< Previous 31 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 dengan tokoh baik. Hal ini harus diselesaikan dengan baik, logis-lugas, dan transparan oleh dalang itu sendiri, maka dibutuhkan pemikiran yang cerdas dengan didasari berbagai macam ilmu (hukum, sosial, budaya) sehingga tampilan pergelaran tersebut sangat menarik untuk dinikmati karena kwalitas pertunjukkan tersebut. Disamping enak ditonton juga penuh dengan muatan-muatan local yang berisi pencerahan, pendidikan dan filosofi kehidupan yang disajikan oleh dalang yang cerdas dan kreatif. Keberanian menjadi modal pokok bagi seorang dalang. Ketika dalang menjalankan pentasnya ditonton oleh banyak orang bahkan bisa ribuan orang, kalau tidak memiliki keberanian niscaya tak akan sukses. Untuk mendapatkan keberanian calon-calon dalang perlu banyak bergaul, berlatih secara rutin dan serius. Dalang harus banyak bergaul dengan siapapun baik dengan para politikus, sesama seniman, wartawan maupun masyarakat, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian untuk menghadapi publik (penonton) sehingga ketika melakukan pementasan (ndalang) di manapun baik di Keraton atau dilingkungan kampus tidak akan grogi, minder ataupun takut untuk melakukan kritikan-kritikan segar ataupun mbanyol yang menghibur dengan tampilan yang menarik. Selain itu dalang harus banyak melakukan latihan-latihan, lebih-lebih apabila akan menampilkan materi-materi yang baru atau lakon yang belum pernah dipentaskan ataupun garapan gendhing-gendhing baru, semua harus dilakukan dengan latihan yang serius sehingga hasinya akan lebih baik dan memuaskan. Sikap perilaku rajin sangat dibutuhkan oleh seorang dalang. Dalang yang rajin pasti hasil pentasnya akan lebih bagus dibandingkan dengan dalang yang tidak rajin. Untuk menjadi dalang yang baik dan berbobot diperlukan sikap yang rajin yaitu: rajin berlatih, rajin membaca, rajin sembahyang, rajin bergaul. Dari perilaku yang rajin tersebut akan menghasilkan penampilan yang rapi, tertata, kompak dan menarik. Dalang yang rajin membaca dan rajin berlatih pada kanda carita goro-goro 32 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 misalnya, hasilnya pasti akan lebih baik karena hafal susunan sastranya, lancar pengucapannya, jelas artikulasinya, sehingga greget serengnya bisa terbangun dengan bagus. Begitu pula rajin berlatih cepeng sabet, maka hasil sabetanya akan kelihatan trampil, bersih dan kompak dengan pengiringnya, serta gerak-gerak wayang akan nampak seperti hidup, di dalam adegan perangpun akan terasa mantap. Seni adalah indah, menurut Ki Narta Sabda indah itu ada dua macam: (1) Indah lahir (2) Indah batin Indah lahir yaitu sesuatu yang dapat dinikmati keindahannya secara indriawi. Yaitu indah dilihat dan indah didengar. Indah dilihat misalnya: cara berpakaian, penataan panggung, penataan simpingan dll. Indah didengar misalnya, sulukan dalang yang larasnya pleng, luk lagunya sesuai dengan suasana, suara sindenan yang bagus, isi syairnya menyejukkan hati. Jadi seorang dalang yang memiliki jiwa seni yang tinggi, tidak mau dalam menampilkan suatu sajian atau pertunjukkan hanya asal-asalan, tetapi selalu ditampilkan suatu sajian yang tertata rapi dan bagus, sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Begitu pula dalam sajian vokal, dalang akan selalu menyajikan vokal-vokal yang bagus, berisi, dan berbobot sehingga indah didengar, enak dirasakan dan syair-syairnya dapat menjadi siraman rokhani yang menyejukkan. Inilah keindahan batin. Seorang dalang hendaknya senantiasa menampilkan sajian-sajian pentas yang semuanya dijiwai oleh sentuhan seni, mulai dari tampilan diri harus berpenampilan yang bagus dari segi keharmonisan antara warna pakaian dangan ukuran yang pas, pemakaian yang benar, tidak berpenampilan kumuh, norak dan ceroboh. Cara untuk memiliki jiwa seni hendaknya para peserta didik (calon dalang) banyak belajar dan bergaul dengan para tokoh-tokoh seniman yang sudah diakui oleh masyarakat, seniman-seniman kondang yang menurut umum pantas menjadi tauladan. Seorang dalang dalam 33 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 menjalankan tugasnya (ndalang) ditonton oleh berbagai lapisan