< Previous 36 meningkatkan produktivitas melalui peningkatan hubungan antar bagian dalam perusahaan. 7. Masa Perkembangan Pandangan Integratif Pandangan ini berusaha menggabungkan semua pendekatan yang ada. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem, kemudian dalam pelaksanaan manajemen, prinsip atau pendekatan manajemen dipilih sesuai dengan situasi yang dihadapi. Kelihatannya dari pendekatan yang dijelaskan diatas pendekatan integratif merupakan alternatif yang perlu mendapat perhatian agar tetap fokus pada tujuan karena merupakan kombinasi. Sebelum tahun 1950-an penanganan permasalahan organisasi perusahaan masih bersifat parisal atau secara terpisah. Masing-masing bagian dalam perusahaan merasa berdiri sendiri tanpa adanya integrasi yang menyeluruh. Dalam hal ini tentu saja sering muncul adanya benturan permasalahan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Masing-masing bagian merasa paling penting, paling benar, paling perlu diperhatikan dan paling segalanya. Kurangnya integrasi di organisasi bisnis menimbulkan ketidakefektivan dan ketidakefisienan dalam kegiatan di perusahaan. Pada kisaran tahun 1956-1965 mulai muncul pemikiran atau konsep yang sudah mengkristal untuk mempertimbangkan permasalahan integrasi masing-masing bagian dalam suatu organisasi perusahaan. Pemikiran yang muncul adalah untuk melakukan analisis biaya secara menyeluruh. Berkembangnya pendekatan sistemik yang terstruktur dan kesadaran peningkatan perhatian terhadap rekan kerja serta perbaikan pengaturan jalur distribusi menjadikan pada masa ini mulai dipikirkan konsep pengembangan manajemen secara integratif termasuk di dalamnya masalah pergudangan. 37 Perkembangan selanjutnya pada tahun 1965-1970 merupakan periode pengujian terhadap relevansi. Pada kurun masa ini perusahaan-perusahaan mulai merasakan manfaat manajemen pergudangan. Pemikiran yang telah dicanangkan pada periode sebelumnya telah sedikit demi sedikit diimplementasikan pada proses bisnis perusahaan dan secara nyata telah dirasakan hasil dan manfaat dari penerapan manajemen pergudangan secara terpadu. Pada tahun 1970-1978 merupakan periode perubahan prioritas. Pada periode ini manajemen perusahaan mulai merumuskan perencanaan terhadap penyimpanan atau pergudangan, pengangkutan barang, manufakturing atau pengolahan dan bukan hanya merencanakan operasi untuk bereaksi terhadap permintaan pasar yang fluktuatif. Orientasi perusahaan sedikit demi sedikit mengalami perubahan bahwa proses bisnis perlu melibatkan bagian gudang dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pengendalian dalam operasi bisnisnya. Setelah era tahun 1978 perkembangan manajemen pergudangan sudah mulai mengarah pada pendekatan manajemen terpadu. Hal ini ditandai dengan beberapa penyempurnaan dalam beberapa hal yang berkaitan dengan : a. Ketergantungan antara bagian pengelolaan manajemen material seperti bahan baku, sparepart atau suku cadang, barang setengah jadi dan barang jadi yang dikaitkan dengan distribusi material semakin besar. b. Koordinasi antara pengelola manajemen material dengan distribusi fisik barang semakin besar sehingga kemungkinan kesalahan operasional gudang dapat diminimalkan. 38 c. Integrasi aktivitas manajemen material dengan distribusi fisik barang. Hal ini menandakan kebutuhan pengawasan dalam setiap jenis operasional harus disesuaikan dengan permintaan operasional distribusi. d. Integrasi operasi pergudangan akan meningkatkan kesadaran timbal balik antara ekonomi manufaktur dengan kebutuhan pemasaran yang diintegrasikan oleh sistem logistik yang didesain dengan baik. Pola dominan manufaktur adalah proses produksi barang yang berkualitas dengan spesifikasi teknis yang tepat, desain yang menarik, kuantitas yang sesuai, pelayanan yang terbaik dengan ongkos produksi yang minimal sehingga dapat menekan harga jual. Keberadaan sistem di suatu organisasi perusahaan sangat ditentukan oleh faktor-faktor input dan faktor-faktor outputnya. Kedua faktor