< Previous 1514.2.2 Silsilah Ramayana Seperti halnya dengan Mahabharata, Ramayanapun mem-punyai nenek moyang dewa, yaitu Batara Wisnu yang turun-temurun sampai Batara Rama. Silsilah Ramayana tidak serumit silsilah Maha-bharata, karena silsilah Ramayana tidak terdapat penyimpangan-pe-nyimpangan kekeluargaan. Lagi pula silsilah Ramayana tidak banyak sangkut pautnya dengan keluarga lain. Ramayana juga hasil sastra India yang bersumberkan ke-pada Dewa Wisnu. Kalau Mahabharata disusun oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh, maka Ramayana .disusun oleh Empu Walmiki dan merupakan cerita epos mitos Hindu yang berbentuk legenda rakyat India. Prabu Airlangga pernah menitahkan bahwa “sebenar-nya Ramayana 1000 tahun lebih tua dari Mahabharata”, maka dalam beberapa lakon, ucapan Prabu Airlangga itu seolah-olah benar ada-nya. Lakon Rama Nitis, dan Makuta Rama, adalah salah satu contoh yang menunjukan bahwa Ramayana itu benar lebih tua daripada ke-lahiran Mahabharata, walaupun kebenaranya itu masih diragukan. Hal yang pokok adalah, bahwa Batara Rama adalah titisan Batara Wisnu yang dalam peranannya ditampilkan sebagai pembasmi keja-hatan, keangkara murkaan, kedoliman yang merajalela di dunia. Bila dibandingkan dengan daerah lainya cerita Ramayana ini sangat digemari masyarakat, baik di Jawa Tengah di Jawa Barat, Bali dan Di Jawa Timur. Dari ke empat wilayah tersebut hanya di wi-layah Jawa Barat yang kurang menggemari lakon Ramayana. Beberapa hal yang terkait dengan cerita Ramayana, antara lain adalah permintaan Dewi Kekayi yaitu ibu Raden Barata yang menjadi selir Prabu Dasarata untuk menggagalkan penobatan Rega-wa atau Rama sebagai raja di Ayodya, pengusiran Rama selama 14 tahun meninggalkan Ayodya, penculikan istri Rama yaitu Dewi Sinta yang dilakukan oleh Rahwana raja dari negara Alengka, peperangan adik kakak antara Prabu Subali melawan Prabu Sugriwa (Bala Wa-nara/ monyet) akibat salah faham, matinya Rahwana, pembakaran diri Dewi Sinta sebagai bukti akan kesucian dirinya. Keturunan terakhir dari Batara Rama ini adalah Kusya dan Lawa. Kusya dan Lawa adalah putra kembarnya yang tidak diketahui akhir ceritanya, karena tidak ada kanda yang menceritakan akhir ki-sah Ramayana tersebut. 152 Silsilah Raja-raja Ayodya Prabu Banaputra Begawan Rawiatmaja Prabu Sumaresi Dasarata Dewi Ragu Dewi Kekayi Dewi Sumitra Ragawa (Rama) Barata Lasmana Satrugna Prabu Janaka Dewi Sinta Kusa Lawa (Sumber: Buku Pengetahuan Pedalangan 2, hal 47, Departemen P & K, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1983). 153Silsilah Dewi Sinta Batharadi Weja Danuja Danuwati Sumali (raja Mantili) Sukesi Prahasta Dewi Marawa Banapati Danupati (raja Mantili) Dw.Tunjungbiru Banaputra Beg. Rawatmeja (Raja Ayodya) Prabu Janaka (raja Mantili) Prabu Dasarata Dewi Raghu (Sukasalya) Dewi Sinta Rama Kusa Lava (Prabu Kusiya (Rama Batlawa) (Sumber: Layang Arjunasasrabahu, Batharadi Weja) 154 4.2.3 Silsilah Raja-raja Lokapala Babad Lokapala dimulai dari Begawan Wisrawa ke atas. Tokoh-tokoh sebelum Begawan Wisrawa ini jarang sekali dipentas-kan, karena itu banyak sekali masyarakat yang tidak mengenal siapa tokoh-tokoh Lokapala sebelum Begawan Wisrawa yang memerintah kerajaan Lokapala. Peristiwa-peristiwa penting dalam cerita Lokapala, diantara-nya adalah peristiwa pernikahan Begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi yaitu putra Prabu Sumali raja Alengka. Semula Dewi Sukesi akan dijodohkan dengan putra Begawan Wisrawa sendiri yaitu Prabu Danaraja. Akibat peristiwa pernikahan Begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi tersebut maka menimbulkan kehebohan dan pertenta-ngan antara ayah dan anak, dan kehancuran