< Previous 30 2) Pengembangan Bambu Komposit sebagai Bahan Bangunan Alternatif Pengganti Kayu (a) Mengenal bambu sebagai tataman tropis Bambu secara botanis dapat digolongkan pada famiili Gramineae ( rumput ) karena berbeda dengan kayu bambu tidak mengenal perkembangan pada gemang, famili Gramineae kemudian dibagi menjadi lima suku, yaitu Dendrocalamineae, Melocanninea, bambusineae, Arundinaiineae serta puellineae Pertumbuhan bambu Dasar tumbuh bambu pada daerah tropis dinamakan rhizom semacam buhul yang bukan akan maupun tandan, dekelompok rhizon tersebut akan mengikat batang pada tanahnya sebagai berikut Pada umumnya bagian bangunan yang dapat dibuat dari bambu jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain untuk kegunaan yang sama , bambu didapatkan hampir di seluruh indonesia, bambu adalah bahan yang ramuan yang paling penting sebagai pengganti kayu biasa bagi penduduk desa. Pendudul desa menanamnya di halaman rumah , pada lereng gunung, sepanjang sungai atau juran dan sebagainya 31 Saat ini kayu yang berkualitas semakin sulit diperoleh di pasaran, sehingga perlu dicari bahan lain sebagai penggantinya. Bambu cepat tumbuh adalah salah satu jenis yang dapat digunakan, karena selain mempunyai masa panen hanya 3 sampai 5 tahun, potensinya pun cukup besar di beberapa daerah dan bersifat renewable serta sangat sesuai dengan kebutuhan industri. Beberapa aspek sifat bambu lebih baik daripada kayu, tetapi bambu memiliki kekurangan untuk digunakan sebagai bahan konstruksi secara langsung. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan untuk dapat mengolah bahan bambu menjadi balok mirip kayu dengan kekuatan yang tinggi. Pengembangan pembuatan balok bambu dilakukan dengan bantuan pelatihan produksi, sehingga dapat dibuat unit produksi dan dapat dilakukan dengan skala UKM. Hasil penelitian Balai Bahan Bangunan – Puslitbang Permukiman pada tahun anggaran 2007 menunjukkan bahwa, dengan menggunakan perekat resin (cara pres panas atau dingin) atau semen, dapat dihasilkan suatu suatu bahan bangunan komposit yang mempunyai kekuatan tinggi sehingga dapat menandingi kekuatan kayu. Produk dari hasil penelitian ini dapat berupa panel eksterior dan interior dengan berbagai bentuk untuk konstruksi bangunan seperti, dinding, langit-langit serta penutup atap, atau yang digunakan sebagai bahan furniture dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan. 32 (b) Manfaat Bambu 1. Menyediakan bahan bangunan alternatif dan memberdayakan masyarakat melalui pengembangan UKM 2. Menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan mendukung program pembangunan perumahan yang berkelanjutan di Indonesia (c) Keunggulan 1. Dimensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan 2. Dimungkinkan dibuat tanpa adanya sambungan 3. Sifat Mekanika tinggi 4. Pengerjaan setara dengan bahan kayu (d) Jenis jenis bambu Bambu banyak macamnya, tetapi dari sebanyak itu hanya 4 macam saja yang dianggap sebagai jenis bambu yang paling penting, (1) Bambu Tali /Apus amat liat, ruasnya panjang panjang dan mempunyai garis tengah 4-8 cm, papnjang batang 6-13 m (2) Bambu petung amat kuat, ruasnya pendek pendek, tetapi tidak begitu liat. Garis tengah bambu petung 8-13 cm panjang batang 10 – 18 meter (3) Bambu duri/ Ori ini juga kuat seperi bambu petung, ruasnya juga pendek pendek. Bagian luar / kulit halus dan licin dari pada bambu lainnya , lagi pula lebih keras (4) Bambu wulung/ bambu hitam