ini saling melengkapi dan berfungsi sebagai satu kesatuan yang akan membentuk satu sistem. Hal ini yang dimaksud dengan manajemen pergudangan. Faktor-faktor input dari manajemen pergudangan terdiri dari bahan baku, suku cadang, komponen barang setengah jadi, barang jadi dan komponen lain yang mendukung. Faktor input akan diolah dan diproses atau ditransformasikan menjadi sesuatu barang di dalam pabrik. Penyiapan dan pengelolaan bahan baku, suku cadang, komponen, barang setengah jadi, barang jadi dan komponen lain yang mendukung masuk dalam daerah pergudangan atau masuk pada (inbox warehouse). Kegiatan pengolahan pemrosesan, penciptaan dilakukan di pabrik sebagai bentuk dalam transformasi input menjadi barang jadi yang akan dikirim atau di distribusikan ke konsumen yang membutuhkan. Produk yang dihasilkan oleh suatu organisasi pabrik tidak selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kebutuhan konsumen bisa lebih besar dan produk yang dihasilkan 39 oleh pabrik atau juga bisa kurang dari yang telah dihasilkan pabrik. Oleh karena itu diperlukan persediaan material dan produk di gudang. Gambar 1.5. Gambaran umum gudang 40 Gambar 1.6. Gambaran umum gudang 2. Kegiatan Belajar 2 : PERALATAN PENYIMPANAN a. Tujuan Pembelajaran : Siswa diharapkan mampu : 1. Mengidentifikasi kegiatan pemindahan barang. 2. Menjelaskan aturan penggunaan peralatan penyimpanan. 3. Mengidentifikasi penggunaan peralatan pendukung penyimpanan 41 4. Menjelaskan penggunaan alat angkut pemindahan barang b. Uraian Materi : Barang yang akan disimpan di gudang memerlukan tempat penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik barangnya. Peralatan penyimpanan di gudang jika tidak digunakan secara maksimal sesuai dengan kapasitas, dan kemampuannya, menggambarkan bahwa proses manajemennya tidak berjalan dengan baik. Hal ini menjadikan operasi gudang tidak sesuai dengan standar dan prosedur kerja yang efisien dan berdampak pada dana, waktu dan tenaga kerja yang dilibatkan. Prinsip penggunaan peralatan penyimpanan yang efisien meliputi penyusunan dan pemanfaatan peralatan yang seoptimal mungkin dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan pemindahan barang dari dan ke dalam gudang. Maka dari itu, sebelum melakukan kegiatan menggunakan peralatan penyimpanan terlebih dahulu semua operator perlu diberi pengarahan dan pengenalan singkat tentang alat penyimpanan barang tersebut. Hal ini bertujuan agar pengelolaan gudang utamanya dalam penyimpanan barang menjadi lebih baik. Proses pemindahan barang membutuhkan kecepatan, ketelitian, dan kehati-hatian, sebab komoditi yang sedang dalam proses penyimpanan mempunyai berbagai variasi sifat dan kondisi fisik yang berbeda-beda. Ada sejumlah barang yang tahan banting dan ada sejumlah barang yang peka terhadap guncangan. Untuk itu semua pihak harus memahami tentang karakteristik barang yang sedang tangani tersebut. 1. Bidang dan Kegiatan Pemindahan 42 Aktivitas bidang pergudangan terutama menangani masalah penerimaan barang, pemeriksaan barang, penyimpanan barang, perawatan barang, dan pendistribusian barang. Dalam melaksanakan kegiatan ini akan terjadi proses pergerakan barang dari satu titik ke titik yang lain. Pergeseran barang dari satu titik ke titik yang lain analog dengan suatu proses yang disebut pemindahan barang. Proses pemindahan barang dari dan ke gudang, melibatkan beberapa bagian yang harus terintegrasi antara bagian satu dengan bagian lainnya. Integrasi dari beberapa bagian ini akan menghasilkan suatu sistem pemindahan barang yang efektif dan efisien. 