< Previous 101 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 mana raja terakhir adalah Prabu Harjunasasrabahu yang memerintah negara Mahespati dan kemudian gugur oleh Begawan Rama Bargawa, yang menyangka bahwa Prabu Harjunasasrabahu adalah titisan Batara Wisnu. Memang benar bahwa Prabu Harjuna sasrabahu adalah titisan Batara Wisnu, akan tetapi pada saat bertempur melawan Begawan Rama Bargawa, Batara Wisnu sudah meninggalkan raga Prabu Harjunasasrabahu. Menurut beberapa kitab, Prabu Harjunasasrabahu adalah titisan Batara Wisnu, karena memiliki ciri-ciri yang sama dengan Batara Wisnu, salah satunya yaitu bisa berTriwikrama. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam babad Harjunasasrabahu adalah pengabdian Bambang Sumantri yaitu (1) putra Begawan Suwandageni dari pertapaan Jatisrana, (2) pernikahan Prabu Harjunasasrabahu dengan Dewi Citrawati yaitu putra Prabu Citradarma dari negara Manggada, (3) penaklukan raja Rahwana oleh Prabu Harjunasasrabahu di mana Rahwana berjanji akan menjadi manusia yang baik tetapi ternyata setelah Prabu Harjunasasrabahu mangkat Rahwana mengingkari sumpahnya, (4) kematian Bambang Sumantri setelah di angkat menjadi patih di Mahespati dengan gelar Patih Suwanda. Baik babad Mahespati maupun cerita Ramayana, keduanya menonjolkan Dewa Wisnu sebagai sumber peranan, dan sumber kesaktian dalam mengamankan dunia. h. Silsilah Raja-raja Wiratha Bila kita lihat silsilah Wiratha dengan silsilah Mahabharata versi Pustaka Raja Purwa, maka kekeluargaan yang terjalin antara Wiratha dan Mahabharata telah ada sejak leluhur Pandawa. Kekeluargaan antara kedua keturunan tersebut diperkuat dengan adanya perkawinan, diantaranya adalah perkawinan antara Begawan Parikenan dengan Dewi Bramaneki, perkawinan antara Palasara dengan Rara Amis (Durgandini), perkawinan antara Abimanyu dengan Dewi Utari. Dari perkawinan tersebut menurunkan raja-raja Hastina, bahkan dipercaya oleh masyarakat Jawa dianggap sebagai leluhur para raja yang memerintah di pulau Jawa. Dalam silsilah Wiratha inilah terdapat penyimpangan silsilah Mahabharata versi India yang akhirnya lurus kembali menjadi Mahabharata versi Pustaka Raja Purwa. Hal tersebut terjadi karena adanya perkawinan antara Abiyasa dengan putri-putri bekas janda Raden Citrawirya dan Raden Citragada. Pelurusan silsilah ini dimaksudkan untuk menghilangkan 102 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 kesimpang siuran silsilah Mahabharata. Dengan demikian untuk pergelaran wayang di Indonesia di ambil dari silsilah Mahabharata versi Pustaka Raja Purwa. Pelurusan silsilah tersebut adalah jasa Dewi Durgandini yang berperan besar karena menurunkan raja-raja yang memerintah negara Hastina sampai akhir zaman, menurunkan satriya jujur dan berbudi luhur, adil paramarta dan gagah perkasa. Karena pertalian keluarga yang masih dekat itulah, maka dalam perang Bharatayuda keluarga Wiratha ada di fihak Pandawa, dan para putra Wiratha gugur semuanya. Dalam jalinan cerita Mahabharata, Wiratha tidak kalah pentingnya dengan negara Hastina. Jasa yang sangat besar yang diberikan Wiratha kepada para Pandawa, ialah dalam Wiratha-Parwa, mulai dari penyamaran para Pandawa dan mengabdi kepada Prabu Matswapati, hingga sampai terjadi pertemuan besar antara Batara