< Previous 161 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 sang Resi sudah meninggalkan jasmaninya, maka kalau menyembah dengan cara mengheningkan cipta memohon pada dewa, agar sukmanya mendapatkan kemuliaan di akhirat. Mendengar ucapan Bima itu, Kresna senang, sebab hal itu membuktikan kebijaksanaan Bima. Tidak lama kemudian Bisma minta pada para cucunya agar mencarikan ganjal bagi kepalanya yang menggantung itu. Duryudana cepat mengambilkan bantal dari pesanggrahan yang indah warnanya. Tetapi Resi Bisma menolak karena bantal yang baik itu tidak pantas dipakai sebagai penyangga kepala seorang ksatria yang gugur di medan peperangan. Apabila bantal itu tetap dipakainya akan menghalang-halangi perjalanan sukmanya ke alam yang abadi. Arjuna mengetahui apa yang dimaksud Resi Bisma, lalu mengambil dua panah dari tempat persediaannya (tempat panah yang digendong), serta dipakai untuk menyangga kepalanya Sang Resi, yang membuat hati Sang Resi menjadi senang. Pada waktu Adipadi Karna mendekat, Resi Bisma mengingatkan, karena tidak lama lagi akan meninggalkan semuanya, agar Karna bersatu dengan Pandawa. Akan tetapi pesan itu tidak dimasukkan dalam hatinya. Demikian juga pesannya agar Kurawa bersatu dengan Pandawa, juga tidak dihiraukan. Paginya, perang hari yang ke 11, Sang Resi terasa haus sekali, minta diambilkan minum. Duryudana dengan cepat mengambilkan minuman yang enak-enak kesenangan para raja, tetapi ditolak oleh Bisma, karena itu bukan minuman ksatria yang akan gugur dalam peperangan. Kalau tetap diminum akan mengganggu jalannya menuju ke alam abadi. Resi Bisma memanggil Arjuna, agar mengambilkan seteguk air. Arjuna lalu melepaskan panah, jatuh di suatu tempat, dan dari tempat itu keluar air bening, air itulah yang dihaturkan kepada Bisma, lalu diminum. Diceritakan, Bima yang berdiri dan membawa gada di tangan sebelah kanan karena capek gadanya dipindah ke tangan kiri. Melihat gerakan seperti itu, Kurawa merasa bahwa Bima akan mengamuk, maka Kurawa lalu sarna-sarna lari terbirit-birit. Pandawa meninggalkam Bisma menuju ke medan peperangan, dan kemudian perang dimulai lagi. Dalam peperangan ini Kurawa banyak yang terbunuh. 162 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 I) Gugurnya Abimanyu dan Jayadrata Mulai hari ke 12 yang menjadi panglima perang pihak Kurawa yaitu Begawan Druna. Hari yang ke 13 pihak Pandawa menderita kerusakan berat. Abimanyu baru berumur 16 tahun dalam peperanqan berpisah dengan Pandawa. Walaupun demikian Abimanyu dapat menerobos barisan musuh yang sangat kuat, berhadapan dengan Begawan Druna, Aswatama, Resi Krepa, Karna dan lain-Iainnya, dan berhasil membunuh putra Duryudana, Lesmana Mandrakumara. Karna mundur sedangkan Dursasana terluka. Jayadrata, Prabu Sindu membantu. Meskipun Abimanyu sangat sakti tetapi akhirnya roboh oleh Jayadrata dan putranya Dursasana, Ducala. Di Pedalangan, sebelum membunuh Lesmana, Abimanyu telah di"ranjap", dihujani panah yang dikepalai oleh Jayadrata, di lakon "Rajapan Abimanyu". Arjuna mendengar anaknya gugur dalam melawan Jayadrata, terus bersumpah, bahwa paginya akan membunuh Jayadrata, apabila sebelum matahari terbenam Jayadrata belum gugur, ia akan membakar diri. Mendengar sumpah Arjuna sedemikian itu Jayadrata menjadi takut, dan akan meninggalkan medan perang. Tetapi niatnya itu dapat dicegah oleh para ksatria yang sanggup menempatkan Jayadrata di tengah-tengah barisan yang kuat dan tidak