< Previous 23 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Gambar 7. Tari Kataga (Nusa Tenggara Timur) Gbr diambil dari Buku Indonesia Menari hal 51 (2) Tari Perang (Irian Jaya) Tari perang oleh orang Irian Jaya dilakukan pada upacara akan berangkat ke medan perang, dengan harapan agar dalam perang nanti musuhnya dapat dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak kelihatan yang terdapat pada tari tersebut. Oleh orang-orang Timorini tari perang ini digunakan pula untuk mengusir maklhuk halus yang mereka sebut kugi.Kugi ini sering mengganggu kampung dan biasanya menimbulkan wabah penyakit menular, orang-orang Timorini menyelenggarakan tari perang yang dilakukan oleh penari-penari pria yang berpakaian perang dan senjata lengkap. Dalam menari mereka juga menyanyi. Para penari berjalan berbaris mengelilingi kampung serta diiringi pula oleh hiruk pikuk penduduk yang makin lama makin bertambah ribut, dengan maksud untuk menakut-nakuti kugi agar mau keluar dari kampung yang kena wabah. 24 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Gambar 8. Tari perang (irian Jaya) Gbr diambil dari Buku Indonesia Menari hal 53 2) Tari Rakyat Tari-tarian rakyat di Indonesia sebenarnya masih bertumpu pada unsur primitif, seperti Sang Hyang dari Bali, Kuda Kepang Jawa, dan sebagainya. Tari rakyat sering berfungsi sebagai tari upacara atau kelengkapan sosial dan juga hiburan dalam kehidupan masyarakat. Ada sebagian tari rakyat yang penyajiannya langsung terkait dengan upacara ritual. Dalam hal ini tempat dan waktu upacaranya ditentukan, begitu pula dengan para penarinya, biasanya tarian tersebut bersifat supranatural. Misalnya adanya saji-sajian khusus yang diperuntukkan bagi roh-roh halus yang diyakini oleh mereka memiliki kehidupan, kekuasaan dan kekuatan yang berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakatnya. Tari rakyat lebih menekankan pada nilai-nilai kebersamaan dan kepemilikan secara kolektif. Budaya kerakyatan sangat kuat peran dan fungsinya di lingkungan masyarakat agraris dan juga masyarakat pesisir. Sistem kehidupan sosial budaya juga selalu terkait dengan sistem kepercayaan dan sistem mata pencaharian (pertanian, perikanan, perdagangan, dan lain-lain). Norma-norma kehidupan kolektif itu merupakan hasil kesepakatan bersama yang berguna untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan alam kehidupan. Pada perkembangan berikutnya tari rakyat bisa pula dilakukan untuk dua kepentingan. Pertama sebagai hiburan pada acara pesta atau upacara-upacara sosial 25 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari kemasyarakatan. Ke dua tarian rakyat yang dikemas secara khusus untuk kepentingan-kepentingan tertentu, misalnya festival, lomba atau kepentingan lainya yang secara khusus diadakan untuk upaya menumbuh kembangkan serta meningkatkan frekuensi pementasan. Berikut ini beberapa contoh tari rakyat : (1) Tari Kuda Kepang (Yogyakarta) Kuda Kepang (Kuda: kuda, kepang: bambu yang dianyam). Tarian rakyat ini dilakukan oleh laki-laki yang menunggang kuda-kudaan pipih yang terbuat dari anyaman bambu dan dicat. Tungkai-tungkai penari sendiri menciptakan ilusi dari gerakan seekor kuda. Pertunjukan ini dikenal dengan kuda lumping (Jawa Barat), jathilan (Yogyakarta) dan reyog (Jawa Timur). Sering kali seorang penunggang kuda diiringi oleh beberapa pemusik dan seorang yang bertopeng atau tanpa topeng dengan sepucuk cambuk, serta melakukan perjalanan sepanjang kota dan berhenti di sebuah sudut jalan untuk sebuah pertunjukan. Pada sebuah jathilan di Yogyakarta dilengkapi dengan empat buah topeng, dengan menampilkan seorang pelawak mengenakan topeng separo muka berwarna putih, seorang pria dengan topeng hitam, seorang laki-laki liar berwajah merah, dan seorang perempuan bertopeng kuning. Kerasukan adalah peristiwa dasar dari sebuah pertunjukan Kuda Kepang. Pada permulaan tari para penari tampil teratur, dalam ritme-ritme reguler dan ajeg yang dihasilkan oleh orkes perkusi kecil, pria berkuda itu berderap dalam sebuah lingkaran. Pada pertunjukan berikutnya mereka terbagi menjadi 2 pihak yang seolah-olah terlibat dalam trance (kesurupan) perkelaian. Makin lama ritme-ritme yang menggoda menjadi tegang, dan seorang dari penari ndadi, yaitu kerasukan. 