Kresna dengan Prabu Matswapati yang berembug akan meminta sebagian negara Hastina yang menjadi milik Pandawa pula. Peranan kedua yang penting bagi generasi penerus Pandawa, adalah dinikahkannya Dewi Utari putra Matswapati dengan Abimanyu putra Arjuna. Adapun pertalian keluarga antara Pandawa dan Wiratha dinyatakan bahwa Prabu Matswapati adalah buyut para Pandawa, jadi Abimanyu menikahi neneknya sendiri. Hubungan keluarga antara Wiratha dan Mahabharata ini, bukanlah secara kebetulan, seperti perkawinan antara Parasara dengan Dewi Rara Amis. Menurut kisah, bertemunya Bambang Parasara dengan Dewi Rara Amis itu ketika hendak menyeberang Bengawan Jamuna. Tetapi memang sudah di takdirkan Dewata untuk membuat suatu kisah hidup yang panjang agar mencapai akhir cerita yang mantap, dan diselingi kisah sedih, gembira seperti halnya perjalanan hidup manusia di alam fana ini. 2. Kitab Ramayana a. Pembagian Kitab Ramayana Kitab Ramayana isinya terdiri dari 7 bagian yang disebut "kandha", yang terdiri atas syair yang berjumlah 24.000 sloka. Secara ringkas ke 7 kandha itu menceriterakan kisah Ramayana sbb: 1) Bala Kandha Bagian pertama ini menceriterakan tentang negara Kosala, 103 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 yang beribukota Ayodya, yang pada waktu itu diperintah Prabu Dasarata yang mempunyai istri tiga orang yang masing-masing mempunyai sebutan Dewi, yaitu : a) Dewi Kausalya, berputra Rama, merupakan putra sulung. b) Dewi Kaikeyi, berputra Bharata. c) Dewi Sumitra, berputra dua orang yang bernama Laksmana & Satrugna. Ketika itu di negara Wideha ada sayembara, dimana Rama dapat memenangkan, sehingga berhak memperistri Sinta, putri Prabu Janaka. Hal ini dapat dilihat pada (relief candi prambanan) 2) Ayodya Kandha Prabu Dasarata yang merasa dirinya sudah tua bermaksud menyerahkan tahta kepada Rama sebagai putra tertua. Tetapi Dewi Kaikeyi, isteri yang kedua mengingatkan pada Prabu Dasarata yang pernah menjanjikan dua hal. Pertama menetapkan bahwa kelak yang akan menggantikan dia sebagai raja adalah Bharata, putra yang lahir dari Dewi Kaikeyi. Janji kedua, Rama harus dibuang ke hutan selama 14 tahun. Prabu Dasarata merasa sedih sebab tidak dapat ingkar janji. Menerima kenyataan itu, Rama ikhlas menyerahkan/merelakan tahta, dan bersedia pergi ke hutan selama 14 tahun. Tak lama kemudian Rama beserta isterinya Dewi Sinta dengan diikuti Laksmana berangkat dari negara Ayodya menuju hutan. Tak lama kemudian Prabu Dasarata mangkat. Namun Bharata tidak bersedia dinobatkan sebagai raja, malahan pergi mencari Rama untuk membujuk Rama agar mau atau bersedia menjadi raja Ayodya. Tetapi Rama bersikeras menolak dan tetap hendak tinggal di hutan selama 14 tahun. Bharata kembali ke Ayodya dengan membawa terompah Rama. Terompah itu kemudian diletakkan di atas singgasana sebagai simbol bahwa yang berhak memerintah sebagai raja adalah Rama, sedang Bharata hanya mewakilinya. Hal ini dapat dilihat pada relief candi prambanan) 104 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 3) Aranya Kandha Diceriterakan, di hutan Rama sering menolong para pertapa yang selalu diganggu oleh para raksasa. Pada suatu hari Rama dicintai oleh seorang raksasa perempuan bernama Sarpakenaka, yang juga mencintai Laksmana. Laksmana merasa