< Previous 141 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 tadi, Bima harus melalui jalan kecil yang menuju ke taman Sugandika, dimana disitu penuh bunga tunjung. Empunya bunga itu Batara Kuwera dan yang menjaga para raksasa. Siapapun tidak boleh memetik sebelum ada ijin. Dalam percakapan selanjutnya Hanuman menyanggupi, besok kalau terjadi perang besar antara Pandawa dan Kurawa, Hanuman akan membantu Pandawa. Sila ingin bertemu Hanuman, Bima cukup menggeram maka Hanuman segera datang. Setelah itu Hanuman menghilang dari penglihatan. Bima kemudian melanjutkan perjalannya hingga sampai di gunung Kelasa, disitu melihat telaga "Sugandika" yang demikian indahnya dan dipenuhi bunga tanjung, seperti yang diinginkan Dewi Drupadi. Ketika Bima hendak turun ke telaga, diingatkan oleh para raksasa yang menjaga telaga itu. Karena Bima tidak mempedulikannya, maka terjadilah perang antara Bima dengan para raksasa itu. Raksasa kalah kemudian melapor kepada Satara Kuwera yang memiliki telaga itu. Seketika itu Satara Kuwera naik kereta berangkat dengan marah menuju ke telaga. Setelah Satara Kuwera mengetahui bahwa yang berada di situ Bima, ia tidak jadi marah, malahan menyarankan mengambil bunga tanjung sebanyak yang diinginkan. Selanjutnya diceritakan bahwa Yudhistira sudah lama tak melihat Bima. Dewi Drupadi mengatakan bahwa Bima sedang mencari bunga tunjung. Maka Pandawa dan Gatotkaca terbang ke angkasa dan akhirnya dapat bertemu dengan Bima. Pandawa kemudian mandi, dan istirahat di tepi telaga itu. Setelah beberapa hari di situ, Yudhistira mempunyai keinginan melihat kahyangan Satara Kuwera. Tiba-tiba mendengar suara mencegah, dan menyarankan mendatangi bekas pertapaan Resi Narayana dan Resi Nara di Widari. Resi Domea yang juga mendengarkan, memberi nasihat agar Pandawa melaksanakan perintah itu. Pandawa lalu berangkat ke Widari dan berdiam di situ. j) Yudhistira ditipu seorang raksasa Pada suatu hari Yudhistira, Nakula, Sadewa dan Drupadi ditipu oleh raksasa yang menyamar sebagai brahmana, dibawa lari berikut senjatanya. Yudhistira dan saudara- 142 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 saudaranya sama sekali tidak mengira yang mengajak lari adalah raksasa yang menyamar sebagai seorang brahmana. Ketika Bima dan Gatotkaca pulang dari berburu, tidak menjumpai saudara-saudaranya. Maka segera mencarinya, dan ketika berjumpa dengan Jathasura yang menipu tadi, segera terjadi perang, yang berakhir dengan kematian Jathasura. Pandawa lalu kembali ke Widari lagi. Setelah beristirahat beberapa hari, Pandawa melanjutkan perjalanan dan tiba di pertapaan Arstisena di Himawat, dan tinggal disitu beberapa waktu. Pada suatu hari Dewi Drupadi menyatakan keinginannya kepada Bima, bahwa ia ingin melihat puncak gunung Gandamadana, di mana di situ banyak tinggal raksasa. Bima menyanggupi dan akan berangkat sendiri terlebih dahulu, nanti bilaselamat akan kembali. Sesampai di puncak gunung Gandamadana terjadilah perang melawan raksasa. Para raksasa kalah, sisanya lari melapor kepada Satara Kuwera. Mendengar laporan itu Batara Kuwera sangat rnarah dan segera datang ke tempat terjadinya peperangan dengan menaiki kereta. Ganti yang diceriterakan, Pandawa ketika mendengar suara gemuruh dipuncak gunung, mengira itu suara raksasa yang sedang berperang melawan Bima, oleh sebab itu segera berangkat menuju suara tersebut. Ketika itu Dewi Drupadi tidak turut serta, dititipkan kepada Resi Arstisena. Setelah tiba di puncak, Pandawa melihat bangkai raksasa yang menumpuk tinggi, sedang