< Previous 97 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 B Gambar 41. Diagram anyaman keper rangkap 2/2 (A) dan herring bone (B) d. Anyaman Satin dan Turunannya Kain dengan anyaman satin memiliki sifat kain yang lebih licin dan lebih berkilau dibanding anyaman lainnya. Titik loncat pada anyaman satin menjadi ciri anyaman satin, misalnya satin 5 angka loncat 2 (5 V2) seperti terlihat pada gambar berikut ini yang berarti setiap melewati dua helai benang pakan, terjadi titik persilanganan kembali benang pakan diatas benang lusi. Gambar 42. Anyaman satin 5 V2 Penentuan angka loncat yang menjadi dasar anyaman satin memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini. 1) Angka loncat tidak sama dengan repeat anyaman 2) Angka loncat tidak boleh merupakan jumlah repeat dikurangi 98 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 2 Satu 3) Angka loncat tidak boleh menjadi factor pembagi dari repeat anyaman 4) Angka loncat bukan merupakan perkalian dari factor pembagi 5) Angka loncat 1 tidak boleh menjadi angka locat Aplikasi dari ketentuan ini misalnya untuk anyaman satin dengan repeat 5, dapat memiliki angka loncat 2 dan 3. e. Rencana Tenun Rencana tenun adalah suatu diagram yang memberikan petunjuk tentang hubungan antara anyaman, cucukan (draft/drawing plan), rencana ikatan dan cara pengangkatan gun atau rencana paku (peg / lifting plan). Rencana tenun dapat dibedakan antara rencana tenun dengan menggunakan rol kerek atau dengan peralatan dobby. Dibawah ini adalah contoh rencana paku dengan anyaman keper kanan 2/2. Gambar 43. Rencana tenun keper kanan 2/2 Tipe cucukan pada rencana tenun berbagai macam, yaitu cucukan lurus (straight draft), kombinasi, dsb. Pada gambar berikut merupakan beberapa jenis rencana cucukan pada rencana tenun. 99 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Gambar 44. Cucukan lurus (Straight draft) 2. Penomoran Benang Agar semua proses pembuatan kain/ bahan tekstil bisa dihitung dan direncanakan secara pasti, maka ditentukanlah sistem penomeran benang. Perlu diketahui bahwa kehalusan/fineness (masa benang/bakal benang) diukur dengan nilai Tex, yaitu masa benang dibanding dengan panjangnya. Tex ini biasa dipakai hanya untuk individual fibres (serat tunggal). Gambar 45. Konstruksi dan penomoran benang Untuk menyatakan kehalusan benang biasanya dinyatakan dengan perbandingan antara panjang dengan beratnya. Perbandingan ini disebut nomor benang. 100 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 2 Untuk memudahkan perhitungan, terlebih dahulu harus dipelajari satuan-satuan yang digunakan yaitu: Untuk satuan panjang 1 inch (1”) = 2,54 cm 12 inches = 1 feet (1’) = 30,48 cm 36 inches = 3 feet = 1 yard = 91,44 cm 120 yards = 1 lea = 109,73 m 7 lea’s = 1 hank = 840 yards = 768 m Untuk satuan berat 1 grain = 64,799 miligram 1 pound (1 lb) = 16 ounces = 7000 grains = 453,6 gram 1 ounce (1 Oz) = 437,5 grains Untuk beberapa cara yang dipakai untuk memberikan nomor pada benang. Beberapa negara dan beberapa cabang industri tekstil yang besar, biasanya mempunyai cara-cara tersendiri untuk menetapkan penomeran pada benang. Tetapi banyak negara yang menggunakan cara-cara penomeran yang sama. Pada waktu ini ada bermacam-macam cara penomeran benang yang