< Previous 89 Pengendalian diatas kapal adalah terpusat dianjungan kapal, artinya bahwa semua perencanaan disepakati bersama antara Nakhoda Kapal sebagai pimpinan tertinggi diatas kapal dibantu dengan KKM. Kebersamaan itulah yang menyebabkan terjadinya suatu kerja kelompok yang diwakili oleh semua departemen yang ada diatas kapal. Telah diterangkan diatas bahwa kerja diatas kapal pada waktu dalam pelayaran telah dibagi waktu jaga yang diikuti dengan kelompok-kelompok jaga. Dianjungan kapal dalam menyelenggarakan pelayaran kapal telah dibagi juga kelompok kerja yang berisikan seorang perwira jaga dengan jabatan mualim sebagai penanggung jawab diikuti juru mudi, marconis dan semuanya harus saling mendukung serta mengisi segala kelemahan dan kekurangan bahkan tanpa diminta pun keterangan atau hal-hal yang membahayakan kapal harus segera disampaikan demi keselamatan kapal dan segala isinya. q. Menghitung Kecepatan dan Jarak Cara perhitungan ini tidak ada pengaruh arus dan angin. Maka Jauh atau jarak yang harus ditempuh oleh kapal dalam suatu haluan tertentu dan kecepatan adalah jauh yang ditempuh oleh kapal dalam waktu 1 jam. Ada beberapa rumus yang sederhana seperti dibawah ini: 1) Jika ingin menghitung jauh yang telah ditempuh kapal dalam waktu tertentu ialah dengan rumus= 푊푥퐾60 2) Jika menghitung lamanya waktu untuk menempuh suatu jarak tertentu ialah dengan rumus= 퐷푥60퐾 3) Jika menghitung kecepatan kapal untuk menempuh waktu tertentu ialah dengan rumus= 90 퐷푥60푊 Keterangan: W : Waktu dalam menit K : Kecepatan dalam detik lintang (busur) D : Jauh dalam detik lintang (busur) Contoh Soal. Soal.1. 1) Kapal berlayar dengan Kecepatan 12,8 knots, kemudian telah berlayar 49 menit. Berapa jauh kapal melayarinya. Penyelesaian : Kecepatan kapal 12, 8 knots = 12,8 mil/jam=12,860 Dalam 49 menit kapal berlayar WxK = 49x12,8’ = 627,2’ = ±10,5mil 60 60 60 2) Kapal berlayar dengan kecepatan 9 mil/jam, kemudian kapal telah berlayar 7 jam 50 menit. Berapa jauh kapal melayarinya. Penyelesaian : Dalam 7 jam kapal berlayar = 7 x 9 mil=63 mil Dalam 50 menit 50 .960 = 45060 = 7, 5 mil Soal 2. 1) Jauh yang harus ditempuh 3,7 mil. Kecepatan kapal 9 knots. Berapa waktu yang diperlukan untuk menempuh 3,7 mil. Penyelesaian : Jauh yang sudah ditempuh kapal = 3,7 x 60” (D) Kecepatan kapal = 9 knots = 9 mil/jam = (9 x 60”) 91 Jadi waktu untuk Menempuh jauh 3,7 mil=Dx60’=(3,7x60”)x60’ = K (9x60”) =3,7x60’=222’=±25menit 9 9 2) Jauh yang harus ditempuh 119 mil. Kecepatan kapal 13,7 knots. Berapakah waktu untuk menempuh jauh tersebut. Penyelesaian : Jauh yang sudah ditempuh kapal =119 x 60” (D) Kecepatan kapal =13,7 knots =13,7 mil/jam = (13,7 x 60”) Jadi waktu untuk Menempuh jauh 119 mil =Dx60=(119x60”)x60’= K (13,7x60”) =119x60’=7140’= 521 ‘ = 8 jam 4 menit 13,7 13,7 Soal 3 Umpama dalam 50 menit kapal harus menempuh jarak 9,7 mil = 9,7x60 = 582 detik lintang (582”), maka setiap 1 menit kapal menempuh 582”:50 =11,7”. Jadi jumlah detik lintang yang harus ditempuh dalam 1 menit sama dengan jumlah mil yang harus ditempuh dalam 1 jam. Dalam hal tersebut diatas, maka kapal harus berlayar 11,7 mil/jam untuk mencapai tujuan tepat dalam waktunya. Jauh yang harus ditempuh sebuah kapal misalnya 15 mil, kemudian waktu yang diperlukan 1 jam 10 menit. Berapakah kecepatan kapal yang harus digunakan. Penyelesaian: Waktu yang diperlukan 1 jam 10 menit =70 menit = (70x60”) Jauh yang ditempuh = 15 mil (15 x 60”) 92 Kecepatan yang diperlukan =Dx60 =(15x60”)x60’ W (70x60”) 15 x 60’ =15x6 = 12,6 mil 70 7 r. Dasar-dasar Navigasi Astronomi Ilmu pelayaran navigasi astronomi merupakan salah satu untuk menjamin keselamatan pelayaran sebuah kapal. Ilmu pelayaran navigasi astronomi dari tahun ketahun terus mengalami pertumbuhan dan selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan teknologi. Para perwira dikapal khususnya pelayaran samudera setiap hari menggeluti navigasi astronomi, khususnya jika kapal berada dilaut lepas yang jauh dari daratan. Sebagai awal mempelajari navigasi astronomi terlebih dahulu perlu mengenal beberapa pengertian dasar, antara lain : 1) Navigasi Astronomi adalah suatu system penentuan posisi kapal melalui observasi benda angkasa seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet. Instrument navigasi yang digunakan adalah sextant, chronometer dan compass dengan perhitungan tabel-tabel serta Almanak Nautika. 