< Previous 127 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Catatan hasil diskusi: ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ……......................................................................................................................................................................................................................... 5. Mengkomunikasikan Presentasikan hasil pengumpulan informasi, data hasil pembelajaran dan kesimpulan yang berhasil kalian buat tentang penyempurnaan kain. Presentasikan hasil pembelajaran kamu dengan menggunakan berbagai media baik secara tertulis seperti laporan tertulis, artikel yang dilengkapi power point, gambar, foto, dan bahkan video. Semakin lengkap kamu menggunakan media maka pemahaman kamu akan semakin lengkap, juga terhadap teman-teman kamu yang sama-sama mengumpulkan informasi/data pembelajaran. Presentasi ini akan saling memperkaya wawasan dan pengetahuan kamu khususnya tentang penyempurnaan kain apabila peserta/kelompok mampu mengumpulkan informasi yang berbeda, unik, dan lengkap. Tuliskan masukan-masukan yang kamu peroleh dari presentasi yang kamu sajikan di kelas/sekolah ataupun forum ilmiah lain yang dapat digunakan untuk menampilkan temuan kamu tentang penyempurnaan kain ini. Masukan hasil presentasi: ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ……......................................................................................................................................................................................................................... 128 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 D. Penyajian Materi Penyempurnaan Kain Tekstil adalah pengolahan/pengerjaan terhadap kain tekstil yang masih mentah dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan memenuhi persyaratan yg diperlukan sampai menjadi kain tekstil jadi yang siap dipergunakan 1. Pengelantangan Kain (Bleaching) a. Persiapan Proses Persiapan proses (pre treatment) pada kain selulosa adalah cara-cara mempersiapkan bahan yang akan mengalami proses penyempurnaan tekstil sehingga akan mempermudah dalam penanganan proses berikutnya. Persiapan proses dilakukan sebelum kain mengalami proses basah atau proses kimia. Persiapan proses ini meliputi pembukaan dan penumpukkan kain (pile up), penyambungan kain (sewing), dan pemeriksaan kain (inspecting) 1) Pembukaan dan Penumpukkan Kain (Pile Up) Pile up adalah proses menumpuk gulungan kain pada palet atau kereta kain dengan cara membuka gulungan kain tersebut sampai memenuhi kapasitas palet. Pekerjaan membuka dan menumpuk kain meliputi tahapan-tahapan pekerjaan sebagai berikut : a) Pengisian Kartu Proses (Flow Sheet) Flow sheet atau kartu proses adalah kartu yang berisi informasi tentang nama pemilik kain, jenis kain, konstruksi kain, lebar kain, jumlah gulungan, panjang tiap gulung, lebar jadi dan jenis-jenis proses yang akan dilaluinya. Kartu proses berfungsi sebagai pengendali selama kain mengalami proses pada lini produksi, sehingga mempermudah dalam pengontrolan. Kartu proses pada tiap industri memiliki bentuk dan format yang berbeda tetapi prinsipnya sama. PENYEMPURNAAN KAIN 129 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Selain fungsi seperti di atas kartu proses juga berfungsi untuk mengecek kebenaran panjang dan lebar kain pada tiap gulungan maupun mengecek jumlah seluruh gulungan. Flow sheet berbentuk kartu yang berisi format–format yang harus diisi oleh setiap bagian yang memproses kain tersebut. 130 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 b) Penumpukkan Kain (Pile Up) Penumpukkan kain adalah pengerjaan membuka kain grey yang masih dalam bentuk gulungan terikat kemudian menumpuknya dengan rapi di atas palet secara mendatar dengan menarik ujung-ujungnya dengan panjang secukupnya (+ 3–4 meter), penarikan ujung kain bertujuan untuk mempermudah proses penulisan kode dan penjahitan atau penyambungan. Gambar 47. Penumpukan kain pada palet Keterangan Gambar: a. Ujung kain b. Ujung pangkal kain c. Ujung kain yang akan disambung d. Palet c) Pemberian Kode (Kodefikasi) Kodefikasi adalah proses pemberian kode pada pangkal kain dan ujung kain grey yang telah di pile up dengan menggunakan alat tulis permanen. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghindari kekeliruan antara kain yang satu dengan lainnya terutama untuk kain order luar (work order) dan mempermudah proses pengelompokkan kembali pada proses penyelesaian akhir (making up). 2) Penyambungan Kain (Sewing) Sewing adalah proses penyambungan ujung kain yang satu dengan ujung kain yang lain. Tujuan dari proses ini adalah agar kain di atas palet menjadi satu kesatuan sehingga pada saat proses tidak akan terputus. 131 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Proses penyambungan kain dilakukan dengan mesin obras khusus sambung, bukan dengan mesin jahit biasa. Penggunaan mesin jahit biasa dengan satu benang menghasilkan sambungan kurang kuat, sambungan tidak rata, dan menyisakan ujung kain sehingga dapat merusak rol pader. Untuk memperkuat sambungan agar tahan terhadap tarikan, maka pada saat menyambung dengan mesin obras bagian tepi kain diberi kain tepis yang berwarna. Kain tepis ini selain berfungsi untuk memperkuat sambungan dan mencegah tepi kain melipat, juga berfungsi untuk mengetahui batas antar gulungan. Agar tujuan proses penyambungan kain tercapai sehingga proses berjalan lancar diperlukan suatu system penyambungan kain yang benar seperti terlihat pada gambar berikut ini. Gambar 48. Skema penyambungan kain Keterangan gambar 1. Kain 2. Benang Jahit 3. Kain tepis 4. Bentuk jahitan Untuk mengetahui apakah bentuk jahitan yang telah dilakukan benar atau salah, dapat membandingkannya dengan gambar sebagai berikut: 132 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 49. Bentuk jahitan Keterangan gambar : a. Benar (Pinggir kain lurus, jahitan teranyam baik, lurus dan sejajar dengan benang pakan). b. Salah (jahitan tidak teranyam baik). c. Salah (sambungan miring) d. Salah (sisi kain tidak lurus / lebar tidak sama). 3) Pemeriksaan Kain (Inspecting) Pemeriksaan kain (inspecting) adalah memeriksa kain grey yang telah disambung dengan tujuan untuk mengetahui cacat kain, panjang, lebar, kotoran–kotoran, dan mengetahui adanya logam sehingga kain-kain yang akan diproses betul-betul siap untuk diproses, dan tidak terjadi gangguan selama proses berlangsung. Mesin Inspecting dilengkapi dengan alat penghitung panjang (Counter), Iron ditector, dan meja pemeriksa. Penghitung panjang berfungsi untuk mengetahui panjang tiap gulungan 133 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 kain dan kebenaran antara panjang yang tertulis pada kain dengan panjang hasil inspecting. Jika terjadi perbedaan panjang, kain tersebut dilepaskan dari sambungan dan diberi keterangan. Iron ditector berfungsi untuk menditeksi adanya logam pada kain, alat ini akan berbunyi atau bersuara bila pada kain terdapat logam. Inspecting juga bertujuan untuk memisahkan kain–kain yang panjangnya tidak memenuhi kriteria panjang/ kain pendek. banyaknya kain pendek menimbulkan jumlah sambungan kain makin banyak, sehingga kemungkinan putus kain karena tarikan makin tinggi. Skema jalannya kain pada mesin inspecting dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 50. Skema jalannya kain pada mesin inspecting Keterangan gambar : 1. Palet, tempat menumpuk kain 2. Kain 3. Rol-rol pengantar, mengantarkan kain. 4. Iron detector, mendeteksi adanya logam pada kain 134 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 5. Counter yard, mengukur panjang kain dalam yard. 6. Lampu 7. Papan inspecting, tempat untuk mengawasi kain. 8. Alarm iron detector 9. Rol penarik (draw roll) 10. Rol penekan 11. Playtor, mengatur