< Previous 43 Gambar 2.24. Bukaan kerucut miring dan dipotong Miring Gambar 2.25a. menunjukkan gambar sebuah piramida dengan alas berbentuk segi enam. Piramida tersebut dipotong oleh sebuah bidang yang miring terhadap sumbu x-x. Untuk menggambar bukaan dari piramida tersebut, kita harus tahu panjang sisi yang sebenarnya. Panjang sisi 11T dan 41T adalah panjang yang sebenarnya, tetapi belum mengetahui panjang 2Tdan 3T yang sebenarnya. Untuk menggambar diperlukan juga panjang 21T dan 31T yang sebenarnya. Untuk memperoleh panjang sebenarnya, caranya adalah sebagai berikut. Lingkarkan titik-titik 1, 2, 3, dan 4 dengan pusat lingkaran di titiko ke sumbu x-x. Diperoleh titik 11, 21, 31, dan 41 Titik 41, 31, 21,dan 11 dihubungkan dengan titik T maka panjang 41T, 31T, 21Tdan 11T adalah panjang yang sebenarnya 44 Gambar 2.25. Bukaan sebuah piramida dengan alas berbentuk segi enam Gambar 2.26. Bukaan sebuah piramida dengan alas berbentuk segi enam menggambarnya adalah sebagai berikut. Buat garis 12T2 sepanjang 11T, kemudian buat lingkaran di titik 12 dengan panjang jari-jari sama dengan panjang dari salah satu sisi segi enam.Buat lingkaran di titik T2 dengan jari-jari 21T sehingga berpotongan di titik 22.Buat lingkaran di titik 22 dengan jari-jari 1-2, kemudian buat lingkaran dengan jari-jari 31T dengan pusat lingkaran di titik T dan berpotongan di titik 32. Buat lingkaran di titik 32 dengan jari-jari1-2, kemudian buat lingkaran di titik T dengan jari-jari 41T sehingga berpotongan di titik 42. Bila titik-titik tersebut dihubungkan satu sama lain merupakan bukaan dari alasnya. Sekarang ukurkan panjang sisi-sisi 42d2 sama dengan 41d1, 32c2 sama dengan 31c1,22b2 sama dengan 21b1, dan panjang 12a2 sama dengan i1a1 . Kemudian titik-titik a2, b2, c2, dan seterusnya dihubungkan. 45 b) Pemakaian Metode Segitiga Contoh 1 : Pembentangan piramida Gambar 2.26. Pembentangan piramida Contoh 2: Membentangkan piramida lurus Untuk membentangkan permukaan (membuka lipatan) permukaan samping piramida lurus, perlulah untuk lebih dahulu menentukan panjang sejati rusuk dan ukuran sejatidasar. Dengan informasi ini, pembentangan dapat dibuat dengan menampakkan muka dalam urutan berturut-berturutdengan rusuk bersama disambungkan. Apabila permukaan dibayangkan dibuka lipatannya dengan memutar piramida, seperti terlihat dalam gambar 2.27. maka tiap-tiap muka segitiga digulingkan kedalaman bidang sekeliling rusuk yang menjadi miliknya bersama dengan sekeliling muka sebelumnya. 46 Gambar 2.27. Pembentangan piramida segitiga Karena semua rusuk piramida yang terlihat dalam gambar2.28. sama panjangnya, maka hanyalah perlu untukmenemukan panjang satu rusuk A1 dengan mengulingkannya dalam kedudukan af. Rusuk dasar, 1-2, 2-3dan seterusnya adalah sejajar dengan bidang proyeksi mendatar dan sebagai akibatnya kelihatan dalam panjang sejatinya dalam tampang atas. Dengan informasi ini, gambar bentangan dapat dibuat lengkap dengan mudah dengan membuat keempat permukaan segitiga. Gambar 2.28. Pembentangan prisma segi empat miring 47 Gambar 2.29. Pembentangan triangulasi segi tiga dan segi empat c) Pemakaian metode trianggulasi Gambar 2.30. Triangulasi permukaan. 