< Previous 20 16) Jeruk Bali Jeruk Bali memiliki kandungan likopen, pektin, zat aktif pembersih darah, kalium, dan vitamin C. Adapun manfaat dari setiap kandungan yang terdapat dalam jeruk Bali adalah sebagai berikut ; a) Likopen Kandungan likopen pada jeruk Bali yaitu 350 mikogram/100 gram daging buah. Jika bersinergi dengan betakarotin (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk Bali , likopen bisa berperan sebagai antioksidan. b) Pektin Setelah dijus, jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lainya. Satu porsi jus jeruk bali mengandung lebih dari 3, 9% pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10% tingkat kolesterol. Berarti jeruk bali dapat menurunkan risiko penyakit jantung. c) Zat aktif pembersih darah Jeruk bali mengandung zat aktif yang dapat membersihkan sel darah merah dalam tubuh dan menormalkan tingkat hematokrit (presentasi sel darah/volume darah). Sehingga jeruk bali dapat mengobati anemia dan penyakit serangan jantung. d) Kalium Jeruk bali merupakan sumber kalium, vitamin A (440 IU) bioflavonoid, dan likopen yang dapat sebagai anti kanker dan menyehatkan prostat e) Vitamin C Sepert jenis jeruk lainnya, jeruk bali merupakan sumber vitamin C, yang dapat memperbaiki jaringan yang rusak serta mengobati kanker. 21 17) Apel Apel mengandung sumber quercetin dan zat fitokimia yang dapat memerangi radikal bebas pemicu serangan jantung dan kanker. Kalau apel dikonsumsi tanpa mengupas kulitnya, maka apel yang sarat serat itu akan membantu pencernaan dan menurunkan kolesterol. Daya tahan tubuh anda akan meningkat, jika rutin mengkonsumsi apel setiap hari. Mengingat buah ini kaya akan vitamin C dan vitamin A yang berkhasiat sebagai antioksidan. Apel merupakan sumber quercetin. Suatu fitokimia anti radikal bebas yang menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Apel juga baik dikonsumsi bagi Anda yang gemar makan-makanan yang berlemak. Enzim dalam apel dapat mempengaruhi pencernaan karbohidrat, mengurangi penyerapan glukosa dalam saluran pencernaan, dan merangsang pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Kondisi ini akan membantu keseimbangan gula darah. 18) Ikan Salmon Kandungan asam lemak omega 3 pada ikan salmon sangat bermanfaat bagi pencegahan penyakit jantung dan stroke. Mengkonsumsi ikan solmon setiap pekan bisa mengurangi tekanan darah, risiko osteoporosis, asma, dan kanker (usus dan payudara). Selain itu, ikan salmon yang mengandung vitamin D yang baik untuk gigi dan tulang. 19) Jamur Shiitake Jamur Shiitake digunakan sebagai makanan herbal selama ribuan tahun. Jamur shiitake bisa meningkatkan produksi dan aktivitas sel- sel darah putih. Diantara kelompok asam amino nonesensial, kadar asam 22 glutamat dan asam asam aspartat dalam jamur shiitake adalah yang tertinggi. Kedua asam amino ini mempunyai kontribusi penting terhadap aroma dan cita rasa jamur shiitake. Karena kandungan lemak dan energinya sangat rendah maka jamur shiitake dapat dimanfaatkan sebagai makanan pelangsing. Selain itu jamur shiitake yang berkandungan asam lemak bebas, monogliserida, digliserida, trigliserida, ester steroid, natrium, kalsium, fosfolipid, vitamin B2, vitamin B1, magnesium, fosfor, tembaga, seng dan zat besi adalah sangat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi resiko stroke, melindungi jantung dan sel-sel dari kerusakan akibat dari radikal bebas, mengurangi risiko kanker prostat dan kanker payudara, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi karena virus. 