< Previous 21 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 rondhon, gendreh, botoh, mawur, surak, Suatu contoh dalam lakon Karna Tandhing, pada saat Arjuna perang tanding dengan Karna, bagi dalang yang memperhatikan wonda wayang, tidak mungkin menggunakan Arjuna wonda kinanthi, 'melainkan wondo muntap, karena sedang dalam suasana greget atau marah. Begitu pula Kresna pada saat menjadi kusir Arjuna, tentunya menggunakan Kresna wonda botoh atau surak, tidak mungkin menggunakan Kresna wonda rondhon. Karena suasana perang maka Kresna mesthi bersikap lincah, trampil, dan berwibawa (itupun bergantung pada ketersediaan wayang dan kesukaan dalang). Dalam hal ini pengolahan medium rupa menjadi sangat penting. Jadi rupa juga merupakan medium yang mutlak harus ada karena berhubungan dengan karakter wayang yang ditampilkan dalam lakon, Dengan melihat wujud wayang itulah dalang dapat berekpresi sesuai tokoh yang bersangkutan. b. Bentuk Olahan Medium Apabila dilihat dari bentuknya terutama dalam sajian pekeliran, medium pedalangan dapat diolah menjadi bentuk-bentuk ungkapan sebagai berikut. 1) Wacana; pertunjukan wayang pada hakikatnya adalah seni tutur, oleh sebab itu peran bahasa sangat dominan dalam pertunjukan wayang. Bahasa dalam hal ini diolah dalam wujud wacana wayang (dialog ataupun monolog) dan wacana dalang yang berupa narasi ataupun deskripsi suatu adegan, dipadukan dengan medium suara. Wacana merupakan hasil perpaduan antara medium bahasa dan suara, hingga menghasilkan wacana estetik yang sesuai dengan karakter dan suasana wayang, serta suasana adegan yang berlangsung. 2) Lagu, sebagai salah satu ciri pertunjukan wayang adalah suluk atau vocal daIang. Kehadiran medium bahasa dan suara dalam hal ini diolah berupa suluk dan iringan gending-gending sebagai pendukung suasana peristiwa dalam pertunjukan. Misalnya lagu suluk Pathet Nen Ageng menimbulkan kesan regu' atau mrabu, lagu suluk Ada-ada Girisa menghasilkan kesan greget, lagu suluk Tlutur menimbulkan kesan sedih, Selain suluk, lagu ini dapat berupa tembang atau gending baik yang secara langsung mendukung suasana adegan, maupun yang hadir sebagai isian hiburan semata. . 22 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 3) Penampilan wayang dalam pedalangan. Penampilan wayang merupakan hasil pengolahan medium gerak yang dibentuk menjadi berbagai vokabuler gerak, ini untuk mendukung kesan estetis gerak wayang, untuk itu perlu didukung oleh olahan medium suara berupa iringan karawitan atau gending. Selain itu penampilan wayang ini juga sangat dipengaruhi oleh wujud wayang. Oleh karena itu medium rupa sangat berperan. Jadi penampilan wayang bukan hanya semata-rnata karena bentuk formulasi gerak wayang, tetapi juga didukung oleh medium lain yakni suara dan rupa. c. Fungsi medium pokok pedalangan Fungsi medium pokok pedalangan dapat dibagi dua, yakni fungsi tehnik dan fungsi estetik. 1) Fungsi Tehnik medium merupakan sarana ungkapan non fisik untuk mengekspresikan ide-ide melalui bentuk wacana vokal dalang, gerak wayang, dan karawitan pakeliran. 2) Fungsi Estetik medium merupakan bahan baku yang digarap untuk mendukung suasana adegan atau peristiwa sesuai dengan kepentingan suasana adegan, suasana tokoh dan karakter wayang. 2. Unsur-unsur Pergelaran Wayang Dalam suatu pertunjukan wayang kulit nilai estetis sangat diperlukan kehadirannya, sebab estetika dalam pergeralan wayang sangat menentukan keberhasilan seniman dalang. Bermutu atau tidaknya sajian pakeliran wayang sangat ditentukan oleh unsur-unsur estetis dan unsur-unsur keindahan. Itu dapat dihadirkan lewat unsur-unsur pergelaran wayang yang terdiri atas para pelaku wayang atau pelaksana (dalang, pengrawit, pesindhen, penggerong) dan peralatan pergelaran (wayang kulit, kelir, gedebog, kotak wayang, keprak, cempala, blencong, gamelan) maupun tempat pertunjukan wayang (panggung). Unsur-unsur keindahan dalam pakeliran itulah yang akan memberikan bobot pergelaran wayang itu bermutu. Sebuah karya seni yang baik selalu bermaksud menyampaikan pesan kepada penghayatnya, yakni pembaca penonton. Demikian pula dalam pergelaran wayang ingin selalu menyampaikan pesan yang berupa nilai-nilai dan isi lakon yang disampaikan oleh dalang. Dapat sampai atau tidak sangat tergantung pada kemampuan dalang dalam menggarap unsur-unsur pakeliran. 