< Previous 83 7) Sambungan alas dalam (insert bottom seam) 8) Sambungan alas tunggal (sigle bottom seam) 9) Sambungan alas ganda (double bottom seam) 10) Sambungan sudut ganda (corner double seam) 11) Sambungan siku (elbow seam) 12) Sambungan siku timbal balik (reversible elbow seam) 13) Sambungan sudut tepi (flange dovetail seam) Gambar 2.76Stemp pembentuk sambungan lipat Lebarnya lipat sambungan yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan pelat dan jenis pelat yang digunakan. Untuk konstruksi sambungan lipat ini dengan ketebalan pelat di bawah 1 mm,lebar lipatan yang digunakan berkisar antara 3 – 5 mm.Untuk mendapatkan hasil sambungan lipatan yang baik dibutuhkan ketelitian dan ketekunan serta memperhitungkan radius lipatan. Permukaan pelat pada daerah sambungan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas sambungan.Apabila sambungan lipatan pelat dipukul tidak merata atau menimbulkan cacat bekas pukulan maka kualitas sambungan akan buruk. 84 Contoh Pembuatan sambungan Lipat: 1) sambungan alas ganda Gambar 2.77 Langkah pengerjaan sambungan alas ganda Pelat ditekuk menjadi siku Pelat ditekuk kembali dengan jarak tekuk setebal pelat Sambungkan pelat tegak dengan pelat alas Kedua pelat bersamaan ditekuk 2) Sambungan berimpit Gambar 2.78 Langkah pengerjaan sambungan berimpit 85 Proses pengerjaan sambungan berimpit ini dilakukan dengan tahapan berikut: Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung sampai membentuk seperti lipatan Sambungkan kedua pelat menjadi rapat Kuatkan sambungan dengan alat pembentuk sambungan Gambar 2.79 Penguatan sambungan berimpit 3) Sambungan sudut Proses pengerjaan sambungan sudut : Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung atau seperti pada gambar proses penyambungan lipat yang sudah diberi penguatan Setelah sambungan terbentuk tekuk bagian yang berlebih padasisi atas pelat lihat gambar 2.80 Rapikan dan ratakan pemukulan pada sambungan pelat yangterbentuk. Gambar 2.80 Sambungan sudut alas 86 4) Sambungan untuk bodi Proses pengerjaan sambungan bodi atau kotak saluran segiempat: Tekuk keempat sisi saluran dari kedua saluran yang akandisambungkan Buat bilah sambungan sesuai dengan panjang dan besarnya lipatan yang direncanakan. Rapatkan kedua saluran dan sorong dari tepi bilah yang sudahterbentuk sampai sambungan saluran tersebut tertutup. Lakukan penyambungan untuk sisi-sisi pelat yang lainnya. Setelah terbentuk sambungan lakukan pemukulan penguatansambungan sampai merata. Gambar 2.81 Sambungan bilah 5) Sambungan untuk tutup melengkung. Sambungan lengkung pada prinsipnya hampir sama dengansambungan siku. Tetapi yang menjadi kendala biasanya pada prosespenekukan bidang lengkungan. Pemukulan bidang lengkung inisebaiknya dilakukan secara bertahap. Gambar 2.82 Sambungan Tutup melengkung 87 6) Sambungan alas silinder Gambar 2.83 Langkah pembentukansambungan alas silinder f. Teknik Pemukulan Pemukulan pelat di atas landasan dengan berbagai jenis palumempunyai teknik-teknik tersendiri. Teknik pemukulan ini biasanyasangat sulit dilakukan dengan pekerja yang tidak terbiasa dengan kerja pembentukan ini. Teknik pemukulan ini dapat dipelajari dari kebiasaan atau pengalaman yang dilakukan secara terus menerus. Pemukulan dengan palu untuk proses pembentukan ini harus dilakukan dengan teknik dan prosedur yang benar. Apabila proses pemukulan ini tidak dilakukan mengikuti teknik dan prosedur yang benar maka akan menghasilkan pemukulan yang menyebabkan pelat menjadi rusak atau cacat. Teknik memegang palu harus dilakukan secara benar yakni memegang palu harus berada di ujung tangkai palu. Jika dipengang berada diujung tangkai palu maka akan menghasilkan gaya pemukulan yang maksimal. Momen impak yang dihasilkan palu sebanding dengan masa palu dikali dengan jarak pemegang. Artinya semakin jauh jarak pemegang dengan kepala palu maka akan menghasilkan impak yang lebih besar. Teknik-teknik pemukulan ini dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Pemukulan Peregangan Pemukulan regang pada dasarnya adalah pemukulan yang dilakukan untuk meregang pelat menjadi lebih besar. Pelat hasil pemukulan regang ini menghasilkan bentuk pelat menjadi lebih panjang kearah bagian yang mengalami pemukulan. Teknik pemukulan regang ini menggunakan palu kepala pipih di atas landasan rata. Pada saat proses pemukulan pelat 88 akan mengalami menurunan ketebalan akibat dari proses pemukulan regang. 