< Previous 107 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Ada beberapa macam benang stapel antara lain : (1) Benang stapel pendek ialah benang yang dibuat dari serat stapel yang pendek. Contohnya ialah benang kapas, benang rayon dan lain-lain. (2) Benang stapel sedang ialah benang yang dibuat dari serat serat stapel yang panjang seratnya sedang. Contohnya ialah benang wol, benang dan serat buatan. (3) Benang stapel panjang ialah benang yang dibuat dari serat serat stapel yang panjang. Contohnya ialah benang rosella, benang serat nanas dan lain-lain. b) Benang Filamen Benang filamen ialah benang yang dibuat dari serat filamen. Pada umumnya benang filamen berasal dari serat buatan, tetapi ada juga yang berasal dari serat alam. Contoh benang filamen yang berasal dari serat alam ialah benang sutra. Benang filamen yang berasal dari serat buatan misalnya: (1) Benang rayon, yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar selulosa. (2) Benang nylon, yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar poliamida yang berasal dari petrokimia. (3) Benang poliakrilik, yaitu benang yang dibuat dari bahan dasar poliakrilonitril yang berasal dari petrokimia. Selain menjadi benang filamen, serat-serat buatan tersebut dapat juga dibuat menjadi benang stapel. Ada beberapa macam benang filamen, antara lain: (1) Benang monofilamen ialah benang yang terdiri dari satu helai filamen saja. Benang ini terutama dibuat untuk keperluan khusus, misalnya tali pancing, senar raket, sikat, jala dan sebagainya. 108 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 21. Benang monofilamen (2) Benang multifilamen ialah benang yang terdiri dari serat serat filamen. Sebagian besar benang filamen dibuat dalam bentuk multifilamen. Gambar 22. Benang multifilamen (3) Tow ialah kumpulan dari beribu ribu serat filamen yang berasal dari ratusan spinnerette menjadi satu. Gambar 23. Filamen tow 109 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 (4) Benang stretch ialah benang filamen yang termoplastik dan mempunyai sifat mulur yang besar serta mudah kembali ke panjang semula. (5) Benang bulk ialah benang yang mempunyai sifat-sifat mengembang yang besar. (6) Benang logam. Benang filamen umumnya dibuat dari serat buatan, namun disamping itu ada juga yang dibuat dari logam. Benang ini telah dipergunakan beribu-ribu tahun yang lalu. Benang yang tertua dibuat dari logam mulia dan benangnya disebut lame. Keburukan dari benang ini ialah: berat, mudah rusak dan warnanya mudah kusam. Gambar 24. Benang logam 2) Benang Menurut Konstruksinya Menurut kontruksinya benang dapat dibagi menjadi : a) Benang tunggal ialah benang yang terdiri dari satu helai benang saja. Benang ini terdiri dari susunan serat-serat yang diberi antihan yang sama. Gambar 25. Benang tunggal b) Benang rangkap ialah benang yang terdiri dari dua benang tunggal atau lebih yang dirangkap menjadi satu. 110 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 26. Benang rangkap c) Benang gintir ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang atau lebih bersama-sama. Biasanya arah gintiran benang gintir berlawanan dengan arah antihan benang tunggalnya. Benang yang digintir lebih kuat daripada benang tunggalnya. Gambar 27. Benang gintir d) Benang tali ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang gintir atau lebih bersama-sama. Gambar 28. Benang tali 3) Benang Menurut Pemakaiannya Menurut pemakaiannya benang dibagi menjadi: a) Benang lusi ialah benang untuk lusi, yang pada kain tenun terletak memanjang ke arah panjang kain. Dalam proses 111 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 pembuatan kain, benang ini banyak mengalami tegangan dan gesekan. Oleh karena itu, benang lusi harus dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menahan tegangan dan gesekan tersebut. Untuk memperkuat benang lusi, jumlah antihannya harus lebih banyak atau benangnya dirangkap dan digintir. Apabila berupa benang tunggal, benang lusi sebelum dipakai harus diperkuat terlebih dahulu melalui proses penganjian. b) Benang pakan ialah benang untuk pakan, yang pada kain tenun terletak melintang kearah lebar kain. Benang ini mempunyai kekuatan yang relatif lebih rendah daripada benang lusi. c) Benang rajut ialah benang untuk bahan kain rajut. Benang ini mempunyai antihan/gintiran yang relatif lebih rendah daripada benang lusi atau benang pakan. d) Benang sisir ialah benang yang dalam proses pembuatannya melalui mesin sisir (combing machine). Nomor benang ini umumnya berukuran sedang atau tinggi (Ne1 40 keatas) dan mempunyai kekuatan dan kerataan yang relatif lebih baik daripada benang biasa. e) Benang hias ialah benang yang mempunyai corak atau konstruksi tertentu yang digunakan sebagai hiasan. Benang ini dibuat dengan mesin pemintalan yang menggunakan suatu peralatan khusus. 112 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 29. Benang hias Keterangan : 1. Benang dasar 2. Benang pengikat 3. Benang hias f) Benang jahit ialah benang yang dimaksudkan untuk menjahit pakaian. Untuk pakaian tekstil benang jahit ini terdiri dari benang-benang yang digintir dan telah diputihkan atau dicelup dan disempurnakan secara khusus 113 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 30. Benang jahit g) Benang sulam ialah benang yang digunakan untuk hiasan pada kain dengan cara penyulaman. Benang ini umumnya telah diberi warna, sifatnya lemas, dan mempunyai efek-efek yang menarik. 