lipatan kain. 12. Pembatas tumpukan kain 4) Proses Pembakaran Bulu Pembakaran bulu bertujuan untuk menghilangkan bulu–bulu yang tersembul pada permukaan kain. Bulu–bulu pada kain timbul sebagai akibat adanya gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-peregangan pada waktu proses pertenunan. Bulu–bulu yang timbul pada permukaan kain mengurangi kualitas kain dan mengurangi kualitas hasil proses merserisasi, pencelupan, dan pencapan. Pada proses merserisasi bulu yang menonjol pada permukaan kain lebih banyak menyerap larutan dan menutup permukaan kain sehingga menurunkan efek merserisasi dan mengurangi kilau kain hasil merserisasi. Kurang sempurnanya efek merserisasi, menyebabkan ketidak rataan hasil pencelupan. Pada proses pencapan bulu-bulu tertekan oleh screen dan roboh/tertidur keluar dari garis motif, bulu yang tidur dan terkena pasta dapat menyerap pasta cap kemudin memindahkan pasta cap tersebut keluar garis batas motif sehingga hasil pencapan warna kurang tajam. Pencucian setelah pencapan akan menyebabkan bulu yang tertekan dan menutup motif berdiri akibatnya warna tidak rata. Tidak semua kain dibakar bulunya. Terdapat kain yang tidak boleh dibakar bulunya, yaitu: a) Kain handuk b) Kain karpet c) Kain flanel, dsb. Tetapi untuk kain-kain berikut harus dilakukan proses pembakaran bulu, yaitu: 135 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 a) Kain untuk lapis (voering) b) Kain anyaman keeper, tenunan wafel, dan Kain-kain yang berusuk garisgaris ke dalam. c) Kain-kain yang akan di merser, dicelup, dan dicap. d) Kain–kain murahan untuk meningkatkan kualitasnya. Prinsip pembakaran bulu adalah melewatkan kain di atas nyala api, plat logam, dan silinder panas dengan kecepatan tertentu sesuai dengan tebal tipisnya kain. Penanganan yang kurang tepat dalam proses pembakaran bulu menyebabkan hal–hal berikut : a) Kain gosong, disebabkan karena api atau plat logam terlalu panas. Kain gosong menyebakan pegangan kaku, dan gosong pada kain akan sulit diperbaiki b) Kain terbakar, disebabkan karena kain putus, kain kendor, dan kecepatan jalannya kain lambat c) Kain melipat, disebabkan karena tegangan kain yang rendah, sambungan melipat. lipatan kain akan menyebabkan bulu pada lipatan tersebut tidak terbakar dan membentuk garis sesuai lipatan. garis lipatan akan terlihat setelah kain dicelup. d) Kain hitam, karena api berwarna merah yang disebabkan percampuran udara dan gas kurang tepat. e) Gosong setempat, karena kain kotor mengandung oli. Mesin pembakar bulu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : a) Mesin pembakar bulu pelat dan silinder Mesin pembakar bulu plat Mesin pembakar bulu plat terdiri dari satu atau dua plat tembaga berbentuk lengkung. Pemanas plat dipakai batu bara atau campuran antara udara dan gas. Kain dilewatkan dengan menggesekan pada plat logam panas membara dengan kecepatan 125–250 meter/menit sehingga bulu akan terbakar. Kebaikan sistem ini hasil pembakaran lebih mengkilat, akan tetapi ada beberapa kekurangannya yaitu : 136 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 (1) Kurang sempurna hasil pembakaran pada kain yang memiliki ribs baik lusi atau pakan dengan alur agak dalam (2) Memerlukan waktu yang lama untuk membakar dua permukaan karena harus mengulangi dari awal dengan cara membalikan kain. Gambar 51. Mesin bakar bulu plat Keterangan : 1. Rol pengantar 2. Plat pembakar bulu 3. Kain Mesin pembakar bulu silinder Mesin bakar bulu silinder merupakan pengembangan dari mesin pembakar bulu plat, silinder terbuat dari tembaga, dipanasi dari dalam menggunakan bahan bakar gas, batu bara, minyak, listrik. Kain dilewatkan pada silinder berputar rotasi dengan dua permukaan, seperti pada pembakar bulu plat, pembakar bulu silinder juga menghasilkan kain yang mengkilap. Kedua jenis mesin ini sangat baik untuk jenis kain-kain kapas yang berat. Next >