2) Pemukulan Pengkerutan Proses pemukulan kerut menghasilkan pelat menjadi terkompres.Pemukulan ini merupakan kebalikan dari proses pemukulan regang. Dimensi ketebalan pelatnyapun menjadi bertambah.Terjadinya proses pemukulan kerut ini dilakukan di atas landasan lengkung dengan palu kepala bulat. Pemukulan kerut ini digunakan untuk proses pembentukan pelat menjadi bentuk mangkuk. 3) Pemukulan Perataan Pemukulan datar merupakan proses pemukulan yang berfungsi untuk mendatar bagain pelat yang mengalami peleng-kungan. Pemukulan datar ini juga dapat diterapkan untuk proses pemukulan pembentukan di atas landasan. Seperti untuk mem-bengkok pelat di atas landasan persegi. Teknik pemukulan ini juga dilakukan untuk meratakan hasil pemukulan regang. Pada saat proses pemukulan regang pelat mengalami cekungan dan tidak merata.Pemukulan datar ini sangat banyak digunakan untuk semua proses pembentukan pelat. 4) Pemukulan Keseimbangan Pemukulan keseimbangan berguna untuk menyeimbangkan kondisi pelat yang mengalami penyimpangan akibat proses pengerolan.Hasil proses pengerolan pelat biasanya masih belum mengalami bentuk bulat sempurna, maka dengan teknik pemukulankeseimbangan ini akan dapat menghasilkan bulatan silindermenjadi lebih baik. Proses pemukulan ini dilakukan dengan memukul bagian pelat yang melonjong pemukulan pelat ini akan menekan pelat yang melonjong dan menjadi lebih datar sampai mendekati keseimbangan dari kebulatan silinder yang diinginkan. 5) Pemukulan Pembentukan Pemukulan membentuk merupakan penggabungan dari beberapateknik pemukulan yang ada. Proses pemukulan membentuk iniberguna untuk melakukan pembentukan di atas landasan. `Pelat diletakan di atas landasan dan dipegang oleh salah satu tangan dan tangan yang satunya melakukan pemukulan pembentukan sesuai dengan bentuk pelat yang 89 inginkan. Apabila seseorang sudah dapat mensinergikan antara apa yang ada dalam pikirannya di salurkan melalui tangan dan palu maka akan menghasilkan bentuk pelat yang seperti apa yang diinginkan dalam pikiran tersebut. 90 BERLATIH MELAKUKAN PEKERJAAN KERJA PLAT Informasi Setelah mempelajari materi kerja plat di atas, Kamu akan berlatih melakukan pekerjaan penyambungan tidak dengan panas, yaitu membuat berbagai macam sambungan pada plat. Pada kegiatan latihan ini, perhatikan hal-hal berikut ini: 1.Selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja melalui penggunaan APD, menjaga sikap kerja, memperhatikan rambu-rambu peringatan K3 dan melaksanakan pekerjaan atas ijin/pengawasan guru. 2.Materi latihan keterampilan disusun secara berurutan, dan setiap siswa harus secara bertahap menyelesaikan pekerjaan, dan berpindah/memulai pekerjaan berikutnya atas ijin/pengawasan guru. Materi latihan terdiri dari: Latihan 1: Menggambar dan memotong pola Latihan 2:Membuat sambungan plat Latihan 3: Membuat kotak persegi 3.Pada setiap akhir kegiatan latihan diakhiri dengan kegiatan 91 Rubrik Penilaian 1.Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 – 4 2.KKM : Pengetahuan : > 2.66 (Baik) Keterampilan : > 2.66 (Baik) Sikap : > 2.66(Baik) 3.Skor Siswa = 4.Konversi klasifikasi nilai kualitatif : Konversi nilai akhir Predikat Klasifikasi Skala 1- 4 Skala 0–100 4 86 -100 A Sangat Terampil/ Sangat Baik 3.66 81- 85 A- 3.33 76 – 80 B+ Terampil/ Baik 3.00 71-75 B 2.66 66-70 B- 2.33 61-65 C+ Cukup Terampil/ Cukup Baik 2 56-60 C 1.66 51-55 C- 1.33 46-50 D+ Kurang Terampil/ Kurang Baik 1 0-45 D 92 A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah melaksanakan latihan 1, siswa mampu menggambar pola dan memotong plat, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sikap a. Menggunakan Alat Pelindung Diri/Menerapkan K3 b. Menunjukkan sikap kerja yang benar saat bekerja c. Menunjukan kerjasama yang baik dengan kawan d. Melaksanakan pekerjaan atas ijin guru 2. Keterampilan a. Menunjukkan langkah kerja sesuai prosedur/instruksi b. Hasil pekerjaan menunjukan kriteria hasil: 1) Lukisan pada plat sesuai gambar 2) Hasil pemotongan sesuai gambar c. Waktu pengerjaan sesuai batas yang ditentukan 3. Pengetahuan a. Telah menyusun/menyampaikan laporan praktik sesuai ketentuan ditetapkan b. Menyelesaikan tugas yang diberikan B.Tugas 1. Lakukan latihan menggambar dan memotongsesuai gambar kerja! 2. Buatlah laporan hasil latihan! 3. Jawab pertanyaan pada bagian Review! Latihan 1 Menggambar Dan Memotong Pola Next >