< PreviousTeknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 160 Gambar 7.10 Penempatan ukuran Sudut Gambar 7.11. Suatu gambar yang dilengkapi dengan ukuran Catatan: Untuk menambah symbol diameter, plus/minus, dan derajat ketikkan informasi berikut pada posisi seharusnya. Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 161 %%D = derajat () contoh: 45 45%%D %%P = Plus/Minus () contoh: 50 %%P 50 %%C = Diameter () contoh: 30 %%C 30 Simbol ini dan symbol lainnya juga dapat dilihat dan diambil dari daftar symbol yang tersedia dalam perangkat lunak AutoCAD. Caranya ialah dengan mengklik tombol kanan kursor pada salah satu teks (huruf atau angka), sehingga akan keluar menu symbol. Selanjutnya anda dapat memilih salah satu sesuai dengan kebutuhan. e). Panjang Busur Untuk mencantumkan panjang busur digunakan perintah ”DIMARC” atau ”DAR” pada baris perintah: prompt. Atau dengan mengklik icon . Command: _dimarc atau DAR Select arc or polyline arc segment: Specify arc length dimension location, or [Mtext/Text/Angle/Partial/Leader]: klik sumbu busur, lalu geserkan kursor, dan klik untuk menempatkanpanjang ukuran panjang busur. Dimension text = 32.94 Automatic save to C:\Documents and Settings\Daulat Panjaitan\Local Settings\Temp\Master_A4_P_1_1_5758.sv$ ... Command:, lihat Gambar 7.12. Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 162 Gambar 7.12 Panjang busur 7.3 Toleransi Pencapaian ukuran yang tepat merupakan sesuatu hal yangh sulit, selalu saja terjadi penyimpangan dari ukuran-ukuran dasarnya. Ukuran dasar yang dimaksudkan adalah ukuran yang tercantum dalam gambar kerja atau disebut juga dengan ukuran nominal. Pencapai ukuran yang tepat, bergantung kepada beberapa factor, antara lain: factor alat (alat potong) factor Mesin (presisi tidaknya mesin yang digunakan) factor alat ukur factor suhu/temperatur. Didasari akibat dari beberapa faktor tersebut, bisa saja terjadi penyimpangan. Oleh karena adanya penyimpangan tersebut, maka ditetapkanlah batas-batas penyimpangan yang dapat diterima atau batas-batas yang memenuhi syarat. Batasan kategori ”memenuhi syarat” harus memberikan dua batasan yang diperbolehkan, yakni: 1). Batasan ukuran maksimum yang diperbolehkan, dan 2). Batasan ukuran minimum yang diperbolehkan/diizinkan. Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 163 Perbedaan dua batasan ukuran yang diperbolehkan tersebut disebut dengan toleransi, misalnya, ukuran yang tercantum dalam gambar kerja 400.1, artinya adalah bahwa ukuran maksimum yang diperbolehkan = 40 + 0.1 = 40.1 mm, sedangkan ukuran minimum yang diperbolehkan = 40 – 0.1 = 39.9 mm. Jadi ukuran-ukuran antara 39.9 sampai dengan 40.1 merupakan ukuran-ukuran yang dapat diterima. Sesuai dengan contoh di atas, maka nilai toleransi dapat dihitung sebagai berikut: Ukuran maksimum yang diizinkan = 40.1 mm Ukuran minimum yang diizinkan = 39.9 mm – Toleransinya adalah = 0.2 mm Pada umumnya, toleransi yang harus dicantumkan pada gambar kerja ada dua macam, yakni: 1). Toleransi untuk poros, yang meliputi benda-benda yang bulat, segiempat, dan bentuk-bentuk prisma lainnya. 