23 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 Keindahan pedalangan itu sangat tergantung kepada para pelaksana pertunjukan wayang beserta perabotnya selama itu juga seberapa jauh para pelaksana terutama dalang dalam menggarap unsur-unsur pakeliran secara utuh dan satu sama lain saling mendukung sehingga mewujudkan suatu kesatuan yang kental (manunggal). Unsur-unsur pergelaran wayang terdiri atas para pelaksana (dalang, pesindhen,pengrawit, penggerong) dan peralatan. a. Pelaksana Dalam pergelaran wayang kulit unsur para pelakunya adalah dalang, pesindhen (swarawati), pengrawit (musisi) dan penggerong. Penjelasan para pelaksana pergelaran wayang itu adalah sebagai berikut: 1) Dalang Banyak para ahli baik dalam maupun luar negeri yang mengartikan tentang kata “dalang“. Ada yang mengartikan Dalang adalah bentukan kata Da dari weda, lang dari kata wulang (member) pelajaran. Jadi Dalang adalah seorang yang memberikan pelajaran (wulang) tentang weda. Weda disini adalah ajaran dan tuntunan tentang budi pekerti luhur yang menggunakan media pertunjukan wayang. Pengertian kata Dalang yang mengartikan Weda dan Wulang ini dapat dimengerti dan dipahami, sebab pada kenyataannya seorang dalang dalam mempertunjukkan (pergelaran) memaparkan cerita. Lakon apapun pasti berisi tentang pergumulan antara tokoh jahat dengan tokoh baik yang diakhiri dengan kemenangan tokoh baik. Jadi letak wulangnya berada pada kemenangan pada pihak tokoh yang baik. Walaupun pihak yang jahat, mengambil contoh tokoh Rahwana memiliki kesaktian yang dasyat bahkan mati sehari tujuh kali bisa hidup lagi, namun ahkirnya mati oleh seorang ksatria yaitu Ramawijaya. Ajaran keluhuran budi (weda) terletak pada sikap Prabu Ramawijaya yang telah berkali-kali mengingatkan kepada Rahwana, tentang kejahatannya agar di akhiri, dengan cara baik-baik namun tidak digubris dan akhirnya Rahwana menemui ajalnya dalam peperangan. Bagi Dalang yang lengkap dalam penyajian pergelarannya selalu diakhiri dengan beksan wayang golek, yang artinya sebuah sasmita agar para penonton nggolekana (carilah) isi pada pergelaran 24 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 wayang tersebut, khususnya tentang wulangan (pelajaran) yang dapat dipetik. Hal yang baik dijadikan suri tauladan dan yang tidak baik agar dihindari supaya bisa menjalani hidup dengan selamat, tentram bahagia dunia dan akherat. a) Bekal Dalang (Sanguning Dalang) Seorang yang mendapat predikat Dalang dari masyarakat adalah orang yang benar-benar memiliki kelebihan yang harus disyukuri, sebab tidak banyak orang yang memiliki kompetensi sebagai seorang dalang. Dalang adalah orang yang cerdas, pandai, kreatif, berpengetahuan dan berwawasan luas. Untuk mendapatkan predikat “Dalang” seorang calon dalang peserta didik harus memiliki bekal (sangu) agar dalam menjalankan tugas-tugas dalang baik di panggung maupun di masyarakat benar-benar memncerminkan pribadi seorang dalang yang diakui oleh masyarakat. Sanguning dalang menurut seorang dalang yang kondang dan mumpuni yaitu Ki Narta Sabda di bagi menjadi: (1) Gendhung (2) Gendheng (3) Gending (4) Gandhang (5) Gendheng (6) Gendhong (7) Gandheng Gendhung adalah sikap percaya diri (kendel) berani dan penuh tanggungjawab. Jadi seorang dalang harus memiliki sikap percaya diri yang kuat (tetapi tidak over) tidak