< Previous 131 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 d!selenggarakan selamatan. Banyak para raja yang hadir, termasuk Kurawa. Duryudana, dan Sangkuni yang melihat di dalam bangunan kerajaan, menyaksikan lantai yang berkilauan disanqka kolam air, namun saat melihat kolam air disangka lantai, mereka jatuh ke kolam hingga basah kuyup menjadikan sangat malu. Bima dan Arjuna menghibur keduanya untuk tidak usah merasa malu. Setelah selesai acara mereka berpamitan pulang. e) Prabu Yudhistira kalah bermain dadu Duryudana selalu ingat saat mendapat malu di kerajaan Indraprastha. Kagum dan iri hati, Yudhistira dapat memiliki kerajaan yang sangat mewah sehingga makin benci terhadap Pandawa. Walaupun berusaha dengan aneka macam cara, selalu tidak berhasil. Malah menyatakan kepada Sangkuni, bila tidak dapat menyingkirkan Pandawa, Duryudana akan bunuh diri. Sangkuni membujuk sambil mengingatkan, bila Pandawa tidak dapat dikalahkan dengan peperangan, sebaiknya dilakukan dengan tipudaya. Sangkuni mengerti bahwa Pandawa gemar berjudi. Sebaliknya Sangkuni merasa lebih pandai berhubung dengan itu. Sangkuni menyarankan agar mengundang Pandawa bermain dadu dengan menggunakan taruhan. Duryudana setuju, kemudian menghadap Drestharastra. Semula Drestharastra tidak menyetujui, namun karena didesak, akhirnya menyetujui. Sang Drestharastra, seorang raja yang memiliki kepribadian lemah. Sang raja memanggil Widura, dan mengutarakan apa yang diinginkan Duryudana. Widura menjelaskan bahwa bermain dadu itu dapat mendatangkan bahaya besar, karenanya Widura tidak setuju. Tetapi Sang Drestharastra bersabda bahwa tidak dapat menolak permintaan Duryudana. Sedangkan bagaimana kejadiannya nanti, terserah kehendak dewa. Widura terpaksa pergi berangkat ke Indraprastha, memanggil Yudhistira. Yudhistira sebenarnya tidak setuju. Tetapi setelah ditantang, akhirnya dengan terpaksa berangkat ke Hastinapura, disertai Dewi Drupadi beserta seluruh saudara-saudaranya. Pagi harinya mulai bermain dadu, dipimpin oleh Sangkuni, Yudhistira kalah Semua hartanya berupa kereta, gajah, kuda, 132 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 budak belian, laki perempuan habis digunakan taruhan. Arya Widura menyarankan kepada Duryudana agar perjudian dihentikan saja. Sebab akan menyengsarakan. Duryudana marah menuduh Widura memihak Pandawa. Perjudian dilanjutkan. Yudhistira mempertaruhkan semua kekayaannya, sapi, kerbau, negara, bahkan dirinya beserta adik-adiknya. Akhirnya kalah lagi. Kini yang dipertaruhkan tinggal seorang ialah Dewi Drupadi. Semua sangat terkejut, karena Yudhistira sudah kehabisan seluruh hartanya. Duryudana sangat gembira karena keinginannya terlaksana. Dewi Drupadi dipanggil akan dijadikan budak belian. f) Dewi Drupadi diseret seperti hewan Arya Widura mengingatkan Duryudana, agar keinginannya jangan dilanjutkan, namun Duryudana tidak menghiraukannya. Bahkan memberikan perintah bila Drupadi tidak mau, agar dipaksa dengan kekerasan. Akhirnya oleh Dursasana, Dewi Drupadi direnggut rambutnya dan diseret seperti hewan. Bima marah melihat hal itu, namun kemudian diredam oleh Arjuna. Karena semua harta sudah menjadi milik Kurawa, termasuk pakaian yang sedang dipakai, Pandawa segera melepaskan pakaiannya, yang melekat hanya pakaian dalamnya saja. Dursasana menarik kain Drupadi. Berkat pertolongan Hyang Wisnu tidak dapat terlaksana, sebab apabila kain ditarik, kain baru melilit lagi di tubuhnya, kejadian itu sampai berulang kali. Duryudana menyingkap