dikenal, tetapi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua cara yaitu: a. Penomeran benang secara tidak langsung Pada cara ini ditentukan bahwa makin besar (kasar) benangnya makin cepat nomernya, atau makin kecil (halus) benangnya makin tinggi nomernya. Rumus umum untuk mencari nomer benang cara ini ialah: Nomer = Yang termasuk cara ini ialah: 1) Penomeran cara kapas (Ne1). Ini adalah penomeran menurut cara Inggris. Cara ini biasanya digunakan untuk penomeran benang kapas, macam-macam benang stapel rayon dan benang stapel sutera. Satuan panjang yang digunakan ialah hank, sedang satuan beratnya ialah pound. Ne1 menunjukkan berapa hanks panjang benang untuk setiap berat 1 pound. 101 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Rumusnya dapat ditulis: Ne1 = Contoh soal: Soal 1 : Apa artinya Ne1 1? Jawab : Untuk setiap berat benang 1 lb, panjangnya 1 hank, atau 1 x 840 yards. Soal 2 : Apa artinya Ne1 20? Jawab : Untuk setiap berat benang 1 lb, panjangnya 20 hanks atau 20 x 840 yards. Soal 3 : Benang kapas panjang 8400 yards, berat 0,5 lb. Berat Ne1 nya? Jawab : Panjang lb benang = 2 x 8400 yards = 16.800 yards = hank = 20 hanks. Maka nomer benang tersebut ialah Ne1 20. Soal 4 : Benang panjang 120 yards, berat 25 grains. Berapa Ne1 nya? Jawab : Panjang satu lb benang = x 120 yards = 280 x hanks = = 40 hanks. Jadi nomer benang tersebut Ne1 40. Soal 5 : 1 yard lap beratnya 14 oz. Berapa nomer lap tersebut? Jawab : Panjang lb lap = x 1 yard = yards = hank = 0,00136. Jadi nomer lap tersebut Ne1 0,00136. 102 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 2 2) Penomeran cara worsted (Ne3). Cara ini dipakai untuk benang-benang wol sisir, mohair, alpaca, unta dan cashmere. Satuan panjang yang digunakan ialah 560 yards, sedang satuan beratnya ialah pound. Ne3 menunjukkan berapa kali 560 yards panjang benang setiap berat 1 pound. Rumusnya dapat ditulis: Ne3 = Contoh soal: Soal 1 : Apa artinya Ne3 1? Jawab : Untuk setiap berat 1 lb, panjangnya 1 kali 560 yards. Soal 2 : Apa artinya Ne3 26? Jawab : Untuk setiap berat 1 lb, panjangnya 26 kali 560 yards. Soal 3 : Benang wol sisir panjang 1680 yards, beratnya ¼ pound. Berapa Ne3 nya? Jawab : Panjang 1 lb benang = 4 x 1680 yards = 6.720 yards = 12 x 560 yards. Jadi nomor benang tersebut Ne3 12. 3) Penomeran cara wol (Ne2 atau Ne). Cara ini digunakan untuk penomeran benang-benang wol garu, linen, henep, jute, dan rami. Ne2 untuk : linen, henep, jute dan rami. Ne untuk : wol. Satuan panjang yang digunakan ialah 300 yards, sedangkan satuan beratnya ialah pound. Ne2 atau Ne menunjukkan berapa kali 300 yards panjang benang untuk setiap berat 1 pound. Rumusnya dapat ditulis : Ne2 = 103 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Contoh soal : Soal 1 : Apa artinya Ne2 1? Jawab : Untuk setiap berat 1 lb, panjangnya 1 kali 300 yards. Soal 2 : Apa artinya Ne 25? Jawab : Untuk setiap berat 1 lb, panjangnya 25 kali 300 yards. Soal 3 : Benang rami panjang 3600 yards, berat 1/5 pound. Berapa Ne2 nya? Jawab : Panjang 1 lb benang = 5 x 3600 yards = 18.000 yards = 60 x 300 yards. Jadi nomer benang tersebut Ne2 60. Soal 4 : Benang wol panjang 4200 yards, berat 90,72 gram. Berapa Ne nya? Jawab : Berat benang = x 1 lb = 1/5 lb. Panjang 1 lb benang = 5 x 4200 yards = 21.000 yards = 70 x 300 yards. Jadi nomer benang tersebut Ne 70. 