< Previous 265 %5,92%100205,18 x 5.20 Proses di Mesin Ring Twister Yang dimaksud dengan penggintiran benang ialah proses merangkap beberapa helai benang, yang kemudian sekaligus diberi puntiran (twist) yang tertentu untuk untuk setiap panjang tertentu. Hasil dari proses ini disebut benang gintir (plied yarn). Ada dua cara proses penangkapan, yaitu : - Perangkapan langsung dilaku kan diatas mesin gintir Pada cara ini setiap kelosan benang single diletakkan pada rak bobin diatas mesin. Beberapa helai benang single ditarik bersama-sama melalui rol pengantar, ke delivery roll, terus digintir dan digulung pada bobin spindel dari mesin gintir. Keuntungan cara ini ialah bahwa prosesnya pendek, tidak memerlukan mesin perangkap. Kekurangannya ialah : tiap helai benang sukar dikontrol keada annya maupun tegangannya, sehingga sering diperoleh hasil gintiran yang kurang rata. Untuk mesin yang tidak dilengkapi dengan stop motion, pada setiap pengantar benang single, kemungkinan besar terjadi salah gintir, umpamanya karena beberapa helai benang putus yang masih terus digintir. - Cara tidak langsung Beberapa helai benang single dirangkap dulu pada mesin rangkap. Keuntungan dari cara ini yaitu antara lain : - tegangan tiap-tiap benang terkontrol - tiap-tiap bobin telah terisi benang rangkap, sehingga pada waktu diproses (ditarik) pada mesin gintir, kemungkinan benang putus kecil. - kemungkinan akan terjadinya salah gintir (penggintiran tunggal) kecil. - efisiensi produksi dapat ditingkatkan, begitu pula dengan mutu benang gintir yang dihasilkan. 266 Gambar 5.198 Skema dan Cara Penulisan Benang Gintir x Macam-macam Mesin Ruang Twister Berdasarkan jalannya benang, mesin gintir (ring twister) dapat dibagi menjadi : 1. mesin gintir turun 2. mesin gintir naik x Penggintiran Turun (Down Twister) Pada sistem ini, jalannya benang yang dikerjakan dari rak kelosan sampai digulung pada bobin dari atas kebawah (down proses). Skema penggintiran turun (down twist) ini dapat dilihat pada gambar 5.199. 267 Gambar 5.199 Skema Penggitiran Turun (Down Twist) Keterangan : 1. Rak benang (creel) 2. Pengantar 3. Rol penarik 4. Lappet 5. Bobin 6. Spindel 7. Tin roll 8. Pita (tape) 9. Ring 10. Traveller Pada mesin gintir ini benang-benang yang akan digintir ditempatkan di atas. Dengan menarik beberapa benang tunggal, yang lalu digintir pada spindel yang berada di bawah, maka didapat benang gintir yang tergulung pada spindel bobin. Jadi pada mesin ini jalannya benang adalah dari atas kebawah. Bagian-bagian dari mesin gintir ini dapat dilihat pada gambar 5.199 dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : Motor penggerak memutarkan roda-roda gigi yang berada di dalam gear box. Roda-roda gigi ini diantaranya ada yang berhubungan dengan roda gigi yang menggerakkan rol penarik 268 (3). Karena perputaran rol penarik (3) maka benang-benang dari kelosan akan tertarik rol penarik (3) ini berfungsi juga sebagai pengatur jumlah produksi. Benang-benang yang keluar dari rol penarik (3) dilakukan ke lappet (4). Fungsi lappet (4) adalah sebagai pengatur tegangan benang yang akan dihasilkan. Dari lappet (4) benang dilakukan ke traveler (10) yang berfungsi mengantarkan benang yang akan digulung ke bobin. Traveler (10) berjalan di atas ring. Ring (9) ini ditempatkan pada ring–bank yang gerakannya naik turun. Gerakan naik turun dari ring-bank tersebut akan membentuk traverse pada gulungan. Dari traveller (10), benang digulung pada spindel bobin (5). Bobin (5) ini diterapkan pada spindel (6) sehingga bobin (5) berputar menurut putaran spindel (6) karena perputaran bobin (5) maka benang yang akan digulung menarik traveller (10) yang berputar mengelililngi ring (9). Besarnya perputaran traveller (10) ini akan menentukan jumlah puntiran pada benang yang akan