jijik, maka ditolaknya, tetapi kemanapun pergi ia dikejar. Akhirnya Sarpakenaka dipotong ujung hidungnya oleh Laksmana, sampai gropong (Jw. grumpung). (Relief Prambanan). Sarpakenaka merasa sakit hati kemudian mengadu kepada kakaknya, Rahwana raja Alengka yang berkepala sepuluh itu (Dasamuka). Di samping itu Sarpakenaka juga menceriterakan tentang kecantikan Dewi Sinta. Prabu Dasamuka yang murka segera mendatangi tempat Rama berada dengan maksud menculik Dewi Sinta, sebagai balasan terhadap hinaan yang dialami oleh Sarpakenaka. Kala Marica, sahabat Prabu Dasamuka menjelma menjadi kijang mas. Dewi Sinta yang melihat kijang itu terpesona, kemudian minta kepada suaminya Rama agar menangkapnya. Dengan sengaja kijang itu menggoda agar Rama semakin jauh dari tempat kediamannya. Tetapi kijang akhirnya dapat dipanah oleh Rama, dan seketika itu kijang berubah menjadi raksasa dengan mengeluarkan jeritan keras. Sinta yang mendengar jeritan yakin itu adalah suara Rama, dan minta kepada Laksmana agar pergi menolong. Sebelum meninggalkan Sinta, Laksmana membuat garis sakti yang melingkari tempat Sinta. Sinta yang ditinggal sendirian didatangi oleh seorang brahmana tua yang minta nasi. Ketika Dewi Sinta mengulurkan tangannya, segera disambar oleh brahmana, yang tidak lain penjelmaan Dasamuka, kemudian Sinta dibawa terbang. Ketika Rama dan Laksmana kembali ternyata Sinta tidak ada di tempat. Dengan rasa sedih dan bingung kedua ksatria itu mencari dengan cara melacak bekas tapaknya. Di tengah perjalanan Rama dan Laksmana bertemu dengan burung Jathayu, teman baik Prabu Dasarata, yang menceritakan bahwa Sinta dibawa terbang oleh Rahwana. Jathayu hendak menghalangi niat jahat Rahwana, namun dalam perkelahian kalah. Setelah selesai melapor kepada Rama burung Jathayu mati. 105 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 Pada relief candi Prambanan, terlihat sebelum meninggal Jathayu memberikan cincin Sinta kepada Rama sebagai bukti) 4) Kiskindha Kandha Rama bertemu dengan Sugriwa, raja kera dari negara Kiskindha, dimana keraton dan permaisurinya yang bernama Dewi Tara direbut saudaranya sendiri yang bernama Walin atau Subali. Rama kemudian bersekutu dengan Sugriwa dan bersedia membantu Sugriwa mengembalikan keraton dan permaisurinya, Sebaliknya Sugriwa bersedia membatu Rama mengembalikan Sinta dari negara Alengka. Kemudian negara Kiskindha yang dikuasai Walin diserang, sehingga timbul perang yang seru. Akhirnya Walin tewas oleh pahah Rama. Sugriwa kembali sebagai raja Kiskindha, dan Anggada, anak Walin diangkat sebagai "Yuwaraja" (putra mahkota). Tentara kera pasukan Sugriwa berangkat ke negara Alengka, sesampai di suatu pantai di selat yang memisahkan Alengka dengan tanah India, pasukan kera berhenti, sambil beristirahat mencari cara menyeberang laut. 5) Sundara Kandha Hanuman, kera putih kepercayaan Sugriwa, anak Batara Guru yang diasuh Batara Bayu segera mendaki gunung Mahendra dengan cara melompati samudra sampai di negara Alengka. Seluruh negeri itu dijelajahinya, hingga dapat memasuki keraton Rahwana sendirian. Akhirnya dapat menemukan keberadaan Dewi Sinta yang ditempatkan di taman Soka. (ReliefCandi Prambanan) Kepada Sinta, Hanuman mengatakan bahwa tidak lama lagi Rama menjemput. Hanuman ketahuan dan ditawan oleh prajurit Alengka, diikat lalu dibakar. Tetapi Hanuman tidak dapat terbakar, malahan melompat ke atas keraton dengan ekornya yang menyala dikibas-kibaskan, sehingga menyebabkan kota Alengka terbakar. (Relief Candi Prambanan). Setelah kota Alengka terbakar Hanuman menghadap Rama 106 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 untuk melapor dengan menerangkan semua yang telah dilakukan hingga dapat menemukan Dewi Sinta. 