4) Penomeran cara Metris (Nm). Cara ini digunakan untuk penomeran segala macam benang. Satuan panjang yang digunakan ialah meter, sedang satuan beratnya ialah gram. Nm menunjukkan berapa meter panjang benang untuk setiap berat 1 gram. Rumusnya dapat ditulis: Nm = 104 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 2 Contoh soal: Soal 1 : Apa artinya Nm 1? Jawab : Untuk setiap berat 1 gram, panjangnya 1 m. Soal 2 : Apa artinya Nm 30? Jawab : Untuk setiap berat 1 gram, panjangnya 30 meter. Soal 3 : Benang kapas panjang 60 meter, beratnya 2 gram. Berapa Nm nya? Jawab : Panjang 1 gram benang = ½ x 60 meter = 30 meter. Jadi nomer benang tersebut Nm 30. Soal 4 : Nomer suatu benang kapas Nm 10. Berapa Ne1 nya? Jawab : Panjang 1 gram benang = 10 m. Panjang 1 lb = x 10 m = 4563 m = hanks = 5,9 hanks. Jadi nomer benang tersebut Ne1 5,9. 5) Penomeran benang cara Prancis (Nf) Cara ini digunakan untuk penomeran benang kapas. Satuan panjang yang digunakan ialah meter, sedang satuan beratnya ialah gram. Nf menunjukkan berapa meter panjang benang untuk setiap berat ½ gram. Rumusnya dapat ditulis: Nf = Contoh Soal Soal 1 : Apa artinya Nf 1? Jawab : Untuk setiap berat benang ½ gram, panjangnya 1 meter. 105 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Soal 2 : Apa artinya Nf 20? Jawab : Untuk setiap berat benang ½ gram panjangnya 20 meter. Soal 3 : Benang kapas panjangnya 40 m, beratnya 1 gram. Berapa Nf nya? Jawab : Panjang berat untuk setiap berat ½ gram = 1 gram x 40 meter = 20. Jadi nomernya Nf 20. 6) Penomeran benang cara wol garu (Ne) Cara ini digunakan untuk penomeran benang wol garu dan semacamnya. Satuan panjang yang digunakan ialah 256 yards, sedang satuan beratnya ialah pound. Ne4 menunjukkan berapa kali 256 yards panjang benang, untuk setiap berat 1 pound. Rumusnya dapat ditulis : Ne4 = Contoh Soal Soal 1 : Apa artinya Ne4 1? Jawab : Setiap berat 1 pound, panjangnya 256 yards. Soal 2 : Apa artinya Ne4 30? Jawab : Setiap berat 1 pound panjangnya 30 x 256 yards = 7680 yards. Soal 3 : Benang wol garu panjang 2560 yards, beratnya ¼ pound. Berapa Ne4 nya? Jawab : Panjang benang untuk setiap 1 pound = 1 pound x 2560 yards = 10.240 yards = 40 x 256 yards. ¼ pound. Jadi nomer benang adalah Ne4 40 106 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 2 b. Penomeran benang secara langsung. Cara penomeran ini kebalikan dari cara penomeran benang secara tidak langsung. Pada cara ini makin kecil (halus) benangnya makin rendah nomernya, sedangkan makin kasar benangnya makin tinggi nomernya. Rumus untuk mencari nomor benang dengan cara ini ialah: Nomor = Yang termasuk cara ini ialah : 1) Penomeran cara Denier (D atau Td). Cara ini digunakan untuk penomeran benang-benang sutra, benang filamen rayon dan benang filamen buatan lainnya. Satuan berat yang digunakan ialah gram, sedang satuan panjangnya ialah 9000 meter. D atau Td menunjukkan berapa gram berat benang untuk setiap panjang 9000 meter. Rumusnya dapat ditulis : D = Contoh Soal: Soal 1 : Apa artinya D1? Jawab : Untuk setiap panjang 9000 m, beratnya 1 gram. Soal 2 : Apa artinya Td 20? Jawab : Untuk setiap panjang 9000 meter, beratnya 20 gram. Soal 3 : Benang sutra panjangnya 2000 meter, beratnya 30 gram berapa D nya? Next >