Bima berdiri di tengah-tengahnya. Tidak lama kemudian datanglah Satara Kuwera, dan setelah melihat yang berada di situ para Pandawa, maka ia tidakjadi marah, malah merasa gembira, serta memuji keberanian Bima dalam memenuhi keinginan Dewi Drupadi. Setelah itu Satara Kuwera memerintahkan agar Pandawa kembali ke pertapaan Arstisena lagi. k) Arjuna kembali dari Kahyangan Pada suatu hari Pandawa sama-sama teringat akan Arjuna, wajahnya selalu terbayang-bayang dalam hati saudara-saudaranya. Tiba-tiba mereka melihat cahaya bersinar mendekati mereka. Semakin lama semakin jelas bahwa yang bersinar itu adalah cahaya berasal dari Arjuna yang sedang 143 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 menaiki kereta Hyang Indra. Setelah tiba Arjuna segera turun dan menyembah kakaknya Yudhistira dan Bima seraya memberi hormat kepada para brahmana. Arjuna menceriterakan pengalamannya selama 4 tahun berada di kahyangan, yang dapat membunuh Niwatakawaca musuh para Dewa. Kepada Dewi Drupadi dibawakan pakaian keratin buatan sorga. Ketika itu para Pandawa sudah menjalani hukuman selama 10 tahun. Disitu Pandawa juga mendatangi tempat-tempat suci hingga sampai di kedua tepi sungai Yamuna. Sedangkan Gatotkaca beserta pengiringnya diminta kembali ke negaranya. Pandawa setelah sampai di hutan Wiyasayuka yang indah itu kemudian berburu, selanjutnya kembali ke hutan Kamyaka. Waktu itu Pandawa telah 10 tahun menjalani hukuman. Pada suatu hari Batara Kresna dan permaisurinya Dewi Setyaboma dan Resi Markandeya datang. Setelah para tamu kembali, Pandawa pindah lagi ke Dwetawana. I) Kurawa akan menengok Pandawa Raja Drestharastra mendengar berita tentang keadaan Pandawa yang sengsara, sangat prihatin dan merasa menyesal tidak mempunyai pendirian teguh. Sebaliknya Duryudana malahan merasa gembira dan ingin melihat sendiri keadaannya, serta akan memperlihatkan betapa besar kekuasaannya sebagai raja. Namun bila hal ini dikemukakan kepada Drestharastra secara terus terang pasti tidak akan diijinkan. Berhubung dengan itu, dengan terselubung, Duryudana memohon akan melihat hewan peliharaan yang ada di dekat situ. Permohonan itu diijinkan Drestharastra. Kurawa kemudianberangkat disertai pasukan dengan persenjataan lengkap. Ketika Kurawa sampai di dekat Dwetawana, dihadang oleh prajurit gandarwa yang tengah menjaga, maka terjadilah peperangan. Pihak Kurawa kalah sedang Duryudana ditahan. Kurawa akan meminta pertolongan pada Pandawa. Yudhistira merasa kasihan pada Kurawa, maka menyuruh adiknya agar membebaskan Duryudana. Bima berkata bahwa sudah semestinya Duryudana ditahan gandarwa, karena mempunyai niat jahat, maka tidak perlu ditolong. Tetapi oleh karena Bima sangat menghormati saudara tuanya, Bimapun bersedia menyerang gandarwa. Akhirnya 144 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 gandarwa kalah dan Duryudana dilepas. Kejadian itu memang sudah direncanakan oleh Hyang Indra, agar Citrasena yang menyamar sebagai gandarwa dapat menghalangi niat jahat pihak Kurawa. m) Prabu Duryudana hendak bunuh diri Kini Duryudana merasa sangat malu, karena semula mempunyai niat mempermalukan Pandawa, akhirnya malahan menderita malu sendiri. Karena demikian malunya Duryudana hendak bunuh diri. Ganti yang diceriterakan, para raksasa yang mengalami kekalahan kemudian bersembunyi, ketika mendengar Duryudana hendak bunuh diri, sebab kalau hal itu benar-benar terjadi, maka maksud akan membuat kerusuhan di dunia tidak akan terlaksana. Sebab itu mereka menyalakan api sesaji dengan mengucapkan mantra. Tak