6) Yudha Kandha Dengan pertolongan Dewa laut, pasukan kera berhasil membangun jembatan menuju Alengka. Rahwana yang mengetahui bahwa negaranya menghadapi ancaman musuh segera membangun benteng. Adiknya Wibisana menyarankan agar Sinta dikembalikan kepada Rama untuk mencegah peperangan. Rahwana tidak bersedia menerima saran tersebut, malahan adiknya diusir dari Alengka. Karena diusir Wibisana bergabung mengabdi kepada Rama. Peperangan antara prajurit Alengka dengan Rama benar-benar terjadi dengan seru. Sesudah Indrajit putra Rahwana dan Kumbakarna gugur, Rahwana sendiri maju bertempur. Hingga demikian lama perang tanding berlangsung melawan Rama, dan akhirnya Rahwana berhasil dibunuh, dan peperangan berakhir. Setelah peperangan berakhir Wibisana dinobatkan sebagai raja Alengka, sedang Shinta kembali sebagai isteri Rama. Tetapi Rama tidak bersedia menerima kembalinya Shinta, sebab Rama meragukan kesucian Shinta. Hal ini menyebabkan Shinta sangat sedih dan minta dinyalakan api unggun. Setelah api unggun menyala dengan hebatnya, Shinta masuk ke dalamnya. Dewi api, Agni seqera menolongnya, karena memang masih suci maka menyerahkan kepada Rama. Kepada khalayak ramai Rama menyatakan bahwa ia sama sekali tidak ragu lagi terhadap kesetiaan Shinta, hanya saja sebagai permaisuri kesuciannya harus dibuktikan di hadapan umum. Setelah Shinta ternyata tidak terbakar semua prajurit dan rakyat bersenang- senang. Dengan bantuan pasukan kera, Rama, Shinta dan Laksmana kembali ke negara Ayodya. Semua diterima oleh Bharata yang segera menyerahkan tahta kerajaan kepada Rama. 7) Uttara Kandha Kandha ini sebagian tidak ada kaitannya dengan riwayat Rama. Sedang sebagian lagi mengisahkan kelanjutan riwayat Rama, namun isinya agak berlawanan dengan akhir 107 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 ceritera pada Kandha di atas. Sebab itu ada dugaan bahwa Uttara Kandha ini merupakan ceritera tambahan. Diceriterakan bahwa kepada Rama dikabarkan rakyat tidak percaya akan kesucian Shinta. Maka untuk dapat dijadikan suri teladan, Shinta harus diasingkan dari keraton. Dalam perjalanannya Shinta sampai pada pertapaan "Walmiki" yang kemudian menggubah ceritera tentang riwayat Shinta menjadi ceritera "kepahlawanan" atau Epos Ramayana. Di pertapaan Walmiki, Shinta melahirkan anak kembar yang diberi nama Kusya dan Lawa. Kedua anak itu diasuh dan dibesarkan oleh Walmiki. Pada saat Rama melangsungkan upacara "ecwemedne" Kusya dan Lawa juga datang di istana dengan membawa ceritera dalam bentuk tembang, yaitu kisah Ramayana gubahan Walmiki. Mendengar ceritera itu, sadarlah Rarna bahwa kedua anak tersebut tidak lain puteranya sendiri. Berhubung dengan itu Walmiki dipanggil agar menghadapkan Sinta kembali ke istana. Sesampai di istana Shinta bersumpah semoga badannya tidak diterima bumi, andaikata ia tidak