kainnya, pahanya disentuhkan ke punggung Drupadi. Bima marah sekali, sehingga bersumpah tidak akan berkumpul dengan para leluhurnya, sebelum meremuk tulang paha Duryudana. Dewi Drupadi selalu berusaha agar Duryudana dapat memberi belas kasihan. Akhirnya usahanya membuahkan hasil, dan semua milik Pandawa dikembalikan lagi. Kurawa menyadari bahwa bermain dadu merupakan senjata yang handal untuk mengalahkan Pandawa. g) Bermain dadu yang kedua kalinya Setelah beberapa lama, Duryudana, Dursasana dan Sangkuni menghadap Drestharastra akan mengadakan permainan dadu lagi dengan Pandawa. Namun dengan perjanjian taruhannya negara seisinya, dan yang kalah harus 133 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 hidup di hutan selama 12 tahun. Pada tahun yang ke-13 harus bersembunyi. Pada tahun ke 14 baru boleh kembali. Tetapi bila dalam bersembunyi ini diketahui, harus mengulangi lagi dari awal seperti yang sudah. Permintaan itu dikabulkan oleh Drestharastra. Meskipun Dewi Gendari istri Drestharastra melarang, tetapi Drestharastra tetap mengabulkan. Yudhistira menerima ajakan itu, segera berangkat ke Astinapura. Akhirnya perjudian dimulai, dan Yudhistira kalah lagi, sehingga Yudhistira bersaudara dan Dewi Drupadi harus mengasingkan diri di hutan selama 12 tahun. 5) Pandawa menjalani hukuman selama 12 tahun a) Para Pandawa masuk ke hutan Ketika berangkat ke hutan, banyak brahmana yang ikut. Karena itu Yudhistira khawatir bagaimana menanggung kehidupannya. Memenuhi saran para brahmana, Yudhistira memohon kepada Batara Surya agar memberi rejeki untuk memberi makan para brahmana. Permohonan itu dikabulkan, Yudhistira diberi kendil (periuk) yang isinya tidak pernah habis untuk memberi makan bagi para brahmana. Pada suatu hari Drestharastra berbicara dengan Arya Widura bagaimana caranya menghentikan hasrat Kurawa yang selalu ingin merusak Pandawa. Arya Widura menyarankan bahwa Kurawa dan Pandawa dapat hidup damai asalkan Duryudana disingkirkan dari Kurawa. Mendengar hal itu, Drestharastra marah sekali kepada Widura. Widura dianggap memihak kepada Pandawa, atau membenci kepada Kurawa, yang artinya juga benci kepada Drestharastra. Karenanya Arya Widura dibiarkan semaunya dan tidak diperhatikan. Arya Widura dapat tetap di Hastinapura atau pergi. Mendengar kata-kata demikian, Arya Widura merasa seperti diusir. Akhirnya Arya Widura memilih pergi dari Hastinapura dan mengikuti Pandawa. Sesampai di hutan Kamyaka Arya Widura dapat bertemu dengan Pandawa, dan menceriterakan sebab-sebabnya. Setelah kepergian Arya Widura, Drestharastra merasa menyesal, karenanya mengutus kusir bernama Sanjaya, memanggii Arya Widura, supaya kembali ke Hastinapura. 134 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 b) Raja Duryudana dikutuk Maharesi Matreya Para Kurawa mendengar bahwa Arya Widura dipanggil kernbali, semua memperkirakan bahwa Destharastra sebenarnya sayang kepada Arya Widura, yang berarti sayang juga kepada Pandawa. Karenanya kemudian berunding mencari akal untuk menyingkirkan Pandawa. Tiba-tiba Begawan Abiyasa datang mengingatkan agar menghilangkan niat jahat tersebut, dan memberi nasehat agar Pandawa dan Kurawa damai dan rukun. Sebab kalau tidak, Hastinapura akan rusak dan darah Kuru akan punah. Setelah kepergian Hyang Wiyasa, Maharesi Matreya datang, dia juga mengingatkan Drestharastra agar Kurawa dan Pandawa didamaikan dan dipersatukan. Mendengar hal itu Duryudana tidak menyatakan terima kasih, malahan memperlihatkan amarahnya dengan menepuk paha