< Previous 273 Gambar .17. Penyumbat pipa ulir (plugs) 10) Fitting make up, diperlukan pada situasi tertentu dalam desain pemipaan, bisa karena ruang yang sempit maka dilakuakan penyambungan antar fitting tanpa ada spool pipa, hal ini dikenal dengan fitting make-up. Gambar 3.18 . Fitting make up 11) Katup (valves), adalah sebuah komponen yang digunakan untuk pengaturan aliran fluida seperti membuka dan menutup laju aliran yang terdapat pada instalasi pemipaan. Gambar.19.Katup pipa 12) Nipel pipa (pipe nipples), Untuk penyambungan dengan ulir dan las socket ini tidak bisa dilakukan secara fiiting make-up, 274 karena dibutuhkan spool , spool pipa ini dikenal dengan nipple. panjangnya nipple bervariasi tergantung dari kebutuhan Gambar.20. Nipel pipa 1. Jenis Pipa Sistem refrijerasi kompresi uap, adalah salah satu contoh pemipaan tertutup yang menghubungkan empat komponen utama, yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Ke-empat komponen utama tersebut saling dihubungkan dengan menggunakan pipa. Gambar 3.21. Pemipaan sistem refrigerasi B. Pemipaan pada Sistem Refrijerasi 275 Pekerjaan pemipaan refrijerasi adalah pekerjaan utama dalam perakitan atau pemeliharaan peralatan refrijerasi. Ada empat prinsip yang harus dijadikan acuan oleh setiap teknisi, yaitu 1. Mengetahui apa yang akan dilakukan 2. Memilih alat dan bahan dengan tepat 3. Menjaga alat dan bahan dalam kondisi bersih dan kering 4. Mengutamakan dan mengikuti prosedur keselamatan kerja Pada bab ini kamu akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan pekerjaan pemipaan refijerasi dan tata udara. Pekerjaan pemipaan yang dilakukan adalah menyambung pipa dengan pengelasan. Agar penyembungan dapat dilakukan dengan baik dan tepat, maka pengetahuan tentang pipa dan pengelasan pipa harus dikuasai dengan baik. Pipa yang banyak digunakan dalam peralatan refrijerasi dan tata udara adalah pipa tembaga. Pipa lain yang sering digunakan adalah pipa alumunium, pipa baja, pipa baja tahan karat, dan pipa plastik. Pemilihan ukuran pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Drop tekanan harus sekecil mungkin 2. Dapat mengalirkan bahan refrigerant sesuai dengan perencanan atau kecepatan sirkulasi refrigerannya sesuai. Kalau pipa yang digunakan terlalu kecil akan mengakibatkan kerugian gesekan, bunyi yang keras dan bising karena kecepatan yang tidak sesuai. Kalau pipa yang digunakan ukurannya terlalu besar akan mengakibatkan kegagalan pengembalian minyak/oli kompresor dan pengeringan minyak/oli kompresor yang akhirnya kompresor menjadi macet. a. Pipa Tembaga Pipa tembaga adalah pipa yang paling sering digunakan untuk keperluan mesin pendingin yang menggunakan bahan refrigeran jenis R.11, R.12, R.22, dan R.502. Pipa tembaga yang dipergunakan pada mesin pendingin adalah pipa tembaga khusus yang disebut ACR TUBING (Air Conditioning and Refrigeration Tubing) yang telah dirancang dan memenuhi persyaratan/karakteristik khusus untuk mesin pendingin. Bagian dalam pipa 276 untuk keperluan mesin pendingin harus dijaga agar tetap kering dan biasanya dibersihkan dengan menggunakan nitrogen. Ujung-ujung pipa jangan dibiarkan terbuka dan harus ditutup agar tidak terkontaminasi udara luar (uap air) atau kotoran lainnya dengan cara digepengkan ataupun ditutup dengan penutup khusus. Pipa tembaga pada umumnya dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu pipa tembaga lunak (soft) dan pipa tembaga keras (hard). Beda kedua jenis pipa tersebut terletak pada ketebalan dindingnya. Untuk memudahkan identifikasinya, Pabrikan memberikan kode dengan jenis K, L, dan M seperti tertera pada tabel 3.7 . berikut ini : Tabel 3.7. Ukuran pipa tembaga 1) Pipa Tembaga Lunak Pipa tembaga lunak biasanya digunakan pada mesin-mesin pendingin jenis domestik dan komersial. Pipa tembaga ini memiliki sifat kekerasan 277 tertentu yang disebut “Annealed Copper Tubing”, yaitu, pipa dipanaskan kemudian dibirkan mendingin sendiri. Hal ini membuat pipa tembaga menjadi lunak dan mudah dibentuk. Pipa tembaga lunak