< Previous 19 Peta yang memenuhi kedua syarat tersebut diatas disebut peta bertumbuh, akibatnya pada peta adalah : 1) Derajah merupakan garis lurus. 2) Jajar-jajar merupakan garis lurus. 3) Tiap derajah tegak lurus tiap jajar. 4) Derajah-derajah harus sejajar satu sama lain 5) Jajar-jajar harus sejajar satu sama lain. Peta Mercator atau juga disebut dengan Peta Lintang Bertumbuh, mengapa dikatakan peta bertumbuh karena jarak antara lintang 10°ke lintang 20° lebih besar jaraknya dari jarak antara lintang 0° kelintang 10°. Makin mendekati kutub jarak antara jajar-jajar makin membesar atau dikatakan bertumbuh. Gambar 7. Peta Mercator Jarak A0A1-A1A2<A0A1-A2A3 Cara penulisan sebuah benda/titik dipeta harus menggunakan Lintang (LU/LS) dan Bujur (BT/BB) adalah sebagai berikut : 000000’00”LS/LU 20 000000’00”BT/BB Contoh : a. 55030’25”LS 114005’35”BT b .08045’55”LU 085007’00”BB d. Skalla Peta Skalla ialah perbandingan satu satuan panjang dipeta dengan panjang sesungguhnya. Untuk menyatakan skalla ada beberapa macam cara yang dipakai antara lain : 1) Skalla Umum (Natural Scale), Misalnya 1:80.000, artinya satu satuan panjang dipeta = 80.000 kali satuan dalam keadaan sebenarnya / sesungguhnya. 2) Skalla Angka (Numerical Scale), Misalnya 1 cm : 10 km, artinya 1 cm dipeta = 10 km pada keadaan sesungguhnya. 3) Skalla Grafik (Grafical Scale),Dipeta sering terdapat sebuah garis yang mempunyai pembagian dalam mil, yard, km atau meter. Jarak-jarak dipeta ini dapat diukur dengan memakai skalla tadi. Pembagian Peta Menurut Kegunaan dan Skallanya 1) Peta Ichtisar Skalla 1 : 60.000 atau lebih besar. a) Skalla kecil, meliputi daerah luas. b) Detail peta tak perlu. c) Memberi keterangan tentang navigasi, dapat dipakai untuk menentukan cruise track dari satu tempat ketempat lain. 21 2) Peta Samudera (Sailing Chart) a) Skalla1 : 600.000 atau lebih kecil. b) Dipakai untuk penyeberangan samudera. c) Meliputi daerah yang luas. 3) Peta Antar Pulau (Peta Haluan, Peta Perantau, General Chart) a) Skalla kira-kira antara 1 : 100.000- 1 : 600.000. b) Dipakai untuk antar Pulau. c) Detail peta dapat ditunjukan walau pun tidak seteliti peta pantai atau peta pelabuhan. 4) Peta Pantai a) Skalla antara 1 : 50.000-1:100.000. b) Dipakai pada waktu mendekati / menjauhi teluk, pelabuhan. c) Details peta mutlak diperlukan demi keselamatan pelayaran. 5) Peta Penjelas a) Skalla antara 1 : 50.000 atau lebih. b) Dipakai untuk memperjelas navigasi didaerah perairan sempit, daerah berbahaya atau daerah yang rawan dilayari. c) Detail peta mutlak diperlukan. 6) Peta Pelabuhan a) Skalla kira-kira 1 : 50.000 atau lebih. b) Dipakai waktu mendekati/meninggalkan pelabuhan atau dermaga, juga untuk merencanakan tempat berlabuh. c) Details peta sangat (mutlak) diperlukan, kalau perlu lebih details lagi. 22 Keterangan pembagian peta tersebut diatas menjelaskan tentang skalla peta dan pembagian peta menurut kegunaan dan skallanya, namun tidak menutup kemungkinan masih ada keterangan-keterangan lainnya yang dapat juga menyimpulkan bahwa peta yang digunakan adalah baik dengan details yang jelas dan lengkap. Keterangan-keterangan umum/details yang terdapat dalam peta laut Setelah dirinci tentang peta tersebut diatas maka siswa diharapkan dapat juga membaca details sebuah peta yang akan/sementara dipakainya. Pada umumnya keterangan yang terdapat dipeta antara lain: 1) Nomor Peta, tertulis pada sudut kiri atas dan kanan bawah peta laut. 2) Nama Peta, (Titel atau Judul Peta) biasanya terdapat: a) Di tempat yang paling baik / layak. b) Tidak menutupi jalur pelayaran utama atau keterangan penting lainnya dari peta itu. 3) Tahun Survey / Tahun Perpetaan, Terdapat dibawah nama / judul peta. a) Tahun Penerbitan, Terdapat diluar batas peta, tengah-tengah, bawah. b) Tahun Penerbitan Baru, Biasanya disebelah kanan Tahun Percetakan Lama, kalau peta edisi baru dikeluarkan maka koreksi besar maupun kecil pada peta edisi yang lama otomatis dinyatakan hilang. c) Tanggal Koreksi besar, Biasanya disebelah kanan dari Tahun Penerbitan, jika disebelah kanannya telah dicetak Tahun Edisi Baru, maka koreksi ini dicetak dibawahnya. 