20) Kakao/Cokelat Coklat dalam bentuk apapun, padat ataupun cair, bermanfaat melindungi kita dari dampak ketuaan termasuk kepikunan. Antioksidan utama yang ditemukan di kakao, dikenal sebagai flavonol, penting untuk membantu meningkatkan aliran darah ke otak. Namun perlu diingat kalau mengkonsumsi cokelat, pilihlah cokelat yang asli, yang tidak banyak tambahan pemanis/gulanya sehingga manfaatnya bisa maksimal. 21) Ubi Jalar (Manihot esculenta Crautz) Mengapa ubi merah termasuk makanan herbal ? Khasiat ubi jalar didapatkan dari kandungan kimia yang ada di dalamnya. Kandungannya meliputi protein, lemak, karbohidrat, kalori, 23 serat, abu, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, asam nikoninat, serta vitamin B1, B2, dan C. Kandungan itu didapatkan dari umbi dan daunnya. Dari kandungan tersebut, ubi jalar berkhasiat sebagai tonik dan penghentian pendarahan. Untuk mengatasi penyakit tertentu, penggunaan ubi jalar bisa dilakukan dengan cara pengobatan luar dan dalam. Pengobatan luar memanfaatkan umbi dan daunnya dengan cara diparut atau dihaluskan, lalu ditempelkan ke pada bagian yang sakit. Contoh penyakit yang bisa diatasi dengan pengobatan seperti ini adalah keseleo, luka terpukul, eksim, bisul dan herpes. Untuk pengobatan dalam, umbi direbus atau dibuat masakan sesuai selera. Untuk mengatasi masuk angin dan perut kembung, dapat merebus ubi jalar berwarna merah ditambah jahe, kayu manis, cengkih, kapulaga, dan gula merah, setelah itu, air rebusannya diminum. Ubi jalar merah juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit kuning, pembengkakan, reumatik, asam urat, pegal linu, dan rabun senja. Semua penyakit ini dapat diatasi dengan meminum air rebusan ubi jalar merah dicampur dengan bahan lainnya, khusus untuk reumatik, asam urat, dan pegal linu, selain meminum air rebusannya, ubi rebusnya juga dimakan. Khusus untuk rabun senja, bukan air rebusannya yang diminum, melainkan ubinya yang dimakan. Ubi jalar putih dan jenis lainnya juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati sakit tenggorokan, kencing manis, melancarkan peredaran darah, dan menurunkan kolesterol. Caranya pun sama, yaitu dengan meminum air rebusan ubi jalar. Pengobatan sakit tenggorokan bisa diatasi dengan meminum air seduhan bubuk ubi jalar putih. Bubuk tersebut bisa didapat dari umbi yang dikeringkan, lalu ditumbuk hingga menjadi bubuk. 24 22) Buah Merah Buah merah mengandung karbohidrat, lipid, asam palmitad, asam linoleat, asam oleat, betakaroten, betacryptoxanthin, vitamin E, omega 3, omega 9 dan sodium. Kandungan yang terdapat pada buah merah mampu menjadi anti kanker untuk mengobati berbagai kanker, juga dapat menyembuhkan tumor, darah tinggi, asam urat, stroke, gangguan pada mata, herpes, kencing manis, osteoporosis, wasir dan lupus. 23) Asparagus (Asparagus cochinchinensis (Lour. Merr)) Asparagus sangat baik digunakan untuk menghancurkan deposit asam urat yang tinggi pada penderita ginjal. Dalam hal ini, asparagus berperan sebagai stimulan ginjal. Namun apabila dikonsumsi terlalu banyak, asparagus dapat menyebabkan iritasi ginjal. Asparagus juga dapat digunakan untuk mengobati hipertensi yang jumlah natrium dalam darahnya jauh berlebihan dibandingkan kalium (tidak seimbang). Asparagus juga baik dikonsumsi oleh penderita anemia, kesehatan hati, ginjal dan kulit. Gambar 3. Asparagus Sumber gambar: Panduan meracik