mempunyai sifat khusus. Jika pipa dibengkokan berulang kali maka pipa tersebut akan menjadi keras dan kaku, sehingga mudah rusak, retak atau patah. Sifat ini dapat diperbaiki dengan cara memanaskan pipa tersebut sampai warnanya berubah menjadi merah atau ungu dan didinginkan secara perlahan-lahan di udara, selanjutnya pipa dapat dengan mudah dibentuk seperti semula. Pekerjaan ini dinamakan Proses “ANNEALING”. Penyambungan pipa tembaga ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (1) pengelasan (brasing), (2) tanpa pengelasan, tetapi menggunakan flare fitting yang disebut sebagai flare nut, yaitu baut khusus untuk keperluan penyambungan secara cepat (flaring). Pipa tembaga lunak ini biasanya diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk rol dengan panjang yang bervariasi mulai dari 25 feet, 50 feet dan 100 feet dengan diameter luar (OD) dalam satuan inchi. Ukuran yang tersedia di pasaran adalah 3/16, ¼, 5/16, 3/8, 7/16, ½, 9/16, 5/8 dan ¾ inchi. Ketebalan pipa tergantung pada diameter luar pipa. Misalnya, pipa ¼” memiliki ketebalan 0,03 inchi. Pipa ¾ inchi, 0,35 inchi. Gambar 3.22 Pipa Tembaga 2) Pipa Tembaga Keras Pipa tembaga keras biasanya digunakan pada mesin pendingin untuk keperluan komersial, dimana sifat pipa tembaga ini kaku dan keras, jadi pada saat pemasangan pipa tersebut harus dipasang klem atau penyangga sebagai tumpuan dan pengikatnya, apalagi jika ukuran diameter pipa yang digunakan ukurannya besar. Pipa tembaga keras 278 tidak dapat dibengkokkan, jadi harus menggunakan elbow bila diperlukan bengkokan. Penyambungan pipa hanya hanya dilakukan dengan sistem pengelasan dengan las perak (silver brasing) atau menggunakan flare fitting. Penyolderan hanya dilakukan untuk saluran tekanan rendah. Pipa tembaga keras ini diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk batangan, dimana setiap batangnya mempunyai panjang kurang lebih 7 meter. b. Pipa Aluminium Pipa aluminium banyak dipergunakan sebagai bahan evaporator. Daya hantar panas pipa aluminium ini tidak begitu baik jika dibandingkan dengan daya hantar panas pipa tembaga, dan harganyapun relatif lebih mahal. Penyambungan atau pengelasan pipa aluminium tidak semudah penyambungan pipa tembaga, dimana harus menggunakan las khusus yang disebut las MIG, atau bisa juga dengan menggunakan kawat las Platinum 52 dengan campuran boraks atau fluks 52 dengan nyala api yang teratur, dimana apinya tidak boleh bersentuhan secara langsung dengan fluks 52 yang telah dioleskan, disinipun diperlukan keterampilan las secara khusus. Kasus kerusakan atau kebocoran evaporator pada mesin pendingin seringkali terjadi. Untuk mengatasinya jika kebocorannya tidak terlampau besar kebocorannya bisa di tutup dengan menggunakan lem APOXY atau HARDEX. Karena tekanan pada bagian evaporator adalah rendah, jadi dengan sistem pengeleman saja sudah cukup tanpa perlu pengelasan. Gambar berikut menunjukan bentuk evaporator yang ada di pasaran dengan kapasitas bermacam-macam. Gambar 3.23. Model evaporator yang ada di pasaran c. Pipa Baja 279 Pipa baja juga banyak sekali dipergunakan pada mesin pendingin untuk keperluan domestik, seperti halnya pada kondensor lemari es. Ada beberapa pipa baja dengan ketebalan dinding tertentu yang biasa digunakan pada mesin pendingin, adapun ukuran diameter pipa baja tersebut sama dengan ukuran diameter pipa tembaga, sedangkan cara penyambungan dari pipa baja adalah dengan sistem brasing dan ada pula yang menggunakan ulir. Pipa tembaga atau kuningan tidak dapat digunakan pada sistem pendingin yang menggunakan bahan refrigeran amoniak (R.717), dimana sifat pipa tembaga ini mudah bereaksi jika terkena amoniak, jadi untuk mesin pendingin yang menggunakan bahan refrigerannya amoniak harus menggunakan pipa baja. Adapun ukuran-ukuran pipa baja yang ada di pasaran adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut : Tabel 3.8 Ukuran pipa Baja d. Pipa Baja Stainless Pipa Baja stainless pada umumnya mempunyai fungsi yang sama dengan pipa refrigeran lainnya, dimana pipa baja stainless ini sangat kuat terhadap korosi dan sangat mudah dalam melakukan penyambungannya, dimana bisa menggunakan brasing maupun menggunakan ulir. Pipa baja stainless No.304 sering sekali digunakan pada mesin pendingin untuk Food Processing, Manufacture Ice Cream, Milk Cool Storage dan yang lainnya, karena pipa baja stainless ini mempunyai kadar karbon (C), Nickel (Ni), dan Chronium (Cr) yang sangat rendah sekali. 