< Previous 62 tubuh berwarna prada emas, jangkah (jarak langkah kaki) lebar, kaki bagian belakang bertumpu mundur. Gathotkaca wanda Kilat digunakan untuk adegan perang. Ciri-cirinya adalah muka/wajah sedikit melongok tegak, ukuran sang-gul kecil, muka agak sempit, leher agak besar, posisi pundak depan dan belakang sejajar datar, ukuran bentuk tubuh sedikit gemuk dan tinggi, badan berwarna hitam, praba agak kecil dengan garuda mungkur juga kecil. Wanda tokoh-tokoh wayang yang dicontohkan tersebut me-rupakan sebagian kecil dari wanda-wanda yang sesungguhnya ma-sih jauh lebih banyak lagi, misalnya tokoh wayang Arjuna tidak ku-rang memiliki 14 macam wanda yaitu Arjuna wanda Bronjong, Arjuna wanda Gendreh, Arjuna wanda Janggleng, Arjuna wanda Jimat, Ar-juna wanda Kadung, Arjuna wanda Kanyut, Arjuna wanda Kedhu, Ar-juna wanda Kinanthi, Arjuna wanda Lintang, Arjuna wanda Malat, Ar-juna wanda Malatsih, Arjuna wanda Mangu, Arjuna wanda Mangung-kung, dan Arjuna wanda Muntab. Sedangkan tokoh wayang Bimasena memiliki 16 macam wanda yaitu Bimasena wanda Bambang, Bimasena wanda Bedhil , Bimasena wanda Bugis, Bimasena wanda Gandhu, Bimasena wan-da Gurnat, Bimasena wanda Jagong, Bimasena wanda Jagor, Bima-sena wanda Kedhu, Bimasena wanda Ketug, Bimasena wanda Lin-dhu, Bimasena wanda Lindhu Panon, Bimasena wanda Lindhu Bam-bang, Bimasena wanda Lintang, Bimasena wanda Panon, Bimasena wanda Mimis, Bimasena wanda Thathit. Tokoh wayang yang banyak digemari dan memiliki peranan yang juga banyak dalam mendukung suasana adegan memiliki wan-da yang banyak pula. Mungkin Bimasena dan Arjuna memiliki wan-da yang paling banyak dibandingkan dengan tokoh wayang yang lain. Namun ada juga wayang yang tidak memiliki wanda karena ti-dak populer. 2.4.3 Busana Wayang Busana yang dikenakan oleh berbagai tokoh wayang memi-liki ragam nama dan bagian yang berbeda-beda dari tiap-tiap tokoh yang menunjukkan tingkat kehidupan sosial dan karakter yang di-miliki oleh masing-masing tokoh wayang, dan dari masing-masing bagian busana tersebut memiliki jenis yang beragam pula, yaitu : 2.4.3.1 Busana Bagian Atas hingga Pinggang. Busana bagian atas ini meliputi tutup kepala, sanggul, ja-mang, sumping, kalung, kelat bahu, sabuk. Tutup kepala, jenis-jenis-nya adalah Mahkota (Makutha), Topong (raja muda/adipati), Kethu, Kopyah mekena, Serban, Kopyah, dan Kethu depak. 63 Gambar 1.28 Makutha (Mahkota) Gambar 1.29 Topong 64 Gambar 1.30 Batara Narada dengan mengunakan Serban Gambar 2.1 Serban Pendeta 65 Gambar 2.2 Kopyah Panakawan Gambar 2.3 Kopyah Mekena tanpa jamang 66 Gambar2.4 Kopyah berjamang sembuliyan dan menggunakan garuda mungkur. Jenis-jenis Sanggul (gelung) yaitu Sanggul Supit Urang (ge-lung lengkung). Yang dimaksud dengan sanggul supit urang atau ge-lung lengkung, ialah bentuk gelung yang melingkar dan melengkung ke atas seperti bentuk capit udang. Sanggul jenis ini terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu Supit Urang polos tanpa hiasan seperti yang dike-nakan oleh tokoh wayang Anoman, Bima, Arjuna, Nakula-Sadewa, dan lain-lain yang sejenis. Gambar 2.5 Gelung Supit Urang Polos Supit Urang garuda mungkur, ialah bentuk gelung yang pa-da bagian belakangnya menggunakan hiasan garuda mungkur se-perti yang dikenakan oleh tokoh wayang Setyaki, Samba, Abimanyu, dan lain-lain yang sejenis 67Garuda mungkur Gambar 2.6 Gelung supit urang dengan garuda mungkur. Supit Urang Sanggan, ialah bentuk gelung yang bersum-ping seperti yang terlihat pada wayang Nakula dan Sadewa Gambar 2.7 Gelung supit urang sanggan. Sanggul Keling terdapat 2 macam bentuk dari sanggul ke-ling, yaitu Gelung keling putri (putren) seperti yang dikenakan oleh tokoh wayang Dewi Drupadi, Sumbadra, Supraba, dan kuntinalibra-ta. Gelung keling putra seperti yang dikenakan oleh tokoh wayang Prabu Puntadewa, prabu Drupada, Raaden Jayajrata, dan lain-lain yang sejenis. 68 Gambar 2.8 Gelung keling pada wayang putri Gambar 2.9 Gelung keling tanpa jamang, pada wayang putra 69 Gambar 2.10 Sanggul Keling menggunakan jamang dan garuda mungkur Gambar 2.11 Sanggul gembel menggunakan jamang dan garuda mungkur 70 Gambar 2.12 sanggul bundel dengan garuda mungkur Gambar 2.13 Sanggul ukel pada wayang putri 71Jamang Garuda mungkur Jamang Jamang sebenarnya merupakan ikat kepala apabila tokoh wayang tersebut tidak mengenakan mahkota. Penggunaan jamang pada mahkota untuk menandakan bahwa tokoh wayang tesebut me-miliki jabatan, misalnya wayang raja dan atau satria. Jamang memiliki beberapa bentuk yaitu Jamang bersusun 2 (dua). Jumlah susunan tersebut berdasarkan tingkat keagungan to-koh wayang raja. Jamang bersusun tiga atau bersusun dua tetapi menggunakan hiasan garuda mungkur. Bentuk jamang dengan ra-gam hias tanaman rambat, biasanya dekenakan oleh wayang satria berwajah luruh. Jamang pancaran cahaya, ialah bentuk jamang de-ngan motif cahaya yang sedang memancar. Gambar 2.14 Mahkota (makutha) dengan jamang bersusun tiga Gambar 2.15 Jamang bersusun tiga dengan garuda mungkur Next >