< Previous 132 Keterangan: 1. Tumpukan pakan 2. Palet terbuat dari kayu 3. Lantai semen / cor Jika penumpukan dilakukan dengan cara staffel, maka pada saat penyimpanan dan pembongkaran lebih banyak menggunakan bantuan tenaga manusia (dilakukan penumpukan secara manual). Gambar 54. Penumpukan dengan Sistem Staffel (Dokumentasi Sunarno, 2013) Gambar 55. Penumpukan dengan Sistem Staffel (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) Penumpukan dengan sistem staffel Penumpukan lapisan 2 Penumpukan lapisan 1 133 Gambar 56. Penumpukan Karung dengan Sistem Kunci Lima Lapisan I dan lapisan ganjil berikutnya (tampak atas) (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) Gambar 57. Penumpukan Karung dengan Sistem Kunci Lima Lapisan II dan lapisan genap berikutnya (tampak atas) (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) Syarat Penyimpanan Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyimpanan pakan / bahan pakan agar kualitasnya tetap stabil antara lain : Jumlah pakan yang disimpan tidak melebihi kapasitas gudang penyimpanan 134 Kadar air pakan tidak lebih dari 14% Pakan harus dikemas dengan karung plastik + inner, hal ini untuk menghindari terjadinya kontak langsung antara pakan dengan udara luar. Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembab, sirkulasi udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung. Tumpukan pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak langsung menyentuh lantai atau menggunakan alas berupa pallet terbuat dari kayu. Jarak antara lantai dan tumpukan pakan sekitar 10 – 15 cm, untuk menjamin terjadinya sirkulasi udara di antara tumpukan pakan dan lantai sehingga tidak lembab. Jika perlu lantai ditutup dahulu dengan plastik. Penerapan manajemen penggunaan pakan dengan sistem fifo (first in first out), yaitu pakan yang datang pertama digunakan pertama kali. 3) Mencegah kerusakan bahan dalam penyimpanan a) Jenis-jenis kerusakan Bahan pakan dapat mengalami kerusakan pada waktu peyimpanan di gudang. Kerusakan yang terjadi mungkin dapat dilihat atau mungkin tidak dapat dilihat. Penyebabnya dapat bersifat unsur kesengajaan atau dapat timbul dengan sendirinya. Kerusakan yang dapat timbul terhadap pakan dan bahan pakan pada saat penyimpanan antara lain : Penyusutan atau kehilangan berat Perubahan ukuran dan bentuk Penurunan mutu dan perubahan jenis mutu Penurunan atau kehilangan nilai gizi. 135 Kehilangan harga / penurunan nilai ekonomi Berdasarkan faktor penyebabnya, secara umum kerusakan bahan pakan dan pakan digolongkan dalam 5 jenis. Jenis-jenis kerusakan tersebut adalah: Kerusakan fisik-mekanik (retak, belah) Kerusakan kimiawi (racun) Kerusakan fisiologik (enzim) Kerusakan mikribiologik (bakteri, cendawan, kapang) Kerusakan bilogik (serangga, tikus, burung) b) Faktor-faktor penyebab kerusakan Faktor penyebab kerusakan bahan pakan dan pakan dapat dibedakan menjadi faktor biotik dan faktor abiotik Yang termasuk dalam faktor biotik adalah kerusakan yang disebabkan oleh jazad renik (mikriorganisme), serangga, tikus, burung, serta fisiologis. Jenis kerusakan yang terjadi digolongkan menjadi kerusakan mikrobiologik, kerusakan biologik dan kerusakan fisiologik. Tumbuhnya bakteri, jamur dan kapang di dalam bahan akan menyebabkan terjadinya perubahan mutu dan nilai gizi. Selain itu dapat juga menimbulkan bahaya keracunan. Serangga yang merupakan hama gudang terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pijer (Lepidoptera) dan golongan kumbang dan tungau (Coleoptera). Yang termasuk dalam faktor abiotik adalah kerusakan yang disebabkan oleh fisik-mekanik dan kimiawi. Jenis kerusakan yang terjadi dapat digolongkan menjadi kerusakan fisik-mekanik dan kerusakan kimiawi. Kerusakan fsik-mekanik dapat disebabkan oleh benturan, 136 himpitan, gesekan, turun naiknya suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban merupakan faktor lingkungan fisik yang terpenting, sebab kedua faktor ini mempengaruhi kadar air dan aktifitas air. Kadar air dan aktifitas air sangat menentukan perkembangbiakan serangga (terutama suhu) dan jasad renik (terutama kelembaban). Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya pengembunan sehingga mempermudah pertumbuhan jasad renik. Kerusakan kemik disebabkan akibat penggunaan bahan-bahan kimia seperti zat warna, racun dan sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan perubahan fisik, penurunan mutu dan kemungkinan dapat menimbulkan keracunan. c) Tanda-tanda kerusakan Penentuan jenis dan penyebab kerusakan bahan pakan dan pakan didalam gudang dapat dilakukan/diketahui apabila sebelumnya diketahui tanda-tandanya. Tanda-tanda kerusakan fisik-mekanik dapat diketahui apabila bahan pakan dan pakan menjadi memar, remuk, retak, pecah dan sebagainya.Demikian juga jika terjadi pengembunan pada beberapa bagian gudang dan bahan. Apabilaterjadiperuhanan warna, rasa aroma, tektur, kegiatanrespirasidan timbulnya berbagai macam gas H2O, CO2, amonia merupakan tanda-tanda kerusakan