lama kemudian dari api sesaji keluarlah seorang wanita yang menanyakan tugas apa yang hendak diembannya. Para raksasa brahmana itu mengatakan bahwa wanita itu diperintahkan mencabut sukma Duryudana. Seketika itu juga berangkatlah wanita tadi, dan kembali lagi dengan membawa sukma Duryudana. Para raksasa membujuk kepada sukma Duryudana agar mengurungkan niatnya untuk bunuh diri serta menyanggupi nanti kalau terjadi perang besar akan membantu mengalahkan musuhnya sehingga Duryudana akan tetap menjadi raja besar. Mendengar ucapan itu sukma Duryudana mengurungkan niatnya bunuh diri. Para raksasa setelah mempunyai kepastian bahwa Duryudana tidak akan bunuh diri, sukmanya dikembalikan. Raja Duryudana sadar dari pingsannya lalu bangun dan merasa gembira karena kelak akan dapat mengalahkan Pandawa dengan bantuan para raksasa. Sekarang berhubung Adipati Karna telah berhasil menaklukkan negara-negara lainnya, Duryudana bermaksud mengadakan sesaji 'Rajasuya'. Hal itu dikemukakan kepada para brahmana, tetapi para brahmana tidak menyetujuinya, sebab Yudhistira telah menyelenggarakan sendiri. n) Begawan Wiyasa menemui para Pandawa Karena tidak disetujui menyelenggarakan sesaji 'Rajasuya', maka raja Duryudana akan mengadakan sesaji 'Wisnawa', 145 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 dengan mendatangkan para raja termasuk Yudhistira, tetapi tidak dapat hadir. Selanjutnya Pandawa pindah lagi ke hutan Kamyaka. Pada suatu hari Begawan Wiyasa datang dan sangat iba melihat Pandawa yang kurus-kering, selanjutnya menasihati bahwa di dunia ini tidak ada yang langgeng. Orang bijaksana akan teguh hatinya sekalipun dilanda kesusahan. Dengan bertapa orang akan memperoleh kebahagiaan. Sebab itu tidak perlu kecll hati karena kehilangan negara. Dengan bertapa, negaranya nanti akan lebih mulia dan sejahtera. Setelah selesai menasihati, Begawan Wiyasa kembali ke pertapaan. 0) Dewi Drupadi dilarikan oleh Jayadrata Jayadrata, raja Negara Sindu, putera raja Wredaksatra, pada suatu hari pergi ke negara Mandaraka hendak melamar putri Prabu Salya. Ketika tiba di kediaman Pandawa, sang raja melihat seorang putri cantik, tetapi badannya kurus sekali, yaitu Dewi Drupadi. Pada saat itu Pandawa sedang berburu, dan Dewi Drupadi ditinggal sendiri. Setelah saling menyapa, sang raja membujuk agar sang Dewi terpikat dan bersedia diperistri, daripada setia mengikuti Yudhistira yang sudah kehilangan negara dan hidup sengsara, kehilangan kemuliaan. Lebih baik menjadi prameswari Raja Sindu. Dewi Drupadi menjawab dengan kata-kata yang pedas, tetapi tidak dipedulikan Jayadrata. Pengikut Jayadrata sudah siap menangkap Dewi Drupadi, maka Dewi Drupadi lari ke tempat tinggal Resi Domea, dan merebahkan diri dipangkuan sang Resi. Sekalipun demikian masih dapat direbut Jayadrata dan dinaikkan kereta. Dengan mengejar, Resi Domea mengatakan agar Jayadrata tidak melanggar kesusilaan, melarikan isteri orang lain, dan agar ingat bahwa dia tentu dikalahkan oleh Pandawa. Sekembali dari berburu, Pandawa mencari Dewi Drupadi. Ketika melihat bekas tapak roda kereta, mereka menduga Dewi Drupadi dilarikan, maka segera mengejarnya. Tidak lama Pandawa dapat menemukan dan terjadilah perang, Jayadrata kalah, tetapi diampuni oleh Yudhistira, dan diperintahkan kembali ke negaranya. Sekalipun Dewi Drupadi berhasil direbut kembali, namun hati Yudhistira masih merasa sedih sekali. Setiap memandang kepada Dewi Drupadi hatinya bagaikan diris-iris, sebab mengingat 146 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 