kirinya. Maharesi yang merasa dihina Duryudana lalu mengutuk bila nanti terjadi perang besar, paha kirinya akan dihancurkan oleh Bima, yang menyebabkan kematiannya. Mendengar sabda itu Duryudana menjadi takut, dan mohon agar sang Resi mencabutnya. Maharesi menjawab, bersedia mencabut bila Duryudana mau berdamai dan bersatu dengan Pandawa. c) Di tengah hutan Pandawa kedatangan sahabat karib Para sahabat karib Pandawa setelah mendengar Pandawa sedang menjalani hukuman pengasingan di hutan, kemudian mereka beramai-ramai menjenguk. Demikian juga Batara Kresna, Dewi Subadra dengan puteranya Abimanyu, Raden Drestajumena, kelima putra Dewi Dupradi, Drestaketu raja dari negara Cedi. Setelah Batara Kresna mengetahui keadaan Pandawa, marahlah dia. Bahwa bumi akan menyerap darah Duryudana, Karna, Dursasana dan Sangkuni. Nanti setelah Kurawa dan para sekutunya hancur, Yudhistira akan dinobatkan sebagai raja Hastinapura. Demikian juga Dewi Drupadi sambil menangis menceriterakan telah diperrnalukan oleh Kurawa. Batara Kresna seketika itu marah, tetapi dapat diredakan oleh Yudhistira. Selanjutnya Batara Kresna rnenqatakan bahwa manusia tidak dapat menghindar dari akibat perbuatannya. 135 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 Demikian juga Duryudana, isterinya nanti bakal menangis tatkala melihat suaminya tergeletek berlumuran darah. Dewi Subadra yang menyaksikan suaminya, Arjuna kurus kering, hatinya merasa iba, sehingga meneteskan air mata yang membasahi dadanya. Dengan memangku dan mengelus-elus putranya yang masih kecil, Abimanyu, Arjuna menghibur bahwa kesengsaraan itu dapat menjadi penempa semangat, dan mendoakan semoga dapat cepat berkumpul kembali. Arjuna memesan supaya menjaga baik anaknya agar kelak menjadi kesatria utama. Setelah beberapa saat bertemu, Batara Kresna dan para pengiringnya kembali ke Dwaraka. d) Pandawa pindah ke tepi telaga Dwetawana Pandawa melanjutkan perjalanan dan sampai di pinggir telaga Dwetawana, dan bermaksud istirahat di situ beberapa waktu. Ketika sedang berkumpul, tiba-tiba Dewi Drupadi mengatakan kepada Yudhistira walau sebagai seorang raja besar, namun hidupnya selalu sengsara, apakah belum saatnya harus memperlihatkan keperwiraannya untuk membela keadilan. Memang seorang kesatria harus bersikap dan berhati sabar, tetapi kalau musuhnya selalu berupaya menyengsarakan, tidak perlu diberi ampun. Banyak sudah Dewi Drupadi menyatakan isi hatinya. Yudhistira mengatakan bahwa kemarahan justru dapat menyebabkan kesengsaraan. Orang yang memiliki rasa cintakasih lebih baik daripada sifat kebencian. Yudhistira tentu akan membalas tindakan Duryudana, tetapi bukan dari sebab dorongan rasa marah. Sementara itu Bima yang selalu mendengarkan percakapan itu menyela, menyatakan bahwa kini sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, sedangkan di hutan penuh kesengsaraan. Kebahagiaan hidup tidak akan tercapai kalau hanya dengan cara bertapa, melainkan harus melalui perang dan berdasar watak utama. Para leluhur tentu akan melindungi. Yudhistira menjawab bahwa dia hanya akan memegang teguh janji dengan Kurawa, hal itu lebih utama. Banyak hal yang dibicarakan, termasuk kesaktian dan kekuatan Kurawa yang tentunya akan dibantu oleh negara-negara taklukannya. Tiba-tiba Begawan Wiyasa datang dengan mengatakan bahwa beliau hendak membantu agar kesaktian Kurawa berkurang. Untuk itu Arjuna diminta menghadap Hyang Indra 136 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 dan Hyang Rudra untuk memohon senjata, kecuali