23 d) Koreksi kecil, Ditulis oleh Navigator dari Buku/Berita Pelaut Indonesia(BPI), Tahun dan Nomor BPI ditulis disebelah kiri bawah sebelah luar batas peta. Contoh: Penulisan 1967-12 artinya dikoreksi tahun 1967, dari BPI No. 12, bila koreksi ini sifatnya sementara maka dibawah koreksi ini ditulis dengan pensil. (T) = Temporary, (P) = Preliminary. e) Tahun Percetakan, Terdapat disudut sebelah kanan atas. Contoh: 237,69 artinya hari ke 237 dari tahun 1969 4) Skalla Peta, Biasanya terdapat dibawah Judul/Nama Peta, 5) Ukuran Peta, Terdapat disudut kanan bawah dalam tanda kurung dan dinyatakan dalam inchi/dim. 6) Dalamnya Laut, Dinyatakan dalam depa dan kaki atau meter atau decimeter. Satuan dalamnya laut biasanya dicetak dibawah nama/judul Peta Contoh: Sounding infa thomand sounding in meters. 7) Garis Dalam Ialah garis yang menghubungkan berbagai tempat dengan kedalaman yang sama. 24 8) Lintang dan Bujur di Peta Lintang dipeta terlukis sebagai garis pembatas dibagian atas dan bawah peta, Bujur dipeta terlukis sebagai garis pembatas dibagian kiri dan kanan peta. Gambar 8. Peta Laut e. Perencanaan Pelayaran 1) Meninggalkan pelabuhan: Jika kapal hendak meninggalkan pelabuhan maka perlu melakukan beberapa langkah-langkah penting antara lain: 2) Persiapan a) Persiapan dikamar peta, hal-hal yang harus dilakukan dikamar peta adalah menyediakan peta-peta laut yang sesuai dengan routenya (gunakan katalog dan folio peta), menggambar garis haluan dipeta, peta laut adalah peta terbitan yang baru. 25 b) Persiapkan Buku Kepanduan Bahari sesuai dengan daerah pelayaran. c) Almanak Nautika Tahun itu. d) Daftar Suar. e) Daftar Pasang Surut. f) Daftar Ilmu Pelayaran. g) Daftar Daerah Ranjau diIndonesia dan buku-buku atau tabel-tabel lainnya yang dibutuhkan. h) Alat-alat Menjangka Peta. 3) Merencanakan Jalannya Pelayaran: a) Pakailah selalu peta dengan skala yang terbesar. b) Tariklah garis haluan-haluan dengan bantuan benda-benda bantu navigasi yang ada seperti suar, tanjung, pelampung dll. Garis haluan setiap waktu posisi kapal dapat dilukiskan dengan aman, demikian juga untuk merubah haluan. c) Perhitungkan kemungkinan kapal akan hanyut oleh arus, adanya hujan, kabut (cuaca buruk) yang dapat menutup bahaya navigasi. Kapal diusahakan berlayar aman terhindar dari bahaya navigasi. d) Jika perlu hitunglah arus pasang surut. e) Didaerah perairan yang ramai atau sempit, perhitungkan kemungkinan adanya kapal-kapal lainnya ditempat yang sama. Diperairan yang sulit sedapat mungkin lewati pada siang hari atau cuaca terang. f) Pisahkan peta-peta yang sudah digunakan dan yang akan digunakan dan peta-peta harus selalu tersusun secara berurutan sesuai pemakaiannya. 4) Daerah Berkarang Navigasi di perairan dimana terdapat berbagai jenis karang , sehingga dibutuhkan kewaspadaan dan penglihatan yang tajam. Para navigator 26 dianjurkan untuk mempergunakan alat-alat pengukur dalam laut serta menempatkan seorang peninjau dibagian muka kapal ditempat yang paling tinggi untuk mengamati karang-karang yang berada disekitarnya agar kapal maju dapat melaju dengan kecepatan yang diinginkan . Apabila kapalakan melewati perairan yang memiliki berbagai jenis karang, lewatilah pada sisi diatas angin (weather side). Karang akan mudah mulai terlihat apabila : a) Pada saat matahati tinggi. b) Pada saat sinar matahari bersinar dari arah buritan kapal. c) Bilamana terdapat cukup angin yang menggerakan permukaan air. d) Dari tempat yang cukup tinggi, misalnya dari atas tiang depan. Warna dari karang