dapat ditembus musuh. Batara Kresna terkejut atas sumpah Arjuna. Padahal jika Arjuna betul-betul membakar diri, maka keempat saudaranya tentu juga akan ikut membakar diri. Berarti Baratayuda selesai dengan kemenangan Kurawa. Sebagai pelindung Pandawa, Batara Kresna mencari akal agar dapat menangkal bahaya yang besar itu. Akhirnya Arjuna menghadap Hyang Maha Dewa dengan melepaskan nyawa dari tubuhnya. Setelah sukma Arjuna bersama sukma Batara Kresna menghadap Sang Maha Dewa, Arjuna diberi senjata yang sangat sakti, melebihi senjata yang ada. Arjuna diperintahkan supaya dengan segera menggunakan senjata itu pagi harinya. Pagi harinya Arjuna mengamuk menerobos barisan, berhadapan dengan Begawan Druna. Keduanya sarna-sarna mengeluarkan kesaktiannya. Karena Druna tidak dapat 163 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 dikalahkan, Arjuna pindah menyerang barisan lainnya. Arjuna terpaksa turun dari keretanya karena kudanya terluka. Dengan cepat Batara Kresna mengobati lukanya, seketika dapat sembuh. Maka Arjuna terus naik kereta lagi, dan mengamuk. Tersebutlah dalam ceritera, bahwa Yudhistira dapat ditangkap oleh Begawan Druna, tetapi kemudian dapat ditolong oleh Setyaki, demikian juga Bima mengamuk sehingga Kurawa sangat takut. Perang berjalan sangat sengit, matahari hampir terbenam, tetapi Jayadrata belum dapat dibunuh, karena barisan Kurawa dapat menahan sekuatnya. Mengetahui hal tersebut, Batara Kresna sebagai penjelmaan Batara Wisnu, dapat menutupi Surya dengan senjata Cakrabaskara. Seketika gelap seperti malam hari. Karena sudah gelap, Jayadrata merasa kalau sudah selamat dari bahaya, maka ia terus keluar dari persembunyian di tengah-tengah barisan. Seketika Arjuna melepaskan panah sakti pemberian Hyang Maha Dewa, ditujukan ke Jayadrata, dan disusul dengan panah lainnya. Panah sakti tadi dengan tepat mengenai leher Jayadrata, seketika itu juga kepalanya mental jatuh di pangkuan ayahnya, Prabu Wredakesatra (di Pedalangan Begawan Sempani). Prabu Wredakesatra terkejut melompat, dan karena sangat terkejutnya itu akhirnya menjadikannya meninggal setelah Jayadrata gugur, matahari memancarkan sinarnya kembali, karena senjata Cakranya ditarik Kresna. Ketika malam peperangan dilanjutkan kembali dengan lebih dahsyat, karena perangnya dilakukan dengan membawa obor. m) Gatotkaca Gugur Batara Kresna menyarankan agar Gatotkaca maju perang melawan Adipati Karna. Dengan senang hati Gatotkaca mengemban perintah dan segera terbang ke angkasa. Tak lama kemudian terjadi perang tanding dengan Adipati Karna. Karena selalu terdesak, Karna menggunakan senjata andalannya 'Kunta' yang sangat sakti, pemberian Hyang Indra. Jangankan Gatotkaca, dewa saja tidak bisa menahan. Malam itu Gatotkaca gugur, Pandawa sangat berduka. Hanya Batara Kresna kelihatan senang. Untuk itu Arjuna mohon penjelasan, mengapa Batara Kresna kelihatan senang. Sang Batara memberikan penjelasan bahwa perang 164 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 tadi sudah diatur. Yang menghadapi Karna harus Gatotkaca, meskipun beliau mengetahui Gatotkaca bukan tandingannya. Perang ini memang disengaja supaya Karna menggunakan senjata saktinya 'Kunta' yang hanya dapat dipergunakan sekali. Karena senjata tersebut sudah dipakai untuk membunuh Gatotkaca, berarti Karna sudah tidak mempunyai senjata yang membahayakan. Mendengar penjelasan itu, maka kesedihan para Pandawa hilang. n) Resi Druna Gugur Pada hari ke 