rendah diri. Seorang dalang ketika melaksanakan pementasan dimanapun, kapanpun, pada acara apapun harus siap tidak boleh menolak. Pentas di desa, kota, istana harus konsisten, tidak boleh membeda-bedakan. Misalnya kalau pentas di istana dalang agak grogi, minder. Tetapi kalau pentas di desa sangat bagus penuh gairah dan berani. Ini tidak boleh. Mestinya pentas di 25 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 istana/kraton justru dalang menunjukkan kemampuan yang makBimal di dasari dengan kepercayaan diri yang kuat sehingga dapat mengekspresikan seni pedalangan yang bagus. Walaupun yang menonton para pejabat tinggi. Pada dasarnya seorang dalang adalah seorang yang menjadi sentral figure yang mumpuni yang diharapkan mampu memberikan tontonan sebagai tuntunan sekaligus memberikan hiburan yang sehat dan segar. Gendheng yang adalah ketika seorang dalang menjalankan tugas mendalang harus benar-benar larut atau menyatu dengan peristiwa dan suasana yang di bangun. Misalnya dalang menginginkan suasana yang sedih, seorang dalang harus mencerminkan orang yang sedih sehingga ekspresi yang muncul adalah aksen suara yang sedih, gerakan yang sedih, iringan yang sedih, sehingga para penonton pun larut dalam suasana yang sedih sampai menangis. Kemudian dengan tempo yang cepat dalang merubah ke suasana yang mencekam, marah. Hal ini tidak bisa diujudkan apabila dalang tidak memiliki bekal nggendheng. Nggendheng adalah perilaku atau sikap seperti orang gendheng atau gila (bukan sakit jiwa). Orang gila sikapnya tidak terkontrol/ tidak sadar, menangis, ketawa sendiri, bicara sendiri atau marah. Begitulah orang gila. Tetapi kalau nggendhengnya dalang, walaupun melakukan hal yang sepertinya sama dengan orang gila, tetapi tetap terkontrol dan terkendali dengan sadar. Bahwa itu semua terjadi karena memang dibuat demikian. Gendhing, walaupun dalang bukan seorang praktisi gendhing minimal tahu tentang gendhing. Gendhing disini memiliki dua pengertian yaitu: (1) Gendhing iringan pedalangan (2) Gendhing arti kiyasan Gendhing iringan pedalangan yang dimaksud adalah dalang memiliki sangu/bekal gendhing. Dalang setidak-tidaknya tahu tentang jenis-jenis gendhing yang dipakai dalam iringan pedalangan, sehingga ketika dalang 26 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 membutuhkan iringan adegan atau jejeran bisa memilih secara tepat gendhing apa yang dibutuhkan. Ada beberapa jenis atau bentuk gendhing yang dipakai pada iringan pedalangan antara lain. (1) Gendhing Playon (2) Gendhing Srepek (3) Gendhing Ayak-ayak (4) Gendging Ketawang (5) Gendhing Ladrang (6) Gendhing Lancaran (7) Gendhing Candra (8) Gendhing Bubaran (9) Gendhing Sampak (10) Gendhing Dolanan Kalau dalang tahu tentang bentuk gendhing Playon, maka ketika memberikan sasmita yang berupa dhodhogan atau keprakan minta playon, menghentikan (nyuwuk), sesegan dll, dalang tidak akan keliru dimana tempat yang harus di gedhog. Sebab didalam struktur gendhing playon tidak disembarang tempat dapat di gedhog (suwuk) oleh dalang. Begitu pula pada bentuk-bentuk gendhing yang lain seperti gendhing ladrang, lancaran, candra. Hal tersebut memiliki spesifikasi tersendiri tentang letak dhodhogannya. Gendhing dalam arti kiyasan adalah sebuah bentuk kesepakatan antara dalang dengan pengguna jasa (penanggap) secara rinci dan jelas mengenai bulan hari dan tanggal pementasan, ketentuan biaya, transportasi, akomodasi. Jadi pembicaraan kedua belah pihak di laukan secara gamblang. Tidak ada hal hal yang belum jelas atau meragukan agar dalam pelaksanaan pementasan berjalan sebagai mana mestinya. Sesuai dengan kesepakatan yang telah di sepakati bersama oleh kedua belah pihak agar pada pelak 27 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 sanaan pentas tidak ada hal hal yang merugikan dan tdak ada rasa kecewa (grundelan). Gandhang adalah kwalitas suara dalang sangat bagus. Bagus untuk keprakan, suluk, bagus untuk keperluan antawacana. Seorang dalang sebaiknya memiliki suara yang gandhang, tidak grenang-greneng (bersuara tidak jelas), untuk menyuarakan berbagai jenis suara wayang agar bisa terdengar dengan enak dan jelas, untuk penyuaraaan vokal (suluk) juga terdengar dengan gandhang tidak cekak, putus-putus, cemeng atau bindeng. Untuk mendapatkan suara yang gandhang, seorang dalang harus melakukan latihan dengan serius dengan tahapan-tahapan belajar vocal yang benar, sehingga ketika melakukan pentas wayang memperoleh suara yang gandhang, lebih-lebih didukung dengan sound system yang baik maka akan menghasilkan suara yang gandhang dan memuaskan. Gendheng adalah atap rumah yang terbuat dari tanah yang berfungsi untuk berteduh dari hujan dan panasnya matahari. Jadi yang dimaksud gendheng disini adalah seorang dalang disamping memiliki kompetensi seni pedalangan juga diharapkan mampu berfungsi sebagi pelindung, pengayom, khususnya bagi para pendukung pentas dan keluarganya juga masyarakat pendukungnya. Terlebih ketika menjalankan pementasan, apabila sang dalang memiliki jiwa pengayom (gendheng) jika ada pendukungnya yang salah (penabuh, sinden) dalam melaksanakan tugas, maka sang dalang akan menutupi kesalahan dengan arahan-arahan yang bijaksana, sehingga yang melakukan kesalahan pada pentas tersebut tidak menanggung malu, sebab ada seoarang dalang ketika tim pengiring dalam pentas salah/keliru dalam memainkan iringan secara spontan dalang marah bahkan kesalahan tersebut dijadikan bahan banyolan, olok-olokan yang tidak menyinggung perasaan si pengiring yang melakukan kesalahan, sehingga merasa dipermalukan didepan penonton. Sikap dalang tersebut belum atau tidak memiliki sikap nggendeng yang senantiasa menjadi pelindung ketika hujan dan peneduh ketika terkena panas matahari. 28 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 Pengertian nggendhong disini adalah membawa sesuatu benda dengan tali pengikat ditaruh pada punggung. Jadi yang dimaksud nggendhong adalah seorang dalang diharapkan mampu menjadi sosok pemimpin yang berjiwa pembimbing, mengasuh dan mendidik yang melindungi kepada kru dan sanak keluarga, khususnya kepada para pendukung dalang. Mampu membimbing dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang pemalu menjadi berani, dari yang belum kompak menjadi kompak yang pada akhirnya dalang mampu membawa mereka dari tampilan yang biasa-biasa saja menjadikan para pendukung yang baik, kompak dan rukun sehingga mereka merasa terangkat derajatnya. Gandheng mengandung arti sambung atau berhubungan. Jadi yang dimaksud gandheng disini adalah seorang dalang senantiasa memiliki kepiawaian dalam berkomunikasi atau berhubungan (gandheng) dengan pihak manapun. Seorang dalang memiliki banyak teman, relasi, kenalan sehingga ketika dalang menginginkan sebuah mitra kerja untuk mengembangkan seni pedalangan akan sangat membantu. Pada dasarnya dalang pada produk pentasnya merupakan jasa seni pertunjukkan. Apabila seorang dalang banyak memiliki mitra kerja maka dalang tersebut tidak akan sepi peminat. Lebih-lebih produk seni pertunjukkan seni pedalangannya baik memenuhi standart dan didukung oleh menajemen yang baik serta bekerja sama dengan relasi atau mitra kerja yang baik maka hasilnya akanlebih baik. Berbeda dengan dalang yang tidak memiliki kemampuan untuk bermitra, atau dalam kata lain dalang pasif (njagakke) pengundang maka yang terjadi adalah jarang pentas atau sepi pengundang. b) Syarat–syarat menjadi dalang Ada beberapa syarat untuk bisa mendalang dan menjadi dalang antara lain: (1) Sehat jasmani dan Rokhani (2) Tidak buta nada (3) Daya ingat yang baik 29 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 (4) Cerdas dan kreatif (5) Keberanian/tidak