apabila dilihat dari suatu tempat yang lebih tinggi akan terlihat sebagai berikut : a) Kira-kira 3 kaki (1 meter) dibawah permukaan air warnanya coklat muda. b) Kira-kira 6 kaki (2 meter) dibawah permukaan air warnanya hijau terang. Dengan bertambahnya dalam air, warnanya berubah menjadi hijau tua dan akhirnya menjadi biru tua. 5) Berlayar Menelusuri Pantai (Coaswise Sailing) Ada beberapahal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan oleh seorang navigator sebelum memulai suatu pelayaran menyusur pantai, misalnya akan menuju kelaut atau akan menuju ke pelabuhan setelah mengarungi samudera sebagai berikut : a) Pelajari Buku kepanduan bahari yang memberikan keterangan dan penjelasan-penjelasan umum mengenai peta, suar, arus dan keterangan-keterangan setempat harus diteliti terlebih dahulu. Disamping itu harus memperhatikan keterangan mengenai isyarat 27 pelabuhan, isyarat cuaca, tanda-tanda serta dalamnya perairan, daerah untuk berlabuh jangkar, dermaga dll. b) Cermati Peta-peta yang akan digunakan sudah dikoreksi menurut berita pelaut yang terakhir. Pakailah dengan peta dengan skala yang terbesar. c) Pelajarilah peta yang digunakan dengan seksama dengan memperhatikan sungguh-sungguh perairan yang akan dilewati, suar-suar serta benda-benda pembantu navigasi lainnya yang akan dilewati, terutama berhubungan dengan ranjau laut serta bahaya navigasi lainnya. d) Mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya cuaca yang buruk seperti adanya kabut atau hujan lebat pada perairan yang sempit, sehinga dapat melakukan berbagai persiapan dan tindakan-tindakan yang efektif dan efisien pada keadaan tersebut. e) Haluan dan kecepatan dilukiskan dan ditetapkan diatas peta berdasarkan hasil pemeriksaan yang teliti. Jam-jam yang dipergunakan sebelumnya untuk merubah haluan, melihat suar dan lain-lain agar ditulis dipeta. Jam-jam ini diperkirakan dengan memperhatikan kecepatan kapal, arus-arus serta arus pasang / surut. f) Letak kira-kira kapal pada setiap saat harus mempunyai alasan yang kuat terutama apabila dekat dengan bahaya-bahaya navigasi yang tidak tampak. Dengan persiapan yang teliti dapat diatur pelayaran sedemikian rupa sehingga apabila mendekati bahaya navigasi atau memasuki perairan yang sempit selalu mempunyai kedudukan yang pasti atau pada siang hari. 6) Berlayar Berarus dan Berangin Selama kapal berlayar dilautan kadang-kadang terdapat arus serta angin yang kuat dan tidak boleh diabaikan begitu saja. Jadi pada waktu 28 menghitung haluan kadang-kadang faktor arus dan angin dimasukan dalam perhitungan. Arah arus atau angin dinyatakan dalam derajat (0) seperti halnya haluan, sedangkan kekuatannya dinyatakan dalam bentuk knots (mil/jam). Arus-arus adalah arah kemana air laut mengalir, sedangkan arah angin adalah arah darimana angin bertiup. Sebuah kapal yang berlayar dibawah pengaruh arus atau angin yang kuat, lintasannya adalah suatu garis yang merupakan sudut antara gaya pendorong dengan arus atau angin. Keterangan tentang arah dan kekuatan arus dapat diperoleh pada peta-peta arus, peta-peta laut, buku kepanduan bahari atau publikasi lainnya mengenai arus. Efek dari angin terhadap gerakan kapal tergantung pada kekuatan angin dan bentuk bagian kapal yang berada diatas permukaan air. Hal ini harus diperkirakan sendiri oleh setiap navigator. Memasukan arus dalam perhitungan dan jauh disebut menandingi arus, sehingga dengan demikian timbul beberapa pengertian antara lain : a) Hasil pelayaran duga adalah haluan dan jauh antara tempat tolak dan tempat tiba duga. b) Hasil pelayaran sejati adalah haluan dan jauh antara tempat tolak dan tempat tiba sejati. c) Luput duga adalah haluan dan jauh antara tempat tiba duga ketempat duga sejati. d) Sembir adalah sudut yang dibentuk oleh garis lunas kapal dengan lintasan kapal terhadap air. Next >