suci. Seketika itu bumi terbelah dan muncullah "Bethari Pertiwi" duduk di singgasana yang ditopang oleh naga. Shinta dipeluknya dan dibawa ke dalam bumi. Rama sangat menyesal sebab tidak lagi dapat bertemu dengan istrinya. Karena itu menyerahkan takhta kerajaan kepada kedua puteranya, sedang Rama sendiri kembali ke kahyangan sebagai Dewa Wisnu. b. Relief di Candi Prambanan Sebelum membicarakan soal relief, lebih dahulu perlu diterangkan pengertian candi. Candi adalah berupa bangupan peninggalan sejarah pada jaman kuno yang didirikan sebagai tempat pemujaan atau bertemu dengan roh leluhur berdasar kepercayaannya. Di Indonesia banyak ditemukan bangunan candi, baik di Sumatra maupun di pulau Jawa yang didirikan mulai abad 8 M. yaitu sejak kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia. Menurut bentuknya nampak bahwa sebelum didirikan bangunan itu dirancang dengan sangat teliti. Dari batu-batu besar ditatah, diukir dan kemudian disusun hingga merupakan bangunan yang besar dan tinggi. Hal ini membuktikan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia ketika itu telah memiliki 108 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 kebudayaan yang cukup tinggi, tidak hanya dalam rancang bangun (arsitektur), namun juga masalah-masalah hidup yang filosofis sifatnya, selain itu juga dalam hal kepercayaan atau agama. Candi-candi di Jawa Tengah bagian utara kebanyakan candi Hindu, sedang di bagian selatan berupa candi-candi agama Budha. Candi Prambanan yang juga disebut Lara Jonggrang terletak di antara kota Klaten dan Yogyakarta, di pinggir jalan raya yang menghubungkan kedua kota itu. Diperkirakan candi ini didirikan sebelum tahun 1000 M. oleh raja dinasti Sanjaya, yang ketika itu telah menjadi satu dengan dinasti Syailendra. Pada candi Prambanan ini ciri-ciri Hindunya masih nampak Oleh karena itu dalam buku ini yang diutarakan adalah silsilah yang sifatnya umum, terutama yang terdapat dalam dunia pedalangan, agar tidak menimbulkan perdebatan. Sedangkan penggolongannya berdasarkan adanya hubungan keluarga, dan atas dasar tokoh-tokoh yang dalam buku ini ada gambarnya. Dengan mengetahui silsilah dan dikaitkan dengan ceritanya akan menimbulkan perasaan yang menyenangkan, sebab ceritanya lalu terasa hidup. Bahkan ada sementara orang yang menganggap cerita Ramayana dan Mahabarata itu benar-benar terjadi. 3. Kitab Mahabarata a. Pembagian Kitab Mahabarata Kitab Mahabarata terdiri dari 18 jilid (parwa) yang setiap jilidnya dibagi lagi menjadi bagian yang juga disebut "parwa". Seluruhnya digubah dalam bentuk syair yang berjumlah 100.000 cloka, Isi ceritera pokoknya kadang-kadang diselingi dengan berbagai macam ceritera. Sedanqkan ceritera yang baku ada 24.000 cloka yang sebagian besar menceritakan peperangan besar selama 18 hari antara Pandawa dan Kurawa. Menurut ceritera, kitab Mahabarata tersebut dikarang oleh Wyasa Kresna Dwipayana. Akan tetapi ada pendapat lain, yang barangkali lebih masuk akal, bahwa kitab Mahabarata tersebut merupakan kumpulan ceritera bermacam-macam yang hidup sejak jaman Brahmana serta dikumpulkan antara tahun 400 sebelum sampai tahun 400 sesudah Masehi. Adapun 18 jilid (parwa) di atas dengan ringkas diutarakan di bawah ini: 109 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 