pemalu (6) Rajin/tidak pemalas (7) Memiliki jiwa seni (8) Mudah bergaul Untuk bisa menjadi dalang tidak harus memiliki postur tubuh yang tampan, bagus rupawan atau cantik tetapi yang dimaksud sehat jasmani disini adalah memiliki kemampuan vocal yang baik. Dalam hal ini mampu menyuarakan vocal (a,I,u, u, e, o) dengan jelas, tidak bindheng (suara hidung) dan tidak gagu atau cedhal. Seorang calon dalang harus memiliki daya pendengaran yang peka, sehingga mudah dalam menyesuaikan suara-suara nada musik (gamelan). Disamping itu dalang harus memiliki daya penglihatan yang baik (normal) sehinggga dapat membedakan bentuk wayang satu denga yang lainya, juga tidak buta warna, sebab dalam pedalangan warna memiliki makna yang berbeda-beda. Dalang harus memilki kesehatan yang prima karena pada umumnya dalang pementasan menggunakan waktu yang cukup panjang, maka dituntut stamina fisik yang bagus. Dalang harus bebas dari penyakit paru-paru, jantung, dan ginjal karena semuanya berpengaruh langsung pada kebutuhan seni pedalangan. Seorang dalang harus sehat rokhaninya. Walaupun dalang dalam pementasan bisa bertingkah seperti orang gila (gendheng) tetapi dalang tidak gendheng atau gila. Kadang-kadang dalang dianggap orang gila yaitu bicara sendiri dijawab sendiri, didebat sendiri, tetapi perlu dicermati bahwa dalang memiliki tujuan dan penyelesaian dalam pembicaraannya dan menggunakan wayang untuk penyelesaian tersebut.. Sedangkan orang gila beneran pembicaraanya ngelantur tak terkendali. Namun yang perlu di waspadai adalah penggunaan sikap keinginantauan yang tak terkendali. Pada sikap ini terutama tentang filsafat wayang, kadang-kadang dapat mengakibatkan gangguan mental. Oleh sebab itu para siswa (calon dalang) perlu hati-hati ketika memasuki ranah filsafat wayang perlu mengukur kemampuan diri 30 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 dan ada guru pendamping yang telah mampu menguasai materi. Untuk menjadi dalang yang baik seorang siswa harus memiliki daya dengar yang baik/peka dan dapat menyesuaikan dengan suara nada yang dilantunkan. Tidak boleh minir/fals sedikitpun, walaupun suatu saat harus mampu memiringkan nada. Dalang pada pentasnya membelakangi gender (gamelan), sehingga dalang harus memiliki daya tangkap yang peka terhadap tinggi-rendahnya nada gender yang dibutuhkan. Lebih-lebih penyuaraan nada pelog, nada pelog barang dengan pelog bem memiliki perbedaan nada yang sangat tipis, sehingga apabila dalang tidak memiliki kepekaan nada yang tepat akan terjadi penyuaraan nada minir atau fals. Cara mengatasinya mudah yaitu selalu membiasakan menyuarakan nada-nada gamelan dan berlatih secara terus menerus. Seorang dalang harus memiliki daya ingat yang baik tidak boleh mudah lupa. Sebab seorang dalang banyak sekali yang harus diingat. Dalang harus mampu mengingat bentuk-bentuk wayang sesuai dengan nama, jenis suara, negara, silsilah wayang dan masih banyak yang lain. Dalam satu lakon yang dipentaskan, dalang harus mengingat nama tokoh-tokoh yang dipentaskan, mengingat negara, pokok masalah yang diceritakan. Apabila seorang dalang tidak baik daya ingatnya akan terjadi kerusakan pentas dan akhirnya akan menjadi bahan ejekan orang. Seperti ketika dalang menyebutkan asal negara tokoh wayang baku misalnya saja Raden Werkudara bukan dari Jadipati atau Munggul Pawinang. Cara untuk mengatasi ketidak ingatan perlu adanya catatan-catatan bagi para dalang pemula. Untuk menjadi dalang yang baik dibutuhkan pikiran cerdas dan kreatif, sebab seorang dalang dalam menjalankan tugas memaparkan sebuah lakon yang berisi problematika kehidupan manusia. Di dalam lakon terdapat tokoh-tokoh wayang (manusia) yang memiliki watak dan karakter yang bermacam-macam. Didalam lakon terjadi permasalahan-permasalahan yang mengakibatkan terjadinya konflik antara tokoh jahat Next >