kejadian yang lalu yang menyebabkan sang dewi sangat menderita. Walaupun demikian Sang Dewi tetap setia dan mengikuti suami. Di samping itu Yudhistira juga prihatin mengingat kesaktian Karna. Sebab itu Resi Markandea selalu menghibur dengan mengingatkan sabda Hyang Indra yang mengatakan, bahwa Pandawa tidak usah merasa khawatir terhadap kesaktian Adipati Karna, sebab Hyang Indra akan dapat meredam kesaktiannya. Mendengar sabda Sang Resi itu, Pandawa hatinya kembali tenteram, dan masih melanjutkan tinggal di Kamyaka untuk kedua kalinya. Di pedalangan Jayadrata adalah putra Begawan Sempani, mengabdi di negeri Hastinapura menjadi Adipati di Bomokeling, serta dikawinkan dengan adik Duryudana yang bernama Dewi Dursilowati. p) Hyang Indra turun ke dunia Pada tahun kedua belas Pandawa melaksanakan hukuman, Hyang Indra turun ke dunia hendak mengambil rumpi (baju kutang) dan perhiasan cuping (anting-anting) telinganya Karna, yang menyebabkan kesaktiannya. Sebelum itu Batara Surya sudah menemui Karna dalam impian dengan mengatakan kalau ada brahmana meminta perhiasan cuping telinga/anting-anting dan rumpinya supaya jangan diberi, yang menyamar sebagai brahmana, itu sebenarnya Hyang Indra. Mendengar hal itu Adipati Karna menjawab, bahwa dia akan tetap menepati janjinya. Maka dari itu kalau Hyang Indra datang dengan menyamar sebagai brahmana, pasti semua yang diminta akan diberikan. Ksatria itu harus menepati janji, karena akan lebih utama mati di medan laga daripada menderita malu karena ingkar janji. Setelah mendengar jawaban Karna itu, Batara Surya memerintahkan agar minta senjata sakti pada Hyang Indra sebagai gantinya. Setelah itu Karna bangun dari tidurnya. Pagi harinya, dengan memuja para dewa, Karna menyatakan ingin memiliki senjata panah yang sakti. Pada suatu hari Hyang Indra datang menyamar sebagai brahmana. Karna sudah menduga bahwa yang datang adalah Hyang Indra, maka ketika meminta rumpi dan perhiasan cuping telinganya segera diberikan, tetapi dengan syarat ditukar dengan panah yang sakti (panah sakti itu bernama Kunta, di dalam cerita pedalangan nama 147 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 Kuntawijaya/Kuntawijayadanu. Kalau dianggap perlu, nama panah tersebut bisa ditambahkan). Setelah apa yang diminta diberikan, Karna kemudian memperoleh panah sakti. Brahmana itu mengatakan bahwa panah itu hanya dapat dipergunakan satu kali saja, maka yang dihadapi hanyalah musuh yang benar-benar berbahaya. Setelah itu brahmana menghilang. Di pedalangan, panah tersebut dinamakan KuntawijayaI Kuntawijayadanu. q) Seorang Brahmana meminta pertolongan pada Pandawa Diceriterakan bahwa setelah perang melawan raja Sindu, Pandawa pindah lagi ke Dwetawana. Pada suatu hari Pandawa menerima tamu seorang brahmana yang menyatakan bahwa alat untuk menyalakan api dan pengaduk menteganya tersangkut tanduk kijang yang berkeliaran di pertapaannya. Brahmana minta tolong agar Pandawa mencarinya, sebab kalau tidak sampai ketemu (hilang), dia tidak dapat mengadaskan sesaji 'Agihotra'. Pandawa menyanggupi, lalu berangkat melacak tapak kijang. Ketika sudah nampak, kijang lalu dipanah tetapi tidak mengena malah hilang. Karena letih dan merasa haus, Pandawa beristirahat, Yudhistira memerintahkan Nakula supaya mencari air. Setelah tiba di telaga yang airnya jernih, Nakula meraup airnya dan hendak diminum. Seketika itu terdengar suara, kalau hendak mengambil air harus dapat menjawab pertanyaannya. Nakula tidak peduli suara itu, dan segera mengambil. Seketika Nakula pingsan. Yudhistira