping itu tentunya diharapkan dengan meningkatnya kemampuan menggunakan peralatan juga akan meningkatkan produktivitas dan penghasilan hariannya. Peralatan yang digunakan dalam pemasangan perancah terdiri dari : 1) Kunci pas, kunci ring dan kunci sock Kunci pas, kunci ring dan kunci sock digunakan untuk mengencangkan mur-baut klem pengikat / penyambung perancah Ukuran kunci yang sering digunakan pada pekerjaan ini biasanya antara 8-17 mm, sesuai ukuran mur-baut pada klem pengikat / penyambung atau mur-baut penyiku pada perancah sistem rangka. Ukruan kunci harus sesuai dengan ukuran mur-baut yang digunakan agar tidak terjadi kerusakan pada mur-baut tersebut. 151 Gambar 69. Kunci pas, kunci ring dan kunci sock 2) Pojer (Podger) Pojer digunakan untuk mengencangkan atau melonggarkan pengikat tali baha pada perancah, yakni dengan memasukan ujung segi empat / bulat kedalam mata ulir pengencang tali baja dan memutarnya. Ujung pojer berbentuk C juga dapat digunakan untuk mengencangkan / melepas mur-baut yang ukurannya cukup besar. Gambar 70. Pojer (podger) 3) Meteran Meteran dalam pekerjaan pemasangan perancah digunakan untuk mengukur lebar, panjang dan tinggi perancah. Dua jenis meteran yang sering digunakan adalah : (a) Meteran lipat yang dibuat dari bahan kayu, plastik keras atau logam dengan panjang 1 meter. (b) Meteran gulung (roll) dari pelat baja tipis dengan kotak dari bahan plastik atau logam yang panjangnya berkisar antara 2-5 meter. Meteran jenis ini lebih baik karena mempunyai daya ukur yang lebih panjang daripada meteran lipat. Gambar 71. Meteran 4) Waterpas 152 Waterpas digunakan untuk memeriksa / menentukan kedataran papan acuan konstruksi (bouwplank), kedataran bagian atas profil dan ketegakan profil. Waterpas yang digunakan sebaiknya yang dibuat dari bahan logam dengan kotak gelembung air (nivo) yang tidak mudah berubah karena pengaruh cuaca atau benturan. Ukuran panjang waterpass bervariasi antara 60-120 cm. Gambar 72. Waterpass 5) Selang plastik Alat yang sering digunakan di lapangan untuk memeriksa / menentukan kedataran papan acuan konstruksi (bouwplank) atau pun profil selain waterpas, adalah selang plastik yang diisi air. Selang plastik yang digunakan sebaiknya yang bening dengan ukuran diameter 1 cm. Selang plastik mempunyai daya ukur yang lebih panjang dan ketelitian yang lebih baik daripada waterpas, hanya dalam pengisian air harus hati-hati jangan sampai terdapat gelembung udara di dalamnya. Jika terdapat gelembung udara di dalamnya, maka akan terjadi permukaan air yang tidak seimbang/sama, sehingga hasil pengukuran permukaan tidak teliti (tidak datar). Gambar 73. Selang plastik gulung Permukaan air tetap Gambar 74. Selang plastik diisi air, tidak terdapat gelembung udara gelas silinder gelembung 153 Permukaan air berubah-ubahGelembung udara Gambar 75. Selang plastik diisi air, terdapat gelembung udara 6) Unting-unting (lot) Unting-unting juga sering disebut lot digunakan untuk memeriksa / menentukan ketegakan tiang-tiang perancah. Unting-unting dibuat dari bahan logam dengan ukuran berat 200-500 gram. Penggunaan unting-unting yang lebih berat akan lebih baik, karena gangguan akibat tiupan angin relatif kecil sehingga posisinya akan stabil (tidak goyang). Gambar 76. Macam-macam bentuk unting-unting 7) Palu cakar Palu cakar digunakan untuk memukul / membenamkan atau mencabut paku pada saat memasang dudukan tiang di atas bantalan kayu atau pada saat memasang balok kayu pada dudukannya. Gambar 77. Gambar palu cakar d) Prosedur Pemasangan dan pembongkaran Perancah 1) Prosedur pemasangan perancah Pemasangan perancah sebaiknya mempertimbangkan hal-hal tersebut di bawah ini, agar diperoleh hasil yang memuaskan dalam arti kuat dan aman. (a) Langkah awal yang cukup menentukan adalah persiapan, pengukuran dan pematokan atau pemberian tanda batas-batas pemasangan perancah. 