< Previous69 Lembar Kerja 1.1 Judul : Menerapkan Strategi Pengadaan Bahan Baku Pakan Ternak Unggas Tujuan : Siswa dapat menerapkan strategi pengadaan bahan baku pakan ternak unggas bedasarkan penentuan spesifikasi dan pemesanan bahan baku pakan ternak unggas. Waktu : 4 JP @ 45 menit Keselamatan kerja : Kenakan perlengkapan K3 (Wear pack, sepatu boot, masker, sarung tangan) Hati-hati dalam menggunakan bahan dan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya. Alat dan bahan : Alat : ATK Bahan : Sampel bahan baku pakan Langkah Kerja : 1. Berdo’alah sebelum dan sesudah melakukan praktek! 2. Buatlah kelompok yang beranggotakan 3 – 5 siswa per kelompok! 3. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan! 4. Lakukan penentuan spesifikasi bahan baku pakan ternak unggas dengan mempertimbangkan : a) Persyaratan sebagai bahan pakan ternak! b) Jenis-jenis bahan pakan ternak : Berdasarkan kandungan nutrisinya Berdasarkan ketersediaan Berdasarkan harganya 70 5. Lakukan pemesanan bahan baku pakan ternak unggas dengan cara : a) Tentukan jenis-jenis bahan baku pakan ternak yang akan dibeli! b) Tentukan jumlah bahan baku pakan ternak yang akan dibeli! c) Tentukan harga bahan baku pakan ternak per kg! d) Tentukan tempat pembelian! e) Tentukan waktu pembelian! f) Tetapkan spesifikasi! g) Tentukan cara pembayarannya! h) Catat data/informasi hasil praktek Anda! KEGIATAN – 4 : MENGOLAH INFORMASI / MENGASOSIASI Berdasarkan teori dari beberapa referensi yang Anda baca, hasil informasi yang telah Anda peroleh, hasil pengamatan langsung, dan hasil praktek penerapan strategi pengadaan bahan baku pakan ternak, lakukan analisis atau buatlah suatu kesimpulan tentang : 1) Penerapan strategi pengadaan bahan baku pakan ternak unggas! 2) Perbedaan antara teori dengan praktek/lapangan pada penerapan strategi pengadaan bahab baku pakan unggas! KEGIATAN – 5 : MENGKOMUNIKASIKAN : Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan informasi dan identifikasi serta asosiasi yang telah Anda lakukan terhadap strategi pengadaan bahan baku pakan ternak unggas : 1) Buatlah laporan tertulis secara individu! 2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara kelompok! 71 Pertemuan ke 5 - 9 Penerimaan Bahan Baku Pakan Ternak Unggas c.Penerimaan bahan baku pakan ternak merupakan salah satu aktivitas penting dalam produksi pakan ternak unggas. 1) Prosedur Penerimaan Bahan Baku Pakan Prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku yang dikembangkan oleh bagian manajemen perusahaan merupakan garis pertahanan awal dalam keamanan pabrik, kualitas ransum dan memberikan kontribusi terhadap keuntungan perusahaan. Industri pakan ternak harus mengembangkan dan mengikuti suatu prosedur penerimaan bahan baku yang meliputi pemeriksaan dokumen bahan yang dikirim, pemeriksaan sensorik (sensory) KEGIATAN – 1 : MENGAMATI / OBSERVASI : Lakukan pengamatan terhadap pnerimaan bahan baku pakan ternak unggas dengan cara : 1) Membaca uraian materi tentang penerimaan bahan baku pakan ternak unggas, meliputi prosedur penerimaan bahan baku pakan ternak unggasan, kontrol kualitas bahan baku pakan ternak unggas, dan penyimpan bahan baku pakan ternak unggas. 2) Mencari informasi di lokasi setempat tentang jenis – jenis bahan baku pakan ternak unggas, lokasi sumber bahan baku pakan ternak unggas, dan harganya. 3) Mengamati suatu proses pengadaan dan penerimaan bahan baku pakan ternak unggas. 