2). Toleransi untuk lubang, yang meliputi lubang bulat (bor), lubang pada bantalan, alur pasak, rongga-rongga pada blok mesin, celah antara dua bidang, dan semacamnya. a). Toleransi Khusus Untuk gambar yang memerlukan tolrransi khusus, dalam pencantuman ukurannya harus diberi toleransi khusus sesuai dengan standar ISO R286 atau Toleransi Standar Internasional (IT) i). Simbol Kualitrtas Toleransi Standar Dalam system Toleransi Standar Internasional (IT), kualitas toleransi dibagi ke dalam 18 macam kualitas, yaitu, IT 01, IT 00, IT 1, IT 2, IT 3, ..., ..., IT16. Kualitas toleransi tersebut, meliputi toleransi untuk pekerjaan yang sangat teliti, misalnya pekerjaan-pekerjaan pada instrument, alat ukur, optic, yang dipakai - Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 164 adalahkulaitas IT 01 sampai dengan IT 4. Sementara IT 5 sampai dengan IT 11 merupakan kualitas toleransi pada pekerjaan pemesinan yang sangat teliti, teliti, dan bias am serta pekerjaan-pekerjaan mampu tukar yang dipasang satu dengan lainnya. Sedangkan IT 12 sampai dengan IT 16 diperuntukkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar seperti pekerjaan pengecoran, pemotongan dengan gas, dan pekerjaan kasar sejenisnya. ii). Simbol Toleransi Lubang dan Poros Untuk membedakan jenis toleransi lubang dan poros, maka untuk lubang diberi dengan huruf besar, sementara untuk posos diberi symbol dengan huruf kecil. Angka nominal diikuti dengan huruf besar beserta angka kualitasnya, menunjukkan lubang dengan toleransinya, sementara angka nominal yang diikuti huruf kecil bveserta angka kualitasnya menunjukkan besarnya poros dengan toleransinya. Contoh: 40 H7, artinya suatu lubang dengan daerah toleransi H dan kualitasnya 7. 40 h7, artinya suatu poros dengan daerah toleransi h dan kualitasnya 7. Huruf-huruf yang dipakai untuk simbol lubang yakni huruf A, B, C,..., Z kecuali huruf I, L, O, Q, dan W; sedangkan huruf a, b, c, ..., z kecuali huruf i, j, o, q, dan w. iii). Nilai Toleransi Khusus Untuk keseragaman dalam menentukan besarnya toleransi, maka dibuat suatu standar secara Internasional. Besarnya nilai IT Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 165 ditetapkan dengan ISO R 286, yang dipengaruhi oleh besar-kecilnya ukuran, baik untuk lubang maupun untuk poros. TABEL 2: Nilai Toleransi IT 2, IT 3 dan IT 4 Ukuran Kualitas Toleransi (mm) IT 2 IT 3 IT 4 3 s.d. 6 1.2 2 3 6 – 10 1.5 2.5 4 10 – 18 2 3 5 18 – 30 2.5 4 6 30 – 50 2.5 4 7 50 – 80 3 5 8 80 – 120 4 6 10 120 – 180 5 8 12 180 – 250 7 10 14 250 – 315 8 12 16 315 – 400 9 13 18 400 – 500 10 15 20 Contoh 1: Suatu poros berdiameter 27 mm. jika poros dikerjakan pada mesin bubut dengan kualitas IT 9, berapakah toleransinya? Jawab: Untuk poros dengan 27 mm dan kualitas IT 9, maka toleransinya = 40 x i i = 0.45 ( D) + 0.001 x D i = 0.45 ( 27) + 0.001 x 27 = 0.45 x 3 + 0.027 3 3 Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 166 = 1.35 + 0.027 = 1.377 mikron sehingga, toleransinya = 40 x i = 40 x 1.377 55 mikron. = 0.055 mm Contoh 2: Suatu poros dengan diameter nimonal 24 mm. jika poros dikerjakan dengan kualitas IT 10, berapakah toleransinya? Jawab: Untuk poros dengan 24 mm dan kualitas IT 10, maka toleransinya = 64 x i i = 0.45 ( D) + 0.001 x D i = 0.45 ( 24) + 0.001 x 24 = 0.45 x 2.884 + 0.024 = 1.2978 + 0.024 = 1.3218 1.322 mikron sehingga, toleransinya = 64 x i = 64 x 1.322 85 mikron. = 0.085 mm Contoh 3: Suatu pekerjaan instrumen dikerjakan dengan kualitas IT 1, berapakah toleransinya, apabila D – 10 mm? Jawab: Untuk IT 1 = 0.8 + 0.020 x D (lihat tabel 1) = 0.08 + 0.020 x 10 = 0.8 + 0.2 =1 mikron Jadi