yang lama menanti Nakula belum datang, lalu menyuruh Sadewa menyusulnya, tetapi Sadewapun tidak kembali. Demikian juga Arjuna dan Bima, sernuanya tidak kembali, serta mengalami nasib yang sama dengan Nakula. Yudhistira merasa heran, maka kemudian menyusul. Ketika sampai di tepi telaga, terkejut karena saudara-saudaranya semuanya tergeletak di tanah. Oleh karena sangat haus, Yudhistira hendak mengambil air untuk diminum, tiba-tlba terdengar suara mengingatkan seperti tersebut di atas. Dengan teliti Yudhistira dapat menjawab seluruh pertanyaan, yaitu: (1) Musuh yang tidak mudah dikalahkan itu apa? 148 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 (2) Sakit apa yang tidak ada batasnya? (3) Yang disebut orang baik dan orang jelek itu yang bagaimana? Yudhistira menjawab : 1) Musuh yang sulit dikalahkan itu adalah 'kemarahan' 2) Penyakit yang tidak ada batasnya itu 'kikir' 3) Orang baik itu orang yang selalu berbuat untuk kebaikan, dan orang yang jelek adalah orang yang tidak punya belas kasihan. Raksasa siluman bertanya lagi : "Bagaimana keadaan brahmana sejati, asal dan hidupnya, serta kepandaiannya tentang Weda ?" Yudhistira menjawab : "bahwa bukan keturunan, bukan kepandaian membaca Weda, demikian juga ilmu yang menjadi dasar Brahmana sejati. Brahmana sejati adalah brahmana yang bertindak sempurna hidupnya, baik, suci, harus berhati-hati dalam melakukan perbuatannya. Tingkah lakunya harus bertata krama, bertata susila, melebihi orang lain, tidak menurutkan kemarahannya, dapat menahan nafsu dan menutup panca inderanya. Apabila tidak dapat melakukan salah satu yang diutarakan ini, sudah tak dapat lagi disebut brahmana sejati. "Raksasa Siluman merasa lega dan puas hatinya mendengar jawaban tersebut.Selanjut nya mengijinkan Yudhistira untuk memilih saudaranya salah satu untuk dihidupkan lagi. Yudhistira memilih Nakula. Untuk itu raksasa siluman bertanya, mengapa memilih Nakula? Yudhistira menjawab bahwa ibunya dua orang, Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Yudhistira adalah salah satu putra dari 3 bersaudara dari Dewi Kunti, sedangkan Nakula salah satu dari dua bersaudara dari Dewi Madrim, jadi ada keadilan. Karena kalau Yudhistira memilih saudara dari satu ibu, berarti tidak adil. Jadi dua orang ibu, masing-masing masih mempunyai satu putra yang hidup. Raksasa siluman sangat gembira mendengar dan memuji kebijaksanaan dan keadilan Yudhistira. Karena sangat puasnya, semua Pandawa dihidupkan kembali. Selanjutnya raksasa itu mengaku bahwa dia sebenarnya Hyang Darma, Roh ayahanda Yudhistira, serta berjanji akan melindungi Pandawa, agar tidak ketahuan Kurawa, apabila nanti Pandawa akan bersembunyi. Hari itu genap 12 tahun Pandawa menjalani hukuman di hutan. Jadi sekarang 149 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 saatnya Pandawa bersembunyi dengan menyamar. r) Para Pandawa mengabdi pada Raja Wiratha Kewajiban bagi Pandawa tinggal harus bersembunyi dan menyamar selama satu tahun. Pandawa bersepakat akan menyamar dan bersembunyi di negara Wiratha, mengabdi kepada Prabu Matswapati. Karenanya segera berangkat. Sebelum masuk negara tersebut, semua senjata disimpan dalam sebuah rongga pohon besar. Berangkatnya tidak bersamaan, melainkan sendiri- sendiri. Pertama kali Yudhistira menyamar menjadi brahmana dengan nama Kangka. Bima menyamar menjadi tukang masak, dengan membawa senduk nasi besar dengan nama Salawa. Arjuna menyamar menjadi banci, agar mudah bergaul dengan para putri, sebagai guru tari dan seni musik Jawa, dengan nama