itu Pandawa dinasihati agar pindah tempat. e) Arjuna bertapa di gunung Indrakila Tidak berapa lama Pandawa pindah ke hutan Kamyaka dan tinggal di tepi sungai Saraswati. Setelah merasa tentram, Arjuna berangkat ke kahyangan dengan membawa panah menuju ke gunung Himalaya. Sesampai di Indrakila mendengar suara agar Arjuna berhenti. Seorang resi berdiri di bawah pohon mengatakan kepada Arjuna, mengapa membawa panah, sedang daerah ini tempat para brahmana yang sudah meninggalkan rasa marah. Jadi daerah ini adalah daerah yang tenteram. Sebab itu panah harus ditinggalkan. Mendengar ucapan Brahmana itu Arjuna tidak mempedulikan dan tidak akan membuang senjatanya. Sang Brahmana tidak marah, malahan mengaku bahwa dia adalah Hyang Indra yang akan mengabulkan permintaannya. Seketika itu Arjuna menyembah kaki Indra seraya memohon agar diberi senjata para dewa. Hyang Indra menjawab, karena Arjuna sudah sampai di tempat itu berarti telah mendapatkan kebahagiaan hidup, sehingga tidak perlu lagi senjata, yang lebih utama adalah ketentraman hati. Arjuna mengatakan bahwa yang diharapkan adalah ketenteraman dunia, bukannya ketentaraman pribadi, dan tidak akan meninggalkan saudaranya yang sekarang masih hidup sengsara di hutan. Hyang Indra kemudian bersabda bahwa beliau hendak menganugerahkan senjata dari sorga, apabila Arjuna sudah dapat bertemu Sang Hyang Siwah bersenjatakan trisula (tombak yang bercabang tiga). Oleh sebab itu Arjuna dlperintahkan bertapa agar dapat rnelihat Sang Hyang Siwah. Setelah Hyang Indra kembali ke kahyangan, Arjuna bertapa di gunung Indrakila. f) Arjuna membunuh babi hutan Ketika Arjuna tengah bertapa, ada seorang ksatria berburu mendekatinya dengan membawa panah. Tiba-tiba ada seekor babi hutan yang hendak menyeranq Arjuna. Seketika itu Arjuna mengangkat panah, tetapi orang tadi melarangnya, sebab sudah lama ia mengincar babi hutan tersebut. Arjuna tidak mempedulikan dan segera melepas anak panah. Orang tadi juga melepaskan anak panahnya. Babi hutan rebah, seketika hewan berubah rupa menjadi raksasa besar yang 137 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 menakutkan, bernama Mamangmurka, suruhan PrabuNiwatakawaca dari negara Imantaka. Mamangmurka memang diperintahkan mernbunuh Arjuna yang sedang bertapa, sebab kalau dibiarkan akan menjadi orang sakti yang dapat menghalangi maksud Niwatakawaca, yang hendak menaklukkan para dewa di Suralaya. Itulah sebabnya Mamangmurka diutus membunuh Arjuna dengan menyamar sebagai babi hutan. Tetapi kalah bahkan nantinya Niwata kawaca juga dibunuh. Kembali pada ksatria berburu yang sama-sama melepaskan anak panah, ia merasa dialah yang membunuh babi hutan tadi. Demikian juga Arjuna bersikukuh bahwa anak panahnyalah yang mengenai Mamang murka. Karena sama-sama kuat pendiriannya, maka terjadilah perang tanding. Keduanya melepaskan anak panah beribu-ribu, akan teapi tidak ada satupun yang dapat melukai keduanya. Akhirnya Arjuna dipegang ksatria yang berburu tadi dan dilemparkan jauh, jatuh dan pingsan. Setelah siuman kembali, Arjuna mengambil tanah dan dibuatnya patung menyerupai HyangSiwah, lalu diberi kalung dari bunga dan disembah seperti layaknya menyembah Siwah, tanpa diduga sama sekali kalung tadi berpindah kepada ksatria berburu tadi. Akhirnya ksatria tadi mengaku bahwa dirlnya memang Sang Hyang Siwah yang hendak menguji kesaktian Arjuna. Setelah itu Sang Hyang Siwah menganugerahkan panah sakti yang bernama "Pasopati", seraya berpesan agar panah itu hanya dipergunakan melawan