masyarakat, ada pejabat, pedagang, dosen, mahasiswa, pelajar bahkan anak-anak, remaja dan tukang becak yang semuanya membutuhkan sajian dalang yang baik, dari sabetnya, ceritanya dan humor-humor yang disajikan sehingga sesuai dan cocok dengan harapan mereka. Untuk memenuhi tuntutan itu seorang dalang akan mendapatkan kesulitan ketika dalang tidak bergaul denngan mereka yang berbeda latar belakangnya. Ketika seorang dalang memiliki sifat-sifat yang mudah bergaul dan melakukan komunikasi untuk mengetahui problem-problem yang dihadapi oleh mereka, maka apa yang disajikan dalang dalam pementasannya akan terjalin sinergi dengan penonton sehingga akan terjadi suatu sajian yang komunikatif dan menarik. Seorang dalang tidak boleh memiliki sikap yang tertutup apalagi sombong, sebab kadangkala terjadi seorang dalang yang mestinya masih bisa naik reputasinya dan prestasinya terpaksa terhambat karena sikap yang kurang menguntungkan, misalnya karena merasa sudah mendapatkan pengakuan dimasyarakat lalu berubah perilaku, yang semula berperilaku gapyak, sumeh sering bersendau gurau, tiba-tiba menjadi seorang yang pendiam, ingin dihormati, menjaga jarak, mematok harga, akhirnya dia lambat laun dijauhi teman, pelanggan dll. Sebaiknya dalang selalu bersikap sopan, suka bergaul dengan siapapun dan selalu membuka diri senang dikritik, sehingga kwalitas pedalangan naik profesinya terus berkembang. Pada jaman modern ini pergaulan sangat mudah bisa dengan dikontak langsung, dengan media telekomunikasi seperti HP, Facebook dll. c) Klasifikasi dalang Dalam perkembangan jaman, kemampuan dalang dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kemampuan dan pengakuan masyarakat. Setelah dalang memiliki bekal ilmu pengetahuan tentang ilmu pedalangan akan mengetahui klasifikasi pedalangan berdasarkan tingkat-tingkat kemampuannya, sekaligus bisa memperkirakan di tingkat kelas apa dalang yang bersangkutan berada. 34 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 Menurut para ahli pedalangan, kemampuan dalang dikelompokkan menjadi: (1) Dalang Wikalpo (2) Dalang Guna (3) Dalang Purpa (4) Dalang Wasesa (5) Dalang Sejati. Dalang Wikalpo adalah dalang pemula yang pada pementasanya masih lugu seperti apa yang diperoleh dari sekolahan atau dari sumber naskahnya. Jadi, dalang yang di kelas wikalpo ini belum melakukan pengembangan pakeliran dan belum berani melakukan kritikan-kritikan serta banyolan-banyolan yang segar. Dalang yang menduduki kelas ini adalah dalang yang sudah memiliki kemampuan mementaskan wayang dengan lakon-lakon yang menarik dengan kemasan pakeliran yang baku dan digemari oleh penonton yang senang lakon seperti lakon-lakon pakem. Dalang Wasesa adalah dalang yang memiliki kemampuan mendalang dengan menyesuaikan dimana ia mendalang untuk keperluan apa dan siapa penontonnya. Jadi dalang yang sudah menduduki kelas ini adalah dalang yang sudah berpengalaman dan cerdas membaca kebutuhan penonton. Dalang seperti ini adalah dalang yang kreatif, adaptif, memiliki bekal kompetensi pedalangan yang banyak sehingga dimintai lakon, lagu, dan garap yang sesuai dengan selera penonton, dalang tersebut dapat memenuhi permintaan dan memuaskan, seperti ungkapan bahwa dalang ora kewuhan lakon . Dalang purba adalah dalang yang mampu menjadi sosok suritauladan, dia tidak hanya bicara tentang kebaikan dengan media wayang, tetapi dalang yang telah menduduki kelas ini adalah sosok yang benar-benar bisa dicontoh baik dari tutur kata, perilaku dan kehidupannya sehari-hari. Semuanya bisa dijadikan cermin oleh masyarakat. Dalang yang ada pada kelas Purba ini dalam pentasnya selalu menampilkan lakon- 35 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 lakon yang berisi pitutur, wejangan-wejangan tentang budiluhur yang dapat dipakai pegangan hidup bagi masyarakat. Dalang sejati adalah dalang yang mampu menjadikan pementasan yang dapat dipakai sebagi suri tauladhan bagi masyarakat. Bukan hanya sajian pentasnya saja tetapi sampai pada penampilan pribadinya. Dalang yang menduduki kelas ini sudah langka, sebab pada umumnya dalang sekaliber dunia sekalipun masih terdapat cacat dan cela. Dalang sejati sudah tidak memiliki