< Previous 37 5) Alat pelindung tangan Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik. Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia. Sarung tangan atau kaos tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari bahaya tajam, panas, kasar, berduri, dingin, radiasi, arus llistrik, bahan- bahan kimia dan elektro magnetik serta menjaga kebersihan tangan. Alat pelindung tangan (sarung tangan) terbuat dari bermacam-macam bahan disesuaikan kebutuhan. Beberapa sarung tangan yang sering dijumpai adalah: a) Sarung tangan kain Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila memegang benda yang berminyak, bagian-bagian mesin atau bahan logam lainnya. Berikut ini Gambar 17. Sarung tangan kain. Gambar 17. Sarung tangan kain 38 b) Sarung tangan asbes Sarung tangan asbes digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api. Sarung tangan ini digunakan bila setiap memegang benda yang panas, seperti pada pekerjaan mengelas dan pekerjaan menempa. Berikut ini Gambar 18. Sarung tangan asbes. Gambar 18. Sarung tangan asbes c) Sarung tangan kulit Sarung tangan kulit digunakan untuk memberi perlindungan dari ketajaman sudut pada pekerjaan pengecoran. Perlengkapan ini dipakai pada saat harus mengangkat atau memegang bahan tersebut. Berikut ini Gambar 19. Sarung tangan kulit. 39 Gambar 19. Sarung tangan kulit d) Sarung tangan karet Sarung tangan ini menjaga tangan dari bahaya pembakaran asam atau melindungi dari cairan pada bak dimana pekerjaan tersebut berlangsung terutama pada pekerjaan pelapisan logam seperti pernikel, perkhrom dsb. Sarung tangan karet digunakan pula untuk melindungi kerusakan kulit tangan karena hembusan udara pada saat membersihkan bagian-bagian mesin dengan menggunakan kompresor. Berikut ini Gambar 20. Sarung tangan karet. 40 Gambar 20. Sarung tangan karet 6) Alat pelindung kaki Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa benda berat, keras atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain. 41 APD yang disarankan dipakai di area kerja atau laboratorium adalah sepatu. Sandal ataupun sepatu dengan bagian tertentu yang terbuka tidak disarankan untuk dipakai karena kulit atau bagian kaki akan terekspos dan beresiko terkena cairan bahan kimia. 7) Pakaian pelindung Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek (Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan. Jenis APD badan yang dikenakan selama bekerja di laboratorium dikenal dengan sebutan jas laboratorium. Untuk beberapa eksperimen laboratorium biasa, cukup mengenakan jas laboratorium berlengan panjang yang terbuat dari bahan tidak mudah meleleh (disarankan dari katun atau kain campuran poliester dan katun). Jas laboratorium wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium antara lain kancing jas laboratorium harus dalam kondisi terkancing dengan benar dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas lab yang baik adalah jas yang mampu melindungi sebagian besar tubuh namun tetap tidak mempersulit gerakan tubuh ketika kita bekerja. Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh tumpahan 42 bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya. Selain jas laboratorium, dikenal pula wearpack. Wearpack dikenakan ketika bekerja di lapangan ataupun kegiatan dengan kondisi yang mengharuskan badan sepenuhnya tertutup oleh APD. Orang yang mengenakan wearpack biasanya melakukan aktivitas di bengkel ataupun di udara terbuka seperti kebun dan sawah. Berikut ini Gambar 21. Jas laboratorium dan gambar 22. Wearpack. Gambar 21. Jas laboratorium Gambar 22. Wearpack 43 Selain jas laboratorium, apron juga merupakan alat pelindung badan. Pada beberapa tempat kerja yang menggunakan api, ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala api. Berikut ini Gambar 23. Apron. Gambar 23. Apron 8) Alat pelindung jatuh perorangan Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar. Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety 44 rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain. Diharapkan ketika bekerja di dalam laboratorium anda menaati ketentuan pemakaian alat pelindung diri di atas sesuai dengan keperluan. Memakai celana pendek ataupun rok pendek sangat tidak diperbolehkan. Jas laboratorium ataupun apron harus mampu menutupi lutut. Hal ini merupakan perlindungan minimal yang wajib dipakai seorang praktikan di dalam laboratorium ketika bekerja dengan ancaman bahaya yang paling minim. f. Penanganan bahan kimia Penyimpanan bahan kimia tergantung pada beberapa faktor, bukan pada biaya dan ruang yang ada. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information). Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi 45 daripada timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic. Berikut ini merupakan panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan penyimpanannya. Bahan Radioaktif > Bahan Piroforik > Bahan Eksplosif > Cairan Flammable > Asam/basa Korosif > Bahan Reaktif terhadap Air > Padatan Flammable > Bahan Oksidator > Bahan Combustible > Bahan Toksik > Bahan yang tidak memerlukan pemisahan secara khusus Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia. Bahan-bahan demikian disebut "incompatible" dan harus disimpan secara terpisah. Berikut ini Table 2. Bahan kimia Incompatible Zat pada kolom A bila kontak dengan zat kolom B akan menghasilkan racun (kolom C). Tabel 2. Bahan- Bahan Kimia "Incompatible" dan Menghasilkan Racun Bila Dicampur Kolom A Kolom B Senyawa Berbahaya yang Timbul bila Dicampur (kolom C) Sianida Asam Asam sianida Hipoklorit Asam Klor dan asam hipoklorit Nitrat Asam sulfat Nitrogen dioksida Asam nitrat Tembaga, logam berat Nitrogen dioksida Nitrit Asam Asam nitrogen oksida Asida Asam Hidrogen asida Senyawa arsenic Reduktor Arsin Sulfida Asam Hidrogen sulfide 46 Bahan-bahan kimia "incompatible" berikut, bila bersentuhan (kontak) dengan bahan kimia lain akan menghasilkan reaksi yang hebat, kebakaran atau ledakan. Berikut ini Tabel 3. Bahan-bahan reaktif. Tabel 3. Bahan-bahan Reaktif yang Bila Bercampur Menimbulkan Reaksi Hebat, Kebakaran dan atau Ledakan Bahan Kimia Hindarkan kontak dengan Amonium Nitrat Asam klorat, nitrat, debu organik, peluru organik mudahterbakar, dan bubuk logam. Asam asetat Asam kromat, asam nitrat, perklorat dan peroksida Karbon aktif Oksidator (klorat, perklorat, hipoklorit) Asam kromat Asam asetat, gliserin, alkohol, dan bahan kimia mudah terbakar. Cairan mudah terbakar Amonium nitrat, asam kromat, hidrogen peroksida, dan asam nitrat Hidrokarbon (butana, benzena, benzin, terpentin) Fluor, klor, asam kromat, dan peroksida Kalium klorat / perklorat Asam sulfat dan asam lainnya Kalium permanganat Gliserin, etilen glikol, asam sulfat Berikut Tabel 4. Syarat penyimpanan bahan kimia panduan syarat penyimpanan dan penataan bahan kimia untuk masing-masing bahan menurut kelompok tingkat bahayanya. Tabel 4. Syarat penyimpanan bahan kimia No. Jenis Contoh Syarat Penyimpanan Catatan 1. Bahan kimia beracun Sianida, arsenida, fosfor Ruangan dingin dan berventilasi Jauh dari bahaya kebakaran Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi Disediakan alat Next >