musuh yang benar-benar membahayakan. Setelah memberikan panah dan berpesan, Sang Hyang Siwah menghilang. Setelah Sang Hyang Siwah pergi, datanglah para pemuka dewa lainnya seperti Batara Bayu, Batara Kuwera, Batara Yama, Batara Surya serta Batara Indra dengan permaisurinya. Semua memuji kesaktian Arjuna dan akan memberikan senjata sakti lainnya. Arjuna diperintahkan·naik ke kahyanqan. g) Arjuna dikutuk oleh Dewi Oruwasi Setelah para dewa berlalu, datanglah kereta Hyang Indra dengan kusir Batara Matali, menjemput Arjuna untuk dibawa ke kahyangan. Di kahyangan Arjuna dianugerahi senjata sakti dari para dewa. Kecuali itu juga belajar menari, gending dan 138 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 mengidung. Pada suatu hari Hyang Indra melihat Arjuna yang selalu memandang Dewi Oruwasi. Dia kemudian memanggil Citrasena,raja gandarwa, agar menghadap Dewi Oruwasi untuk menyampaikan bahwa Sang Dewi diperintahkan menemui Arjuna dengan maksud untuk memadu cinta dengan Arjuna, supaya Arjuna dapat merasakan kenikmatan sorga. Hal ini dilakukan karena Arjuna nampaknya menaruh hati terhadap Dewi Oruwasi Citrasena ketika menyampaikan hal tersebut diawali dengan memuji kegagahan dan sifat utama Arjuna. Dewi Oruwasi segera menemui Arjuna, yang diterima Arjuna dengan terkejut, sebab tidak mengira ama sekali akan kedatangannya. Dengan merendahkan diri disertai sikap penuh hormat Arjuna menanyakan apa maksud kedatangannya. Dewi Oruwasi yang menerima penghormatan sedemikian rupa juga heran dan mengatakan seperti yang diperintahkan Hyang Indra. Arjuna mengatakan bahwa, kalau ia sering memandang Sang Dewi demikian tersebut bukan karena menaruh hati, melainkan karena ingat bahwa Sang Dewi itu juga yang menurunkan para leluhur Arjuna. Dewi Oruwasi mengatakan bahwa bidadari itu saling memadu asmara tidak akan berdosa. Oleh karena Arjuna tetap pada pendiriannya, maka Dewi Oruwasi sangat marah, karena cintanya tidak diterima. Sebab itu Dewi Oruwasi mengutuk bahwa nanti Arjuna akan menjadi orang banci dan bekerja sebagai guru tari. Setelah kepergian Dewi Oruwasi, Arjuna menemui Citrasena, melaporkan apa yang dialami. Mendengar laporan Citrasena, Hyang Indra memanggil Arjuna sambil menghibur mengatakan bahwa hal itu kelak akan ada manfaatnya. Nanti bila sudah tiba saatnya, Arjuna akan bersembunyi di suatu negara, akan menjadi orang banci dan meniadi guru tari. Kutukan itu justru yang akan mendatangkan keselamatannya. Mendengar keterangan itu tenteramlah hati Arjuna dan masih meneruskan tinggal di kahyangan. Pada suatu hari, ketika Arjuna sedang menghadap Hyang Indra, tiba-tiba datanglah Maharsi Lomasa yang hendak menghadap Indra. Sang resi merasa heran karena Arjuna duduk di tempat duduk Hyang Indra. Hyang Indra menerangkan bahwa sebenarnya Arjuna itu puteranya sendiri yang lahir dari Dewi Kunti. Kecuali itu Arjuna juga penjelmaan Resi Nara yang sangat sakti. 139 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 Sedangkan Resi Narayana menjelma menjadi Satara Kresna. Kedua dewa itu turun ke dunia untuk mengurangi kesengsaraan di dunia. Demikian juga Arjuna yang membunuh Niwatakawaca. Sehubungan dengan itu Maharsi Lamosa diperintahkan menemui Pandawa untuk memberitahu tentang keadaan Arjuna di kahyangan. Kecuali itu agar Pandawa meninggalkan hutan Kamyaka dan sesaji di candi-candi serta mandi di permandian suci agar terbebas dari segala dosa. Diceriterakan selanjutnya, setelah Arjuna meninggalkan hutan Kamyaka, Pandawa lagi-Iagi mengalami