72 bahan baku dan dokumen penerimaan. Prosedur penerimaan bahan baku diperlukan untuk menjamin bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi kualitas kontrak pembelian. Prosedur penerimaan bahan baku pakan ternak seperti skema pada Gambar berikut: Gambar 38. Prosedur Penerimaan Bahan Baku Penjelasan prosedur penerimaan bahan baku pakan : a) Pemeriksaan/pengecekan identitas/spesifikasi bahan baku Pemeriksaan/pengecekan dokumen dan identitas/spesifikasi bahan baku pakan untuk menjamin kesesuaian kontrak Pemeriksaan Identitas/ Spesifikasi Bahan Baku Pemastian Berat Bahan Baku Pengambilan Sampel Pengujian Bahan Baku Penyerahan Sampel Pemastian Pengangkutan Bahan Baku Penyimpanan Bahan Baku Pakan Penyimpanan Sampel Penerimaan/ Penolakan Bahan Baku Pakan Bongkar Muat Bahan Baku Pakan 73 pembelian. Pembongkaran bahan baku tidak dapat dilakukan jika tidak dilengkapi dengan label yang sesuai dan kesesuaian mutu bahan baku yang tertera dalam kontrak. b) Pemastian berat bahan baku Pemeriksaan pada bahan baku kemasan ditujukan untuk menjamin ketepatan dan keseragaman berat bahan baku, jumlah kemasan bahan baku dan tidak ada kebocoran atau kontaminasi. Pemeriksaan bahan baku curah dengan menimbang kendaraan pengangkut. Pemeriksaan dilakukan terhadap kendaraan pengangkut untuk kemungkinan adanya kontaminasi baik secara biologis, kimia maupun fisik. c) Pengambilan sampel Pengambilan sampel bahan baku sesuai dengan prosedur yang tersedia. d) Pengujian kualitas bahan baku Pemeriksaan awal meliputi warna, tekstrur, aroma, kadar air dan benda asing, serta pengujian kandungan mikotoksin pada beberapa bahan baku yang memerlukan. e) Penyerahan sampel untuk pengujian kimia zat makanan atau penetapan kesesuaian mutu dalam kontrak pembelian dengan mutu bahan baku yang dikirim. Jika hasil uji kualitas sesuai dokumen perjanjian, maka diterima Jika hasil uji mutu tidak sama dengan kontrak, maka dilakukan negosiasi ulang, jika sepakat maka akan dilakukan revisi harga, jika tidak sepakat barang bisa di retour (dikembalikan ke suplier) f) Pemastian pengangkutan bahan baku berisiko tinggi secara benar 74 Beberapa bahan baku mempunyai potensi penyebab masalah jika pengangkutan tidak dilakukan melalui jalur yang benar. g) Penyimpanan sampel Penyimpanan sampel bahan baku harus dapat menjamin keaslian bahan baku itu. Penyimpanan diperlukan jika timbul pertanyaan terhadap kualitas produk akhir. Daya tahan sampel bervariasi tergantung pada tipe bahan baku dihasilkan dan daya tahan ransum. h) Penerimaan atau penolakan bahan baku Apabila hasil sampling dan pengujian menunjukkan kualitas yang sesuai, maka berarti bahan baku tersebut diterima. Namun, apabila hasil sampling dan pengujian menunjukkan kualitas yang tidak sesuai, maka yang dilakukan menolak bahan baku tersebut atau menerima bersyarat. Mencatat semua alasan penolakan bahan baku. i) Bongkar muat bahan baku Pembongkaran bahan baku dapat dilakukan jika dilengkapi dengan label yang sesuai dan kesesuaian mutu bahan baku yang tertera dalam kontrak. j) Penyimpanan bahan baku pakan Penyimpanan bahan baku pakan dilakukan segera setelah bongkar muat bahan baku pakan tersebut. 2) Kontrol Kualitas Bahan Baku Pakan Ternak Unggas Langkah awal program penjaminan kualitas (Quality Assurance) ialah melalui pengawasan mutu atau kontrol kualitas (Quality Control). Pengawasan mutu dilakukan pada setiap aktivitas dalam menghasilkan produk dimulai dari bahan baku, proses produksi, hingga produk akhir. Bahan baku yang digunakan sebagai input 75 dalam industri pakan ternak diperoleh dari berbagai sumber, mempunyai kualitas yang sangat bervariasi. Bervariasinya kualitas bahan baku disebabkan oleh variasi alami (natural variation), pengolahan (processing), pencampuran (adulteration) dan penurunan kualitas (dam aging and detioration). Variasi alami dan pengolahan bahan baku dapat menyebabkan kandungan zat makanan yang berbeda. Bahan baku sering terkontaminasi atau sengaja dicampur dengan benda-benda asing dapat menurunkan kualitas sehingga perlu dilakukan pengujian secara fisik untuk menentukan kemurnian bahan. Penurunan kualitas bahan baku dapat terjadi karena penanganan, pengolahan atau penyimpanan yang kurang tepat. Kerusakan dapat terjadi karena serangan jamur akibat kadar air yang tinggi, ketengikan dan serangan serangga. Pengawasan mutu bahan baku harus dilakuka secara ketat pada saat penerimaan dan penyimpanan. Pemilihan dan pemeliharaan kualitas bahan baku menjadi tahap penting dalam menghasilkan ransum yang berkualitas tinggi. Kualitas ransum yang dihasilkan