2) Bulatan Angkasa Didalam ilmu Bintang bahwa koordinat benda-benda angkasa pada bulatan angkasa dapat ditentukan dengan 3 (tiga) tata koordinat yaitu a) Tata koordinat horizon dengan argument Azimuth dan tinggi benda angkasa, b) Tata koordinat katulistiwa dengan argument rambat lurus dan zawal benda angkasa, c) Tata koordinat ekliptika dengan argumen lintang astronomis dan bujur astronomis benda angkasa. 93 Mengenal beberapa definisi : 1) Bulatan angkasa adalah sebuah bulatan dimana planet bumi sebagai pusat, dengan radius tertentu dan semua benda-benda angkasa diproyeksikan padanya. 2) Katulistiwa angkasa adalah sebuah lingkaran besar diangkasa yang tegak lurus terhadap poros kutub Utara dan kutub Selatan angkasa 3) Meridian angkasa adalah lingkaran tegak yang melalui titik Utara dan titik Selatan. 4) Lingkaran deklinasi adalah sebuah busur yang menghubungkan kutub Utara dan kutub Selatan angkasa melalui benda angkasa tersebut. 5) Deklinasi (zawal) benda angkasa adalah sebagian busur lingkaran deklinasi, dihitung dari katulistiwa angkasa kearah Utara atau Selatan hingga benda angkasa tersebut. 6) Azimuth benda angkasa adalah sebagian busur cakrawala, dihitung dari titik Utara atau selatan sesuai lintang penilik, kearah Barat atau Timur sampai kelingkaran tegak yang melelui benda angkasa, diukur dari 00 sampai 1800 7) Rambat lurus adalah sebagian busur katulistiwa angkasa, dihitung dari titik Aries kearah berlawanan dengan gerakan harian maya, sampai ketitik kaki benda angkasa 8) Titik Aries adalah sebuah titik tetap dikatulistiwa angkasa, dimana matahari berada pada tanggal 21 Maret. 9) Lingkaran vertical pertama adalah lingkaran yang menghubungkan Zenith dan Nadir melalui titik Timur dan titik Barat. 10) Lintang Astronomis adalah sebagian busur lingkaran lintang astronomis benda angkasa, dihitung dari ekliptika hingga sampai ke benda angkasa. 94 11) Bujur Astronomis adalah sebagian busur lingkaran ekliptika, dihitung dari titik Aries dengan arah yang sama terhadap peredaran tahunan matahari, sampai pada titik proyeksi benda angkasa di ekliptika. 12) Greenwicch Hour Angle (GHA) atau sudut jam barat Greenwich, adalah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari meridian angkasa Greenwich kearah Barat sampai meridian angkasa yang melalui benda angkasa, dihitung dari 00 sampai 3600 13) Local Hour Angle (LHA) atau sudut jam Barat setempat, adalah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari meridian angkasa penilik kearah Barat, sampai meridian yang melalui benda angkasa, dihitung dari 00 sampai 3600 14) Sideral Hour Angle(SHA) atau sudut jam Barat benda angkasa, adalah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari titik Aries kearah Barat, sampai meridian yang melalui benda angkasa, dihitung dari 00 sampai 3600 15) Tinggi sejati adalah busur lingkaran tegak yang melalui benda angkasa, antara cakrawal sejati dan titik pusat benda angkasa. 16) Tinggi yang ukur adalah tinggi yang dibaca pada pesawat sektan, diperbaiki dengan koreksi indeks dan kesalahan kaca berwarna atau sama dengan sudut antara tepi langit maya dan benda angkasa yang terlihat. 17) Tepi langit sejati adalah irisan angkasa dengan bidang kerucut, yang dilkukiskan oleh garis singgung pada bumi dari mata sipenilik. 18) Tepi langit maya adalah batas bagian permukaan bumi yang masih terlihat bagi si penilik (dilaut : singgungan maya dari air dan udara) 19) Cakrawala setempat adalah bidang melalui mata sipenelik, sejajar dengan cakrawala sejati. 