< Previous PVC juga dianggap menguntungkan untuk aplikasi sebagai pembungkus (packaging). Suatu studi pada tahun 1992 tentang pengkajian daur-hidup berbagai pembungkus/wadah dari gelas, kertas kardus, kertas serta berbagai jenis bahan plastik termasuk PVC menyimpulkan bahwa PVC ternyata merupakan bahan yang memerlukan energi produksi terendah, emisi karbon dioksida terendah, serta konsumsi bahan bakar dan bahan baku terendah diantara bahan plastik lainnya. Bahkan sebuah kelompok pecinta lingkungan Norwegia, Bellona, menyimpulkan bahwa pengurangan penggunaan bahan PVC secara umum akan memperburuk kualitas lingkungan hidup.Pipa PVC pada umumnya digunakan sebagai saluran air dalam suatu proyek perumahan atau gedung atau jalan dll. Pipa PVC ini sifatnya keras, ringan, dan kuat. Karena penginstalannya mudah, maka sangatlah ideal jika digunakan untuk saluran dibawah zink dapur, kamar mandi, dll. Bahkan penggunaan pipa PVC ini dapat bekerja lebih baik daripada menggunakan pipa besi yang perlu disolder, juga tahan terhadap hampir semua alkalin atau zat beracun serta mudah dipasang. · Instalasi pipa memiliki peranan yang penting dalam sebuah rumah. Baik pemipaan untuk saluran air bersih, saluran air kotor (pembuangan), maupun air panas. Jika saluran pipa rusak maka saluran air akan terganggu. umumnya jika dibiarkan akan memyebabkan terjadinya kebocoran atau rembesan. Saat ini, dipasaran ada beberapa jenis pipa yang dipakai untuk kebutuhan rumah tangga yaitu PVC dan PE. Kedua pipa ini memiliki karakteristik dan peruntukan yang berbeda satu sama lain. Pipa yang umumnya digunakan untuk rumah tinggal berjenis PVC (polyvinyl chloride) dan PE (polyethylene). Oleh karena itu, Anda harus cermat memilih pipa yang sesuai kebutuhan.Dalam memilih Pipa dibutuhkan pemahaman yang cukup (Pipe Distributor). Baik bahan baku, fungsi maupun aplikasinya. Sesuaikanlah dengan kebutuhan seperti, untuk saluran air bersih, kotoran atau pembuangan limbah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, faktor tekanan air. Semakin besar tekanannya, maka haruslah menggunakan Pipa yang memiliki kekuatan lebih. Jika ada penyambungan, perhatikan cara penyambungannya. Biasaya satu batang pipa memiliki system penymbunya sendiri. Perhatikan daerah penyambungan ketika akan di lem, harus bersih dan bebas kotoran. Selain itu juga jangan melalukan penyambungan (lem) dengan dua material yang berbeda. Pilihlah produk pipa yang merknya sudah terkenal, harga kompetitif dan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan. Para produsen (Pipe Distributor) yang termasuk kedalam kelas atas tidak akan sembarangan memproduksi pipa berkualitas rendah. Mereka memberikan garansi produk berkualitas tinggi. Berikut 5 hal yang perlu Anda perhatikan : 1. Kenali jenis pipa Seperti dijelaskan di awal, ada dua jenis pipa yang biasa digunakan untuk instalasi plumbing rumah yaitu PVC dan PE. PVC merupakan jenis pipa yang sudah umum diketahui oleh masyarakat. Materialnya terbuat dari plastik yang cenderung kaku, sedangkan PE bersifat lebih elastis. Pipa PVC umumnya memiliki panjang 4 meter. Itulah sebabnya PVC membutuhkan beberapa sambungan (fitting). Berbeda dengan jenis PE yang dijual per roll sehingga tidak butuh fitting yang banyak. 