fisiologik. Terjadinya bau apek, tengik, atau bau tidak sedap lainnya, merupakan tanda-tanda kerusakan kemik. Didalam gudang kadang-kadang dijumpai bagian-bagian tertentu yang menjadi panas atau kenaikan suhu. Hal ini disebabkan karena adanya aktifitas mikroorganisme di dalam bahan, selain itu juga terjadi penggumpalan, perubahan 137 warna dan dapat dilihat tumbuhnya jamur. Serangan hama tikus ditandai adanya lubang, kotoran atau sarang, dan bau urine tikus. Kerusakan bahan pakan dan pakan di dalam gudang dapat terjadi karena beberapa hal : Tidak adanya pengaturan udara (ventilasi) yang baik,, menyebabkan timbulnya panas (kenaikan suhu) dan kenaikan kadar air yang memungkinkan terjadinya pengembunan pada tumpukan bahan pakan dan pakan. Keadaan ini mengundang serangan hama jasad renik maupun serangga. Perlakuan yang kurang baik terhadap bahan pakan dan pakan sebelum digudangkan, seperti pengeringan, pembersihan dan pengemasan. Tidak dilakukan fumigasi atau cara-cara pencegahan lainnya terhadap aktifitas hama. Keadaan gudang yang kurang bersih dan kurang terawat menyebabkan banyaknya tikus dan berbagai hama lainnya. Mengatasi kerusakan Tindakan untuk mengatasi kerusakan bahan pakan dan pakan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan pemberantasan hama (kuratif). Secara umum untuk mengatasi kerusakan bahan pakan dan pakan dapat dilakukan dengan cara mengatur kondisi lingkungan serta penggunaan insektisida/fungisida, maupun rodentisida. Mengatur kondisi lingkungan Pengaturan kondisi lingkungan lebih bersifat pencegahan, dengan melakukan pengaturan terhadap kelembaban 138 udara, suhu udara serta kebersihan gudang dan lingkungannya. Kondisi di Indonesia suhu udara berkisar 22 - 34ºC, kelembaban 52 - 89%, dengn curah hujan yang tinggi. Sementara kondisi yang ideal untuk gudang penyimpanan adalahpada suhu18ºC dengan kelembaban 65%. Kondisi demikian tidak mudah mencegah pengaruhnya terhadap kerusakan bahan dalam penyimpanan, karena harus memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk membuat gudang dengan perlengkapan pengaturan kondisi suhu dan kelembaban ruang gudang. Hal yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan membuat ventilasi sehingga pengaruh buruk udaral uar dan sekitarnya dapat dikurangi. Letak atau lokasi gudang juga perlu diperhatikan. Lokasi gudang sebaiknya lebih tinggi dari tanah sekitar, dibuat sistem drainase yang baik serta bebas banjir. Demikian juga kebersihannya harus selalu dijaga agar tidak mengundang berbagai hama, terutama tikus. Penggunaan insektisida dan fungisida Insektisida dan fungisida merupakan racun untuk memberantas hama serangga dan jamur. Racun yang digunakan dapat berupa racun kontak, racun pencernaan dan racun pernapasan atau fumigan. Beberapa jenis insektisida kontak antara lain Lindane, Dichlorvos, Benzene Hexachlorida, Dieldrin dan sebagainya. Beberapa jenis fumigan antara lain Phostoxin, Karbondisulfida (CS2), Metilbromida, Gas hidrosianida (HCN) dan sebagainya. 139 KEGIATAN – 2 : MENANYA Berdasarkan hasil pengamatan yang telah Anda lakukan, dan untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang penerimaan bahan baku pakan ternak unggas, buatlah minimal 2 pertanyaan dan lakukan diskusi kelompok tentang : 1) Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penerimaan bahan baku pakan unggas. 2) Aktivitas yang dilakukan pada saat penerimaan bahan baku pakan unggas. KEGIATAN – 3 : MENGUMPULKAN INFORMASI / MENCOBA 1. Cari informasi dari berbagai sumber (internet, modul, buku – buku referensi, serta sumber – sumber lain yang relevan) tentang penerimaan bahan baku pakan ternak unggas! 2. Lakukan suatu proses penerimaan bahan baku pakan ternak unggas dengan menggunakan lembar kerja sebagai berikut : 140 Lembar Kerja 1.2 Judul : Melakukan Penerimaan Bahan Baku Pakan Ternak Unggas Tujuan : Siswa dapat melakukan penerimaan bahan baku pakan ternak unggas bedasarkan proedur, kontrol kualitas, dan penyimpanan bahan baku pakan ternak unggas. Waktu : 4 JP @ 45 menit Keselamatan kerja : Kenakan perlengkapan K3 (Wear pack, sepatu boot, masker, sarung tangan) Hati-hati dalam menggunakan bahan dan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya. Kerjakan dengan hati-hati dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Alat dan bahan : Alat : ATK Bahan : Sampel bahan baku pakan Langkah Kerja : 1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 3 – 5 siswa per kelompok! 2. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan! 3. Lakukan penerimaan bahan baku pakan ternak unggas dengan cara : a) Lakukan pemeriksaan identitas bahan baku! b) Pastikan berat bahan bahan baku! c) Lakukan pengambiln sampel bahan baku! d) Lakukan pengujian kualitas sampel bahan baku! e) Pastikan pengangkutan bahan baku! f) Lakukan penolakan apabila tidak sesuai dengan pesanan! 141 4. Lakukan penyimpanan bahan baku pakan ternak unggas sebelum digunakan dengan metode stafel dan kunci 5! 5. Catat data/informasi hasil praktek Anda! Next >