< Previous49 Asam amino sintetis Asam-asam amino ini biasanya digunakan dalam ransum ayam untuk menutupi kekurangan akan asam-asam amino tertentu. Secara komersial asam-asam amino sintetis mudah didapat, tetapi harganya biasanya menjadi faktor pembatas dalam penggunaannya. Asam amino sintetis yang umum dan banyak dipakai adalah lysin dan methionin. DL – Methionin Bahan ini umumnya mengandung 98 – 99% kandungan methionin. Penggunaannya tergantung kebutuhan. Apabila kandungan methionin dalam pakan sudah cukup, maka tidak diperlukan lagi penambahan methionin sintetis ini. Namun jika komposisi pakan yang dibuat mengandung 95% bahan baku nabati, bahan sintetis ini perlu ditambahkan. L – Lisin Asam amino sintetis ini mengandung 60 – 99% lisin. Sama halnya dengan methionin, penggunaannya sesuai dengan kebutuhan. Untuk memperoleh kedua bahan ini, peternak bisa menghubungi distributornya. Beberapa pabrik di Indonesia sudah memproduksi bahan baku ini. Gambar 37. Asam Amino Lysine (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) 50 Pemacu pertumbuhan (Growth Promotor) Ke dalam pakan ternak unggas perlu ditambahkan pemacu pertumbuhan berupa pemakaian antibiotik dengan dosis rendah. Penggunaannya diyakini dapat mengontrol infeksi subklinis dan memiliki pengaruh terhadap peningkatan laju laju pertumbuhan. Selain itu, penambahan antibiotik ke dalam pakan diharapkan dapat menurunkan konsumsi pakan tetapi menaikkan efisiensi pakan dalam menambah berat badan ternak unggas. Saat ini antibiotik dapat dengan mudah diperoleh di produsen atau importir obat hewan. Penggunaannya harus sesuai dengan aturan yang tertera di kemasannya, tidak boleh digunakan sembarangan. Beberapa preparat arsen seperti 3 nitro 4 hydroxyphenylarsonic acid dan antibiotik dipercaya dapat meningkatkan efisiensi penggunaan koksidiostat serta membantu pigmentasi kulit ayam ras pedaging. Tabel 2. Beberapa Jenis Pemacu Pertumbuhan, Merek Dagang, Komposisi dan Dosisnya Nama Merek Dagang Komposisi Dosis (ppm) Flaveco 40 Bambermicin 50 – 250 Albac 15 Zinc Basitrasin 15% 50 BMD 100 Basitrasin Metilen Disalsilat 10% 50 – 100 Stafac 500 Virgianiamisin 500 g/kg 10 – 40 Stamix 20 Virgianiamisin 20 g/kg 500 – 1.000 Roxarsono 3 Nitro 4 Hydroxyphenyl Arsoni Acid 100% 50 Arsomix 3 Nitro 4 Hydroxyphenyl Arsoni Acid 5% 500 – 1.000 Sumber : Indeks Obat Hewan Indonesia (2000) 51 Koksidiostat (Coccidiostat) Koksidiostat atau penyakit berah darah hampir pasti menyerang ternak unggas, terutama unggas dewasa. Untuk itu, ke dalam pakan unggas perlu diberikan koksidiostat untuk mencegah penyakit tersebut. Cukup banyak obat yang dapat ditambahkan ke dalam campuran pakan untuk mencegah penyakit ini. untuk mencegah penyakit tersebut. Cukup banyak obat yang dapat ditambahkan ke dalam campuran pakan untuk mencegah penyakit ini. Bahan yang dapat dicampurkan adalah Bambermycin, Amprolium, Monensin, Nikarbasin, Neomisin, Salinomisin, dan Sulfakuinoxalin yang tersedia dalam berbagai merek paten. Dosis yang ditambahkan sekitar 500 ppm atau tergantung jenisnya. Perlu diperhatikan, dosis dan aturan pakai harus sesuai dengan aturan yang tertera di kemasannya. Anti jamur (Anti-Mold) Apabila kita menggunakan bahan baku pakan yang mudah berjamur, seperti bungkil keplapa, mutlak diperlukan penambahan antijamur. Antijamur mengandung asam propio nat, asam asetat, asam sorbat, atau kombinasi dari beberapa preparat tersebut. Dosis yang ditambahkan sekitar 0,09 – 0,1%. Penggunaannya harus sesuai dengan aturan. Anti racun (Antitoxic) Bahan baku kelompok bungkil biasanya akan mudah berjamur. Jamur ini kemudian akan mengeluarkan racun bagi ternak dan akan mengakibatkan pertumbuhan ternak menjadi terhambat. Untuk dapat menetralkan kandungan 52 racun perlu ditambahkan antiracun. Namun antiracun ini tidak perlu digunakan apabila