cacat dan cela, dan dapat menyatukan antara pikiran, ucapan dan tindakan. Jujur, suci dan bersih dari cela dan noda, sehingga benar-benar bisa dijadikan contoh, tauladan dan kiblat kehidupan. Siapa yang dapat mancapai ketingkat dalang sejati, benar-benar orang yang dicintai dan rahmati oleh Tuhan YME. d) Tugas Dalang Seseorang yang telah mendapatkan predikat “Dalang” memiliki tugas yang sangat berat dan mulia. Di masyarakat seorang dalang memiliki tugas ganda yaitu pertama memiliki tugas sebagai anggota masyarakat, yang kedua tugas sebagai seorang yang dianggap memiliki kelebihan dibidang kasepuhan (parampara) dan berbagai ilmu pengetahuan yang merupakan bagian dari ilmu pedalangan. Sebagai tanggung jawab moral maka secara langsung atau tidak langsung dalang mengemban tugas sebagai: (1) Juru penghibur (2) Juru penerang (3) Juru penyembuh/pangruwat (4) Juru da’wah (5) Juru pencerah/penasehat Seorang yang sudah menyandang predikat dalang sudah barang tentu menguasai berbagai corak seni yang dapat dipakai sebagai media hiburan masyarakat seperti: seni suara, seni tari, lawak dan lain-lain. Dengan melalui kepandaian berolah suara misalnya dalam adegan limbukan dalang dengan lagu-lagu dolanannya dalang 36 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 bisa menghibur para penonton dengan ulasan-ulasan segar yang dikemas dengan banyolan-banyolan segar. Dengan kepandaian melawak baik dengan suara maupun gerak dalang bisa menghibur masyarakat. Oleh sebab itu pada adegan-adegan tertentu seperti gara-gara dan limbukan sangat ditunggu-tunggu oleh penonton. Seorang dalang memiliki ilmu dan wawasan yang luas akan selalu menyesuaikan perkembangan jaman. Seperti yang terjadi pada jaman orde baru, pada saat itu berbagai program pemerintah dapat lancar dan sukses karena dalam mensosialisasikan program melibatkan dalang-dalang kondang, seperti Ki Narta sabda, Ki Timbul Hadiprayitna, Ki Anom Surata dll. Program-program yang dititipkan kepada dalang sebagai juru Penerang antara lain program: (1) Transmigrasi (2) Kependudukan/KB (3) Mbangun desa (4) Pemilu, dan lain-lain. Dengan sampiran tugas tersebut para seniman dalang menciptakan lagu seperti lagu Modernisasi Desa, Lagu Keluarga Berencana, Transmigrasi dan lain-lain. Contoh lagu KB dibawah ini: Pembanguning kulawarga Bakale tembe owah kamulyan Kasarasan rama ibu Manggon ora suk-sukan Cukup bap pendidikan Tewekal nembah Gusti Tuhu mulya keluwarga berencana Ayo dituhoni sampurnaning bebrayan. Dengan lagu KB dan ulasannya, masyarakat merasa mendapatkan pencerahan dari dalang. Betapa pentingnya program KB untuk dicermati dan dengan 37 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 kesadaran tinggi masyarakat melaksanakan KB dengan sukarela dan sukseslah program KB pada saat itu. Adapun yang disampaikan oleh Ki Dalang lebih-lebih dalang yang misuwur masyarakat pasti mengikuti dan mentaati, karena Ki Dalang merupakan tokoh yang dianggap seorang Kyai atau sesepuh yang mendapatkan rahmat Illahi. Pada jaman yang serba canggih dan modern ini masih banyak masyarakat yang mempercayai bahwa Ki Dalang memiliki kemampuan sebagai juru penyembuh, tentunya tidak setiap dalang mempunyai kemampuan tersebut. Di masyarakat pedesaan, seperti di wilayah Jawa Tengah seperti Kedu, Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya masih terdapat tradisi. Pada setiap akhir pertunjukkan wayang semalam suntuk setelah tancep kayon, dan dalang hendak turun panggung sudah ditunggu para ibu-ibu yang menggendong anak-anak kecil yang bermaksud untuk memohon kepada Ki Dalang agar memberikan do’a-do’a kepada mereka supaya mendapatkan kesehatan, keselamatan, kesuksesan kelak setelah mereka dewasa. Penulis juga pernah mengalami, ketika turun panggung sudah ditunggu oleh sepasang suami istri yang sudah beberapa tahun pernikahan belum mendapatkan keturunan, mereka mohon agar dido’akan supaya segera mendapatkan momongan/keturunan. Masih banyak lagi motif atau latar belakang yang mendorong niat mereka untuk mohon kepada Ki Dalang tentang penyembuhan beberapa penyakit. Tugas dalang yang paling berat dalam upacara-upacara ritual adalah ngruwat. Ngruwat mengandung arti melepas / menghilangkan beban batin para manusia yang masuk dalam kategori “sukerta”. Banyak sekali orang-orang yang tergolong sukerta seperti: (1) Ontang-anting (2) Uger-uger Lawang (3) Kedhono-kedhini (4) Sendang –kapit Pancuran (5) Pandawa Lima 38 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 (6) Pancuran Kapit Sendang (7) Kembang Sepasang (8) Bantheng Ngirit Jawi (9) Jawi Ngirit Banteng (10) Anak Julung Caplok dll Orang yang tergolong dalam sukerto memerlukan dalang yang memilki wewenang dan tugas mengruwat. Berikut penjelasan tentang nama-nama sukerto: (1) Ontang-anting Ontang-anting adalah anak hanya satu laki-laki. (2) Uger-uger Lawang Uger-uger lawang adalah dua bersaudara laki-laki semua. (3) Unting-unting Unting-unting adalah anak tunggal perempuan (4) Kedhono-kedhini Adalah dua bersaudara satu laki-laki dan satu perempuan. (5) Sendang kapit Pancuran Adalah tiga bersaudara anak yang putri ada ditengah. (6) Pandawa Lima Adalah lima bersaudara laki-laki semua (7) Pancuran Kapit Sendang Adalah tiga bersaudara anak yang laki-laki ada ditengah. (8) Pendawa Lima Adalah lima bersaudara laki-laki semua. (9) Kedhini- kedhana Adalah dua bersaudara satu laki-laki satu perempuan 39 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Pedalangan 2 (10) Pendawi Lima Adalah lima bersaudara putri semua (11) Pendawa madhangke Adalah lima bersaudara perempuan satu (12) Pendawa apit-apit Adalah lima bersaudara 4 peremuan satu laki-laki (13) Kembang Sepasang Adalah dua bersaudara perempuan semua (14) Anak bungkus Adalah anak lahir masih dalam bungkus (15) Anak saramba Adalah empat bersaudara laki-laki semua (16) Anak simperan Adalah empat bersaudara perempuan semua (17) Anak Julung Sungsang Adalah anak lahir pada jam 12 siang (18) Anak Julung Pujud Adalah anak lahir pada saat matahari terbenam (19) Anak Julung Ungker Adalah anak lahir lehernya terlilit usus (20) Anak Jimpina Adalah lahir baru umur 7 bulan dalam kandungan (21) Anak Sluwah Adalah anak berkulit separo putih separo hitam (22) Anak bule Adalah anak berkulit putih (23) Anak Kresna Adalah anak berkulit hitam (24) Orang membuka pintu pada waktu sendya kala 40 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengetahuan Pedalangan 2 (25) Orang ngrubuhke dhandhang, orang menanak nasi dhandhangnya roboh dll. Manusia sukerta adalah orang yang memilki ciri atau cacat sejak lahir. Menurut kepercayaan mereka menjadi jatah santapan Bathara Kala atau Dewa Raksasa yang merajai mahluk halus seperti jin, setan peri prayangan. Dalang sebagai juru pangruwat hendaknya menguasai syarat dan persyaratan sebagai juru pangruwat. Persyaratan bagi juru pangruwat adalah Dalang yang sudah tua, yaitu tua umurnya dan tua ilmunya. Tua umurnya berarti dalang yang sudah sepuh yaitu dalang yang sudah memilki anak-cucu, sedangkan dalang tua ilmunya adalah dalang yang telah menguasai ilmu pangruwatan yaitu tentang mantra, laku dan proses pangruwatan. e) Dasar–dasar Etika Pedalangan Cara dalang dalam memainkan wayang minimal harus paham pada keindahan yang adi luhung, hati-hati memegang wayang dan bisa menghargai seni wayang, jangan terburu-buru karena bisa dianggap meremehkan seni budaya kita yang indah dan adi luhung. Dalang harus bisa menghargai wayang karena sandang pangan dalang itu adalah karena bermain wayang dengan iringan gamelan semalam suntuk. Jadi kalau memperlakukan wayang-wayang dengan seenaknya sendiri itu kurang baik. Kadang-kadang ada dalang yang memainkan wayang dengan dilempar-lemparkan ke udara, ada yang sampai dijungkirbalikkan supaya dianggap sabetan gaya baru, sehingga banyak anak kecil yang melihat bersorak-sorak dan merasa baik permainannya. Yang seperti itu masih termasuk dalang bocah, masih suka disoraki anak kecil, masih belum bisa menghargai budaya yang adi luhung, Kalau caranya seperti itu, dalam semalam memainkan wayang pasti ada satu atau dua wayang yang gapitnya patah karena gapit dari tanduk itu rapuh. Wayang yang gapitnya dari bilah bambu lebih kuat. Kebanyakan wayang dengan gapit seperti itu hanya-wayang di pedesaan dan pesisir, yang biasanya dinamakan wayang barangan, hanya untuk sekadar mencari nafkah. Jadi tidak memikirkan Next >