< Previous 47 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Mesin otomatis pencucukan benang lainnya seperti terlihat pada gambar dibawah berikut ini memiliki fungsi yang sama dengan mesin sebelumnya dan tanpa bantuan operator sama sekali untuk melakukannya. Metode kerja digerakan secara elektronik dengan pemograman pada komputer. Pada mesin ini, setelah mencucuk pada semua bagian lalu bagian mencucuk (drawing-in devices) akan bergerak untuk melakukan proses penyambungan dengan benang pada beam secara otomatis. Pada mesin seperti ini kecepatan rata-rata pencucukannya sebesar 3.600 benang/jam. Gambar 27. Mesin cucuk otomatis dan komputer f. Proses Pemaletan (Pirn Winding) Proses memalet ialah menggulung benang dari bobin kerucut atau bobin silinder menjadi bentuk bobin pakan atau palet. Tujuannya adalah agar palet dapat dipasang (dimasukkan) pada alat peluncur atau teropong. Alat penggulung palet dapat dibuat dari kertas, plastik atau kayu. Pada ATBM biasanya palet yang dibuat dari kertas. Palet dari kayu bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan macam benang yang akan digulung, macam teropong dan macam teropong dan macam peralatan pengganti pakan secara otomatis. 48 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Gambar 28. Macam-macam palet 2. Proses Pembuatan Kain (Weaving) a. Pertenunan (Weaving) Kain tenun dibuat dari benang lusi dengan benang pakan yang membentuk silangan-silangan tertentu dengan sudut 90O antara satu sama lain. Proses pembuatan silangan-silangan ini disebut proses pertenunan. Agar proses pertenunan dapat dilaksanakan dengan baik, perlu diketahui gerakan-gerakan pokok yang terjadi pada proses tersebut. Sesuai dengan urutannya, maka gerakan-gerakan itu adalah : 1) Pembukaan mulut : yaitu membuka benang-benang lusi sehingga membentuk celah yang disebut mulut lusi. 2) Peluncuran pakan : yaitu pemasukan atau peluncuran benang pakan menembus mulut lusi sehingga benang lusi dengan pakan saling menyilang membentuk anyaman. 3) Pengetekan : yaitu merapatkan benang pakan yang baru diluncurkan kepada benang pakan sebelumnya yang telah menganyam dengan benang lusi. 4) Penggulungan kain : yaitu menggulung kain sedikit demi sedikit sesuai dengan anyaman yang telah terjadi. 5) Penguluran lusi : mengulur benang lusi dari gulungannya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan proses pembentukan mulut lusi dan penyilangan benang berikutnya. Skema mesin tenun beserta bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Benang digulung pada beam tenun (1) kemudian 49 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 melewati rol pengantar (2), lalu melewati dropper (3) untuk kemudian masing-masing benang dicucuk pada setiap mata gun (5) dan sisir tenun (7). Gambar 29. Skema mesin tenun Ditinjau dari segi menjalankannya, maka alat/mesin tenun dapat digolongkan menjadi : 1) Alat tenun gedogan yang dijalankan dengan tangan. 2) Alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dijalankan dengan kaki dan tangan. 3) Alat tenun mesin (ATM) yang dijalankan dengan motor. Baik ATBM maupun ATM, keduanya mempunyai prinsip bekerja yang sama. Sesuai dengan gerakan pokok, maka alat tenun dapat dibagi menjadi bagian-bagian pokok sebagai berikut : 1) Bagian pembentukan mulut lusi 2) Bagian peluncuran pakan 3) Bagian pengetekan 4) Bagian penggulungan kain 5) Bagian penguluran lusi 50 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 b. Perajutan Teknologi perajutan merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk membuat kain, selain dengan menggunakan teknologi pertenunan dan non woven. Sruktur kain rajut dibentuk oleh jeratan-jeratan benang yang bersambung satu sama lain. Letak jeratan-jeratan ini teratur yang merupakan suatu deretan. Deretan jeratan kearah panjang kain disebut Wale (B-B), sedangkan deretan jeratan kearah lebar kain disebut Course (A-A). Gambar 30. Struktur kain rajut Teknologi perajutan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar yaitu perajutan pakan dan perajutan lusi. Perajutan pakan sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu perajutan