15 pagi-pagi setelah mereka memuja pada dewa, semuanya pergi bersama ke medan perang. Hari itu Prabu Drupada gugur oleh Resi Druna. Resi itu kemudian berperang melawan Arjuna. Arjuna sudah mengeluarkan seluruh kesaktiannya tetapi tidak dapat mengalahkan Resi Druna. Batara Kresna mempunyai siasat agar sama-sama menyebarluaskan berita bahwa Aswatama (putra Druna) gugur. Yang dimaksud adalah 'Haswatama' nama seekor gajah (liman) untuk itu Batara Kresna memerintahkan Bima agar membunuh gajah tersebut. Untuk meyakinkan bahwa Aswatama sudah gugur, Resi Druna menanyakan kepada Yudhistira yang tidak pemah bohong. Yudhistira membenarkan bahwa Aswatama sudah gugur. Diulangi lagi dengan suara berbisik, gajah Aswatama sudah mati. Akan tetapi karena suaranya lirih, dan Resi Druna sudah berumur 85 tahun, maka tidak dapat mendengar seutuhnya. Seketika itu Resi Druna jatuh dari tempat kedudukannya di kereta dan sambil menangis mengheningkan cipta. Dresthajumena segera menjambak rambut Druna serta memancung lehemya hingga putus, dan gugurlah Sang Senapati. Arjuna akan mencegah, namun sudah terlanjur. Setelah Resi Druna gugur, para Kurawa lari pontang-panting. Mendengar ayahnya gugur, Aswatama marah sekali dan berusaha untuk membalasnya. Dengan mempergunakan senjatanya "Bramastra".Aswatama mengumpulkan laskamya. Kemudian maju ke medan perang. Jika Bramastra dilepaskan, terus mengeluarkan api berkobar-kobar mengejar musuh. Seluruh laskar Pandawa takut. Untuk itu Satara Kresna lalu bersabda: "Seluruh bala Pandawa supaya meletakkan senjatanya, serta berdiri tegak tidak boleh bergerak". Dengan 165 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 mengindahkan sabda itu, semuanya selamat. Aswatama mengetahui bahwa senjatanya tidak bisa melenyapkan musuh, harapannya untuk membalas kepada Pandawa hilang. Waktu sudah malam, maka kedua pihakyang bermusuhan mundur dari medan peperangan. o) Dursasana gugur Hari yang ke 16 yang menjadi panglima perang Kurawa, Adipati Karna. Hari itu juga Arjuna mendapatkan kemenangan yang cukup banyak. Karenanya Kurawa mengatur barisan perangnya. Di situ Bima melihat sekilas, Dursasana, sehingga kemudian dikejar sampai ketemu. Akhimya terlaksana Bima berhadapan dengan Dursasana di depan orang banyak. Bima segera memukulkan gadanya yang menyebabkan Dursasana roboh. Setelah roboh Bima menusukkan kuku Pancanakanya ke dada Dursasana sampai terbelah. Bima ingat sumpahnya ketika Dewi Drupadi dihina Dursasana. Maka lalu darahnya diminum dan disamping itu juga mengambil darahnya untuk keramas Dewi Drupadi. Sumpah Dewi Drupadi terkabulkan, maka ia segera berlangir (jamas) darahnya Dursasana. p) Adipati Karna gugur Arjuna sudah berhadapan dengan Adipati Karna. Terjadi perang tanding yang luar biasa. Arjuna mengeluarkan senjata pemberian Hyang Srahma, tetapi tidak ada yang mengenai Karna, sebab dilindungi oleh ular naga. Ular naga membalas kepada Arjuna, sebab ibunya terbunuh karena terbakar waktu hutan Kandawa dibakar oleh Arjuna. Naga berubah wama menjadi panah yang dipakai Karna untuk melawan Arjuna itu. Waktu Prabu Salya mengetahui bahwa panah Karna sebenarnya ular naga sakti, Salya segera menggerakkan keretanya, sehingga panah yang dilepaskan Karna meleset, tidak mengenai sasaran, yang kena hanya jamangnya, pemberian dari Hyang Indra. Panah yang sebenarnya perubahan dari ular naga itu kembali minta kepada Karna untuk dipanahkan (dilepaskan) tetapi Karna menolaknya, sebab kenyataannya tidak dapat membunuh Arjuna. Kemudian ular naga menyerang Arjuna dengan tidak berganti rupa, akhirnya ular naga dapat dibunuh Arjuna. 