< Previous 67 Besarnya kesalahan hasil ukur alat uji akan menentukan klasifikasi dari alat uji. c. Akurasi(accuracy) Untuk memberikan gambaran mengenai kata ketepatan ini dapatdiambil contoh yang sangat sederhana berikut ini. Misalnya, seseorang menembak satu sasaran seratus kali dengan pistol dan cara menembak yang identik, ternyata dari seratus kali tembakan tersebut sembilan puluh lima kali diantaranya mengenai sasaran. Dari contoh ini dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki ketepatan yang tinggi dalam menembak. Demikian pula halnya dengan proses pengukuran. Apabila seseorang melakukan pengukuran terhadap suatu obyek dengan cara berulang- ulang dan diperoleh hasil yang hampir sama dari masing-masing pengukuran bila dibandingkan harga rata-rata pengukuran yang berulang-ulang tersebut, maka dikatakan proses pengukuran itu mempunyai ketepatan yang tinggi. Dasar untuk menentukan apakah ketepatan proses pengukuran itu tinggi atau rendah adalah besarnya kesalahan yang timbul yang dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah “kesalahan rambang”. Jadi, dapat diulangi lagi disini bahwa suatu proses pengukuran dikatakan mempunyai ketepatan yang tinggi apabila pengukuran itu dilakukan secara berulang-ulang dan sama dimana hasil dari masing-masing pengukuran tadi mendekati sama dengan harga rata-rata dari keseluruhan hasil pengukuran tersebut. d. Ketelitian (precision). Ukuran kemampuan alat ukur untuk memperoleh hasil pengukuran serupa yang dilakukan berulang. Kata teliti dalam dunia keteknikan mempunyai dua arti. Pertama, teliti yang dikaitkan dengan apakah hasil suatu pengukuran persis atau mendekati sama dengan ukuran yang sudah ditentukan. Misalnya, pada tangkai bor biasanya dicantumkan ukuran diameter bor tersebut. Lalu kita ingin mengecek ukuran tersebut dengan 68 menggunakan mikrometer. Setelah diukur ternyata diperoleh hasil yang sama persis dengan ukuran yang ada pada tangkai bor tersebut. Keadaan seperti ini dinamakan dengan istilah teliti. Kedua, teliti yang dikaitkan dengan proses pengukuran itu sendiri. Misalnya, seseorang mencoba mengecek ukuran diameter bor yang besarnya tertera pada tangkai bor tersebut. Alat yang yang digunakan adalah mistar baja. Setelah diletakkannya pada ujung tangkai bor tersebut kemudian dibaca skalanya, ternyata hasil pembacaan menunjukan bahwa diameter bor tersebut lebih besar tiga skala dari pada mistar baja. Lalu orang yang mengukur tadi berkesimpulan bahwa ukuran yang tercantum pada tangkai bor tersebut adalah salah. Dari contoh ini dapat dikatakan bahwa proses pengukuran tersebut tidak teliti dikarenakan penggunaan alat ukur yang kurang tepat dan mungkin masih di tambah lagi dengan prosedur pengukuran yang tidak tepat pula. Jadi, dari kedua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa kata teliti selalu dikaitkan dengan hasil pengukuran yang mengacu pada ukuran benda yang diukur. Makin dekat atau kalau mungkin persis sama antara hasil pengukuran dengan harga dari benda yang diukur, maka hal ini dikatakan semakin teliti atau dengan kata lain ketelitiannya tinggi. Perbedaan antara hasil pengukuran dengan ukuran dari benda ukur biasanya disebut dengan istilah kesalahan sistematis (systematicerror). Semakin kecil kesalahan sistematis ini maka proses pengukuran yang dilakukan seseorang semakin teliti. e. Resolusi. Perubahan terkecil hasil ukur yang dapat diberikan sebagai respon suatu instrumen atau alat ukur f. Sensitifitas. Perbandingan