dengan mesin rajut datar dan mesin rajut bundar. Sedangkan perajutan lusi dibagi lagi menjadi mesin rajut lusi raschel dan trikot. Klasifikasi perajutan dapat dilihat pada skema berikut ini: Skema 31 Klasifikasi teknologi perajutan 51 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Perajutan pakan yaitu proses pembentukan jeratan yang terjadi secara berurutan kearah lebar kain atau seperti kearah pakan pada teknologi pertenunan. Kain ini terdiri dari satu atau lebih benang yang membentuk jeratan-jeratan melalui jarum-jarum yang bekerja membentuk kain dengan arah horisontal (arah pakan). Kain rajut ini elastis pada kedua sisi, baik kearah panjang maupun kearah lebar. Gambar 32 Jeratan perajutan pakan Perajutan lusi yaitu pembentukan jeratan yang terjadi secara berurutan kearah panjang kain atau seperti kearah lusi pada teknologi pertenunan. Kain ini terdiri dari beberapa benang lusi yang dibentuk menjadi jeratan-jeratan melalui jarum-jarum dan bekerja membuat kain dengan arah vertikal. Kain ini elastis ke arah lebar tetapi kurang elastis ke arah panjang, namun hal ini dapat ditingkatkan dengan perlakuan pada proses finishing Gambar 33. Jeratan perajutan lusi 52 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 E. Rangkuman Pembuatan kain terdiri dari dua kegiatan yaitu proses persiapan pembuatan kain (weaving preparation) dan proses pembuatan kain (weaving) Proses persiapan pembuatan kain terdiri dari : 1. Proses pengelosan (winding) Proses menggulung benang dalam suatu bentuk dan volume tertentu sesuai dengan kebutuhan 2. Proses penggintiran (twisting) Proses memberikan antihan/puntiran (twist) pada sehelai benang filamen atau beberapa helai benang stapel yang dirangkap dengan sejumlah puntiran yang sama untuk setiap panjang tertentu 3. Proses penghanian (warping) Proses menggulung benang lusi dengan arah gulungan sejajar pada beam hani atau beam lusi merupakan salah satu diantara sekian proses persiapan Secara umum teknologi proses penghanian dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut : a. Penghanian seksional (sectional warping) b. Penghanian langsung (beam warping / direct warping) 4. Proses penganjian (sizing) Proses penganjian adalah proses memberikan lapisan larutan kanji pada benang. Tujuan penganjian yaitu untuk meningkatkan kehalusan permukaan dan kekuatan benang pada saat benang lusi di proses pada mesin tenun. 5. Proses pencucukan (reaching in) Pemaletan (pirn winding) Proses memalet ialah menggulung benang dari bobin kerucut atau bobin silinder menjadi bentuk bobin pakan atau palet. Tujuannya adalah agar palet dapat dipasang (dimasukkan) pada alat peluncur atau teropong. Pembuatan kain dapat dilaksanakan dengan cara pertenunan maupun perajutan. Kain tenun dibuat dari benang lusi dengan benang pakan yang membentuk silangan-silangan tertentu dengan sudut 90O antara satu sama lain. Proses pembuatan silangan-silangan ini disebut proses pertenunan. Agar proses pertenunan dapat dilaksanakan dengan baik, perlu diketahui gerakan-gerakan pokok yang terjadi pada proses tersebut. 53 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Sesuai dengan urutannya, maka gerakan-gerakan itu adalah : pembukaan mulut, peluncuran pakan, pengetekan, penggulungan kain, penguluran lusi Teknologi perajutan merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk membuat kain, selain dengan menggunakan teknologi pertenunan dan non woven. Sruktur kain rajut dibentuk oleh jeratan-jeratan benang yang bersambung satu sama lain. Letak jeratan-jeratan ini teratur yang merupakan suatu deretan. Deretan jeratan kearah panjang kain disebut Wale (B-B), sedangkan deretan jeratan kearah lebar kain disebut Course (A-A). Gambar Struktur kain rajut Klasifikasi perajutan dapat dilihat pada skema berikut ini : Skema klasifikasi teknologi perajutan 54 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 F. Penilaian Penilaian Kompetensi Sikap Instrumen pengamatan/observasi Instrumen sikap cermat dan teliti dalam melakukan pembelajaran pembuatan kain Nama : __________________ Kelas : __________________ Aktivitas Peserta didik Peserta didik