kita sudah memberikan antijamur ke dalam bahan baku pakan. Artinya, dengan tidak adanya jamur, tentu tidak muncul racun dari jamur tersebut. Antioksidan (Antioxidant) Antioksidan digunakan sebagai bahan pengawet pakan dan melindunginya dari kerusakan akibat kelembaban dan suhu lingkungan yang tinggi, pengaruh cahaya matahari, dan reaksi-reaksi zat asam. Reaksi oksidasi akan menurunkan kualitas pakan, merusak dan menghalangi terserapnya kandungan nutrisi dalam pakan. Ada beberapa jenis antioksidan yang biasa digunakan untuk membuat pakan ayam ras pedaging, diantaranya BHT (Butylated Hydroxy Toluen), BHA (Butylated Hydroxy Anisol), EQ (Etoxyquin), dan PG (Prophyl Gallate). Di pasaran banyak tersedia antioksidan yang merupakan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Antioksidan ditambahkan ke dalam pakan sebanyak 125 – 250 ppm. Tabel 3. Ketahanan Bahan Baku Pakan Ternak dengan atau tanpa Pengawet Nama Bahan Baku Pakan Dengan Antioksidan BHT Tanpa Antioksidan Bekatul 26 – 27 hari 14 hari Bungkil kacang tanah 42 – 49 hari 21 hari Tepung ikan 45 – 52 hari 25 hari Campuran bekatul, tepung ikan 28 – 42 hari 14 hari 53 Bungkil kacang tanah Sumber : Pedoman Meramu Pakan Unggas, Bambang Agus Murtidjo (1987) Perekat (Binder) Bahan perekat atau binder diperlukan dalam proses pencetakan pelet. Fungsinya sebagai pengikat antar komponen bahan baku, sehingga tidak mudah terurai atau berubah kembali menjadi bentuk tepung. Dalam pakan ayam ras pedaging, binder tidak mutlak diperlukan, kecuali jika membuat pakan ikan. Dengan pemberian uap atau pengukusan akan terbentuk pati yang berasal dari bahan baku pakan ayam ras pedaging yang berfungsi sebagai perekat. Saat ini banyak perekat sintetis yang bisa diperoleh di distributor atau importir bahan kimia. Sebagai bahan perekat bisa juga digunakan bahan alami. Bahan perekat ditambahkan dengan jumlah sekitar 2%. Zat pemberi pigmen Zat pemberi pigmen berfungsi untuk memberikan warna kuning di bagian kaki dan kulit ayam ras pedaging, sehingga penampilan fisiknya lebih menarik. Sebagai pemberi warna bisa digunakan beta-karoten atau apokarotenoat dalam bentuk murni (pure) atau sediaan premix seperti beta karoten 10% dan apokarotenoat 10%. Penggunaan zat pemberi warna sedikit sekali, sekitar 20 – 30 ppm. Harganya per kilogram sangat mahal, sehingga pemakaian bahan ini sebenarnya tidak ekonomi. Jika akan digunakan, cukup ditambahkan ke dalam pakan finisher. 54 Jika penggunaan jagung kuning di atas 50%, pakan tidak perlu ditambahkan pigmen ini lagi. Apabila masih kurang, bisa juga digunakan sumber hijauan yang mempunyai kandungan xanthofil, seperti khlorela, rumput laut, tepung alfafa, dan tepung daun lamtoro. Tabel 4. Kisaran Xanthofil pigmen dalam bahan baku pakan Nama Bahan Baku Pakan Kandungan Rata-rata (mg/kg) Kisaran Variasi (mg/kg) Jagung kuning 15 5 – 25 Tepung rumput 200 80 – 700 Tepung alfafa 150 50 – 500 Khlorela 4.000 – Tepung daun lamtoro 660 – Sumber : Nutrisi Aneka Ternak Unggas, H. R. Anggorodi (1995) Pengharum (Flavour) Untuk menambah daya rangsang ayam terhadap pakan, bisa juga ditambahkan pengharum yang beraroma khusus, biasanya berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini dapat diperoleh di importir obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang bisa dibeli di toko kimia seperti pengharum yang beraroma vanila. Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak semua pakan komersial pabrik menggunakan pengharum. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik akan dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan pelet melalui tahapan 55 penguapan (steaming) akan memberikan aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsi pakan. Pewarna pakan (Feed Colour) Secara naluri, ternak unggas menyukai pakan berbentuk butiran dan berwarna kuning. Karena itu beberapa pabrik pakan menambahkan pewarna ke dalam pakan. Zat pewarna pakan berfungsi untuk meningkatkan keinginan ternak dalam mengonsumsi pakan. Pewarna pakan ini bisa diperoleh di toko-toko kimia. Penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan pakan juga dapat dikelompokkan menjadi butir-butiran, bahan sisa pengolahan butir-butiran, hijauan, bahan pakan sumber protein hewani, bahan pakan sumber protein nabati, produk samping susu, mineral dan asam amino sintetis. Butir-butiran (Serealia) Pada umumnya, bahan pakan ternak butir-butiran mempunyai kandungan energi yang tinggi. Butir-butiran merupakan sumber energi utama bagi ternak dan 60% atau lebih terdapat dalam ransum. Kandungan karbohidrat pada butir-butiran mencapai 83% dan sekitar 60% berupa pati. Kandungan serat kasar sekitar 0,5 – 12%. Kandungan lemak rendah yaitu <5%. Kandungan vitamin rendah, kecuali jagung. Di Indonesia, bahan pakan butiran yang umum digunakan adalah padi, jagung, sorghum, beras. Di negara lain banyak digunakan gandum, barley, triticale. Nilai nutrisi bahan pakan butir-butiran antara lain ditentukan dimana dan dalam kondisi bagaimana butir-56 butiran tersebut ditanam. Beberapa bahan pakan butir-butiran adalah ; - Padi - Jagung - Sorghum - Barley - Gandum Bahan sisa pengolahan butir-butiran Bahan sisa pengolahan butir-butiran sebagian besar sudah tidak dapat digunakan untuk kebutuhan konsumsi manusia, namun masih mempunyai nilai nutrisi untuk ternak. Bahan-bahan ini antara lain dedak halus, bekatul, pollard, wheat pollard, wheat gluten, corn gluten. Beberapa bahan pakan sisa pengolahan butir-butiran adalah : - Dedak Halus - Bekatul - Rice Pollard - Wheat Pollard - Corn Gluten - DDGS - Onggok - Tepung Tapioka - Tepung Gaplek - Tetes (Molases) - Bungkil Kelapa Sawit - Kulit Kedelai - Kulit Kopi 57 f) Hijauan Di Indonesia, daun lamtoro atau ipil-ipil, alfafa kadang kala digunakan dalam ransum ayam. Ditinjau dari kandungan proteinnya, daun lamtoro lebih baik dibandingkan dengan alfafa, berkisar antara 22 - 34%. Daun lamtoro juga merupakan sumber beta caroten yang baik, yang penting pada warna kuning telur. Tetapi karena adanya kandungan mimosin, maka penggunaannya dalam ransum ayam menjadi terbatas. Untuk anak ayam disarankan tidak lebih dari 5% sedangkan untuk ayam petelur dapat digunakan sampai 15%. g) Bahan Pakan Sumber Protein Nabati Bahan pakan ternak sumber protein nabati antara lain : Bungkil Kelapa Bungkil Kedelai Kedelai Dipanaskan Bungkil Biji Kapuk Bungkil Biji Bunga Matahari Pea Bungkil Kacang Tanah Lupin Chick Pea Kacang Hijau h) Bahan Pakan Sumber Protein Hewani Beberapa bahan pakan sumber protein hewani adalah : Tepung ikan Tepung Darah Tepung Daging Tulang Tepung Bulu 58 Tepung Bulu Ayam Tepung Jeroan Ayam i) Produk Samping Susu Susu mempunyai nilai nutrisi yang tinggi, dan mengandung sebagian besar zat-zat makanan yang dibutuhkan tubuh ternak. Akan tetapi susu miskin akan zat besi dan tembaga. Oleh karena itu ransum yang disusun mengandung milk by product dalam jumlah tinggi perlu penambahan zat besi dan tembaga. Beberapa bahan pakan dari produk samping susu adalah : Skim Milk Dibuat dari susu yang telah diambil lemaknya. Protein dalam skim milk mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan sangat mudah dicerna. Skim milk merupakan sumber vitamin B tetapi miskin akan vitamin yang larut dalam lemak. Dapat digunakan dalam ransum ayam untuk segala umur. Butter Milk Merupakan bahan sisa pembuatan mentega. Kandungan lemak butter milk lebih tinggi dari pada skim milk. Dapat digunakan dalam ransum ayam untuk segala umur. Casein Casein adalah protein susu, tujuan utama pembuatan casein adalah untuk keperluan industri. Casein merupakan protein murni. Dapat digunakan dalam ransum ayam untuk segala umur. Next >