< Previous 30 cacing, bakteri, virus, atau kotoran tikus yang menempel dan dapat menyebabkan penyakit leptospirosis. 7) Pengemasan/Cara menghidangkan Untuk mendapatkan dan menambah daya tarik konsumen, maka produk pengolahan makanan perlu dikemas dengan baik dan semenarik mungkin. c. Jenis dan prinsip kerja alat pengolahan Peralatan yang digunakan tidak dapat dipungkiri bahwa kelemahan utama pada pengolahan makanan herbal ialah kurangnya perhatian pada peralatan yang digunakan. Hal ini tidak boleh dianggap sepele. Alat yang digunakan dapat menularkan penyakit, membawa kotoran lain, atau bahkan menghilangkan khasiat makanan herbal jika tidak bersih atau alatnya salah. Berbagai macam alat yang digunakan: 1) Macam dan Jenis Sendok a) Sendok makan b) Sendok sayur c) Sendok teh d) Sendok kopi e) Sendok nasi f) Sendok sop g) Sendok sirup h) Sendok es krim i) Sendok kue tart 2) Macam dan Jenis Garpu a) Garpu makan b) Garpu kue 31 c) Garpu daging dan ikan 3) Macam dan Jenis Pisau a) Pisau makan b) Pisau mentega c) Pisau buah d) Pisau daging e) Pisau roti f) Pisau kue tart 4) Macam dan Jenis Piring a) Piring makan b) Piring ceper c) Piring sayur d) Piring lonjong e) Piring cekung besar f) Piring cekung sedang g) Piring kecil h) Piring mangkuk/mangkok 5) Macam dan Jenis Gelas i) Gelas air j) Gelas sirup k) Gelas anggur l) Gelas bir m) Gelas kopi 6) Macam Jenis panci a) Panci untuk masak nasi b) Panci untuk masak sayur c) Panci untuk menggoreng Sendok, gelas, panci perebusan, atau peralatan yang dipakai sebaiknya dibersihkan atau disterilkan terlebih dahulu. Jika perlu, alat tersebut direbus atau direndam dalam air panas. Setelah digunakan, alat harus 32 dibersihkan lagi. Jangan beranggapan alat tidak perlu dibersihkan benar karena hendak dipakai lagi untuk memasak makanan lagi. Memang alat akan terkena kotoran lagi, tetapi kotoran lama yang tertimbun justru dapat mendatangkan masalah baru. Misalnya, menimbulkan residu pada alat atau mendatangkan kuman penyakit. Saringan atau perasan harus dibersihkan dengan benar, sebaiknya direbus dengan air mendidih. Jika menggunakan saringan dari kain, gunakan kain bersih, tidak perlu kain baru, yang penting tidak habis digunakan untuk keperluan lain. Seandainya kain digunakan untuk keperluan lain maka kain perasan harus dibersihkan dengan baik sebelum dan sesudah pemakaian. Panci perebusan hendaknya terbuat dari bahan tanah, keramik, kaca, atau stainless steel. Sedapat mungkin jangan merebus bahan dengan panci dari alumunium, besi, atau kuningan. Peralatan dari timah hitam atau timbal juga dilarang keras dipergunakan untuk membuat ramuan. Tujuannya untuk menghindari timbulnya endapan pembentukan zat racun, konsentrasi larutan obat menurun, atau efek samping karena reaksi bahan kimia panci dengan zat yang dikeluarkan tanaman. Selain kebersihan alat, pelaku yang meracik obat sebaiknya juga menjaga kebersihan tangan dan ruangan. d. Alur Proses Pengolahan 1) Pembuatan resep Bahan baku yang digunakan dapat berupa bahan segar atau bahan kering. Untuk mempersiapkan bahan baku perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. a) Identifikasi Bahan baku Pastikan kebenaran morfologi tanaman/bahan baku yang akan digunakan. Banyak tanaman yang memiliki nama yang sama, 33 tetapi secara morfologi berbeda, apabila masih belum yakin carilah referensi pendukung yang bisa dipercaya misalnya monograp yang tertera pada MMI atau FI atau ditanyakan pada orang yang mengetahuinya. Bagian tanaman yang akan digunakan perlu ditinjau ulang secara morfologi apakah sudah benar, artinya harus dipastikan yang akan digunakan daun, batang, rimpang, akar, buah, atau yang lainnya. Di samping bagian tanaman, perlu diperhatikan ramuan tersebut menggunakan bagian yang sudah tua atau yang masih muda. Batang atau kulit batang, buah atau biji, umbi atau akar. Buah yang muda banyak mengandung tanin. Buah yang cukup tua, tetapi masih segar, taninnya sudah berkurang berubah menjadi zat lain. Daun yang masih muda mempunyai kandungan kimia yang berbeda dengan yang tua, umbi, rimpang atau akar. b) Sortasi (pemilahan) bahan baku Bahan baku yang digunakan sebaiknya disortasi (pemilahan). Bahan yang sudah busuk harus dipisahkan, kotoran seperti tanah, bagian tanaman lain yang terikut harus dibuang. Setelah disortasi, bahan yang kotor dicuci terlebih dahulu. Jika diperlukan, bahan baku dikupas atau dipotong sesuai keperluan. Bahan baku yang sudah bersih dan ukurannya sudah sesuai, siap untuk diramu sesuai dengan keperluan. Air yang digunakan dapat menggunakan air bersih atau air minum (air matang atau melalui penyaringan). 