Wrahatnala. Dewi Drupadi berganti nama menjadi Sairindri, menyamar sebagai tukang mendadani para putri. Nakula menyamar sebagai tukang kuda dengan nama Grantika. Sadewa menjadi penggembala hewan dengan nama Tantipala. Semuanya diterima dengan baik menjadi abdi (hamba) raja Wiratha, dan bekerja dengan rajin, teliti, yang membuat senang dan kepercayaannya raja. Apalagi setelah Balawa (Bima) dapat membunuh Maliojina, musuh sang raja yang kekuatannya luar biasa. Meskipun semuanya sudah bekerja dengan tekun, dengan hati yang suci, namun ada hal yang hampir saja membahayakan. Ceritanya demikian : Kincaka, ipar sang raja, yang menjadi panglima perang, terpesona oleh kecantikan ODrupadi, lalu dibujuk agar mau menjadi istrinya. Meskipun Sairindri sudah mengatakan bahwa suaminya 5 raksasa, yang kelimanya mencintainya, namun Kincaka tidak mempedulikannya. Suatu hari Kincaka mengajak Sairindri bertemu muka di tempat yang digunakan untuk latihan tari. Setibanya di tempat tari, Kincaka bertemu dengan Balawa lalu keduanya perang, Kincaka terbunuh. Sairindri menerangkan kepada penjaga, bahkan Kincaka dibunuh raksasa, karena mempunyai niat tidak pantas kepadanya. Para penjaga marah sekali dan bersama-sama memerangi Balawa. Akhirnya 100 orang penjaga mati terbunuh. Saat jenazah Kincaka akan dibakar, dengan tekad yang bulat seluruh keluarganya bela rasa ikut dibakar, 150 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 termasuk Sairindri, karena sebagai penyebab kematian Kendaka. Balawa tidak setuju, untuk itu warga Wiratha memohon kepada sang raja untuk mengusir Sairindri keluar negara Wiratha. Sang raja setuju. Saat itu Pandawa menghamba kepada Wiratha sudah hampir setahun kurang 12 hari. Karenanya Sairindri mengajukan permohonan untuk tinggal di negara Wiratha selama 13 hari lagi. Permohonan itu dikabulkan oleh raja Wiratha. s) Kurawa merampas hewan ternak Prabu Matswapati Konon diceritakan, raja Duryudana selalu berusaha untuk mencari tempat persembunyian Pandawa. Mendengar kabar dari Wiratha bahwa Kincaka terbunuh oleh raksasa, Duryudana berniat untuk merampas semua hewan ternak Prabu Matswapati yang ada di Trigata. Semua saudara-saudaranya menyetujuinya. Pada suatu hari Kurawa berangkat, sebagian ke Trigata, sebagian lagi ke wilayah yang berdekatan dengan negara Wiratha. Di Trigata terjadi peperangan besar, sampai Prabu Matswapati tertangkap dan ditawan. Pandawa datang membantu, kecuali Arjuna tidak ikut datang. Kurawa lari dan Prabu Matswapati dapat dilepaskan. Para Kurawa yang bertempat di wilayah dekat Wiratha, dengan mudah dapat merampas hewan-hewan ternak, karena tidak ada yang melawan. Para penggembala berlarian ke kota untuk melaporkan hal ini kepada Utara, putra raja yang sedang bertugas menunggu kota. Utara ingin sekali mengusir musuh, namun tidak mempunyai sais kereta. Sairindri lapor kepada Wrahatnala yang segera menjumpai Utara, serta sanggup menjadi sais keretanya. Setelah tiba di wilayah yang diduduki Kurawa, Utara takut, akan kembali ke kota. Wrahatnala mengaku bahwa sebenarnya dia adalah Arjuna. Utara gembira karena sudah mengetahui kesaktian Arjuna, sehingga meskipun hanya dua orang, sanggup melawan Kurawa yang jumlahnya banyak. Kereta dilarikan untuk mengambil senjata yang disimpan pada rongga pohon dan segera kembali menghadapi Kurawa. Terjadilah perang dahsyat. Kurawa tidak tahu bahwa yang banci itu sebenarnya Arjuna. Akhirnya Kurawa lari terbirit-birit. Setelah selesai pertempuran, Arjuna dan Utara kembali ke Wiratha menghadap Prabu Matswapati yang Next >