melakukan pembelajaran pembuatan kain Rubrik Petunjuk: Lingkarilah 1 bila aspek karakter belum terlihat (BT) 2 bila aspek karakter mulai terlihat (MT) 3 bila aspek karakter mulai berkembang (MB) 4 bila aspek karakter menjadi kebiasaan (MK) Lembar Observasi NO Aspek-aspek yang dinilai Skor BT MT MB MK 1. Tepat dalam menuliskan hasil pengamatan, merangkum pertanyaan untuk menggali dan menemukan permasalahan, mengumpulkan data/informasi, dan mencatat hasil diskusi 1 2 3 4 2. Menggunakan media/alat bantu pembelajaran sesuai fungsi dan kegunaannya 1 2 3 4 3. Melaksanakan presentasi hasil hasil pengumpulan informasi, data hasil pembelajaran dan kesimpulan yang berhasil dibuat dengan benar 1 2 3 4 Jumlah skor (4 x 3) x 10 Skor maksimal: 12 55 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Penilaian Kompetensi Pengetahuan Instrumen Penilaian Pengetahuan Nama : ______________________________ Kelas : ______________________________ Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat ! Soal : Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban jelas! 1. Apa yang dimaksud proses pengelosan? 2. Sebutkan 4 (empat) tujuan proses pengelosan! 3. Jelaskan 2 fungsi Tension device! 4. Tuliskan 7 persyaratan gulungan benang yang baik pada beam tenun! 5. Jelaskan definisi dan tujuan proses pemaletan! 6. Apa yang dimaksud dengan proses pertenunan? 7. Tuliskan 3 penggolongan alat/mesin tenun ditinjau dari segi menjalankannya! 8. Tuliskan 5 bagian-bagian alat tenun sesuai dengan gerakan pokok! 9. Gambarkan skema klasifikasi teknologi perajutan! 10. Jelaskan maksud dari perajutan pakan! Kunci Jawaban 1. Proses menggulung benang dalam suatu bentuk dan volume tertentu sesuai dengan kebutuhan merupakan proses pengelosan 2. Ada 4 (empat) tujuan proses pengelosan, yaitu sebagai berikut: a. Meningkatkan mutu benang yang meliputi kekuatan, kerataan, kebersihan benang dan sambungan-sambungan yang kurang baik. b. Meningkatkan mutu gulungan benang yang meliputi kerataan permukaan, kekerasan, bentuk gulungan benang. c. Membuat gulungan benang sesuai dengan bentuk dan volume sesuai dengan kebutuhan proses selanjutnya. d. Meningkatkan mutu dan efesiensi pada proses selanjutnya. 3. Tension device adalah peralatan pada mesin kelos yang berfungsi untuk: a. Memberikan tegangan pada benang, sehingga gulungan memiliki tingkat kekerasan yang baik sesuai yang diinginkan. b. Menghilangkan bagian benang yang mempunyai kekuatan di bawah standar yang ditetapkan dengan cara benang putus pada saat di proses. 56 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 4. Persyaratan gulungan benang yang baik pada beam tenun adalah sebagai berikut : a. Benang-benang yang digulung harus sama panjang. b. Letak benang-benang yang digulung harus sejajar. c. Benang yang digulung pada beam tenun harus seoptimal mungkin. d. Gulungan benang pada beam hani mempunyai kekerasan yang cukup atau setiap lapis gulungan benang mempunyai tegangan yang sama. e. Lebar benang pada beam tenun harus lebih lebar dari pada lebar cucukan sisir tenun. f. Panjang benang harus lebih panjang dari panjang kain yang akan dibuat. g. Permukaan gulungan benang pada beam tenun harus rata. 5. Proses memalet ialah menggulung benang dari bobin kerucut atau bobin silinder menjadi bentuk bobin pakan atau palet. Tujuannya adalah agar palet dapat dipasang (dimasukkan) pada alat peluncur atau teropong 6. Kain tenun dibuat dari benang lusi dengan benang pakan yang membentuk silangan-silangan tertentu dengan sudut 90O satu sama lain. Proses pembuatan silangan-silangan ini disebut proses pertenunan. 7. Ditinjau dari segi menjalankannya, maka alat/mesin tenun dapat digolongkan menjadi: a. Alat tenun gedogan yang dijalankan dengan tangan. b. Alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dijalankan dengan kaki dan tangan. c. Alat tenun mesin (ATM) yang dijalankan dengan motor. 8. Sesuai dengan gerakan pokok, maka alat tenun dapat dibagi menjadi bagian-bagian pokok, yaitu: a. Bagian pembentukan mulut lusi b. Bagian peluncuran pakan c. Bagian pengetekan d. Bagian penggulungan kain e. Bagian penguluran lusi Next >