antara respon alat ukur dengan perubahan masukan dari variable yang diukur 69 Untuk diketahui REGULASI Peraturan menyangkut masalah metrologi di Indonesia : 1.Undang Undang Republik Indonesia No 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal. Undang-undang ini mengatur hal-hal mengenai pembuatan, pengedaran, penjualan, pemakaian dan pemeriksaan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya. 2.Peraturan Pemerintah (PP) No 2 Tahun 1989 Tentang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran yang menjabarkan perihal penetapan, pengurusan, pemeliharaan dan pemakaian Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) sebagai acuan tertinggi pengukuran yang berlaku di Indonesia. 70 71 Metrologi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan kegiatan pengukuran, meliputi semua aspek pengukuran praktis dan teoritis, termasuk juga pengukuran dan bidang aplikasinya. Bidang ilmu metrologi dikelompokkan menjadi Metrologi Ilmiah (Scientificmetrology), Metrologi Industri (Industrial metrology), dan Metrologi Legal (Legal metrology). Metrologi Industri merupakan bagian dari metrologi industri yang secara khusus mempelajari pengukuran, karakteristik geometris suatu produk/komponen mesin dengan alat dan cara yang tepat sedemikian rupa sehingga hasil pengukuran dianggap sebagai yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya dari komponen mesin yang bersangkutan.Untuk dapat menghasilkan benda produksi yang kualitas, sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen, benda produksi tersebut harus memenuhi kualitas geometris, yaitu kualitas yang berhubungan dengan Ukuran/dimensi (dimension), bentuk (form), dan kekasaran permukaan (surface roughness). Ukuran, bentuk dan tingkat kekasaran yang sesuai spesifikasi diperoleh dari hasil pengukuran. Berbagai jenis alat ukur atau instrumen dibuat sesuai dengan kebutuhan. Umumnya memiliki bagian utama sensor, pengubah dan pencatat. Agar hasil pengukuran yang diperoleh benar, pada saat proses pengukuran perlu diperhatikan faktor yang mempengaruhi kualitas pengukuran yaitu; obyek ukur, standar ukur, alat ukur, operator dan lingkungan kerjanya. Alat ukur sebagai alat bantu yang sangat penting dalam proses produksi perlu dipilih dan diperhatikan, khususnya terkait sifat alat ukur yang meliputi; rantai kalibrasi, ketertelusuran, kepekaan, kemudahan baca, kepasifan, pergeseran, kesetabilan nol. 72 A. Evaluasi Diri Penilaian Diri Evaluasi diri ini diisi oleh siswa, dengan memberikan tanda ceklis pada pilihan penilaian diri sesuai kemampua siswa bersangkutan. No Aspek Evaluasi Penilaian diri Sangat Baik (4) Baik (3) Kurang (2) Tidak Mampu (1) A Sikap 1 Disiplin 2 Kerjasama dalam kelompok 3 Kreatifitas 4 Demokratis B Pengetahuan 1 Saya mampu mengidentifikasi lingkup kajian metrologi sebagai ilmu yang mempelajari pengukuran secara praktis, teoritis dan aplikasinya dalam kehidupan. 2 Saya memahami besaran dan sistem satuan yang digunakan dalam pengukuran di dunia Industri. 3 Saya mampu mengidentifikasi karakteristik alat ukur yang digunakan di dunia industri C Keterampilan 1 Saya dapat mengimplementasikan metrologi dalam kehidupan sehari-hari 73 B. Review Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan peran penting metrologi dalam kehidupan, khususnya pada kegiatan berikut: a. Perkembangan ilmu pengetahuan b. Pelaksanaan pekerjaan di industri c. Transaksi jual beli seperti sembako, bahan bakar dan kegiatan ekonomi sejenis 2. Berikan contoh kegiatan metrologi ilmiah, metrologi legal dan metrologi industri! 