digintir. Penggulungan pada bobin (5) terjadi karena adanya selisih perputaran antara spindel (6) (bobin) dengan traveller (10). Putaran spindel (6) sangat cepat yaitu berkisar antara 7000 sampai 9000 putaran per menit. Karena spindel (6) ini banyak jumlahnya dan memerlukan putaran per menit yang tinggi, maka sumber gerakan diperoleh dari silinder panjang yang disebut tin roll (7) yang berdiameter jauh lebih besar dari diameter spindel (6). Tin roll (10) dihubungkan ke spindel dengan pita (tape) (8). Pita-pita (8) ini dapat diatur untuk mengubah arah putaran dari spindel agar sesuai dengan arah puntiran yang dikehendaki, sedangkan arah putaran silinder adalah tetap, yaitu sesuai dengan arah putaran motor penggerak. x Penggintiran Naik (Uptwister) Berbeda dengan mesin gintir dengan sistem down twisting, pada mesin gintir naik jalannya benang dari bawah keatas. Skemanya tertera pada gambar 5.200. 269 Gambar 5.200 Skema Penggintiran Naik (Up Twister) Keterangan : 1. Tin roll 2. Spindel tape 3. Spindel 4. Benang 5. Lapet 6. Pengantar 7. Bobin Benang disuapkan dari bobin (4) yang dipasang dan diputar oleh spindel (3) yang digerakan oleh tin roll (1), dengan perantaraan spindel tape (2). Benang dari bobin (4) dilalukan melalui lappet (5) terus ke garpu pengantar/pengatur jalannya benang untuk digulung pada bobin (7) yang diputar oleh drum friksi. Dilihat sepintas lalu proses penggintiran ini lebih sederhana daripada penggintiran turun, malahan pada mesin-mesin uptwister modern tidak lagi menggunakan tin roll untuk memutar spindel, tetapi cukup dengan sepasang roda yang dipasang pada masing-masing di ujung rangka mesin dan pada roda tersebut dipasang ban kulit yang tak berujung dan menggeser pangkal-pangkal spindel yang ada di kedua sisi rangka mesin. Keistimewaan daripada mesin ini adalah bahwa benang yang digulung pada bobin (penyuap) harus sudah dirangkap, karena tiap-tiap spindel khusus melayani satu bobin penggulungan. Secara teoritis besarnya twist (gintiran) adalah sama dengan banyaknya putaran spindel (3) dibagi oleh 270 kecepatan penggulungan bobin (7) untuk waktu yang sama. Contoh : Putaran spindel (rpm) = 10.000 Diameter drum penggulung (D) = 2 inci Putaran drum (rpm) = 100 Menurut rumus : Twist per Inci (TPI) = bobinkelilingkecepatanspindlerpm Maka : Twist per Inci (TPI) = nD..000.10S = 100214,3000.10xx = 628000.10 = 16 Twist per inch tersebut adalah perhitungan secara teori, tetapi dalam kenyataannya tentu berbeda yaitu lebih kecil, hal ini disebabkan adanya slip. Perubahan TPI dapat dilaksanakan dengan jalan mengubah rangkaian roda-roda gigi yang menghubungkan drum friksi (7). Berlainan dengan mesin gintir biasa, mesin ini tidak menggunakan ring dan traveler, karena fungsi bobin (4) tidak menggulung benang, bahkan melepasnya; jadi juga tidak membutuhkan lifter (builder motion). Perlu diperhatikan bahwa putaran spindel (3) (=arah twist) yang dikehendaki harus searah dengan arah gulungan benang pada bobin penggulung. Mengingat konstruksinya, mesin ini sangat cocok untuk mengerjakan benang-benang filament dan benang yang tidak tahan gesekan (berbulu) 5.20.1 Bagian Penyuapan Gambar 5.201 Skema Bagian Penyuapan 271 Nama-nama peralatan yang penting dari bagian penyuapan mesin gintir (mesin ring twister ) adalah : 5.20.1.1 Rak Kelos (Creel) Gambar 5.202 Rak Kelos Rak kelos (creel) (1) yang berbentuk pipa besi bulat kecil panjang tertentu tertentu, gunanya untuk tempat kedudukan bobin-bobin gulungan benang tunggal atau benang rangkap. 5.20.1.2 Pengantar Benang Gambar 5.203 Pengantar Benang Pengantar benang (2), yang berebentuk pipa bulat kecil memanjang gunanya untuk mempermudah penarikan benang yang akan digintir. 