166 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 Arjuna kembali berhadapan dengan Karna, hanya roda kereta Karna terperosok ke dalam tanah. Ini terjadi karena Karna mendapatkan sumpahnya seorang Brahmana yang anak lembunya dibunuh Karna. Karna akan mengangkat roda keretanya namun, dihujani panah oleh Arjuna. Karna dengan berteriak minta agar tidak diserang sebelum rodanya terangkat. Sesuai dengan watak seorang ksatria, Sri Batara Kresna menjawab bahwa ucapan seperti itu tidak ada gunanya, karena Karna sendiri tidak menjalankan keutamaan. Adipati Karna lalu menyerang Arjuna dengan panah dari atas kereta dengan penuh segala kekuatan, sampai Arjuna mundur. Ketika Karna turun dari keretanya lagi akan mengangkat roda keretanya, Arjuna melepaskan panah lagi, mengenai sasarannya, Karna gugur. q) Prabu Salya gugur Pagi hari ke 18 Prabu Salya diangkat menjadi pimpinan perang dari pihak Kurawa, sedangkan dari pihak Pandawa, Yudhistira. Peperangan makin seru. Prajurit dari kedua pihak banyak yang terbunuh. Yudhistira bolak balik diserang, namun selalu dapat mengundurkan musuh. Akhirnya Yudhistira melepaskan panah 'surah jamus kalimasada' yang mengenai dada Prabu Salya yang seketika itu juga roboh. Putra raja Drestharastra tinggal dua,Duryudana dan Sudarsa. Akhirnya Sudarsa juga gugur, sehingga tinggal Duryudana seorang diri. Karena sudah tidak ada yang membantu lagi, Duryudana turun dari kereta, sebab kusirnya juga sudah meninggal, meninggalkan medan pertempuran bersembunyi di sebuah telaga di bawah daun bunga teratai. Dengan kekuatan gaib, Duryudana dapat bersembunyi di dalam air, seperti di daratan. Prajurit pilihan Kurawa yang masih hidup tinggal tiga, yaitu Krepa, Aswatama dan Kartamarma. Sayang hal ini tidak diketahui Duryudana, sehingga lantas meninggalkan medan pertempuran. r) Prabu Duryudana gugur Setelah Resi Krepa, Aswatama dan Kartamarma mengetahui bahwa Prabu Daryudana bersembunyi di telaga, maka mereka bersama-sama mencarinya. Akhirnya dapat menemukan Duryudana yang diikuti oleh Sanjaya. Mereka 167 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 memohon agar Prabu Duryudana berkenan kembali ke medan perang lagi, akan tetapi Duryudana tidak mau, karena sudah lelah serta tidak punya kekuatan. Pada waktu sedang mengadakan pembicaraan didengar oleh sementara penyelidik rahasia, yang akhirnya melaporkan kepada Pandawa, yang seketika itu segera pergi ke telaga. Setelah bertemu Yudhistira mengajak perang lagi, tetapi Prabu Duryudana minta waktu kalau sudah hilang penatnya. Karena selalu didesak Yudhistira, akhirnya Duryudana berucap bahwa semua yang disenangi sudah hilang. Maka Duryudana akan bertempat tinggal di hutan, dan ikhlas bila Yudhistira menjadi raja di Hastinapura yang sudah rusak sama sekali. Yudhistira menerangkan bahwa negara Hastinapura selalu diperebutkan, yang menyebabkan korban beribu-ribu orang. Untuk itu maka Yudhistira tidak mau menerima pemberian karena terpaksa. Harus dengan perang, yang menang berhak mendapatkan, jadi tidak berujud 'pemberian' Duryudana, karena itu harus dengan perang. Prabu Duryudana mengaku bahwa sudah tidak mempunyai apa-apa, maka dari itu mustahil bisa melawan beribu-ribu prajurit. Kecuali apabila Pandawa mau maju satu demi satu raja Duryudana pantang mundur. Yudhistira