154 Gambar kerja harus jelas dipahami dan dikuasai, baik bentuk ukurannya terutama ketinggian perancah sesuai dengan spesifikasi teknis. (b) Bahan-bahan yang digunakan harus cukup jumlahnya sesuai area yang akan dipasang, kuat dengan pemeliharaan teratur. Komponen-komponen penyambung harus dalam kondisi baik. Pipa-pipa harus lurus dan sama ukuranya sama, kayu-kayu papan bordes tidak lapuk. (c) Pemasangan perancah harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup di bidangnya. (d) Pondasi dudukan tiang datar dan dapat menerima beban secara merata Gambar 79. Pondasi dudukan tiang (e) Ketegakan dan kedataran perancah harus selalu diperiksa pada setiap tahapan pemasangan (f) Pertemuan tiang penyokong, siku dan batang horizontal harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berjauhan dengan tiang. Baut-baut komponen penyambung harus kencang. Gambar 80. Pertemuan tiang penyokong siku dan batang horizontal (g) Semua pengikat dan penyokong harus diperiksa supaya berada pada posisi yang semestinya. 155 Batang-batang pengikat harus kaku dan dipasang pada tempat-tempat yang sudah ditentukan. Penyokong harus dipasang pada setiap pertemuan tiang, siku dan batang horizontal. 2) Prosedur pembongkaran perancah Jika pekerjaan dinyatakan sudah selesai atau suatu konstruksi sudah cukup umur sehingga mampu menahan beban sendiri, beban bergerak dan beban lainnya sesuai dengan spesifikasi teknik yang dinyatakan secara tertulis dalam berita acara, maka pembongkaran perancah bisa segera dilakukan. Didalam melaksanakan pembongkaran perancah, faktor-faktor keselamatan kerja tetap harus menjadi yang paling utama, sehingga pembongkaran harus dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Perintah pembongkaran harus dinyatakan secara tertulis dari pihak-pihak yang terkait sehingga segalanya bisa dipertanggung jawabkan secara bersama. e) Pemasangan Perancah 1) Pemasangan perancah dengan sistem kerangka satu lapis (putlog scaffold) Perancah dengan sistem kerangka tiang satu lapis digunakan hanya sebagai tempat melakukan aktivitas kerja. Pemasangan dilaksanakan secara bertahap, sesuai dengan ketinggian pekerjaan yang dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut : (a) Menyiapkan pondasi dudukan tiang Pondasi dudukan tiang merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pekerjaan perancah, sehingga pengerjaannya harus dilakukan secara teliti. Pondasi dudukan harus dapat menahan beban para pekerja, bahan-bahan pasangan dan beban-beban lainnya. Pondasi dudukan dapat berupa balok kayu yang cukup kuat yang dipasang di atas tanah dasar yang telah dipadatkan atau di atas lantai beton dalam datar. Jarak antara pondasi dudukan dengan pasangan maksimum 1,20 m. (b) Memasang dudukan tiang 156 Dudukan tiang dipasang pada tempat-tempat yang sudah ditentukan sesuai dengan persyaratan perancah dan diperkuat dengan paku supaya tidak bergeser dari tempatnya. (c) Memasang tiang Komponen tiang harus dipilih dan diperiksa kondisinya baik dari segi kelurusan maupun kualitas besinya (karatan, keropos atau tidak). Jika dudukan tiang dilengkapi dengan lubang untuk pin sebaiknya tiang dipasang dengan menggunakan pin sehingga lebih aman. (d) Memasang batang horizontal memanjang (ledger) Batang memanjang dipasang dengan cara mengikatnya pada tiang-tiang dengan menggunakan klem pengikat. Posisi batang memanjang harus datar dan sejajar dengan bidang pasangan. (e) Memasang batang horizontal melintang (putlog) Batang melintang dipasang dengan cara menempatkan bagian ujung yang pipih masuk di atas pasangan, kemudian ujung lainnya dipasang di atas batang horizontal memanjang (ledger) dan diperkuat dengan klem pengikat. Gambar 81. Posisi batang melintang pada pasangan (f) Memasang penyiku Diantara tiang-tiang harus dipasang penyiku yang dihubungkan dengan klem pengikat, sehingga perancah menjadi stabil. (g) Memasang batang pengikat Pengikat harus dipasang pada setiap ketinggian perancah maksimum 3 m dengan jarak maksimal 6 m. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas perancah. Pelat pipih masuk ke dalam pasangan 157 Gambar 82. Pemasangan batang pengikat (h) Memasang papan bordes Papan bordes untuk tempat bekerja, harus dipasang sesuai persyaratan supaya dapat bekerja dengan aman. Lebar minimum papan bordes adalah sebagai berikut : Untuk pekerja = 0,60 m Untuk pekerja dan bahan = 0,80 m Untuk roda pengangkut bahan = 1,00 m Jarak antara sisi papan bordes dengan bangunan maksimum 30 cm. (i) Memasang papan pengaman Papan pengaman dipasang di atas batang melintang dalam posisi berdiri, kemudian dijepit dengan menggunakan jepitan pada setiap tiang. (j) Memasang pegangan Pegangan dipasang mendatar setinggi 0,90-1,40 m sepanjang perancah dengan klem pengikat yang dipasang pada setiap tiang. Gambar 83. Pegangan pada perancah dengan sistem kerangka tiang satu lapis 2) Pemasangan perancah sistem rangka (independent scaffold) 158 Perancah sistem rangka digunakan sebagai bangunan sementara untuk melakukan aktivitas kerja dan menopang sementara konstruksi seperti balok beton, lantai beton dan lain-lain sampai konstruksi tersebut benar-benar cukup umur dan stabil. Perancah jenis ini pemasangannya lebih cepat dan tidak memerlukan banyak komponen pengikat seperti perancah dengan sistim bahan / komponen lepas (putlog scaffold). Pemasangan dilakukan dengan cara seperti berikut : (a) Memasang pondasi dudukan kaki rangka Pondasi dudukan dapat berupa balok kayu yang cukup kuat yang dipasang di atas tanah dasar yang telah dipadatkan atau diatas lantai beton dalam datar. Jarak antara pondasi dudukan dengan pasangan maks 1,20 m. (b) Memasang dudukan kaki rangka Dudukan tiang dipasang pada tempat-tempat yang sudah ditentukan sesuai dengan persyaratan perancah dan diperkuat dengan paku supaya tidak bergeser dari tempatnya. Jika perancah yang akan dipasang dimaksudkan sebagai penopang sementara konstruksi, maka sebaiknya dipasang dudukan yang dapat diatur turun naik, sehingga mengatur kedataran posisi bekisting balok atau lantai beton yang akan dikerjakan dapat dilakukan dengan mudah. (c) Memasang rangka Setiap rangka dipasang pada dudukan yang susah ditentukan dengan jarak yang sama. Pemasangan rangka bagian atas berikutnya dilakukan dengan cara memasang rangka tersebut tepat di atas rangka bagian bawah, sampai ketinggian yang ditentukan. (d) Memasang siku Batang-batang penyiku dipasang menyilang antara yang satu dengan lainnya. Agar penyiku tidak bergeser, setelah siku dipasang, pengunci pada pin ditarik keluar (jika menggunakan pin) atau dipasang mur dan dikencangkan (jika menggunakan mur-baut). 159 Gambar 84. Pengunci batang penyiku (e) Memasang papan bordes Jika perancah akan digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas kerja, maka harus dipasang papan bordes. (f) Memasang papan pengaman Papan pengaman dipasang di atas rangka dalam posisi berdiri, kemudian dijepit dengan menggunakan jepitan pada setiap tiang rangka. (g) Memasang tiang penyangga balok Jika perancah akan digunakan sebagai penopang sementara konstruksi, maka pada tiang rangka bagian atas sebaiknya dipasang tiang penyangga balok yang dapat diatur turun naik untuk mempermudah penyetelan kedataran balok-balok dudukan bekisting. (h) Memasang batang-batang pengikat Pengikat harus dipasang pada setiap ketinggian perancah maksimum 3 m dengan jarak maksimal 6 m. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas perancah. (i) Memasang pegangan Pegangan dipasang mendatar setinggi 0,90 – 1,40 m dari papan bordes dengan klem pengikat yang dipasang pada setiap tiang. 1) Pemasangan perancah menara (tower scaffold) Perancah menara biasanya digunakan untuk melakukan aktivitas pekerjaan yang sifatnya perbaikan-perbaikan kecil tetapi mempunyai ketinggian tertentu atau sebagai dudukan katrol untuk mengangkat bahan-bahan yang akan dipasang pada ketinggian konstruksi. pin baut mur Next >