2. Pastikan kualitas, kekuatan, dan kelenturan pipa JIka Anda mendatangi sentra penjualan pipa, maka Anda akan menemukan jenis dan merek yang berbeda-beda. Untuk menilai kualitas pipa, Anda bisa menekannya hingga bagian dalam pipa saling bertemu. Bila tidak pecah, tandanya pipa tersebut lentur dan memiliki kualitas yang baik. 3. Sesuaikan ukuran dengan kebutuhan Hitung dan tentukan total kebutuhan keran dan saluran pembuangan dirumah. Ini akan mempengaruhi pemilihan diameter dan jenis pipa. Dari segi ukuran, biasanya pemipaan untuk rumah menggunakan pipa berdiameter 1/2 inci-1 1/2 inci. Diameter 1/2 inci – 1 inci diperuntukan untuk rumah berukuran standar. Sedangkan untuk rumah berukuran besar dengan sistem bak penampungan tunggal dibutuhkan pipa berdiameter 1 1/4 inci – 1 1/2 inci. Standar ukuran ini berlaku baik untuk pipa PVC maupun PE. Sedangkan untuk besaran tekanan, pipa jenis AW diperuntukan untuk tekanan besar . Sedangkan untuk air bertekanan sedang (misalnya untuk pembuangan limbah domestik, air hujan, dll) pipa yang digunakan adalah tipe D. Sebagai panduan, Anda dapat melihat kualifikasi tersebut, diameter, besaran tekanan, dan jenis di permukaan pipa. 4. Tentukan fitting dan jenis perekat Untuk sambungan atau fitting, gunakan fitting yang setipe dengan jenis pipa dan seukuran diameter yang Anda pakai. Baik untuk fitting PVC dan PE. Sedangkan untuk jenis perekat, ada dua macam lem yang bisa Anda gunakan. Jenis pertama adalah perekat yang hanya merekatkan pipa dan fitting. Sedangkan jenis kedua adalah lem yang menyatukan lewat proses kimiawi yang biasa disebut solvent cement. Perekat jenis pertama, bisa langsung kering sekitar 1-2 jam setelah pengeleman, namun daya sambungnya tergantung pada daya adhesive material. Sambungannya bisa melemah terutama pada posisi yang rawan bergerak. Sedangkan untuk jenis kedua olvent cement, butuh waktu untuk menyatukan fitting dan pipa sekitar 5-6 jam. Proses pesenyawaan yang terjadi pada pipa akan membuatnya semakin kuat. 5. Bedakan untuk saluran air panas Untuk pemipaan air panas, anda harus menyesuaikan jenis pipa dengan spesifikasi waterheater. Suhu air panas yang dihasilkan sebuah mesin pemanas air biasanya berkisar 60ºC – 85ºC. Oleh karena itu, pilih pipa yang bisa menahan suhu pansa minimal 85ºC. Untuk kualifikasi tersebut, jenis pipa yang bisa Anda pilih adalah PERT, PEX, dan PPR Proses Produksi Pipa PVC Pipa PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya. Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. Pada proses ini, monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi, bersama bahan kimia tambahan untuk menginisiasi reaksi. Kandungan pada wadah reaksi terus-menerus dicampur untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman ukuran partikel resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik, dan membutuhkan mekanisme pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang dibutuhkan. Karena volume berkontraksi selama reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu ditambah ke campuran untuk mempertahankan suspensi. Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC, harus dipisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida yang akan dipakai lagi untuk reaksi berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi akan disentrifugasi untuk memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan dihasilkan butiran PVC. Pada operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida pada PVC hanya sebesar kurang dari 1PPM. Proses produksi lainnya, seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi, menghasilkan PVC dengan butiran yang berukuran lebih kecil, dengan sedikit perbedaan sifat dan juga perbedaan aplikasinya. Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk akhir, biasanya membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV stabilizer, pelumas, plasticizer, bahan penolong proses, pengatur termal, pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan pengembang, dan pigmen pilihan. Kelas Pipa PVC Pipa PVC standar SNI 06-0084-2002/ISO 4422 yang digunakan pada proyek-proyek pemerintah (PU dan PDAM) terdiri atas beberapa kelas, yaitu : Pipa kelas S-6.3, yaitu pipa PVC yang memiliki ukuran 1/2" sampai 16". Untuk pipa ukuran 1/2" sampai 2" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 16 bar. untuk pipa ukuran 2,5" sampai 16" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 20 bar. Pipa kelas S-8, yaitu pipa PVC yang memiliki ukuran 3/4" sampai 20". Untuk pipa ukuran 3/4" sampai 2" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 12,5 bar. untuk pipa ukuran 2,5" sampai 20" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 16 bar. Pipa kelas S-10, yaitu pipa PVC yang memiliki ukuran 1" sampai 24". Untuk pipa ukuran 1" sampai 2" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 10 bar. untuk pipa ukuran 2,5" sampai 24" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 12,5 bar. Pipa kelas S-12,5, yaitu pipa PVC yang memiliki ukuran 1,25" sampai 24". Untuk pipa ukuran 1,25" sampai 2" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 8 bar. untuk pipa ukuran 2,5" sampai 24" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 10 bar. Pipa kelas S-16, yaitu pipa PVC yang memiliki ukuran 1,25" sampai 24". Untuk pipa ukuran 1,25" sampai 2" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 6,3 bar. untuk pipa ukuran 2,5" sampai 24" dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 8 bar. Pipa PVC standar JIS K6741-75 yang digunakan pada proyek-proyek gedung bertingkat, bandara dll, terdiri dari kelas VU dan VP, yaitu : Pipa kelas VU yaitu pipa yang dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 5 bar dan memiliki ukuran 1,5" sampai 14". Biasanya dipakai untuk pipa ventilasi. Pipa kelas VP yaitu pipa yang dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 10 bar dan memiliki ukuran 1/2" sampai 12". Biasanya dipakai untuk pipa instalasi air bersih, air kotor dan air bekas. Pipa PVC di toko bahan bangunan biasanya terdiri dari kelas pipa AW, D dan C/OD, yaitu : Pipa kelas AW yaitu pipa yang dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 10 bar dan memiliki ukuran 1/2" sampai 12". Biasanya dipakai untuk instalasi pipa air bersih, instalasi air kotor dan air bekas. Pipa kelas D yaitu pipa yang dirancang mampu menahan tekanan air dari dalam sampai 5 bar dan memiliki ukuran 1,25" sampai 12". Biasanya dipakai untuk pipa ventilasi. Pipa kelas C/OD yaitu pipa yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perlunya pelindung atau selubung untuk kabel listrik dan telekomunikasi atau untuk penyaluran air tanpa tekanan dan memiliki ukuran 5/8" sampai 4". Pipa PVC standar Telkom STEL - I - 008 terdiri dari pipa type I, type III dan type khusus. Hampir bebas pemeliharaan (virtually free maintenance)Pipa PVC ini sifatnya keras, ringan, dan kuat. Karena penginstalannya mudah, maka sangatlah ideal jika digunakan untuk saluran dibawah sink dapur, kamar mandi, dll. Bahkan penggunaan pipa PVC ini dapat bekerja lebih baik daripada menggunakan pipa besi yang perlu disolder, juga tahan terhadap hampir semua alkalin atau zat beracun serta mudah dipasang. PVC memiliki banyak keuntungan, yakni: • Penginstalannya mudah. • Tahan terhadap bahan kimia • Sangat kuat • Memiliki daya tahan korosi. • Daya konduksi panas yang rendah • Biaya instalasinya rendah • Hampir bebas pemeliharaan (virtually free maintenance) • Penginstalannya mudah. • Biaya instalasinya rendah Pemotongan dan alat-alat sambungan (Cutting and Fitting) PVC dapat dipotong dengan mudah. Anda dapat memotong dengan gergaji besi, tetapi penggunaan abrasive disk sangat dianjurkan untuk mendapatkan potongan yang baik dan lurus. Dan ingat, rangkaian pipa (Pipe Distributor) yang potongannya menyebabkan rangkaiannya mudah terlepas. Cobalah untuk mengukur dua kali dan potong sekali. Setelah pemotongsemua serutan ***jung pipanya baik dari dalam maupun luar. Setelah dengan ukuran yang tepat, taruhlah beserta alat2 sambungauntuk menentukan apakah panjangnya sudah benar. Jika panjangnuntuk melanjutkan instalasi.Terdapat dua macam sambungan pipa PVC, solvent cement joint dan rubber ring joint. Sementara itu pipa PE menggunakan jenis sambungan fusion joint (electrofusion, buttfusion, socketfusion dan sadlefusion) dan mechanical joint. Jenis lemnya ada dua jenis, lem perekat (hanya merekatkan/ menempelkan, berbahan dasar dasar zat kimia perekat) dan lem penyatu (menyatukan kedua permukaan yang disambung, berbahan dasar material pipa yang dilarutkan). Sebagai penyambung, tersedia banyak jenis fitting. Di antaranya, repair socket, clamp sadle, bend rubber dan banyak lagi. Sebagai pelengkap, dibutuhkan aksesori untuk mengatur dan mengarahkan, di antaranya ball valve, plug kran, tusen klap, water meter dan aneka sanitari lainnya. Lem pvc Gambar 1.5 Lem PVC Plastisol adalah suatu disperse dari resin termoplastis yang sangat lembut dalam cairan, biasanya polyvinyl chloride dalam plasticizer. Hasil pastanya merupakan cairan yang sangat kental, apabila dipanasi akan menjadi homogen sehingga menghasilkan fase padat yang tunggal. Jika didinginkan plastisol menjadi bahan yang kaku dengan sifat fisis yang baik. Selama bertahun – tahun bahan yang murah ini menjadi popular sebagai perekat dan sealant. Alasan utama kesuksesan plastisol adalah murah dan aplikasinya mudah. Temperature untuk terjadi curing atau matang yang dibutuhkan plastisol dalam kisaran 1300 C sampai 1400 C. Secara komersial dijual sebagai pasta satu komponen, dalam aplikasinya tidak diperlukan pengukuran atau pencampuran. Kekuatan ikatan moderat tinggi dapat diperoleh untuk berbagai macam susbtrat. Fleksibilitas jangka panjang merupakan kelebihan tersendiri yang mana plastisol dapat mengakomodasi gerakan relatif diantara substrat dan beraksi sebagai peredam getaran. Perilaku yang demikian membuat plastisol dapat berkompetisi dalam dua market perekat dan sealant. Bahan plastisol dapat diformulasikan menjadi busa yang lembut atau padat keras rapat, yang mana masih sangat kaku pada suhu rendah. Kekerasan plastisol dapat diformulasikan dalam kisaran 30 sampai 90 shore A dan kisaran tensile strenght antara 750 sampai 3500 psi. Dapat diformulasikan untuk tahan kimia, tahan cuaca dengan adanya grup chlorin menjadi self extinguish. Temperatur kerja plastisol berkisar antara 00 C sampai 1250 C. Kelemahan perekat plastisol yang menonjol adalah temperatur curing yang tinggi sehingga menyebabkan keterbatasan aplikasinya pada substrat yang sensitif terhadap panas atau dalam aplikasi yang diharapkan pengrangan konsumsi energinya. Ada kemungkinan terjadi korosi disebabkan karena pembebasan dari HCL ( hidrogen chlorida ) sekitar daerah hot spot sambungan. Saat ini sudah banyak dikembangkan perekat sintetis untuk menambah sifat perekat plastisol, tetapi tidak satupun perekat tersebut mampu untuk dijual murah. Polyvinyl chloride dalam perekat dan sealant Resin polyvinyl ( PVC) tidak diragukan lagi merupakan resin thermoplastik yang sangat menarik. Merupakan resin yang tertua, tersedia dalam banyak variasi jenis resin PVC dan dapat dimodifikasi dengan berbagai kandungan senyawa untuk aplikasi dengan spektrum yang sangat luas. Resin PVC seara luas digunakan untuk pabrikasi berbagai macam barang termasuk barang ekstruding, kalendering dan molding. Secara umum PVC resin mempunyai solubilitas, compatibility dan stabilaitas thermal yang terbatas, yang mana membatasi penggunaan perekat hanya untuk area spesifik saja. Perekat berbasis resin PVC ditemukan penggunaannya dalam berbagai bentuk, solvent borne, water borne, dry