48 Metoda trianggulasi pembentangan dengan pendekatan permukaan yang mampu dibentangkan. Permukaan yang tak mampu dibentangkan dapat dibentangkan dengan pendekatan apabila permukaannya dimisalkan tersusun dari sejumlah permukaan kecil yangdapat dibentangkan. Metode khusus yang biasanya dipakai untuk permukaan baling (warped surface) dan permukaan kerucut miring dikenal dengan metode triangulasi. Prosedurnya terdiri dari sama sekali menutupi permukaan samping dengan segitiga kecil dengan jumlah banyak, yangakan terletak degan pendekatan pada permukaan. Segitigaini, apabila disusun dalam uluran sejati dengan rusuk milik bersama disambungkan, menghasilkan gambar bentangan dengan pendekatan yang cukup cermat untuk kebanyakan tujuan praktis. Gambar 2.31 Gambar 2.31. Bagian peralihan pipa yang menyambung pipa bulat dan pipa bujur sangkar 49 Gambar 2.32. Bagian peralihan pipa bulat dan pipapipa bujur sangkar 50 Gambar 2.33. Bagian peralihan pipa bulat dan pipa lonjong Membentangkan bagian peralihan pipa yang mempunyai permukaan mampu dibentangkan dengan pendekatan lewat metode tringulasi. Gambar 2.34. memperlihatkan separoh gambar bentangansuatu bagian peralihan pipa yang bukan mempunyai permukaan berbentuk kerucut sebagian, melainkan mempunyai permukaan baling. Metode membangun gambar bentangan agak serupa, tetapi gambar bentangan ituterbentuk oleh sejumlah segitiga kecil, dengan ukuran sejati,yang disusun untuk mendekati permukaan. Ukuran sejati perpotongan berbentuk lingkaran dapat dilihat dalam tampang atas, dan ukuran sejati perpotongan berbentuk elips diperlihatkan dalam tampang bantu yang dibangun untuk keperluan itu. Paroh muka lingkaran dalam tampang atas hendaknnya dibagi dalam bagian sama dalm jumlah yang sama seperti parohan tampang bantu. Dengan menyambung titik bagi, permukaan dapat dibagi pada awalnya dalam bentuk bersisi empat. Sebaiknya bentuk bersisi empat (quadrilaterals) ini dapat dibagi lagi dalam segitiga dengan menarik diagonal yang sekalipun menurut teori 51 berupa garis melengkung, dianggap sebagai garis lurus. Panjang sejati elemen dan panjang sejati diagonal diketemukan dengan membuat dua diagram panjang sejati secara terpisah dengan memakai metode yang dilukiskan dalam gambar 2.34. Gambar 2.34 Pembentangan Bagian peralihan pipa lewat triangulasi Profil Bola/Membentangkan bola Permukaan bola merupakan permukaan lengkung berganda yangdapat dibentangkan hanya lewat waktu metode pendekatan. Metode pendekatan yang lazim dipakai dilukiskan dalam gambar 2.35.Di (a) penampang dibagi dalam dua bagian meridian silinder yang sama dalam jumlah yang sama. Permukaannya yang dibentangkan merupakan gambar bentangan pendekatan untuk bola. Ketika membuat gambar bentangan perlulah untuk membentangkan permukaan satu bagian (seksi) saja, sebab satu bagian ini dapat dipakai sebagai pola untuk permukaan bentangan untuk masing masing bagian lainnya. 52 Di (b) bola dipotong oleh bidang sejajar yang membaginya dalam sejumlah bagian mendatar; permukaannya mendekati permukaan bola. Masing-masing bagian ini dapat dianggap sebagai kerucut lurus terpancung yang puncaknya bertempat pada perpotongan tali busur yang dipanjangkan. Gambar 2.35. Pembentangan bola dengan pendekatan Next >