26 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Sering kali suatu itu disebabkan ketika pemimpin mencambuk seorang penunggang kuda dengan sebuah cambuk yang dipercaya telah diisi dengan kekuatan magis dengan cara upacara-upacara pengisian. Penungggang kuda yang kerasukan itu lalu mulai bertingkah seperti seekor kuda. Ia bisa berlari liar, bergelimpangan di tanah, makan rumput, atau batang padi, dan minum air dari sebuah ember di tanah. Seluruh tubuhnya kaku, mata seolah-olah tak tampak, bahkan mungkin melakukan serangan-serangan liar dengan berlari-lari marah dengan menginjak-injakan kakinya terus menerus ketanah. Gambar 9. Tari Kuda Kepang Foto dari buku Indonesia menari hal 40 Tari Kuda Kepang merupakan tari rakyat yang berasal dari propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tari tersebut ditarikan oleh penari laki-laki dengan menunggang kuda-kudaan yang terbuat dari bambu ( kudang kepang). (2) Tari Reyog (Jawa Timur) Tari Reyog berkembang di daerah Ponorogo yang terdiri dari pemain kuda kepang, reyog, bujangganong, klana sewandono, thetek melek, pentul dan tembem. Cerita yang dibawakan adalah siklus cerita Panji. Panji dalam banyak hal adalah Arjuna Jawa Timur, yaitu seorang pangeran mulia yang ideal, yang tak terkalahkan dalam pertempuran serta yang tak bisa dibendung dalam bercinta. Perjuangan Arjuna berhubungan dengan kesejahteraan 27 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Pandawa serta kejayaan atau pengelolaan ketertiban dunia. Tujuan cara berpikir Panji sangat sempit yaitu hanya fokus pada bertemunya kembali dengan mempelai wanita yang sulit dipahaminya yaitu Candrakirana yang cantik (sinar gemerlapan dari bulan), puteri dari Daha Kediri. Cerita-ceritanya penuh dengan hilangnya tokoh secara misterius, transformasi-transformasi, penyamaran, serta kebangkitan, dan roman itu diperkirakan merupakan petualangan-petualangan Panji dalam mencari Candrakirana dan merefleksikan sebuah mitos matahari dan bulan kuna. Sebaliknya nama-nama dari tokoh-tokoh tertentu dari kerajaan-kerajaan utama serta beberapa peristiwa membangkitkan asosiasi tentang Jawa Timur secara historis. Gambar 10. Tari Reyog Ponorogo http://nadyasenidanbudaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-tari-seni-tari.html 28 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari (3) Tari Tayub (Yogyakarta) Tarian ini diawali dengan orang tua atau sesepuh desa yang menari dan dilanjutkan dengan penari wanita (ledek) dan penabuh. Ledek menari dengan posisi lebih tertutup dari pada penari (pengibing). Tari Tayub yang merupakan tarian rakyat biasanya berkaitan dengan kesuburan tanaman padi. Arti ritual dari kehadiran penari Tayub dapat diamati pada beberapa contoh pertunjukan tari Tayub. Pada awal pertunjukkan penari Tayub meletakkan seuntai tangkai padi di perangkat musik yang memainkan gendhing Sri Boyong. Hal ini menandakan upacara yang mengagungkan dewi Padi yaitu dewi Sri. Dalam tradisi ini dipercaya bahwa Dewi Sri akan tetap tinggal di desa dan melindungi saat panen padi tiba. Melalui tari Tayub, desa tersebut telah memperbaharui hubungan melalui persembahan kepada Dewi Sri. Tari Tayub juga ditampilkan dalam upacara perkawinan, yang dipercaya upacara tersebut berkaitan dengan masalah kesuburan. Oleh karena itu penari Tayub menari dengan penari laki-laki. Hal ini melambangkan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang secara ritual dipercaya dapat mempengaruhi kesuburan mempelai wanita. Tari Tayub dalam upacara panen maupun perkawinan masih sering dilakukan oleh masyarakat Jawa. Hal ini mencerminkan bahwa penari Tayub memiliki peran yang sangat penting dalam ritual, karena melalui upacara ritual tersebut tari Tayub melambangkan kesuburan dan keselamatan. (4) Tari Angguk Tari Angguk merupakan tarian rakyat yang ada di kabupaten Kulonprogo propinsi DIY. Tarian rakyat ini bernafaskan Islami dan ditarikan oleh penari perempuan. 