ruasnya juga panjang panjang seperti bambu tali/ apus akan tetapi tidfak liat / getas. Garis tengah bambu wulung 4-8 cm panjang batng 7-15 m. 33 (e) Jenis Bambu Olahan (1) Parallam Subiyanto et al. (1994), menyatakan bahwa papan bambu lapis semi serat dibuat dengan cara memipihkan bambu dengan mesin pemipih sampai bentuk bambu berupa semi serat yang panjang. Kemudian arah serat disusun saling menyilang. Parallam bambu yang dibuat sama dengan papan bambu lapis semi serat, tapi arah seratnya susunannya sejajar. (f) Pengawetan bambu/ pencegahan hama dan jamur Bambu harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua; dalam hal akhir berbintik putih pada pangkalnya berserat padat dengan permukaan yang menkilat. Ditempat ruas tidak boleh pecah Bambu biasanya kurang tahan lama karena mengandung banyak kanji yang disukai olaeh rayap. Secara tradisional bambu batang sebelum digunakan direndam selama satu bulan di dalam air payau, atau air laut yang tenang atau mengalir sehingga kanji tersebut dicuci atau dihilangkan Perendaman bambu sebaiknya dilakukan setealh bambu dikeringkan dalam keadaan brdiri di tempat yang teduh, baru kemudian direndam seluruhnya. Bambu yang telah direndam dalam air harus berwarna pucat / tidak kuning, hijau, atau hitam) dan bebau asam yang khas, sedangkan bila dibelah bagian dalam dari ruas tidak boleh terdapat bulu dalam, seperti terdapat dalam bambu yang belum direndam, Bambu juga memiliki kekurangan kekuranga : 34 Daya dukunnya kecil, mudahdibelah, terbakar, peka rethadap rayap dan bubuk, rongga rongga merupakan tempat hunian tikus yang baik sekali Akan tetapi jika kekurangan ini dapat diatasi, maka bambu adalah bahan bangunan utama bagi pembuatan rumah murah atau desa Selai pengawetan secara tradisional dapt juga digunakan dengan menggunakan cara pengawetan bambu dengan diberi obat kimia. Perlu diketahui bahwa pengawetan dengan cara merendam didalam air itu sebetulnya hanya menghilangkan zat-zat makanan bagi para perusa ( cendawan, rayap, bubuk danlainya ) Penhgawetan bambu dengan cara diberi obat kimia dibagi menjadi 2 cara : 1. Bambu setelah di tebang ( masih basah) daunnya jangan dihilangkan sebua, untuk memberikan tanda nanti di dalam proseskemudian bambu dmasukan kedalam bakatau tong aspal bekas, yang sudah diberi larutan bahan pengawet/ solar , bambu tersebut diletakan dalam posisi berdiri. Dlam 1-3 hari atau lebih, dan bambu itu kelihatan hijau seperti semula ( Sebelum diawetkan ). Tetapi lama kelamaan daun bambu akan berubah warna menjadi kekuningan seperti warna bahan pengawet. Setelah bambu berwarna demikian , maka proses ini dianggap selesai, artinya obat oengawet sudah masuk kedalam bambu, maka kemudian bambu dapat diangkat dari larutan bahan pengawet dan seterusnya setelah kering dapat digunakan untuk bahan bangunan ( Kasau, reng, Usuk dan sebagainya) pengawetan bambu dapat dilakukan dengan pengulasan maupun dengan penyemprotan 35 2. Cara kedua bambu setelah ditebang masih dalam keadaan basah, daunnya dihilankan semua kemudian bambu itu digantungkan berjungkir dengan pangkal diatas dan ujung dibawah ( terbalik) lihat setelah itu bambu dituangi bahan pengawet tipe 1 ( dituangkan kedalambambu yang ruasnya selumnya sudah dihilangkan seblah) Pada proses ini semua air yang menetes dari ujung bambu adalah air dari mabu itu sendiri ( Air tidak berwarna) lama kelamaan air dari bambu itu akan berubah warna yaitu keuningan seperti bahan pengawet