negara Lokapala kare-na diserang Rahwana raja Alengka, yaitu adik tiri Prabu Danaraja. Leluhur raja-raja Lokapala adalah para dewa juga, diantara-nya adalah Batara Guru dan Dewi Uma, yang berputra Batara Sam-bu yang menikah dengan Dewi Hastuti dan turun temurun sampai Prabu Darudana. Prabu Darudana mempunyai putra dua orang. Putra sulung bernama Begawan Wasista dan adiknya bernama Prabu Herudana. Begawan Wasista berputra Begawan Pulastra, sedangkan Prabu Herudana berputra Prabu Andanapati. Kedua kakak adik ipar terse-but menurunkan raja terakhir, yaitu Begawan Wisrawa yang menjadi keturunan Begawan Wasista dan Dewi Lokati sebagai keturunan Prabu Herudana. Begawan Wisrawa dinikahkan dengan adik ipar-nya, yang menurut hukum kerajaan menjadi ratu negara Lokapala. Begawan Wisrawa berputra Wisrahwana dan setelah Wisrahwana dinobatkan menjadi raja bergelar Prabu Danaraja. Peristiwa menyedihkan yang terdapat dalam lakon ini, yaitu peristiwa pernikahan Begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi. Perni-kahan tersebut terjadi karena akibat pelanggaran janji Begawan Wi-srawa tentang Sastra Jendra Hayuning Rad Pangruwating Diyu, yang tidak boleh di ajarkan kepada setiap orang. Sedangkan dalam kisah tersebut, Sastra Jendra Hayuning Rad Pangruwating Diyu di-ajarkan kepada Dewi Sukesi, seorang putri keturunan raksasa. Akibat peristiwa tersebut Dewi Sukesi malahirkan Rahwana (Dasamuka) yang berwujud raksasa dan berkelakuan jahat. Putra yang kedua bernama Kumbakarna juga berwujud raksasa, namun berwatak mulia. Putra ketiga adalah seorang putri raseksi (raksasa perempuan) bernama Dewi Sarpakenaka, dan putra terakhir berwu-jud manusia biasa dan sangat tampan bernama Wibisana. 155Silsilah Raja-raja Lokapala Batara Guru Dewi Uma Batara Sambu Dewi Hastuti Batara Sambudana Batara Hestijumili Prabu Amulasidhi Prabu Darudana Begawan Wasita Prabu Herudana Begawan Pulasastra Prabu Andapati Begawan Supadma Prabu Lokawana Begawan Wisrawa Dewi Sukesi Dewi Lokati Wisrahwana (Danaraja) (Sumber: Buku Pengetahuan Pedalangan 2, hal 50, Departemen P & K, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1983). 156 Silsilah Wisrawa dan Keturunannya Sang Hyang Manikmaya Dewi Umayi (Putra sulung): Batara Sambu Dewi Hastuti (Putra Bungsu): Batara Sambodana (Lima Keturunan) Resi Supadma Dewi Sukesi Begawan Wisrawa Dewi Lokati (Lokapala) Wibisana Dewi Triwati Danaraja (Putra Bungsu) Dewi Trijata Resi Jembawan Dewi Jembawati Kresna (Raja Dwarawati) Samba (Sumber: Buku Pratiwimba Adiluhung, Sejarah dan Perkembangan Wayang, hal 300, 1988). 1574.2.4 Silsilah Raja-raja Alengka Silsilah Alengka juga bersumber pada Batara Guru yang menjadi pusat kelahiran manusia, yang pada kenyataannya masih seketurunan dengan silsilah Lokapala. Silsilah Alengka juga jarang diketahui masyarakat penggemar wayang, karena tidak pernah di-pergelarkan. Babad Alengka menceritakan kelahiran Rahwana dan adik-adiknya yang megang peranan penting dalam zaman Batara Rama. Peristiwa-peristiwa penting yang terdapat dalam Babad Alengka adalah pernikahan Begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi sehingga membawa akibat perpecahan antara anak dengan bapak, kelahiran Rahwana dengan adik-adiknya dan perbuatan-perbuatan angkara yang dilakukan Rahwana tahap pertama, peristiwa runtuh-nya negara Lokapala karena diserang Rahwana. Kisah pernikahan Begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi tersebut di atas, di awali dengan adanya berita bahwa di Alengka se-dang ada sayembara Dewi Sukesi atau sering disebut Alap-Alap Su-kesi. Persyaratan sayembara tersebut berbunyi apabila dapat me-ngalahkan pamannya Dewi Sukesi yang bernama Jambumangli