3. Jika diketahui 1 inch = 0,0254 m, lengkapilah tabel konversi berikut ini! Tabel Konversi Tabel Konversi Inchi Milimeter Milimeter Inch 1/16 50 1/8 51 1/4 52 1/2 52 1 54 4. Jelaskan lingkup materi yang dipelajari oleh metrologi industri! 5. Uraikan empat metode pengukuran! 6. Jelaskan keuntungan dari sifat mampu tukar! 7. Buatlah tabel pengelompokkan instrumen berdasar : a. Berdasar cara kerja instrumen b. Jenis benda yang di ukur c. Disiplin kerja atau besaran fisik d. Cara melakukan pengukuran 8. Jelaskan manfaat rantai kalibrasi! 9. Uraikan secara singkat delapan sifat umum alat ukur! 10. Apa yang menjadi alasan alat alat ukur harus di kalibrasi? 74 C. Penerapan Kerjakanlah soal penerapan di bawah ini! 1. Di dunia usaha, penerapan metrologi dapat kita lihat secara jelas misalnya di tempat pengisian bahan bakar (SPBU), dengan selogan ―Pasti Pas‖. Berdasar pengetahuan metrologi yang telah kamu pelajari, berikan penjelasan keuantungan dari sisi pengusaha dan konsumen terhadap hal tersebut. 2. Dalam tempo waktu berkala, Petugas Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan kegiatan peneraan terhadap timbangan yang digunakan di pasar tradisional. a. Dari berbagai sumber informasi, jelaskan apa yang dimaksud kegiatan peneraan b. Apa perbedaan peneraan dan kalibrasi c. Seandainya pada saat dilakukan pemeriksaan diketahui adanya kecurangan dalam alat ukur/timbangan pedagang, kemudian alat ukur tersebut disita, apa pendapat kamu? 75 D. Tugas Proyek Kerjakanlah soal penerapan di bawah ini! Siapkan oleh kamu dua jenis alat ukur, yaitu mistar baja 50 cm dan meteran pita 3 meter. Lakukan pengukuran dengan langkah kerja sebagai berikut: 1. Ukurlah panjang lantai yang dipasangi oleh 6 lantai kramik yang ada di kelas kalian, dengan menggunakan mistar baja. 2. Ulangi pengukuran panjang lantai tadi dengan menggunakan mistar baja,catat hasil pengukurannya. 3. Lakukan pengukuran seperti langkah nomor 1 dan 2 oleh 5 orang temanmu yang lain, catat hasil pengukurannya. 4. Isilah tabel seperti dibawah ini dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan. No Nama Pelaksana (Yang Mengukur) Hasil Pengukuran Dengan Meteran Pita Dengan Mistar Baja 1 2 3 4 5 6 Diskusikan bersama hasil pengukuran 6 orang dengan 2 alat yang berbeda tersebut. Berdasarkan data yang kalian peroleh : Adakah perbedaan hasil pengukuran ? Mengapa terjadi perbedaan pengukuran? Apa kesimpulan kegiatan yang telah kamu lakukan tersebut? Membandingkan Hasil Pengukuran 76 E. Penilaian Penilaian dilakukan terhadap 3 kriteria, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. 1. Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar 2. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban tugas evaluasi (Review dan Penerapan) yang diberikan. 3. Nilai keterampilan diperoleh dari hasil unjuk kerja tugas proyek yang dilaksanakan siswa. PENILAIAN HASIL BELAJAR BAB 2 Rubrik Penilaian 1.Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 – 4 2.KKM : Pengetahuan : > 2.66 (Baik) Keterampilan : > 2.66 (Baik) Sikap : > 2.66(Baik) 3.Skor Siswa = 4.Konversi klasifikasi nilai kualitatif : Konversi nilai akhir Predikat Klasifikasi Skala 1- 4 Skala 0–100 4 86 -100 A Sangat Terampil/Sangat Baik 3.66 81- 85 A- 3.33 76 – 80 B+ Terampil/Baik 3.00 71-75 B 2.66 66-70 B- 2.33 61-65 C+ Cukup Terampil/Cukup Baik 2 56-60 C 1.66 51-55 C- 1.33 46-50 D+ Kurang Terampil/Kurang Baik 1 0-45 D Next >