< Previous 161Silsilah Raja-raja Mahespati Hyang Ismaya Hyang Surya Hyang Rawiatmaja Hyang Karaba Hyang Dewangkara Hyang Dewanggana Resi Dewasana Resi Dewatama Prabu Heriy Begawan Wisanggeni Prabu Kertawirya Prabu Harjunasasrabahu Resi Suwandageni Resi Jamadagni Sumantri Sukasrana (Sumber: Buku Pengetahuan Pedalangan 2, hal 57, Departemen P & K, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1983). 162 Gambar 3.17 Sumantri Gambar 3.18 Sukasrana 1634.2.6 Silsilah Raja-raja Wiratha Bila kita lihat silsilah Wiratha dengan silsilah Mahabharata versi Pustaka Raja Purwa, maka kekeluargaan yang terjalin antara Wiratha dan Mahabharata telah ada sejak leluhur Pandawa. Kekelu-argaan antara kedua keturunan tersebut diperkuat dengan adanya perkawinan, diantaranya adalah perkawinan antara Begawan Parike-nan dengan Dewi Bramaneki, perkawinan antara Palasara dengan Rara Amis (Durgandini), perkawinan antara Abimanyu dengan Dew Utari. Dari perkawinan tersebut menurunkan raja-raja Hastina, bah-kan dipercaya oleh masyarakat Jawa dianggap sebagai leluhur para raja yang memerintah di pulau Jawa. Dalam silsilah Wiratha inilah terdapat penyimpangan silsilah Mahabharata versi India yang akhirnya lurus kembali menjadi Maha-bharata versi Puataka Raja Purwa. Hal tersebut terjadi karena ada-nya perkawinan antara Abiyasa dengan putri-putri bekas janda Ra-den Citrawirya dan Raden Citragada. Pelurusan silsilah ini, dimaksudkan untuk menghilangkan kesimpang siuran silsilah Mahabharata, dan untuk pergelaran wa-yang di Indonesia di ambil dari silsilah Mahabharata versi Pustaka Raja Purwa. Pelurusan silsilah tersebut adalah hasil jasa Dewi Dur-gandini yang besar niatnya untuk menurunkan raja-raja yang meme-rintah negara Hastina sampai akhir zaman, menurunkan satriya jujur dan berbudi luhur, adil paramarta dan gagah perkasa. Karena perta-lian keluarga yang masih dekat itulah, maka dalam perang Bharata-yuda keluarga Wiratha ada di fihak Pandawa, dan para putra Wiratha gugur semuanya. Dalam jalinan cerita Mahabharata, Wiratha tidak kalah pen-tingnya dengan negara Hastina. Jasa yang sangat besar yang diberi-kan Wiratha kepada para Pandawa, ialah dalam Wiratha-Parwa, mu-lai dari penyamaran para Pandawa dan mengabdi kepada Prabu Matswapati, hingga sampai terjadi pertemuan besar antara Batara Kresna dengan Prabu Matswapati yang berembug akan meminta se-bagian negara Hastina yang menjadi milik Pandawa pula. Peranan kedua yang penting bagi generasi penerus Panda-wa, adalah dinikahkannya Dewi Utari putra Matswapati dengan Abi-manyu putra Arjuna. Adapun pertalian keluarga antara Pandawa dan Wiratha dinyatakan bahwa Prabu Matswapati adalah buyut para Pandawa, jadi Abimanyu menikahi neneknya sendiri. Hubungan keluarga antara Wiratha dan Mahabharata ini, bukanlah secara kebetulan, seperti perkawinan antara Parasara de-ngan Dewi Rara Amis. Menurut kisah, bertemunya Bambang Para-sara dengan Dewi Rara Amis itu ketika hendak menyeberang Be-ngawan Jamuna, tetapi memang sudah di takdirkan Dewata untuk membuat suatu kisah hidup yang panjang untuk mencapai akhir ceri-ta yang mantap, dan diselingi kisah sedih, gembira seperti halnya perjalanan hidup manusia di alam fana ini. 164 Gambar 3.19 Matswapati (Raja Wiratha) 165 Gambar 3.20 Jejer Negara Wiratha (Rajamala, Kencakarupa, Rupakenca, Matswapati, Seta) Gambar 3.21 Dewi Utari 166 Silsilah Raja-raja Wiratha Batara Wisnu Dewi Pratiwi Batara Brahma Dewi Rarasati Dewi Suyati Prabu Basurata Dewi Bramaniyuta Dewi Wahiswara Brahmaneka Dewi Widradi Prabu Basumurti Prabu Basunanda Dewi Sugandi Dewi Sriwati Prabu Basuketi Prabu Basukiswara Dewi Ratnadi Dewi Kanaka Awanti Prabu Basupati Dewi Yukti Dewi Sentani Santanu Dewi Durgandini Parasara Dewi Sudesma Durgandana Citrawiria Citragada Seta Utara Wratsangka Utari Ambika Abiyasa Ambiki Prabu Destrarastra Pandu Arjuna Abimanyu Parikesit (Sumber: Buku Pengetahuan Pedalangan 2, hal 59, Departemen P & K, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1983). 