4) Persyaratan Benang Benang digunakan sebagai bahan baku untuk membuat bermacam-macam jenis kain termasuk bahan pakaian, tali dan sebagainya. Agar penggunaan pada proses selanjutnya tidak mengalami kesulitan, benang harus mempunyai persyaratan persyaratan tertentu, antara lain kekuatan, kemuluran, dan kerataan. a) Kekuatan benang Kekuatan benang diperlukan bukan saja untuk kekuatan kain yang dihasilkan, tetapi juga diperlukan selama proses pembuatan kain. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ini ialah: (1) Sifat-sifat bahan baku. Sifat-sifat bahan baku Antara lain di pengaruhi oleh: (a) Panjang serat 114 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Semakin panjang serat yang digunakan untuk bahan baku pembuatan benang, semakin kuat benang yang dihasilkan. (b) Kerataan panjang serat. Semakin rata serat yang dipergunakan, artinya semakin kecil selisih panjang antara masing-masing serat, makin kuat dan rata benang yang dihasilkan. (c) Kekuatan serat. Semakin kuat serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. (d) Kehalusan serat. Makin halus serat yang dipergunakan, semakin kuat benang yang dihasilkan. Kehalusan serat ada batasnya, sebab pada serat yang terlalu halus akan mudah terbentuk neps yang selanjutnya akan mempengaruhi kerataan benang serta kelancaran prosesnya. (2) Konstruksi benang. Konstruksi benang antara lain dipengaruhi oleh: (a) Jumlah antihan. Jumlah antihan pada benang menentukan kekuatan benang, baik untuk benang tunggal maupun benang gintir. Untuk setiap pembuatan benang tunggal, selalu diberikan antihan seoptimal mungkin sehingga dapat menghasilkan benang dengan kekuatan yang maksimum. Jika jumlah antihan kurang atau lebih dari jumlah antihan yang telah ditentukan, kekuatan benang akan menurun. (b) Nomor benang. Jika benang-benang dibuat dari serat-serat yang mempunyai panjang, kekuatan dan sifat-sifat serat yang sama, benang yang mempunyai nomor lebih rendah, benangnya lebih kasar dan kekuatannya lebih besar daripada benang yang mempunyai nomor lebih besar. 115 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 1 b) Mulur benang Mulur ialah perubahan panjang benang akibat tarikan yang biasanya dinyatakan dalam persentasi terhadap panjang benang. Selain menentukan kelancaran dalam pengolahan benang selanjutnya, mulur benang juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang yang mulurnya sedikit akan sering putus pada pengolahan selanjutnya. Sementara benang yang terlalu banyak mulur akan menyulitkan dalam proses selanjutnya. Jika panjang benang sebelum ditarik = a (cm) dan panjang benang pada waktu ditarik hingga putus = b (cm), maka mulur benang tersebut = (ab –a)x100% Mulur pada benang dipengaruhi oleh : a. Kemampuan mulur dari serat yang dipakai. b. Konstruksi dari benang. c) Kerataan benang Kerataan Benang stapel sangat dipengaruhi antara lain oleh: (1) Kerataan panjang serat. Semakin halus dan makin panjang seratnya, semakin tinggi pula kerataannya. (2) Halus kasarnya benang tergantung pada kehalusan serat yang dipergunakan, semakin halus benangnya semakin baik kerataannya. (3) Kesalahan dalam pengolahan. Semakin tidak rata panjang serat yang dipergunakan, semakin sulit penyetelannya pada mesin. Kesulitan pada penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata. (4) Kerataan antihan. Antihan yang tidak rata akan menyebabkan benang yang tidak rata pula. (5) Banyaknya nep. Semakin banyak nep pada benang yaitu kelompok kelompok kecil serat yang kusut yang disebabkan oleh pengaruh pengerjaan mekanik, semakin tidak rata benang yang dihasilkan. Serat yang lebih muda dengan sendirinya akan lebih mudah kusut dibandingkan dengan serat yang dewasa. 116 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 5) Penomoran benang Untuk menyatakan kehalusan suatu benang tidak dapat dilakukan dengan mengukur garis tengahnya karena pengukuran diameternya sangat sulit. Biasanya kehalusan suatu benang dinyatakan dengan perbandingan antara panjang dan beratnya. Perbandingan tersebut dinamakan nomor benang. a) Satuan-satuan yang dipergunakan Untuk mempermudah dalam perhitungan, terlebih dahulu harus dipelajari satuan-satuan yang biasa dipergunakan dalam penomoran benang. Adapun satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Satuan panjang 1 inci (1”) = 2,54 cm 12 incies = 1 foot (1’) = 30,48 cm 36 incies = 3 feet = 1 yard = 91.44 cm 120 yards = 1 lea = 109,73 m 7 lea = 1 hank = 840 yard = 768 m (2) Satuan berat 1 grain = 64,799 miligram 1 pound (1 lb) = 16 ounces = 7000 grain = 453,6 gram 1 ounce (1 oz) = 437,5 grain Ada beberapa cara yang digunakan untuk memberikan nomor pada benang. Beberapa negara dan beberapa cabang industri tekstil yang besar biasanya mempunyai cara-cara tersendiri untuk menetapkan penomoran pada benang. Namun demikian banyak negara yang menggunakan cara-cara penomoran yang sama. Pada saat ini terdapat bermacam-macam cara penomoran benang yang dikenal, tetapi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu: (1) Penomoran benang secara tidak langsung Pada cara ini ditentukan bahwa makin besar (kasar) benangnya makin kecil nomornya, atau makin kecil (halus) benangnya makin tinggi nomornya. Penomeran cara tidak langsung dinyatakan sebagai berikut : Panjang (P) Nomor = Berat (B) Next >