herbal, B.Mahendra, Seri Agriserat 25 24) Jagung (Zea may) Ternyata jagung mengandung zat-zat yang berguna untuk metabolisme tubuh, antara lain gula, kalium, asam jagung, dan minyak lemak. Buah yang masih muda banyak mengandung zat protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, serta vitamin A, B1, B6, C, dan K. Rambutnya mengandung minyak lemak, damar, gula, asam maisenat, dan garam–garam mineral. Biji buah jagung biasanya dibuat tepung jagung (maizena). Jagung berkhasiat sebagai obat diuretic (memperlancar air seni) karena kandungan kaliumnya tinggi, terutama pada rambut dan tongkol mudanya. Selain itu kandungan tiamin bisa mengeringkan luka, misalnya luka pada cacar air. Kandungan fosfornya baik untuk tulang dan gigi. Zat-zat tersebut berguna untuk melancarkan air seni, menyembuhkan radang ginjal, hipertensi, diabetes, rakitis, batu empedu, cacar air, diare, keguguran (rambut, daun, dan tongkol mudanya), serta melancarkan ASI. b. Prinsip dasar pengolahan makanan herbal Memasak ialah mengubah bahan makanan mentah menjadi matang/masak sehingga mudah dicerna, enak dan menarik rupa/penampilannya. Macam-macam cara memasak yang biasa dilakukan pada dapur pengolahan makanan herbal Indonesia, seperti: 1) Merebus : Memasak bahan makanan dengan menggunakan air mendidih (100°C). 2) Mengukus : Memasak bahan makanan dengan menggunakan uap air mendidih. 3) Mengetim : Memasak bahan makanan dalam tempat yang dipanaskan dalam air mendidih/memasak makanan dengan menggunakan 2 panci. 26 4) Menggoreng : Memasak bahan makanan dalam minyak goreng yang banyak dan panas. 5) Menumis : Memasak bahan makanan dengan menggunakan minyak sedikit. 6) Menyangrai : Memasak bahan makanan tanpa menggunakan minyak. 7) Menyembam : Memasak bahan makanan dengan menggunakan abu/pasir panas. 8) Membakar : Memasak bahan makanan dalam bara api 9) Memanggang : Memasak bahan makanan diatas bara api, memakai alat pemanggangan. 10) Mengepan : Memasak bahan makanan dalam pan bakar. 11) Menggelasir (Membesta): memberi lapisan pada makanan/hidangan dengan gula cair Bahan makanan segar dapat langsung dimasak dan kemudian dihidangkan, akan tetapi ada pula bahan makanan yang harus melalui beberapa cara pengolahan tertentu sebelum dapat dimasak, misalnya beras. Untuk memperoleh beras dari padi, padi itu harus digiling atau ditumbuk terlebih dahulu. Setelah digiling, beras ini memiliki beberapa proses pengolahan lainya seperti disimpan, diangkut, dicuci dan sebagainya. Pada proses pengilingan yang di lakukan dengan cara yang kurang hati-hati dapat Pernahkah anda mengamati keluarga / orang tua/ saudara/ ibu memasak di dapur ? Bagaimana mereka memperlakukan bahan olahan tersebut? Di rebus, tim, goreng, tanak , bakar dll 27 terjadi hasil dengan kualitas rendah, karena butir beras menjadi kecil (beras menir) sehingga terbuang pada proses pemisahan dengan butir yang tidak pecah. Cara menggiling yang terlalu intensif, sehingga menghasilkan beras yang putih bersih (polished rice) sangat merugikan karena bagian-bagian yang mengandung zat makanan dalam konsentrasi tinggi (lembaga dan kulit ari) turut terbuang. Sebaliknya beras seperti itu tahan lama, sehingga masih digemari pula. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi makanan herbal Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi makanan herbal antara lain: 1) Bahan baku 2) Air 3) Alat yang digunakan untuk memasak 4) Bobot dan takaran 5) Proses memasaknya 6) Kebersihan lingkungan 7) Pengemasan / penyajian Cara membuat makanan herbal sangat sederhana, dan dapat dibuat sendiri. Cara tersebut ternyata dapat dipraktikan dengan mudah, karena bahan bahan yang digunakan mudah didapat serta proses pembuatanya yang sederhana. Meskipun demikian harus memperhatikan beberapa teknik dan faktor yang mempengaruhi antara lain: 1) Bahan baku 28 Dibutuhkan pengetahuan tentang bahan tanaman, sayuran dan bumbu herbal, yang digunakan adalah bagian tanaman (akar, batang , daun, umbi, bunga dan buah) atau seluruh tanaman yang masih segar dan dicuci dahulu sebelum digunakan. Pilih tanaman, atau bagian tanaman yang tumbuh subur, dalam keadaan utuh, tidak dimakan serangga atau ulat dan tidak busuk atau layu. Bahan segar berupa sayuran, dan bumbu, dan produknya berupa tepung, beras, dll. Bila menggunakan bahan yang sudah kering, pilih yang belum bercendawan dan dimakan serangga. Sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu. 2) Air Gunakan air bersih untuk mencuci bahan yang akan digunakan dan untuk membuat ramuan. Pembuatan obat herbal yang tidak membutuhkan pendidihan atau dimasak harus menggunakan air masak. 3) Alat yang digunakan Peralatan yang ada didapur seperti pisau, telenan, panci, parut, wajan, sendok, baskom, ember dll dapat digunakan untuk memasak makanan herbal . Peralatan harus dicuci bersih sebelum digunakan dan setelah digunakan, sehingga tidak tercampur dengan bahan masakan, khususnya yang berasal dari hewan. Untuk merebus bisa menggunakan panci yang dilapisi email atau menggunakan kuali/periuk dari tanah liat. Jangan menggunakan panci yang terbuat dari kuningan atau besi untuk menghindarkan timbulnya endapan, konsentrasi larutan yang rendah, timbulnya racun, atau efek samping lain akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan herbal. Sebelum memproses membuat makanan/meramu, cuci tangan sampai bersih, siapkan bahan, dan letakkan pada wadah yang bersih. Pastikan 29 bahwa telah diketahui resep cara memasaknya yang akan dibuat (bila perlu melihat catatan). 4) Bobot dan takaran Untuk mengukur bobot/takaran dapat digunakan peralatan dirumah tangga, misalnya gelas, cangkir, sendok, jari, helai, dan lain-lain. Bobot dan takaran sesuaikan resep yang telah diketahui 5) Cara Memasak Untuk merebus bahan/ramuan segar maupun kering, perlu diperhatikan hal berikut: a) Bahan yang terlalu tebal seperti rimpang, batang dipotong-potong tipis terlebih dahulu sesuai tujuan atau resep menu b) Masukkan bahan ke dalam wadah dan masukkan air sampai bahan terendam (sesuai takaran) dan nyalakan api. Api dapat kecil atau besar sesuai kebutuhan. Obat yang bersifat tonik biasanya direbus dengan api kecil sehingga bahan aktif dapat secara lengkap dikeluarkan ke dalam air rebusan. c) Bila tidak ada ketentuan lain maka perebusan dianggap selesai bila air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula d) Jika ramuan terdiri dari banyak bahan yang keras seperti batang, biji, maka perebusan dianggap selesai bila air tersisa sepertiganya. 6) Kebersihan herbal Dalam meramu makanan, sudah tentu harus diperhatikan segi kebersihannya. Tanaman obat yang akan digunakan sebaiknya dicuci dengan air matang. Baik bahan – bahan makanan maupun perlengkapan yang akan digunakan, hendaknya dicuci bersih dan tidak berkarat. Begitu juga alat yang dipakai untuk memeras atau menyaringnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengindari adanya kotoran Next >