34 c) Peralatan Peralatan yang digunakan hendaknya yang tidak bereaksi terhadap bahan pada saat proses pembuatan. Alat yang digunakan sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan kontaminasi dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Logam, seperti besi, tembaga, dan timah sebaiknya dihindari. Alat dari gelas, logam tahan karat, kayu, dan panci yang dilapisi email dianjurkan untuk dipakai. d) Penimbangan dan Pengukuran Bila kesulitan untuk memperoleh takaran yang sering digunakan di apotek atau di rumah sakit dapat menggunakan ukuran yang sering digunakan di rumah tangga, seperti sendok dan gelas. Pada umumnya timbangan dapur dapat digunakan namun demikian pemakaian gelas ukur akan lebih baik hasil penakarannya. Satuan ukuran gram atau liter lebih mudah dan lebih sering digunakan daripada menggunakan satuan ukuran lainnya (seperti: jumput, tangkep,ruas dan lain- lain yang kurang standart) Catatan: Apabila kita mendapatkan kesulitan dalam menimbang jumlah bahan yang sedikit misalnya 10 gram sedangkan kita tidak punya timbangan dengan skala tersebut maka yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: Ambil bahan dan lakukan penimbangan dengan skala yang lebih besar misalnya 20 gram, kemudian hasil penimbangan dibagi dua. e) Pengolahan Proses pengolahan makanan (nasi herbal, lauk pauk herbal, cemilan herbal) dengan acuan resep dan memperhatikan karakteristik bahan. 35 f) Pengemasan/Penyajian Agar lebih menarik konsumen dan pengguna, hasil pengolahan harus dikemas semenarik mungkin dan cara menghidangkan memperhatikan kebutuhan konsumen. Alur Proses digambarkan dengan flow cart sebagai berikut: Pembuatan resep Identifikasi bahan baku Sortasi/pemilahan bahan baku Pemilihan peralatan Penimbangan /pengukuran Pengolahan Pengemasan / penyajian 36 e. Proses Pengolahan Tugas Amatilah dengan mencari informasi tentang pengolahan produk makanan herbal melalui media pembelajaran (buku, media cetak, media elektronika dan sejenisnya), silahkan menanyakan kepada guru apabila ada yang belum jelas , buat laporan dan presentasikan di depan kelas ! 37 a. Menu Nasi Herbal 1) Nadusun (Nasi Uduk Sukun) Gambar 4. Nasi Uduk Sukun Sumber gambar: Herbal untuk Bumbu dan sayur, Ning Harmanto, hal 55 Nadusun, menu masakan yang menggunakan bahan nasi dan sukun. Masakan ini sangat bagus apabila dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus (DM). Menggabungkan bahan nasi dan buah sukun mentah, lalu diolah dengan bumbu nasi uduk akan membantu penderita DM menikmati makanan yang enak, tetapi aman. Terlebih bila ditambahkan bumbu dari tanaman obat yang bisa menurunkan kadar gula darah. Buah sukun mengandung karbohidrat cukup tinggi. Serta kaya akan mineral dan vitamin yang diperlukan dalam metabolisme zat gizi. Dibandingkan dengan beras, buah sukun mengandung mineral dan vitamin lebih lengkap, tetapi nilai kalorinya rendah sehingga dapat digunakan sebagai makanan diet. Menu masakan Nadusun boleh dikonsumsi semua orang tua maupun muda, bahkan anak-anak. Selain itu, sangat bermanfaat bagi penderita darah tinggi, kolesterol, dan trigliserida tinggi. 38 Bahan yang diperlukan: Resep dapat dinikmati untuk 10 orang Beras : 250 g Sukun mentah , dipotong dadu : 500 g Santan encer/ susu nonfat : 500cc Bumbu: Daun salam : 3 lbr Daun mahkota dewa : 3 lbr Lengkuas : 1 ptg Sereh : 1 btg Bumbu herbal seasoning : 1 bungkus (10 g) Garam : 1 sdt Cara Membuat: a) Cuci bersih beras dengan air mengalir, lalu rendam 15 menit agar cepat matang b) Rebus santan dengan semua bumbu, kecuali seasoning hingga mendidih c) Masukkan beras yang sudah dibersihkan d) Biarkan hingga mendidih kembali e) Masukkan sukun yang sudah dipotong dadu, taburkan bumbu seasoning kemudian aduk-aduk dan kukus f) Hidangkan selagi hangat. Taburkan abon ikan dan telur dadar yang diiris tipis. 39 2) Nagotang (Nasi Goreng Kentang) Gambar 5. Nasi Goreng Kentang Sumber gambar: Herbal untuk Bumbu dan sayur, Ning Harmanto, hal 56 Nagotang, nasi goreng digabung dengan kentang serta aneka sayuran sangat bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan bergizi tinggi. Pembuatan Nagotang sangat praktis, karena sekali masak sudah tergabung antara nasi, sayur dan lauk pauk. Bumbu yang digunakan diantaranya adalah daun jinten yang berfungsi mengatasi asma, batuk, dan meningkatkan vitalitas. Aroma daun jinten sangat khas membangkitkan selera makan. Selain itu ada pula daun pegagan yang sangat baik untuk revitalisasi sel-sel tubuh yang rusak sekaligus meningkatkan kecerdasan dan mencegah kepikunan. Khasiat dari kentang antara lain mencegah kanker dan mencegah kepikunan. Khasiat dari kentang antara lain mencegah kanker, mengobati asam urat, ginjal, sistem lambung, dan jantung, serta baik untuk kesehatan lever, jaringan otot, dan proses peremajaan kulit. Nagotang bisa dinikmati oleh siapa saja. Next >