powder dan satu pack plastisol yang tidak menguap. Resin PVC yang digunakan dalam perekat merupakan produk polimerisasi suspensi atau emulsi. Prose polimerisasinya diringkas seperti tabel 1. Resin PVC yang sering digunakan dalan perekat dan sealant biasanya vinyl chloride homopolimer, walaupun vinyl asetat digunakan juga.Resin suspensi terpolimerisasi dijual dalam bentuk powder yang mana dapat (1) dilarutkan dalam solven yang kuat untuk penggunaan perekat solven borne atau (2) dicampur dengan plasticizer dan bahan lain dalam formulasi perekat plastisol padat 100% . PVC powder dapat langsung digunakan untuk coating perekat. Resin PVC emulsi terpolimerisasi dapat dipergunakan sebagai perekat kateks waterborne, tetapi dapat juga berbentuk bubuk yang sangat halus. Proses spray drying digunakan dalam operasi bentuk powder. Ukuran bubuknya 1/100 ukuran powder yang dimanufaktur melalui proses suspensi polimerisai, dan hasilnya biasa merujuk pada grade resin PVC dispersi. Produk dispersi digunakan sebagai komponen utama perekat dan sealant plastisol. Perekat dan sealant PVC plastiso Plastisol merupakan komposisi seperti pasta 100% non volatile ( merujuk pada vinyl pasta ). Mengandung campuran partikel polimer PVC yang berukuran lembut dan cairan plasticizer, seperti phthlate dan epoxy. Aditif lain yang digunakan dalam formulasi plasticizer PVC PVC Feature utama resin PVC yang digunakan dalam formulasi plastisol adalah ukuran partikelnya. Harus merupakan grade dispersi bubuk PVC (1 micron diameter). Syarat yang lain adalah resin harus tahan terhadap pelarutan pada temperatur ruang dan penyimpanan sehinga produk akhirnya mempunyai practical shelf life. Dalam kondisi cair atau pasta, plastisol dapat dipompa dan disebarkan diantara substrat dengan peralatan yang murah dan proses yang tidak kritis. Karena plastisol merupakan pasta yang 100% non volatile tanpa reaksi eksoterm jika curing, oleh karena itu dapat diaplikasikan dalam bentuk yang relatif tebal tanpa kuatir terjadi masalah gelembung dan blistering. Plastisol relatif aman digunakan di pabrik walaupun ada usaha yang difokuskan pada penggunaan plasticizer yang lebih ramah lingkungan dan tidak beracun. Plasticizer cair secara relatif mempunyai viskositas yang relatif stabil pada temperatur ruangan. Apabila diexpose pada temperatur yang lebih tinggi dalam kisaran 130 C sampai dengan 400 C, maka plasticizer akan melarutkan partikel polimer PVC suspensi, menghasilkan produk gabungan yang lebih permanen. Tahap pertama adalah gelation, yang terjadi pada 65 C dan merubah plastisol menjadi bentuk semi padat tetapi dengan struktur yang lemah, yang mana tidak dapat mengalir. Selanjutnya jika temperatur dinaikkan maka molekul polimer naik gerakannya dan menjadi lebih kompak. Manakala partikel sudah menyebar terjadi tahap inversi. Awalnya partikel resin padat terdispersi dalam plasticizer berubah menjadi plasticizer terdispersi dalam resin. Pemanasan lebih lanjut ke temperatur aplikasi maksimum menghasilkan penggabungan , homogenitas dan perkembangan sampai kekuatan maksimum. Temperatur pasti yang dibutuhkan untuk proses tergantung dari formulasi. Variabel variabel formulasi. Formulasi perekat plastisol bisanya hanya mengandung 20 -25 % berat PVC resin. Komposisi yang seperti itu dijelaskan pada tabel 3. Komponen resin pvc semuanya boleh grade dispersi atau campuran dari 75 – 85% polimer dispersi dan 15 – 25 % grade suspensi resin. Kopolimer dari PVC yang mengandung vinyl asetat konsentrasi rendah digunakan juga untuk developing plastisol yang bisa curing pada temperatur relatif rendah. Sistem tersebut relatif berguna pada substrat sensitif panas atau untuk produksi yang tidak mempunyai fasilitas baking