menyanggupi memberi senjata, serta berjanji apabila dapat membunuh salah satu dari Pandawa, negara Hastinapura tetap menjadi hak raja Duryudana. Saat itu juga Duryudana keluar dari telaga. Yudhistira lalu memberi gada serta menyuruh Bima yang melawannya. Secara tak terduga raja Baladewa yang selama peperangan tidak memihak salah satunya, waktu itu juga mengikuti pertemuan serta menyarankan agar perang dilaksanakan di Tegalkurusetra. Semua sangat setuju, sesampai di, Tegalkurusetra, perang dimulai. Lama kelamaan perang makin seru. Bima dengan Duryudana sama-sama tinggi besar, sama-sama kuat dan sama-sama terampil dalam menggunakan gada. Sri Batara Kresna memerintahkan Arjuna supaya menepuk-nepuk pahanya sebelah kiri, dengan harapan agar Bima ingat akan sumpahnya. Dalam waktu sekejap Bima berhasil menghantam paha Duryudana sebelah kiri dengan gada . sampai remuk. Seketika itu juga 168 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 Duryudana ambruk. Bima mendekati serta ingat waktu Duryudana membuat malu Dewi Drupadi. Dengan sangat marahnya Bima menginjak kepala Duryudana dengan kaki kirinya. Para raja yang menyaksikan kejadian itu merasa tidak rela. Demikian juga Yudhistira, sehingga segera mengingatkan bahwa tindakan Bima tersebut tidak pantas. Walapun musuh, Duryudana itu masih termasuk keluarga dan saudara tua, sehingga tidak pantas Bima berbuat demikian. Prabu Baladewa sangat marah, mendakwa bahwa Bima menyalahi aturan. Sebab perang yang menggunakan gada tidak diperbolehkan memukul di bawah pusar. Untuk itu Batara Kresna memberikan keterangan mengapa Bima menyimpang dari aturan, karena berdasarkan sumpahnya pada waktu Dewi Drupadi dibuat malu oleh Prabu Duryudana, Bima lalu bersumpah bahwa nanti dalam perang Baratayuda akan memukul paha Duryudana sebelah kiri. Mendengar keterangan seperti itu Prabu Baladewa agak reda marahnya, lalu meninggalkan tempat itu dengan hati sedih. Sri Batara Kresna lalu mendekati Duryudana, meskipun sudah roboh tetapi belum gugur. Batara Kresna menyalahkan sebab Duryudana tidak mau rukun, tidak melaksanakan keadilan serta hanya memikirkan dirinya sendiri dan keluarganya. Walaupun sudah tidak bisa bergerak, Duryudana menjawab: "bahwa semua keinginannya sudah tercapai, yaitu menjadi raja di Hastinapura yang makmur, raja-raja takluk, serta terlaksana menjadi raja diraja yang mendapat penghormatan dan kemuliaan yang tiada taranya. Sedangkan sekarang semuanya yang disayangi sudah sirna. Yang nantinya akan bersama-sama naik ke sorga bersama dengan dirinya. Sedang negara Hastinapura sekarang sudah rusak. Walau Pandawa menang dalam perang dan dapat menjadi raja di Hastinapura, tetapi menjadi raja di negara yang sudah rusak. Pandawa belum pernah mendapatkan kemuliaan, kebahagiaan, dan kehormatan seperti Duryudana dan Kurawa. Meski Pandawa menang dalam perang, tetapi akan hidup di negara yang tidak ada apa-apanya". Demikianlah ucapan Duryudana. Kini Perang Baratayuda telah usai, dan Pandawa menang. Putra Prabu Drestharastra tidak ada yang hidup. Waktu itu Duryudana masih hidup walaupun sudah tidak bisa bergerak. Kemudian Pandawa 169 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 kembali ke pesanggrahan. Sampai di pesanggrahan Sri Batara Kresna dengan Arjuna turun dari kereta sambil membawa senjata. Pada saat keduanya turun dari kereta itu, seketika itu juga kereta lebur termasuk bendera Arjuna yang dengan tanda 'kera putih' seketika