toleransinya = 1 mikron = 0.001 mm. 3 3 Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 167 Contoh 4: Suatu poros dengan diameter nominal 30 mm dengan kualitas IT 3, berapakah toleransinya? Jawab: Lihat tabel 2 Untuk 30 mm pada IT 3, besarnta toleransi adalah 4 mikron = 0.004 mm. b). Toleransi Umum Ukuran yang tidak disertai dengan keterangan, maka ukluran tersebut terikat ioleh toleransi umum. Besarnya toleransi umum merupakan tanggung jawab perencana dan nilainya dapat dipilih dari TABEL 3. TABEL 3: Variasi Penyimpangan Umum dalam mm Ukuran Nominal (mm) Jenis Pekerjaan Teliti Sedang Kasar 0.5 s.d. 3 0.05 0.1 - 3 s.d. 6 0.05 0.1 0.2 6 s.d. 30 0.1 0.2 0.5 30 s.d. 120 0.15 0.3 0.8 120 s.d. 315 0.2 0.5 1.2 315 s.d. 100 0.3 0.8 2 1000 s.d. 2000 0.5 1.2 3 Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 168 7.4 Suaian Dalam industri pemesinan, berbagai macam suku cadang diproduksi sesuai dengan permintaan pasar. Di antara komponen-komponen tersebut, ada yang harus dirakit hingga menjadi suatu alat/mesin yang berfungsi. Perakitan komponen-komponen mi\ungkin harus dapat bergerak, misalnya poros dengan bantalannya, atau mungkin harus dirakit dengan jalan dipres, misalnya blok silinder dengan blok mesin, dan lain sebagainya. Pembuatan suku cadang yang dapat bergerak, misalnya poros dengan bantalannya, maka ukuran porosnya harus dibuat sedikit lebih kecil dari ukuran lubangnya. a). Macam Suaian Dilihat dari perbedaan ukuran dalam dan ukuran luar, maka ada tiga macam suaian, yakni: i). jika ukuran poros lebih kecil dari ukuran lubang, suaiannya disebut suaian longgar. ii). jika ukuran poros lebih besar dari ukuran lubang, suaiannya disebut suaian sesak (suaian paksa). iii). jika ukuran poros hampir sama dengan ukuran lubang yakni antara longgar dan sesak (tak-tentu), suaiannya disebut suaian pas. b). Sistem Basis Dalam sistem ISO, sistem basis dibagi ke dalam dua kelompok, yakni: i). Sistem basis lubang, terdiri atas: sistem basis lubang dengan suaian longgar. sistem basis lubang dengan suaian pas. sistem basis lubang dengan suaian sesak. Teknik Teknik Gambar Mesin 2 Dimensi dengan CAD Direktorat Pembinaan SMK (2013) 169 ii). Sistem basis poros, terdiri atas: sistem basis poros dengan suaian longgar. sistem basis poros dengan suaian pas. sistem basis poros dengan suaian sesak. c). Sistem Basis Lubang, terdiri atas Pada sistem basis lubang, daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi ”H”. Jika poros dan lubang saling berpasangan, maka sebagai dasar untuk menetapkan suaian (longgar, pas, atau sesak) adalah ukuran lubangnya yang digunakan sebagai dasar, sedangkan poros menyesuaikan terhadap lubangnya. Suaian Longgar. Jika pasangan toleransi lubang ”H” dengan daerah toleransi poros a, b, c, d, e, f, dan g, maka akan didapat suaian longgar. Contoh: 60 H7/g6; 45 H8/e8 Suaian Pas. Jika pasangan toleransi lubang ”H” dengan daerah toleransi poros h, js, k, m, dan n, maka akan didapat suaian pas. Contoh: 65 H7/h7; 20 H6/k6 sistem basis lubang dengan suaian sesak. Jika pasangan toleransi lubang ”H” dengan daerah toleransi poros p, r, ..., dan z, maka akan didapat suaian paksa. Contoh: 30 H7/p6; 80 H7/t6 d). Sistem Basis Poros, terdiri atas Pada sistem basis poros, daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi ”h”. Jika poros dan lubang saling berpasangan, maka sebagai Next >