5.20.1.3 Rol Penarik Gambar 5.204 Rol Penarik Rol penarik (3), rol atasnya dibuat dari besi yang permukaannya dilapisi bahan sintetis, rol bawahnya berputar aktif dan rol atasnya berputar secara pasif karena adanya gesekan dengan rol bawah, gunanya untuk menarik benang dari rak kelos, dan seterusnya diberikan kepada spindel untuk diberi antihan (twist). 272 5.20.2 Bagian Penggulungan Gambar 5.205 Skema Bagian Penggulungan Nama-nama peralatan yang penting dari bagian penggulungan mesin gintir (mesin ring twister) adalah : 5.20.2.1 Ekor Babi (Lappet) Gambar 5.206 Ekor Babi (Lappet) Ekor babi (lappet) (8) dibuat dari kawat baja yang dibengkokkan menyerupai ekor babi dan dipasang tepat di atas spindel, gunanya untuk menyalurkan benang supaya tepat pada poros spindel. 5.20.2.2 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) Gambar 5.207 Pengontrol Baloning (Antinode Ring) Pengontrol baloning (antinode ring) (9) dibuat dari kawat baja yang melingkari spindel, gunanya untuk menjaga agar baloning tidak teralu besar. 273 5.20.2.3 Penyekat (Separator) Gambar 5.208 Penyekat (Separator) Penyikat (separator) (10) dibuat dari besi pelat, atau aluminium yang tipis, dan dipasang diantara spindel yang satu terhadap spindel yang lain dan gunanya untuk membatasi baloning tidak saling terkena satu sama lain, sehingga dapat mengakibatkan benang putus. 5.20.2.4 Spindel Gambar 5.209 Spindel Spindel (13) dbuat dari baja dimana bobin ditempatkan / dipasang. 5.20.2.5 Ring Gambar 5.210 Ring Ring (12) dibuat dari baja dan dipasang pada Ring Rail, dimana traveller ditempatkan. 5.20.2.6 Traveller Gambar 5.211 Traveller Traveller (11) dibuat dari baja dan bentuknya seperti huruf C, fungsinya sebagai pengantar benang. 5.20.2.7 Tin Roll Gambar 5.212 Tin Roll 274 Tin rol (14) suatu silinder besi sebagai poros utama mesin ring spinning, dan juga untuk memutarkan spindel dengan perantaraan pita (spindel tape) yang ditegangkan oleh peregang jocky pulley. 5.20.2.8 Proses Pengantihan (Twisting) Yang dimaksud proses pengantihan ialah penyusunan serat-serat yang akan dibuat benang agar menempati kedudukan seperti spiral sedemikian sehingga serat-serat tersebut saling mengikat dan menampung serat-serat yang masih terlepas satu sama lainnya yang dalam bentuk pita menjadi suatu massa yang kompak sehingga memberikan kekuatan pada benang yang dibentuknya. Pemberian antihan ini pada prinsipnya dilakukan dengan memutar satu ujung dari untaian serat, sedang ujung yang lainnya tetap diam. Pada proses pemintalan pemberian antihan dilakukan oleh spindel dan traveller sebagai pemutar ujung untaian serat yang keluar dari rol peregang depan, sedangkan ujung yang lainnya tetap dipegang atau dijepit oleh rol peregang depan. Banyaknya antihan yang diberikan pada benang tergantung kepada perbandingan banyaknya putaran dari mata pintal dengan panjangnya benang yang dikeluarkan dari rol depan untuk waktu yang sama. Banyaknya antihan yang diberikan pada benang dirumuskan sebagai berikut : TPI = C x 1Ne Dimana : TPI = Twist per inch C = konstanta antihan atau twist multiplier Ne1 = nomor dari benang untuk sistem tidak langsung Hubungan antihan dengan nomor benang seperti yang dirumuskan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : Apabila suatu untaian dari serat-serat diputar mengelilingi sumbu panjangnya, maka serat-serat komponennya dapat dianggap akan menempati kedudukan sebagai spiral sempurna atau tidak sempurna. Bentuk spiral yang tidak sempurna tergantung kepada kesamaan (uniformity) serta keteraturan (regularity) dari susunan serat-serat pada untaian serat yang akan diberi twist tersebut. Apabila untaian tersebut akan mengalami tegangan dan perpanjangan (stretching), seperti halnya kalau suatu per ditarik, sepanjang tidak terjadi pergeseran atau slip antara serat. Apabila tegangan ini menyebabkan adanya perpanjangan atau mulur, maka Next >