oven temperatur tinggi Dalam formulasi plastisol plasticizer sama pentingnya dengan PVC resin. Plasticizer akan menentukan karakter rheologi plastisol dalam bentuk pasta dan sifat fisis setelah terjadi reaksi curing. Sifat sifat tersebut akan tergantung dari konsentrasi dan jenis plsticizer yang digunakan dalam formulasi. Saat ini perumusan plastisol untuk perekat dan sealant menemui berbagai macam tantangan. Masalah utma yang harus dihadapi adalah plasticizer harus mempunyai dua fungsi. Plasticizer akan mempengaruhi fluiditas resin yang tidak curing dan mempengaruhi sifat sifat mekanis akhir resin yang sudah curing. Oleh karena itu membikin keras, kaku, plastisol yang tercuring adalah sulit jika seseorang juga membutuhkan plastisol yang cair dalam keadaan belum tercuring. Ada beberapa solusi untuk masalah tersebut yang mana formulator mengembangkan produk yang menunjukkan sifat dari soft, sifat rubber like sampai kaku, padat keras. Metode formulasi yang digunakan meliputi blending resin sampai pengembangan plasticizer. Pencampuran PVC bubuk partikel kecil dengan PVC bubuk partikel besar akan menjadikan bersifat tertentu dengan kekentalan yang diperlukan. PVC kopolimer dan vinyl asetat dapat juga digunakan agar ada kisaran kekentalan untuk menurunkan temperatur fusion ( penggabungan). Bagaimanapun pemilihan plasticizer merupakan senjata yang sangat penting bagi formulator. Phthalat biasanya digunakan sebagai plasticizer dalam PVC plastisol. Plasticizer yang dapat digunakan untuk homopolimerizing seperti diallyl phthalate atau oil epoxidized akan mempunyai kekentalan pasta yang rendah tetapi tidak beraksi sebagai plastisol yang kuat setelah penggabungan. Plasticizer yang baru seperti benzoate ester juga membantu formulator untuk menaikkan performance. Mempunyai daya memecah PVC yang tinggi. Oleh karena itu dapat digunakan pada konsentrasi yang rendah tanpa mengorbankan fluiditas pastanya. Beberapa plasticizer yang sangat berhasil adalah campuran seperti dipropylene glycol dibenzoate ( DPGDB) dan triethylene glycol dibenzoate. Jawaban lain terhadap masalah fluiditas pasta dan hasil jadi yang kaku adalah penggunaan apa yang dinamakan organosol. Organosol seperti plastisol kecuali hanya ditambah solvent sebagai thiner. Solven berfungsi sebagai reduser kekentalan sebelum terjadi fusion ( penggabungan), menguap dan pergi meninggalkan produk yang kaku setelah terjadi proses. Tentu saja dalam formulasi yang seperti ini keunggulan sistem non volatile menjadi hilang. Pada aplikasi tertentu naiknya kekentalan pasata diperlukan. Perekat dan sealant yang akan diaplikasikan pada permukaan yang vertikal harus mempunyai sag resistance atau sifat thixotropis. Masalah waktu dapat dipertimbangkan antara waktu manakala perekat diaplikasikan dengan waktu dimana terjadi proses curing. Filler, seperti precipitated calcium carbonate biasanya digunakan untuk mendapatkan sifat non sag. Calcium carbonate mempunyai manfaat kedua dalam kemampuannya untuk menghilangkan HCl yang terbentuk dari reaksi parsial plastisol. Functional calcium carbonate biasanya digunakan bersama dengan ground calcium carbonante. Tabel 3 menggambarkan formulasi plastisol yang menggunakan filler seperti tersebut. Plastisol tidak run off ( menggelincir ) dari artikel yang dilapis manakala diaplikasikan dan dipanasi dinamakan sebagai plastigel. Filler inorganik kadang kadang juga dimasukkan dalam plastisol untukmengurangi beaya produksi. Bahan yang lain yang biasanya ditemukan dalam formulasi perekat plastisol adalah heat stabilizer yang tujuan utamanya untuk menangkap asam yang boleh jadi dilepaskan selama proses curing. Untuk hal tersebut biasa digunakan resin epoxy ( epon 28 ) dimana Next >