20) Cakrawala sejati adalah irisan angkasa dengan bidang yang melalui titik pusat angkasa, tegak lurus pada normal si penilik. 95 21) Penundukan tepi langit sejati adalah sudut antara arah tepi langit sejati dan cakrawala setempat 22) Penundukan tepi langit maya adalah sudut antara arah tepi langit maya dan cakrawala setempat 23) Tinggi mata adalah tinggi mata si penilik di atas permukaan laut. Perbaikan Tinggi Perbaikan tinggi adalah menjabarkan tinggi yang diukur hingga menjadi tinggi pusat sejati. Gambar 35. Perbaikan Tinggi Koreksi yang diperlukan : 1) Koreksi untuk pesawat (KI) 2) Koreksi untuk penundukan tepi langit maya (ptm) 3) Koreksi untuk lengkung sinar astronomi (lsa) 4) Koreksi untuk paralak dalam tinggi (par) 5) Koreksi untuk ½ garis menengah benda angkasa (1/2 m) 96 Mengapa diperlukan perbaikan : Ini diperlukan karena alasan – alasan sebagai berikut : 1) Tingginya ditentukan dengan sektan yang pada umumnya memiliki kesalahan dalam penunjukannya. 2) Sinar cahaya yang datang dari tepi langit harus menempuh jalan di lapisan terbawah dari udara (ptm) 3) Sinar yang datang dari benda angkasa harus juga menempuh lapisan udara, sebelum tiba di mata si penilik (lsa) 4) Mata si penilik tidak berada dipusat bumi, sedangkan tingi sejati dihitung terhadap titik pusat tersebut sebagai sudut titik pusat (par) 5) Kita mengukur tinggi matahari dan bulan bukannya tinggi titik pusatnya, tetapi hanya tinggi tepi bawah atau tepi ataasnya. s. Lengkung Sinar. 1) Bias atau Refraksi Ini adalah perubahan arah yang dialami oleh sinar cahaya yang berpindah ke udara yang kepekatan optiknya lebih besar ataupun lebih kecil. Hukum – hukum bias dari snellius : a) Sinar datang, sinar yang dibiaskan dan normal boidang pemisah, terletak dalam saru bidang datar. b) Sinar sudut datang (a) dibagi oleh sinus sudut bias (b) untuk dua zat perantara yang sama, merupakan suatu bilangan tetap, jadi sin a/b = n, n disebut indeks bias. Pada perpindahan sinar cahaya dari zat yang optik kurang pekat ke zat yang optik lebih pekat, ia membias ke arah normal; n > 1. Didalam ruang hampa udara atau dalam zat perantara yang homogen, sinar cahaya merambat menurut garis lurus. 97 Gambar 36. Bias atau Refraksi 2) Lengkung Sinar Astronomi (lsa) Adalah sudut antara arah kemana kita melihat benda angkasa dan arah sebenarnya, dimana ia berada. Sinar cahaya benda angkasa, apabila mencapai selubung udara (atsmosfir), dibiaskan kearah normal. Karena kepekatan udara mengikuti sebuah garis lengkung dan bukanya garis patah. Si penelik akan melihat benda angkasa dalam arah garis singgung dari mata pada garis lengkung tersebut. Jadi kita melihat benda angkasa selalu tinggi. Jadi nilai lsa harus selalu dikurangkan dari tinggi yang diukur. Gambar 37. Lengkung Sinar Astronomi 98 Mengenai lsa perlu diketahui hal-hal berikut : a) Nilai lsa untuk berbagai tinggi telah ditentukan secara penilikan b) Untuk tinggi-tinggi > 300 ia adalah sebanding dengan 60”.Cotg. t. Untuk benda angkasa di titik puncak : lsa = 0, dicakrawala setempat = 36’ (maks) c) Lsa tergantung dari pada : Tinggi setempat maya Suhu udara Tekanan udara d) Daftar 19 memberikan lsa rata-rata, untuk suhu 100 C dan tekanan udara 1016 mb (762 mm) e) Daftar 20 dan 21 memberikan koreksi yang harus dijabarkan dengan tandanya pada lsa rata-rata, jika suhu dan tekanan udara menyimpang dari 100 C 1016 mb. (762 mm). Koreksi – koreksi ini adalah penting, terutama untuk tinggi-tinggi yang kecil (< 100) 3) Lengkung Sinar Bumiawi (Refraksi Bumiawi) Adalah sudut antara arah kemana kita melihat benda bumi dan arah sebenarnya dimana ia berada. Dalam keadaan umum, refraksi bumiawi adalah sebanding dengan jarak busur dari sipenilik ke benda tersebut. Adanya refraksi bumiawi menyebabkan bahwa kita dapat melihat titik-titik dibumi yang lebih jauh dari pada titik singgung pada bumi, garis singgung mana ditarik dari mata si penilik. Next >