kesedihan. Yudhistira selalu meneteskan air mata. Tatkala Pandawa sedang duduk-duduk, tiba-tiba Maharsi Lamosa datang diutus Hyang Indra yang mengabarkan keadaan Arjuna di kahyangan. Setelah itu Pandawa meninggalkan hutan Kamyaka. h) Dewi Drupadi meminta bunga tanjung Di tengah perjalanan Pandawa kedatangan Prabu Saladewa dan Prabu Kresna (darah Wresni) disertai prajurit lengkap dengan senjatanya. Semuanya menaruh rasa iba menyaksikan keadaan Pandawa yang kelihatan kurus kering. Lebih-Iebih setelah melihat Dewi Drupadi. Setelah beristirahat, Prabu Saladewa mengajak Pandawa saat itu juga menyerang Kurawa, tetapi Yudhistira dan Kresna menghalanginya. Setelah Saladewa dan Kresna berlalu, Pandawa melanjutkan perjalannya menuju ke gunung Gadamadana. Ketika hampir sampai di puncak terjadi hujan yang disertai dengan angin ribut. Jalan menjadi licin -dan banyak pohon tumbang kena angin. Segera Bima mengheningkan cipta untuk memanggil putranya Gatotkaca. Seketika Gatotkaca datang dengan disertai beberapa orang raksasa. Bima memerintahkan Gatotkaca menggendong Dewi Drupadi, sedang raksasa yang lain menggendong para Pandawa dan brahmana. Sekejap saja sudah sampai di tempat tujuan. Pada hari ke enam tinggal di situ, datang angin ribut lagi. Setelah reda, Dewi Drupadi melihat bunga tanjung di dekatnya, maka lalu diambilnya. Meskipun agak layu baunya tetap harum demikian pula warnanya masih bagus. Bima diminta agar mencarikan yang masih segar. Karena Bima sangat sayang kepada Dewi Drupadi, maka dipenuhinya 140 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 permintaan itu. Dengan senang hati dan percaya diri, Bima berkeyakinan akan dapat menemukan. Ketika sampai di telaga dimana banyak terdapat bunga, Bima lalu terjun, tetapi bunga yang dicari tidak ditemukan. Lalu melanjutkan perjalanan kembali. i) Bima mendapat pertolongan Hanuman Diceriterakan, bahwa Hanuman rajanya kera mendengar suara yang keras menyadari yang datang adalah Bima. Hanuman cepat-cepat mendatangi sumber suara itu, dengan maksud akan melindunginya. Hanuman kemudian merebahkan dirinya melintang jalan kecil yang menuju ke sorga. Ketika Bima sampai di tempat itu, terhenti karena terhalang oleh badan Hanuman. Bima meminta supaya Hanuman menyingkir, tetapi Hanuman tidak bersedia. Bima diminta melompati, tetapi juga tidak bersedia. Hanuman mengingatkan bahwa jalan itu tidak dapat dilewati orang yang berdosa. Hanuman mengatakan kalau tetap ingin lewat, lebih dahulu harus menggeser ekornya. Bima kemudian memegang ekor Hanuman dengan tangan kiri hendak dilemparkan. Namun ternyata tidak kuat sekalipun dengan kedua tangannya, tetap tidak terangkat. Sahkan bergerak saja tidak. Bima kehabisan tenaga dan merasa kalah, sehingga minta agar diterima sebagai muridnya. Akhirnya Hanuman mengaku bahwa ia putera Batara Bayu yang lahir dari Dewi Kesari, dengan demikian ia kakak Bima dari ayah yang sama tetapi berbeda ibu. Hanuman memang mempunyai niat hendak membantu Bima menunjukan tempat bunga tunjung, adanya di telaga. Bima merasa gembira dapat bertemu saudaranya, serta ingat ceritera Ramayana dimana Hanuman dapat melompat menyeberang pantai Pandya ke pantai Langka, dan sekarang Bima ingin melihat kenyataannya. Seketika itu Hanuman bersamadi lalu badannya berubah menjadi besar sekali dan sangat menakutkan, dan masih dapat berubah menjadi besar laqi. Bima sangat tercengang dan selanjutnya minta agar Hanuman kembali seperti semula. Kemudian Hanuman memberi nasihat, agar dapat memperoleh bunga tunjung Next >