29 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Gambar 11. Tari Angguk http://www.eboza.com/pelajaran/tarian-tradisional-indonesia.html (5) Tari Mitis Tari mitis melambangkan tari kesuburan, yang terdapat di daerah pedalaman Kalimantan Timur. Tarian ini merupakan tarian rakyat. Gambar 12. Tari Hudoq http://www.eboza.com/pelajaran/tarian-tradisional-indonesia.html 30 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Gambar 13. Tari dolalak dari Jawa Tengah merupakan tarian rakyat khususnya di daerah Purworejo yang ditarikan oleh para wanita. http://nadyasenidanbudaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-tari-seni-tari.html Gambar 14. Tari Lengger merupakan jenis tari rakyat. http://nadyasenidanbudaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-tari-seni-tari.html 31 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Gambar 15. Tari Topeng merupakan jenis tari rakyat yang hidup di pedesaan. http://nadyasenidanbudaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-tari-seni-tari.html 3) Tari Klasik Tari Klasik adalah tari yang telah mengalami kristalisasi artistik yang tinggi yang ada semenjak jaman feodal. Tari klasik pasti mempunyai nilai-nilai tradisional, sedangkan tarian tradisional belum tentu mempunyai nilai klasik, karena tari klasik selain berciri tradisional juga memiliki nilai keindahan yang tinggi. Terminologi klasik berasal dari kata latin classic yang berarti golongan masyarakat yang tinggi pada jaman Romawi kuna. Pada jaman Romawi, Tullius membagi masyarakat menjadi 6 golongan berdasarkan atas kekayaannya. Golongan yang terendah disebut Klasproletari dan yang tertinggi disebut kelas Classici. Oleh Aulus Geullius istilah Classici ini dipakai untuk menyebut hasil karya dari pengarang-pengarang bangsa Romawi yang berprestasi atau bermutu tinggi. Kemudian pengarangnya disebut Sciptor Classicus. Berdasarkan pengutaraan mengenai arti klasik dari jaman Romawi itu dapat dikatakan bahwa salah satu khas klasik adalah mengandung nilai keindahan yang tinggi. Tari Jawa gaya Yogyakarta merupakan contoh tari klasik, sebab tarian tersebut tampak dengan jelas adanya bentuk-bentuk aturan baku yang sangat mengikat. Jenis geraknya 32 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari sudah ditentukan mulai dari, posisi, komposisi termasuk pakaian dan dialognya pula. Dialog dalam drama tari Jawa berupa jenis suara, yaitu tekanan tinggi, rendah, keras, serta lembut yang telah ditentukan dan ada standar yang mengikat. Tari Jawa gaya Surakarta meskipun masih dapat dikatakan klasik namun sedikit mendekati romantik. Sebenarnya ada standar ataupun pola, baik pada bentuk gerak hubungannya dengan komposisi dan pakaian maupun dialog, namun tidak begitu mengikat. Geraknya lebih gemulai, pakaiannya lebih gemerlapan cahaya warna dan variasinya. Sedangkan dialognya lebih merupakan ekspresi emosi dari si penari yang lebih komunikatf. Berikut ini contoh beberapa tari Klasik (1) Tari Bedhaya Tari Bedhaya adalah tarian puteri yang dibawakan oleh sembilan penari wanita dengan mengenakan busana yang sama. Tari ini mengisahkan sebuah cerita. Tari Bedhaya dahulu merupakan kelengkapan kebesaran sebuah keraton, baik keraton Surakarta maupun keraton Yogyakarta. Tari Bedhaya yang merupakan pelengkap kebesaran seorang raja ini ada satu yang dianggap sakral oleh keraton Surakarta yaitu Bedhaya Ketawang, sedangkan Yogyakarta Bedhaya Semang. Dari kedua jenis tersebut yang paling dianggap sakral adalah Bedhaya Ketawang yang dipertunjukkan pada peringatan hari ulang tahun penobatan Susuhunan di atas tahta. Dilingkungan istana, Bedhaya Ketawang dipercaya bahwa tarian tersebut diilhami oleh Dewi Laut Selatan, atau Nyai (ratu) Lara Kidul. Ia dikatakan tampil pada raja pertama yaitu Sultan Agung, dan mengungkapakan cintanya kepadanya dengan sebuah lagu yang ia nyanyikan sambil menari dihadapannya. Dewi ini diminta untuk mengajarkan tarinya kepada penari-penari sang raja, supaya sang raja selalu bisa mengenang Dewi Laut Selatan. Sebuah pertunjukan Bedhaya Ketawang selalu didahului oleh sesaji dan pembakaran kemenyan bagi Ratu Kidul (lazim disebut Kanjeng Ratu Kidul) atau salah seorang bidadarinya dan seorang moyang dinasti sultan yang sedang memerintah. Next >