< Previous 120 Berikut gambar Simplisia kulit (Kayu manis) Gambar 20. Kayu Manis Sumber gambar: Panduan meracik herbal, B.Mahendra, Seri Agriserat f. Simplisia Daun (Folium) Daun merupakan jenis simplisia yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku ramuan obat tradisional. Simplisia daun dapat pula berupa pucuk atau yang telah tua. Daun tersebut ada yang berupa lembaran daun tunggal atau majemuk. Jenis simplisia ini pada umumnya dapat dipakai dalam bentuk segar atau kering. Secara umum , simplisia daun kering bentuknya selalu tidak beraturan, yakni menjadi keriput, menggulung, dan sangat rapuh. Daun umumnya bertekstur lunak karena kandungan airnya tinggi, antara 70- 80 %. Jaringan tersusun dari jaringan parenkhim . Pada permukaan daun kadang – kadang dijumpai lapisan semacam zat lilin , mengilap, dan ada pula yang berbulu halus atau berambut dengan bentuk yang beragam. Beberapa simplisia daun tanaman obat dipanen pada waktu masih muda atau berupa tunas daun, misalnya daun teh, beluntas dan daun jambu mete. Namun ada pula yang dipanen setelah tua, misalnya daun sirih, jati belanda, keji beling, tempuyung, daun ungu dan daun dewa. 121 Umur pemanenan setiap daun tidak sama sehingga penanganan dan pengelolaan pasca panennya juga berbeda, Daun yang di panen pada usia muda biasanya dikeringkan secara perlahan – lahan mengingat kandungan airnya tinggi sehingga masih memungkinkan reaksi enzimatis berlangsung dengan cepat. Disamping itu, jaringan yang memiliki daun muda masih sangat lunak sehingga mudah hancur atau rusak. Oleh karenanya, penanganan pascapanennya juga harus hati- hati. Daun yang dipanen pada umur tua juga diberi perlakuan khusus berupa pelayuan, lalu dilanjutkan dengan proses pengeringan secara perlahan agar diperoleh warna yang menarik. Pemanenan daun yang mengandung minyak asiri harus ditangani secara hati- hati. Bila hendak memanfaatkannya minyaknya maka daun langsung diolah ketika masih segar. Kalaupun harus dikeringkan, daun harus dianginkan terlebih dahulu agar penguapan minyak asiri seminimal mungkin. Untuk mendapatkan simplisia daun yang berkualitas maka perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pilih jenis daun yang berwarna cerah 2) Pilih daun yang telah terbentuk sempurna dan dalam keadaan segar 3) Pilih daun yang bersih dari cendawan atau jamur 4) Pilih daun yang tidak terserang oleh hama maupun penyakit 5) Tidak memilih daun yang telah berubah warna 122 Gambar 21. Simplisia Kering, Daun Teh Sumber gambar:Panduan meracik herbal, B.Mahendra, Seri Agriserat Gambar 22. Daun Sambung Nyawa Sumber gambar ,Panduan meracik herbal, B.Mahendra, Seri Agriserat 123 g. Simplisia Bunga (Flos) Bagian bunga yang digunakan sebagai obat kadang bervariasi, tergantung kebutuhan herbalis atau peracik obat herbal. Bagian bunga yang umum digunakan meliputi seluruh bagian bunga yaitu, kelopak, mahkota, serta putik atau benang sari. Warna bunga yang telah dipanen dan dikeringkan pada umumnya akan mengalami perubahan. Hal ini disebabkan terjadinya proses oksidasi dan fermentasi pada bunga tersebut. Pengolahan bunga yang banyak mengandung minyak asiri harus lebih hati-hati agar kandungan minyak tidak banyak yang hilang karena menguap. Cara pengeringan bunga pada prinsipnya hampir sama dengan penanganan dan pengelolaan daun. Hanya saja penanganan pascapanen pada bunga harus dilakukan dengan hati- hati karena bunga mudah rapuh, rusak, serta rontok. Untuk mendapatkan simplisia bunga yang berkualitas maka perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pilih bunga yang sangat cerah 2) Pilih bunga yang telah mekar sempurna dan dalam keadaan segar 3) Pilih bunga yang tidak bercendawan atau berjamur 4) Tidak memilih bunga yang telah berubah warna 124 Gambar 23. Simplisia Bunga (Bunga Kumis Kucing) Sumber gambar: Panduan meracik herbal, B. Mahendra, Seri Agriserat Gambar 24. Simplisia Bunga (Bunga Adas) Sumber gambar: Panduan meracik herbal, B. Mahendra, Seri Agriserat h. Simplisia Buah (Fruktus) Simplisia buah merupakan bahan baku obat herbal yang berasal dari bagian buah secara keseluruhan atau sebagian. Simplisia buah dapat dimanfaatkan dalam bentuk segar, irisan- irisan tipis yang telah dikeringkan, atau telah diolah dalam bentuk serbuk halus. 