1674.2.7 Silsilah Abiyasa Batara Wisnu Dewi Sripujayanti Dewi Srisekar Dewi Pratiwi Dewi Srihunon Bremana Parikenan Dewi Bramaneki Kariyasa Dewi Kaniraras Sekutrem Dewi Nilawati S a k r i Dewi Sati Parasara Durgandini Dewi Ambiki Abiyasa Ambika Pandudewanata Kunti Destarastra Gendari Arjuna Dewi Sumbadra Suyudana Dewi Banowati Abimanyu Dewi Utari Lesmana Mandrakumara Parikesit Dewi Satapi Yudayana Dewi Gendrawati (Raja terakhir zaman Purwa) Gendrayana Dewi Padmawati Prabu Jayabaya (Wayang Madya) (Sumber: Buku Pratiwimba Adiluhung, Sejarah dan Perkembangan Wayang, hal 283, 1988). 168 4.2.8 Silsilah Raja-raja Mathura (Mandura) Keturunan raja-raja Mandura ini disebut pula Yadawa, arti-nya keturunan bangsa Yadu, karena Prabu Yadawa pernah meme-rintah negara Mandura, dan sebagai sumber leluhurnya adalah Bata-ra Guru. Yang termasuk keturunan Yadu ini adalah Baladewa, Kres-na, dan Dewi Sumbadra, Aria Setyakita, Udawa, Basudewa, Ugrase-na, Arya Prabu, dan lain-lainya, yang di akhiri dengan tumpasnya ke-luarga Yadu, karena perang saudara. Hal ini dikisahkan dalam Mau-salaparwa yaitu salah satu dari tujuh belas parwa. Pertalian kekeluargaan dengan Pandawa, karena pernikah-an Dewi Kunti dengan Prabu Pandudewanata, sebagai orang tua Pandawa yang ternyata menurunkan raja-raja yang baik, jujur dan berbudi luhur. Kemudian dari Pandawa menurunkan raja-raja yang terdapat dalam cerita wayang Madya, mulai dari Prabu Udrayana sampai kepada Prabu Anglingdarma. Peristiwa penting dalam silsilah ini, adalah sebagai berikut keturunan Yadawa telah turut serta dalam perang Bharatayuda dan berada di fihak Pandawa, bahkan memegang peranan penting, con-toh Prabu Kresna sebagai penasehat Pandawa atau disebut pula se-bagai dalangnya Pandawa, kepunahan keturunan Prabu Yadawa adalah karena perang saudara. Salah satu keturunan Yadawa adalah Prabu Kresna yang merupakan titisan Batara Wisnu yaitu titisan ke sembilan (9), untuk membasmi kejahatan dunia. Watak kejahatan tersebut diwujudkan tokoh Kurawa raja negara Hastina yaitu Prabu Duryudana yang ma-sih saudara Pandawa. Di Mandura pernah pula terjadi perjuangan para putra Ba-sudewa, ketika terjadi perebutan kekuasaan oleh Prabu Kangsade-wa. Dikisahkan bahwa raja tersebut mendapat ilham yang intinya Prabu Kangsadewa harus membunuh dua orang anak berkulit hitam dan putih. Kedua anak tersebut yang berkulit hitam adalah Narayana yang kemudian menjadi Prabu Kresna, dan yang berkulit putih (bule) adalah Kakrasana yang kemudian menjadi Prabu Baladewa. Namun berkat bantuan para Pandawa, rencana pembunuhan tersebut dapat digagalkan, bahkan dapat membinasakan Prabu Kangsadewa, dan rakyat Mandura bisa hidup tenang, aman, dan sentosa. 169 Gambar 3.22 Basudewa (Raja Mandura) Gambar 3.23 Narayana 170 Bila kita perhatikan silsilah Mandura tersebut di atas, maka leluhur Mandura ada-lah diambil dari Mahabhara-ta versi India. Yang meme-gang peranan penting da-lam cerita pewayangan, se-bagai keturunan Yadawa, ialah Kresna yang pada ha-kekatnya menjadi perwujud-an Batara Wisnu yang turun ke marcapada untuk menu-mpas segala kejahatan dan keangkaramurkaan. Peran-an Dewi Kunti adalah sosok wanita teladan, sebagai se-orang ibu yang sanggup menjalankan kewajibannya menjdi ibu sejati, memberi contoh kepada kaum wanita tentang kecintaan seorang Ibu terhadap anaknya yang tidak terbatas. Dewi Kunti mengikuti se-gala gerak-gerik putranya, demikian pula ketika para putranya berke-lana akibat kejahatan Kurawa, tidak ketinggalan Dewi Kunti ikut pula berkelana. Gambar 3.24 Kakrasana dan Baladewa Gambar 3.33 KresnaNext >