Bilamana air yang kelluar dari ujung bambu itu sudah berwarna demikian, maka berarti proses pengawetan telah selesai, bambu dapat diambil dan dapat diletakan berdiri seperti biasa, (pangkalnya dibagian bawah). Pengawetan bambu dengan cara tergantung terjungkir dengan pangkalnya di atas dan ujungnuya di bawah, sehingga bahan pengawet dituangi dai bagian pangkalnya yang di atas kebagiaan ujungnya dibawah. (g) Batang. Papan dan bilah bambu Pada sebuah rumah tinggal hampir semuabagianya dapat dibuat dari bambu: Bisa seumua serba bambu kecuali alat alat penyambung ( tali dan sebagainya). Bagian bagian bangunaan tidak terbatas pada tiang , lantai dan dinding beserta konstruksi atap, tetapi juga dapat berupa parabot seperti kursi, meja, rak dan sebagainya. Bahan dasar batangg bambu dapat diolah menjadi pelupuh; bambu dibelah, sekat ruang dibuang , dirancang lalu dipukul 36 pukul . pelapuh ini merupakan bahan yang cukup baik untuk bahan dinding dsan lantai. Tutu: belahan bambu diambil kulitnya, dibelah arah tangensial sehingga menjadi bagian bagian setebal 1-5 mm. Untuk pekerjaan halus kadang kadang dibelah ke arah radial Anyaman harus dibedakan antara sasak atau sesak, biik dan kelaka. Sasak dibuat dari pelupuh hingga menjadi anyaman terbal. Bilik, anyaman yang dibuat dari tutus, nam lainya adalah gedeg dan kepang. Kelaka merupakan rangkaian yang dibelah 2 dan dihinlangkan sekat- sekatnya lalu ditumpukan dapat dipakai sebagi penutup atap selain kelaka terdapatjuga sirap bambu sebagai penutup atap. (2) Bambu Lapis Kayu lapis adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun bersilangan tegak lurus lembaran venir yang diikat dengan perekat,minimal tiga lapis ( SNI,2000). Pemasangan venir dengan arah saling tegak lurus dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan mekanis yang lebih tinggi. Penyusutan lebih kecil sehingga menjadikan produk tersebut memiliki stabilitas dimensi yang tinggi (e) Bambu sebagai alternatif bahan furnitur dan bangunan Anyaman harus dibedakan antara sasak atau sesak, biik dan kelaka. 37 Sasak dibuat dari pelupuh hingga menjadi anyaman terbal. Bilik, any aman yang dibuat dari tutus, nam lainya adalah gedeg dan kepang. Kelaka merupakan rangkaian yang dibelah 2 dan dihinlangkan sekat- sekatnya lalu ditumpukan dapat dipakai sebagi penutup atap selain kelaka terdapatjuga sirap bambu sebagai penutup atap. (f) Pengikatan bambu Sambungan pada konstruksi bambu secara tradisional dapat dilakukan dengan takikan, pen dan lubang, pasak atau tangkai kayu, dan pengikatan. Bahan ikatan terbuat dari belahan rotan atau bambu dengan kulitnya. Ikatan secara menyilang pada pertemuan bambu, dapat dilakukan sebagaiman dalam contoh dibawah ini: 38 39 http://artpoe-studio.blogspot.com/2013/07/rangka-bambu.html Bahan ikatan bambu atau rotan biasanya direndam dalam air sebelum digunakansehingga lebih mudah dapat dikerjakan pada waktu mengikat. Setelah ikatan kering akan menyusut dan kencang ikatan bambu terbatas panjangnya menurut panjang ruas bambu (30-40 cm ), lebarnya kurang lebih 3 mm dari batang bambu, bahan pengikat lain adalah ijuk Bambu merupakan alternatif yang menarik sebagai material dasar pada mebel atau furnitur karena mempunyai kesamaan fisik dengan kayu tradisional, keras, mempunyai kekuatan, tahan terhadap serangga dan kelembaban serta mempunyai manfaat tambahan yang ramah terhadap lingkungan. Reputasi bambu sebagai ramah lingkungan merupakan sum Next >