125 Buah memiliki kandungan air yang cukup tinggi, yaitu antara 70 – 80 %. Namun ada beberapa jenis buah yang memiliki kandungan air kurang dari 70 %. Selain mengandung air, buah yang lunak juga mengandung lemak, vitamin, protein, atau zat-zat lain sehingga membutuhkan tindakan khusus dalam proses. Pengeringan agar zat yang dimilikinya tidak hilang, secara umum, jaringan buah tersusun dari jaringan parenkhim yang menyebabkan buah menjadi lunak. Beberapa jenis buah ada yang hanya dimanfaatkan kulitnya, daging buah, atau bijinya saja untuk dijadikan bahan baku obat herbal. Buah dipanen ketika masak karena kandungan senyawa aktif pada waktu itu telah terbentuk sempurna. Penanganan dan pengelolaan buah harus dilakukan secara cepat, khususnya pada buah yang memiliki kandungan minyak asiri. Hal ini penting dilakukan agar kandungan minyak asiri tidak banyak yang menguap pada proses pengolahan. Buah yang mengandung minyak asiri umumnya diolah pada saat buah tersebut masih dalam keadaan segar. Untuk mendapatkan simplisia buah berkualitas maka perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pilih buah yang berwarna cerah 2) Pilih buah yang telah tua/ masak sempurna dan dalam keadaan segar 3) Pilih buah yang tidak terserang hama dan penyakit 4) Pilih buah yang bersih dan bebas dari cendawan dan jamur 5) Tidak memilih buah yang telah berubah warna 126 Gambar 25. Simplisia Buah (Mahkota Dewa), Sumber gambar: Panduan meracik herbal, B. Mahendra, Seri Agriserat Untuk dijadikan simplisia, kulitnya harus dikupas secara hati- hati agar tidak mengenai biji Gambar 26. Buah Mengkudu Sumber gambar: Panduan meracik herbal, B.Mahendra, Seri Agriserat 127 i. Simplisia Kulit Buah (Perikarpium) Simplisia kulit buah merupakan bahan obat yang diperoleh dari kulit buah. Untuk memperoleh simplisia ini, diperlukan keterampilan khusus untuk mengupas kulit buah yang masih segar. Untuk mendapatkan simplisia kulit buah yang berkualitas maka perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pilih kulit buah yang berwarna cerah 2) Pilih kulit buah yang segar dan tidak keriput 3) Pilih kulit buah yang tidak terserang hama dan penyakit 4) Pilih kulit buah yang bebas dari cendawan atau jamur 5) Tidak memilih kulit buah yang telah berubah warna j. Simplisia Biji (Semen) Simplisia biji adalah bahan baku obat herbal yang berasal dari biji secara utuh. Jika biji tersebut dibungkus oleh kulit buah dan daging buah maka perlu dilakukan pengupasan terlebih dahulu, kemudian biji dikeluarkan dari dalam daging buah. Namun jika biji tersebut merupakan biji utuh, tanpa daging buah, maka pengambilannya dapat dilakukan secara langsung. Biji ada yang keras dan ada pula yang lunak. Biji banyak mengandung zat tepung, protein, dan minyak. Selain itu, biji-bijian memiliki kadar air yang bervariasi dari rendah sampai tinggi, tergantung dari umur biji saat panen. Semakin tua umur biji maka kadar airnyapun semakin rendah. Untuk itu penanganannya harus memperhatikan sifat umum biji agar tidak mudah hancur, pecah, dan rusak. Demikian juga dengan penyimpanan, sedapat mungkin dihindari tempat yang lembab. Hal ini dibiarkan berlanjut, lingkungan yang lembab akan merangsang perkecambahan . Untuk mendapatkan simplisia biji yang berkualitas maka perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 128 1) Pilih biji yang tua sempurna 2) Pilih biji yang masih utuh dan tidak rusak oleh penyakit atau hama tanaman 3) Pilih biji yang tidak berjamur, tidak bercendawan, dan tidak ditumbuhi lumut Gambar Simplisia biji yang sudah dikeringkan Gambar 27. Biji Adas Sumber gambar: Panduan meracik herbal, B.Mahendra, Seri Agriserat k. Simplisia Getah /Lendir Bahan simplisia berupa getah biasanya berbentuk cairan dengan tingkat kekentalan lebih besar dibandingkan air. Susunan kimiawinyapun bermacam- macam, tergantung jenis dan asal tumbuhan. Beberapa jenis getah dari tanaman obat yang bersifat cepat menjadi padat setelah berhubungan dengan udara akibat terjadinya reaksi oksidasi. Untuk mempertahankan agar tetap dalam bentuk cair maka getah harus ditangani dengan hati- hati. Cara penangananya, misalnya dengan memberikan zat kimia tertentu ke dalamnya. Sebagai contoh, pemberian 129 Na- bisulfit pada getah pepaya dapat menjaga tetap dalam bentuk cair sebelum mengalami pengolahan lebih lanjut. Untuk mendapatkan simplisia getah yang berkualitas maka perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pilih getah yang masih segar 2) Pilih getah yang masih murni dan tidak bercampur dengan getah tanaman lain 3) Pilih getah yang masih baik dan tidak rusak oleh cendawan , hama, dan parasit. 1. KARAKTERISTIK BAHAN Amatilah dengan mencari informasi karakteristik bahan baku, penerapan prinsip dasar pengolahan produk minuman herbal melalui media pembelajaran (buku, media cetak, media elektronik, lingkungan, dan sejenisnya) Tanyakan kepada guru dengan mengajukan pertanyaan untuk mempertajam pemahaman prinsip dasar pengolahan produk minuman herbal , misalnya: Bagaimana karakteristik bahan ? Alat yang digunakan ,persyaratannya bagaimana ? Bagaimana alur proses pengolahan ? Lakukan ekplorasi/experimen/ lakukan percobaan dengan: Praktek mengolah produk hasil minuman herbal Mengasosiasi: buatlah laporan Menganalisis hasil praktek serta membuat kesimpulan Next >