1) Adi Parwa Isinya menceritakan asal usul serta semasa Pandawa dan Kurawa masih keci!' 2) Sabhaparwa Menceriterakan para Kurawa yang tak henti hentinya mencari akal untuk memusnahkan Pandawa 3) Wanaparwa Isinya menceritakan pengalaman Pandawa yang mengasingkan diri sampai 12 tahun di tengah hutan 4) Wirathaparwa Menceritakan memasuki tahun ke 13, Pandawa keluar dari hutan dan dengan menyamar mengabdi di negara Wiratha 5) Udogyaparwa Menceritakan di tahun ke 14, Pandawa kembali ke Indraprasta dan berunding tentang kedudukan para Pandawa selanjutnya. Akhirnya karena Kurawa tetap tidak mau mengembalikan setengah negara kepada Pandawa, masing-masing pihak kemudian bersiap-siap untuk perang. 6) Bhismaparwa Menceritakan dalam perang Baratayuda, sewaktu Resi Bisma menjadi panglima perang Kurawa, Arjuna hilang semangat perangnya, sebab berhadapan dengan sanak saudara serta orang tua yang mestinya dihormati. Arjuna diberi nasihat oleh Bathara Kresna berupa petunjuk filsafah tentang hakikat serta kewajiban hidup manusia yang merupakan bagian dari kitab "Baghawat Gita". 7) Drunaparwa Menceritakan ketika Durna menjadi panglima perang Kurawa. Adipati Karna mengamuk yang menyebabkan gugurnya Gatotkaca. Sedangkan Abimanyu gugur oleh Jayadrata 8) Karnaparwa Serhubung dengan gugurnya Gatotkaca dan Abimanyu, Bima dan Arjuna mengamuk. Bima berhasil membunuh Dursasana, dadanya dirobek dan darahnya diminum. Arjuna berhasil membunuh Karna. 110 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 9) Salyaparwa Selanjutnya yang menjadi panglima perang di pihak Kurawa ialah Salya. Akan tetapi pada hari itu juga (hari ke 18) Salya gugur. Duryudana tinggal sendirian. Karena itu akan menyerahkan negara Hastinapura seutuhnya kepada Pandawa, sedangkan Sang Nata akan meninggalkan keduniawian, hidup di hutan. Hal ini ditolak para Pandawa. 10) Sauptikaparwa Aswatama tidak dapat menghilangkan dendam terhadap balatentara Pancala. Sehubungan dengan itu pada hari peperangan yang ke 18 malam, ia dengan diam- diam masuk ke tempat peristirahatan balatentara Pancala dan membunuh seluruh balatentara yang sedang tidur, hingga menjadikan banyak yang gugur. Aswatama merasa bersalah, dengan sangat menyesal menyerahkan seluruh senjata dan kesaktiannya, mengundurkan diri kemudian bertapa. 11) Striparwa Menceriterakan Drestarata, Dewi Gendari Pandawa, Kresna dan semua janda prajurit yang telah gugur, berangkat ke Kurusetra. Semua merasa sedih, menyesali segala peristiwa yang telah terjadi. Hari itu merupakan hari saling bertangisan. 12) Santiparwa Sebulan lamanya para Pandawa tinggal dalam hutan, untuk membersihkan serta mensucikan diri. Yudhistira merasa tidak ingin menduduki tahka kerajaan Hastinapura yang telah meminta korban sedemikian besar, serta meminta agar Arjuna bersedia dinobatkan sebagai raja. Begawan Wyasa serta Kresna memberi berbagai wejangan serta petunjuk terhadap Yudhistira supaya tentram hatinya. Yaitu mengenai nasib serta kewajiban manusia terutama terhadap para kesatria. Akhirnya para Pandawa bersedia kembali ke Hastinapura, dan Yudhistira menduduki tahta kerajaan. 13) Anusasanaparwa Isinya berbagai ceritera, yang dirangkai dalam bentuk wejangan-wejangan tentang kebatinan, kewajiban raja yang ditujukan kepada Yudhistira. Next >