hilang. Keadaan ajaib itu lalu dijelaskan oleh Sri Batara Kresna, bahwa sebenarnya kereta itu sudah lama jadi abu, sebab terkena panah musuh yang sakti dari pemberian dewa. Hanya selama kereta itu masih dinaiki oleh Sri Batara Kresna dan masih dipergunakan untuk perang, tidak rusak meskipun sebenarnya sudah jadi abu. Demikianlah kesaktian Batara Kresna sebagai pemimpin dan pelindung Pandawa. E. Rangkuman Silsilah yaitu rangkaian keturunan seseorang yang ada kaitannya dengan orang lain yang menjadi istrinya dan sanak keluarganya. Silsilah merupakan suatu susunan keluarga dari atas ke bawah dan ke samping, dengan menyebutkan nama keluarganya. Arti silsilah itu bersifat universal, yang artinya orang-orang di seluruh dunia mempunyai silsilah keturunan nya. Penyusunan silsilah keturunan ini mempunyai arti yang penting bagi suatu keluarga, seperti untuk mengetahui keturunan siapa orang itu, untuk mengetahui siapa dan bagaimana leluhurnya itu, dan yang utama sekali, ialah bagaimana pandangan masyarakat terhadap leluhurnya itu, untuk dijadikan kenangan secara turun-temurun, agar keturunannya tidak kehilangan jejak leluhurnya, agar dapat dijadikan kebanggaan seluruh keturunannya dan dapat pula dijadikan contoh bila leluhurnya salah seorang pahlawan. Secara umum, penampilan silsilah tersebut hanya dipergunakan oleh orang-orang penting saja yang pada umumnya ditulis dalam buku-buku sejarah. Sedangkan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda antara tahun 1610 sampai tahun 1942, hanya para raja dan para bupati saja yang silsilahnya ditullis dan disusun dalam kitab-kitab sejarah. Kitab Ramayana isinya terdiri dari 7 bagian yang disebut "kandha ", yang terdiri atas syair yang berjumlah 24.000 sloka. Kandha tersebut antara lain: bala kandha, ayodya kandha, aranya kandha, kiskendha kandha, sundara kandha, yuda kandha, dan uttara kandha. Kitab Mahabarata terdiri dari 18 jilid (parwa) yang setiap jilidnya dibagi lagi 170 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 menjadi bagian yang juga disebut "parwa". Seluruhnya digubah dalam bentuk syair yang berjumlah 100.000 cloka, Isi ceritera pokoknya kadang-kadang diselingi dengan berbagai macam ceritera. Sedanqkan ceritera yang baku ada 24.000 cloka yang sebagian besar menceritakan peperangan besar selama 18 hari antara Pandawa dan Kurawa. Menurut ceritera, kitab Mahabarata tersebut dikarang oleh Wyasa Kresna Dwipayana. Akan tetapi ada pendapat lain, yang barangkali lebih masuk akal, bahwa kitab Mahabarata tersebut merupakan kumpulan ceritera bermacam-macam yang hidup sejak jaman Brahmana serta dikumpulkan antara tahun 400 sebelum sampai tahun 400 sesudah Masehi. F. Latihan/Evaluasi 1. Jelaskan dengan singkat pengertian silsilah wayang 2. Jelaskan dengan singkat tujuan penulisan silsilah. 3. Ceritakan dengan singkat tentang Ayodya Kandha. 4. Kitab Ramayana terdiri dari berapa kandha, sebutkan. 5. Kitab Mahabharta terdiri dari berapa parwa, sebutkan. 6. Ceritakan dengan singkat tentang Bhisma Parwa. 7. Dengan sebutan apakah Raden Samba menyapa Prabu Salya. 8. Dengan sebutan apakah Gathutkaca menyapa Sangkuni. 9. Dengan sebutan apakah Gunadewa menyapa Basudewa. 10. Dengan sebutan apakah Pancawala menyapa Dewi Utari. G. Refleksi a. Manfaat apakah yang Anda peroleh setelah mempelajari unit pembelajaran ini? b. Apakah menurut Anda unit pembelajaran ini benar-benar menambah pengetahuan mengenai Silsilah Wayang? Next >