se-bagai pahlawan Alengka, maka pemenang tersebut berhak untuk mendapatkan Dewi Sukesi. Berita sayembara tersebut akhirnya sampai pula kepada Prabu Danaraja, dan Prabu Danaraja bermaksud mengikuti sayem-bara tersebut. Akan tetapi Begawan Wisrawa Ayah Prabu Danaraja tidak mengijinkan dan tidak rela kalau Prabu Danaraja sendiri yang harus melamar, sehingga Begawan Wisrawa yang pergi ke Alengka guna mengikuti sayembara tersebut. Begawan Wisrawa telah mampu mengalahkan Jambuma-ngli, dan peminangan dilaksanakan. Akan tetapi masih ada perminta-an satu lagi yang harus dipenuhi calon mempelai pria, yaitu menga-jarkan Sastra Jendra Hayuning Rad kepada Dewi Sukesi yang jelas keturunan raksasa. Sedangkan menurut aturan tidak diperbolehkan keturunan raksasa mempelajari ajian tersebut. Demi seorang putra maka Begawan bersedia mengajarkan ajian tersebut, dan akibatnya mendapat murka dari Batara Guru. Ki-ranya, keruntuhan negara Lokapala adalah juga akibat daripada do-sa yang harus dipikul Begawan Wisrawa, bahkan lebih jauh menu-runkan keturunan jahat dan nafsu angkara murka. 158 Silsilah Rala-raja Alengka Batara Guru Dewi Uma Batara Brahma Dewi Saraswati Dewi Bremani Batara Brahmana Prabu Banjaranjali Prabu Jatimurti Prabu Brahmanakanda Prabu Getahmanatama Prabu Lokawana Prabu Suksara Wisrawa Dewi Lokati Prabu Sumali Arya Maleawan Danaraja Dewi Sukesi Prahastha Rahwana Kumbakarna Sarpakenaka Wibisana Indrajid Kumba-kumba Dewi Trijatha (Sumber: Buku Pengetahuan Pedalangan 2, hal 54, Departemen P & K, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1983). 1594.2.5 Silsilah Raja-raja Mahespati Babad Mahespati ini merupakan kelanjutan petualangan Rahwana dalam melakukan perbuatan angkaranya, yang harus diim-bangi dengan kewajiban Batara Wisnu dalam mengamankan dunia. Karena itulah, maka Batara Wisnu menitis ke dalam raga Prabu Har-junasasrabahu atau yang disebut Prabu Harjuna Wijaya salah se-orang keturunan Hyang Tunggal, yang menjadi raja di Mahespati. Silsilah Mahespati ini masih terkait dengan Resi Gotama yang ada di pertapan Grastina, dan Resi Suwandageni di pertapan Jatisrana. Resi Bargawa adalah seorang Brahmana yang mencari kematiannya dengan jelan berkelana, untuk mencari kematiannya di tangan Batara Wisnu. Hanya sedikit yang kita ketahui tentang silsilah Mahespati ini, di mana raja terakhir adalah Prabu Harjunasasrabahu yang me-merintah negara Mahespati dan kemudian gugur oleh Begawan Ra-ma Bargawa, yang menyangka bahwa Prabu Harjunasasrabahu adalah titisan Batara Wisnu. Memang benar bahwa Prabu Harjuna-sasrabahu adalah titisan Batara Wisnu, akan tetapi pada saat ber-tempur melawan Begawan Rama Bargawa, Batara Wisnu sudah me-ninggalkan raga Prabu Harjunasasrabahu. Menurut beberapa kitab, Prabu Harjunasasrabahu adalah titisan Batara Wisnu, karena memi-liki ciri-ciri yang sama dengan Batara Wisnu, salah satunya yaitu bisa ber-Triwikrama. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam babad Harju-nasasrabahu adalah pengabdian Bambang Sumantri yaitu putra Be-gawan Suwandageni dari pertaapan Jatisrana, pernikahan Prabu Harjunasasrabahu dengan Dewi Citrawati yaitu putra Prabu Citradar-ma dari negara Manggada, penaklukan raja Rahwana oleh Prabu Harjunasasrabahu di mana Rahwana berjanji akan menjadi manusia yang baik tetapi ternyata setelah Prabu Harjunasasrabahu mangkat Rahwana mengingkari sumpahnya, kematian Bambang Sumantri se-telah di angkat menjadi patih di Mahespati dengan gelar Patih Su-wanda. Baik babad Mahespati maupun cerita Ramayana, menonjol-kan Dewa Wisnu sebagai sumber peranan, sumber kesaktian dalam mengamankan dunia. 160 Gambar 3.15 Raden Kertawirya Gambar 3.16 Begawan Suwaja Next >