280 e. Pipa Fleksibel Getaran-getaran yang diakibatkan oleh bekerjanya kompresor dapat mengakibatkan kerusakan pada sambungan pipa, khususnya sambungan pipa ke kompresor. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada bagian tersebut perlu dipasang pipa fleksibel yang dapat meredam getaran. Bahan konstruksi dari pipa fleksibel terbuat dari selang perunggu fleksibel yang dilapisi dengan anyaman pita rambut perunggu dan disambungkan dengan pipa tembaga sebagai ujung-ujungnya. Pipa fleksibel ini dapat digunakan pada mesin pendingin yang menggunakan bahan refrigerant R12, R13, R22, R24, R114, R502 atau yang sejenisnya kecuali untuk NH3 (Amoniak). Pipa fleksibel ini di desain untuk nominal tekanan 25 atg, dan temperature pada kisaran -700C sampai dengan +2000C. Ukuran pipa fleksibel yang ada dipasaran bermacam-macam seperti yang tertera pada tabel. Tabel 3.9. Data teknik pipa fleksibel 281 Gambar 3.24 . Pemasangan pipa fleksibel Tabel 3.10. Data teknik pipa fleksibel f. Pipa Kapiler Sistem pengontrol laju refrijeran yang paling sederhana adalah pipa kapiler. Seperti namanya pipa kapiler terdiri dari pipa panjang dengan diameter yang sangat kecil. Diameter pipa kapiler antara 0,26 sampai 0,4 inci. Gambar 3.25 memperlihatkan sistem refrijerasi dengan pipa kapiler. Gambar 3.25. Sistem Pipa Kapiler 282 Pada ukuran panjang dan diameter tertentu, pipa kapiler memiliki tehanan gesek yang cukup tinggi sehingga dapat menurunkan tekanan kondensasi yang tinggi ke tekanan evaporasi yang rendah. Pipa kapiler berfungsi menakar jumlah refrijeran cair ke evaporator dan untuk menjaga beda tekanan anatara tekanan kondensasi dan tekanan evaporasi tetap konstan. Karena pemasangan pipa kapiler terhubung seri di dalam sistem refrijerasi, maka ukuran kapasitas penyaluran refrijeran cair yang dihasilkan oleh pipa kapiler harus sesuai dengan kapasitas kompresi dari kompresor. Oleh karena itu untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi, maka kapasitas pipa kapiler harus sama dengan kapasitas kompresi kompresor. Bila hambatan gesek pipa kapiler terlalu besar, karena pipa kapilernya terlalu panjang atau terlalu kecil, maka kapasitas pipa untuk menyalurkan refrijeran cair dari kondenser ke evaporator menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas kompresi. Akibatnya evaporator kekurangan refrijeran cair, tekananya turun. Di lain pihak refrijeran cair di kondensor naik, sehingga tekanan kondensasinya naik. Efek pendingian kurang. Sebaliknya, jika hambatan gesek pipa kapiler terlalu kecil, karena pipa kapilernya terlalu pendek atau terlalu besar, maka kapasitas pipa untuk menyalurkan refrijeran cair dari kondenser ke evaporator menjadi lebih besar ibandingkan dengan kapasitas kompresi. Akibatnya evaporator kelebihan refrijeran cair, tekanannya naik. Tidak semua refrijeran cair dapat menguap di evaporator. Kompresor menghisap liquid refrijeran. Untuk meningkatkan unjuk kerja sistem dengan pipa kapiler, maka sebagian pipa kapiler direkatkan pada pipa suction, atau sebagian pipa kapiler dimasukkan ke dalam pipa suction, seperti yang dilakukan pabrikan lemari es untuk keperluan rumah tangga. Pipa kapiler (capilary tube)Juga disebut : Impedance tube, Restrictor tube atau choke tube. Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil. Panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah bahan pendingin yang mengalir ke evaporator. Pipa kapiler memiliki fungsi sebagai berikut: 1) Menurunkan tekanan refrigerant cair yang mengalir didalamnya 2) Mengatur jumlah refrigerant cair yang mengalir melaluinya Next >