2. Tujuan Pemindahan Barang Tujuan kegiatan pemindahan barang adalah untuk mencapai suatu sasaran penyelenggaraan pergudangan agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Sasaran atau tujuan pemindahan barang dibedakan menjadi dua sasaran atau target, yaitu sasaran umum dan sasaran khusus. Sasaran umum lebih menekankan pada prinsip meminimumkan biaya. Sedangkan sasaran khusus lebih fokus pada beberapa permasalahan, seperti berikut ini : a. Berupaya untuk meningkatkan atau menaikkan kapasitas operasi gudang. b. Berupaya untuk memperbaiki kondisi kerja dengan menciptakan teknik-teknik pemindahan dengan cara mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia langsung. c. Berupaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan cara mempercepat proses penerimaan dan pendistribusian barang. d. Berupaya meningkatkan kemampuan dan kapasitas ruang serta peralatan. 43 e. Berupaya untuk menekan biaya atau ongkos. 3. Kegiatan-Kegiatan dalam Pemindahan Barang Proses pemindahan barang tidak semudah seperti yang dibayangkan. Kegiatan pemindahan barang diawali dari beberapa proses, dimana proses ini bertujuan untuk memudahkan penanganan barang yang akan dipindahkan. Barang yang disimpan di dalam gudang tidak hanya satu macam barang, dan tidak hanya satu tipe atau bentuk barang, bahkan ada sejumlah barang yang membutuhkan pengemasan ulang, agar barang lebih mudah ditumpuk dan sebagainya. Seperti telah diuraikan diatas bahwa barang yang disimpan di gudang memiliki beberapa sifat dan karakteristik. Kecuali gudang-gudang untuk keperluan khusus seperti gudang semen, dan gudang beras. Kegiatan-kegiatan teknik dan metode pemindahan ini antara lain : a. Melakukan penguatan, dengan cara pengemasan dan pengepakan. b. Pemunggahan pada galangan pemasok. c. Transportasi dari dan ke pemasok. d. Melakukan kegiatan bongkar muat di lingkungan internal. e. Melakukan kegiatan operasi penerimaan. f. Melakukan pemindahan ke lokasi pabrik. g. Melakukan penyimpanan di tengah proses (penyimpanan sementara). h. Melakukan pemindahan di tengah proses (kegiatan internal perusahaan). i. Melakukan pemindahan di antara departemen di lingkungan perusahaan. j. Melakukan pengemasan sesuai permintaan pelanggan. k. Menangani gudang barang jadi, barang dalam proses, dan suku cadang. 44 l. Melakukan pemunggahan dalam proses pengiriman ke pelanggan. m. Menyiapkan transportasi antar pabrik. n. Melakukan perawatan sebelum proses pemindahan. o. Melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi. p. Melakukan penghitungan barang dalam gudang. q. Dan lain-lain. Secara skematis proses kegiatan pemindahan barang dapat dilihat pada skema berikut ini. Gambar 5.1. Siklus alir barang c. Jenis-jenis Peralatan Penyimpanan Dalam Sistem Pemindahan 45 Seperti telah diuraikan diatas, peralatan tidak selalu harus diperlukan dalam memecahkan permasalahan pemindahan dan penyimpanan. Pernyataan ini mendasarkan pada prinsip ekonomi yaitu setiap usaha ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan tingkat pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Pendekatan ekonomi atau pendekatan penyederhanaan ini memberikan saran sebagai berikut : 1. Kurangi sebanyak mungkin terjadinya pergeseran (turn over) komoditi dari satu tempat ke tempat lain. 2. Kombinasikan terjadinya pergeseran atau pemindahan barang dengan menggabungkan fungsi lain. 3. Kurangi jaringan departemen sependek mungkin dengan cara kombinasi atau penggabungan pada beberapa departemen atau unit yang paling utama, misalnya masalah pemeriksaan, penyediaan, dan bagian pengawasan, digabungkan ke dalam fungsi unit departemen penyimpanan. 4. Ubah urutan pergerakan barang dengan cara mengurangi atau mengubah proses pemindahan. 5. Sederhanakan urutan dan jaringan pemindahan dengan mengurangi cakupan luas dan jarak dari pusat perolehan barang atau produk untuk memperbaiki cara dan pemilihan peralatan pemindahan dan penyimpanan. 6. Berdasarkan beberapa alternatif tersebut tentukan dan gunakan peralatan jika memang diperlukan. Keputusan manajemen kadang-kadang terpengaruh oleh kemajuan teknologi yang serba mekanis dan otomatis. Faktor-faktor ini memang ditengarai akan mempercepat dan memperingan beban kerja manusia dan penyederhanaan jumlah tenaga kerja manusia untuk digantikan dengan mesin-mesin. Penggunaan mesin-mesin ini jikalau memang tepat pemilihan dan tingkat kegunaan memang lebih Next >