< Previous211 Gambar 166. Titik pusat jari – jari yang menyinggung lingkaran dan garis 3) Pengukuran Sudut, Tali Busur dan Busur Lingkaran Gambar 167. Penunjukan ukuran sudut, busur dan tali busur 212 4) Penunjukan Ukuran Ketebalan Pengukuran benda – benda tipis, seperti pengukuran pada pelat, ukuran tebalnya dapat dilengkapi dengan simbol “t” sebagai singkatan dari “thicknees” yang secara kebetulan artinya tebal (juga berhuruf awal “t”). Penunjukan ukurannya, dapat dilihat pada gambar. Gambar 168. Penunjukan ketebalan d. Jenis – Jenis Penulisan Ukuran Penulisan ukuran pada gambar kerja, menurut jenisnya terdiri atas: 1) Ukuran berantai. 2) Ukuran paralel (sejajar). 3) Ukuran kombinasi. 4) Ukuran berimpit. 5) Ukuran koordinat. 6) Ukuran yang berjarak sama. 7) Ukuran terhadap bidang referensi. 1) Ukuran Berantai Pencantuman ukuran secara berantai ini ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya ialah mempercepat pembuatan gambar kerja. Kekurangannya ialah dapat menimbulkan toleransi yang semakin besar, sehinga pekerjaan tidak teliti. 213 Oleh karena itu, pencantuman ukuran secara berantai ini pada umumnya dilakukan pada pekerjaan – pekerjaan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi. Gambar 169. Ukuran berantai 2) Ukuran Paralel (sejajar) Gambar 170. Ukuran paralel 214 3) Ukuran Kombinasi Gambar 171. Ukuran kombinasi 4) Ukuran Berimpit Ukuran berimpit yaitu pengukuran dengan garis – garis ukur yang ditumpangkan (berimpit) satu sama lain. Ukuran berimpit ini dapat dibuat jika tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam membaca gambarnya (lihat gambar 172). Gambar 172. Ukuran berimpit 215 Pada pengukuran berimpit ini, titik pangkal sebagai batas ukuran atau patokan ukuran (bidang referensi) nya harus dibuat lingkaran dan angka ukurnya harus diletakkan di dekat anak panahsesuai dengan penunjukan ukurannya. 5) Pengukuran Koordinat Jika pengukuran berimpit dilakukan dalam dua arah, yaitu penunjukan ke arah sumbu x dan penunjukan ukuran ke arah sumbu y dengan bidang referensinya di O, maka akan didapat pengukuran “koordinat” (lihat gambar 173). Gambar 173. Pengukuran koordinat 216 6) Pengukuran yang Berjarak Sama Untuk memberikan ukuran pada bagian yang berjarak sama, penunjukan ukurannya dapat dilaksanakan sebagai berikut (lihat gambar 174). Gambar 174. Pengukuran berjarak sama Untuk menghindarkan kesalahan atau keraguan di dalam membaca gambarnya, dapat dituliskan salah satu ukurannya (lihat gambar 175). Gambar 175. Penunjukan ukuran lubang berjarak sama 7) Pengukuran terhadap Bidang Referensi Bidang referensi adalah bidang batas ukuran yang digunakan sebagai patokan pengukuran. Contoh: 217 Pengukuran benda kerja bubutan terhadap bidang datar atau bidang rata (lihat gambar 176). Gambar 176. Pengukuran terhadap bidang referensi 218 e. Penunjukan Ukuran pada Benda Kerja 1) Penunjukan Ukuran Alur Pasak Jika kita memberikan ukuran diameter pada penampang atau potongan yang beralur pasak, misalnya pada kopling, roda gigi atau alur pasak pada puli, maka penunjukan ukuran diameternya seperti tampak pada gambar. Gambar 177. Penunjukan alur pasak 2) Penunjukan Ukuran pada Lubang Untuk memberikan ukuran pada lubang yang berjarak sama, dapat dilakukan seperti tampak pada gambar berikut. Gambar 178. Penunjukan ukuran lubang 219 3) Penunjukan Ukuran pada Profil Untuk memberikan ukuran pada profil – profil yang telah distandarkan, dapat dilakukan seperti tampak pada gambar berikut. Gambar 179. Penunjukan profil 4) Penunjukan Ukuran Mur dan Baut Gambar 180. Mur dan baut 220 Gambar 181. Penunjukan ukuran mur dan baut Untuk menggambar ulir secara tampak sederhana sangat sulit dan akan memerlukan waktu yang lama. Dengan alasan tersebut maka Next >