tidak akan lebih baik daripada bahan baku penyusunnya. Langkah awal untuk menjamin kualitas ransum adalah pengambilan sampel dan pengujian bahan baku sebelum dilakukan pembongkaran. Pengawasan mutu dan prosedur analisis tidak akan terlepas dari kegiatan pengambilan sampel. Proses pengmbilan sampel menekankan pola sampling, jumlah sampel yang diambil, ukuran sampel dan penyimpanan sampel yang benar. Proses produksi pakan ternak merupakan rangkaian aktivitas yang meliputi penggilingan, pencampuran, pelleting, dan pengepakan. Bahan baku yang dibeli biasanya terdapat dalam bentuk dan 76 ukuran yang berbeda, untuk menghasilkan ukuran dan bentuk bahan baku mempengaruhi hasil pencampuran dan proses pelleting. Pengawasan mutu selama proses produksi mutlak dilakukan karena penggilingan dan pencampuran yang tidak sempurna tidak akan menghasilkan ransum seperti yang diharapkan. Tindakan sangat penting dalam pengawasan mutu bahan baku dan proses produksi adalah pengambilan sampel (sampling). Laboratoriun yang dilengkapi dengan peralatan yang canggih dan didukung dengan tenaga ahli yang berpengalaman tidak akan mampu memberikan data yang akurat tanpa didukung ketersediaan sampel yang tepat. Teknik, jumlah, dan peralatan yang tepat diperlukan untuk memperoleh sampel yang representatif . a) Preparasi sampel Langkah awal untuk menjamin kualitas ransum adalah pengambilan sampel dan pengujian bahan baku sebelum dilakukan pembongkaran. Pengawasan mutu dan prosedur analisis tidak akan terlepas dari kegiatan pengambilan sampel. Proses pengambilan sampel menekankan pola sampling, jumlah sampel yang diambil, ukuran sampel dan penyimpanan sampel yang benar. Pola sampling pada industri pakan ternak secara umum terdiri dari simple random sampling, stratified random sampling, dan systematic sampling. Industri pakan ternak biasanya menggunakan kombinasi ketiga pola tersebut. Baik untuk bahan baku curah (bulk ingredients), bahan baku kemasan (bagged ingredients) maupun bahan baku cair (liquid ingredients). 77 Jumlah sampel yang diambil sama pentingnya dengan pola pengambilan sampel. Sampel yang representatif diperoleh melalui 3 tahap, yaitu pengambilan sampel primer (primery sample), sample sekunder (secondary sample) dan sampel uji (inspection sample). Sampel primer diambil beberapa titik pada sekumpulan bahan baku. Jumlah sampel primer yang banyak harus dikurangi menjadi sampel sekunder kemudian dijadikan sebagai sampel uji yang akan dibawa ke laboratorium. Pengambilan jumlah sampel harus memperhitungkan akurasi, tingkat kepercayaan, dan perhitungan ekonomis. b) Peralatan Sampling Sampling secara manual membutuhkan perlengkapan untuk mengambil sampel seperti grain probe, bag trier, bom sampler, dan alat pemisah sampel seperti Riffler dan Boerner Divider. Grain probe (Gambar 1.40.) digunakan untuk mengumpulkan sampel berupa biji-bijian, bungkil kedelai, dan ransum akhir. Probe harus cukup panjang sehingga mampu masuk sekitar ¾ ke dalam bahan baku. Probe tersedia dengan panjang standar 5, 6, 8, 10, dnan 12 kali. Gambar 39. Grain Probe (Dokumentasi Suparjo, 2010) 78 Bag trier terdapat dalam 3 bentuk, yaitu tape red bag tier, double-tube bag trier dan single tube open – end bag trier. Tapered bag trier (Gambar 1.41.) terbuat dari stainless steel dengan bentuk ujung meruncing, digunakan untuk mengambil sampel tepung dan komoditi butiran dalam karung tertutup. Double tube bag trier terbuat dari stainless steel digunakan untuk mengambil sampel bentuk tepung baik pada karung terbuka maupun tertutup. Single tube open – end bag trier terbuat dari stainless steel digunakan untuk komoditi bentuk tepung pada karung terbuka. Gambar 40. Tapered Bag Triers (Dokumentasi Suparjo, 2010) Bomb sampler (Gambar 1.42.) digunakan untuk mengumpulkan bahan baku cairan. Alat ini mempunya i panjang 12-16 inci dengan diameter 1¾ - 3 inchi. Katup terangkat jika mencapai dasar tangki atau diangkat secara manual. Gambar 41. Bomb Sampler (Dokumentasi Suparjo, 2010) Next >