< Previous311Ragam Hias MajapahitRagam Hias Majapahit berbentukbulatan dan krawingan (cekung)dan terdiri dari ujung ukel dan daun-daun waru maupun pakis.Dalamraga mini patran (daun) diwujudkan krawing (cekung). Bentuk RagamHias Majapahit untuk ragam pokok berbentuk seperti tanda Tanya.Ragam-ragam ini terdapat pada bekas-bekas potongan batu yanghanya sedikit, dan pada potongan kayu yang sudah rusak.RagamMajapahit diketemukan oleh Ir. H. Maclaine Pont, seorang pejabatpada Museum Trowulan dan jugadapat dilihat pada tiang Pendopo Masjid Demak. Gb31. Motif MajapahitMenurutsejarah tiang tersebut merupakan benda peninggalan kerajaan Majapahit yang dibawa oleh R. patah.Pokok dan dasar Motif MajapahitBagianPokok:Campuran cekung dan cembung,memangdaun ini merupakancampuran yang sesuai untuk menambah baiknya motif tersebut.Angkup:Ragam ini mempunyai dua angkup, yang berbentukcembung dan cekung memakai ulir menelungkup pada sehelai daun pokok.Jambul:Ragam ini mempunyai jambul susun dan jambul satu. Inisuatu tanda untuk daun-daun pokok atau daun lainnya.Jambul yang satu untuk daun yang tanggung. Adapun daun kecil tidak memerlukan jambul. Jambul ini diletakkan di muka bagian atas ulir pada penghabisan ulir angkup.312Trubusan:(daun semi) ialah sehelai daun yang terletak di atas angkup atau daun besar berebentuk bulat atau cekung (krawing), baik daun tanggung maupun daun kecil.Benangan:Sama dengan motif Pejajaran, hanya bedanya jika motif Majapahit mempunyai benangan rangkap. Benanganrangkap ini dipakai pada daun yang besar dan benangan satu pada daun yang tanggung.Simbar:Ialah sehelai daun tambahan yang tumbuh pada daun besar atau pokok daun pada bagian bawah, berdampingandengan tangkai angkup.Pecahan:Sama dengan pada motif PejajaranRagam Hias BaliRagam Hias Bali hampir sama dengan RagamHias Pejajaran.Bedanya terletak pada ujung ukel dihiasi dengan sehelai patran. Jadi ukel besar kecil, bulat cekung,pecahan, ada pula daun yangruncing.Ragam Hias bali oleh orang Bali dinamakan Patre Punggel. Ragam ini dapat dilihat di pura sebagaihiasan pintu masuk. Juga di kota-kota besar yang sudah banyakdidapatkan patung-patung BaliKlasik.Pokok dan Dasar Motif BaliBagian Pokok:Campurancekung dan cembung sertacampuran daun ini. Daunyangbesaratau tanggung, sehinggabentukdaun dapatdimengerti jika daun inilah motif Bali.Gb 32. Motif BaliPokok Daun: Sehelai daun yang tumbuh di tengah-tengahdaun yang lain dan tertutup oleh angkup. Batas dan garis pokok berimpitan dengan ulir muka (benangan) dan masuk pada angkupnya.Angkup:Sehelai daun yang menutup daun pokok dari pangkal hingga sampai pada ujungnya dan pada ujung daun berulir.313Benangan:Berbentuk cekung melingkar di bagian muka ulir dan tidakberimpitan dengan garis-garis yang lain dan ujungnyaberulir.Sunggar:Sehelai daun yang tumbuh membalik di mukaberbentuk krawingan, yang pokoknya tumbuh dari ulirbagian benang.Endong:Sehelai daun yang selalu tumbuh di belakang(punggung) daun pokok, yang berbentuk cempalukan berulir atau daun punggel.Trubusan:(daun semi) sehelai daun tambahan yang tumbuh di bagian ujung atau atas daun pokok, menambah indahnya daun itu.Simbar:Ialah sehelai daun tambahan yang tumbuh pada daun besar atau daun pokok di bagian bawah berdampingantangkai angkup.Pecahan:Suatu cawenan yang memisahkan daun pokok, terletk ditengah-tengah daun itu, menambah baiknya dari suatu motif Bali.Ragam Hias MataramMotif Mataram ini jikaditinjau dari gambar ukir,berasal dari pakaian wayangpurwa. Bentuknya miripbentuk cawenan-cawenanpakaian wayang.Dapat disimpulkan, ukiran motifMataram mengambil motif ukiranwayang purwa KerajaanDemak. Sebab, menurutsejarah,padawaktukerajaan Demak mengalamimasa surut,wayang dibawa pula keKerajaan Mataram.Dalam pelaksanaannya, motifMataram berbentuk krawingan.Pokok dan Dasar MotifMataram:Pokok:Berbentuk krawinganataucekung, bagian muka Gb 33. Motif Mataran314dan atasmemakai ulir atau polos dan ada pula daunyang menelungkup.Daun-daun motif Mataramini sifatnya menyerupai daun alam (bentuk digubah) dan cara hidupnya bergerombolan, sehingga menggambarkan kesatuan atau menuju kesatu titik (memusat).Benangan:Yang mempunyai bentuk benangan timbul dan cawen melingkar menuju ulir muka.Trubusan:Yang mempunyai bentuk sehelai daun kagok, bengkok tumbuh di bagian muka benangan dan berhenti di bawah ulir.Pecahan:Ialah suatu pecahan yang bentuknya menyobek sehelai daun memakai irama berbelok-belok, sehingga menambahbaiknya masing-masing daun.RagamHias JeparaRagam Hias Jeparadikembangkanolehpenduduk Jepara, untuk perhiasan rumah tangga di daerah itusendiri.Juga diperdagangkan keLuar Negeri.Ragam Hias tersebut dari ukirankayu;misalnya alat-alat rumahtangga,berupa:petiuntuk penyimpanbarang-barang perhiasan, kursi tamu,almari, buffet, toilet, dan lain-lainnya.Untuk keperluan rumah tanggamisalnya; gebyok yaknidinding antara serambirumahdengan ruangperinggitan(ruangmuka) yangseringterdapat di sekitardaerahJepara dan kudus.Gb 34. Motif JeparaPeninggalan pertama yang masih dapat kita lihat yaitu hiasan ornamen yang ada di Makam Mantingan Jepara. Pokok dan Dasar Motif JeparaPokok:Dari motif ini garis besarnya berbentuk prisma segi tigayangmelingkar-lingkar dan dari penghabisan lingkaranberpecah-pecah menjadi beberapa helai daun,menuju ke lingkarangagang atau pokok dan bercawenan seirama dengan ragam tersebut.315Buah: Ialah di bagian sudut pertemuan lingkaran, berbentukbulatan kecil-kecilbersusun seperti buah wuni.Pecahan: Ialah cawenan yang berbentuk sinar dari sehelai daunLemahan:Ialah dasar, dalam prakteknya tidak begitu dalam ada juga yang di krawang atau tembus.Ragam Hias MaduraMotif Madura mempunyai corak tersendiri, bentuk daunnya agakkaku,biasanya untuk perhiasankamar.Ragam ini diujudkan berlapis(bersusun), daun yang ada disebelahmukaterpisahdengan daun di belakang,tetapi merupakan saturangkaian.Motif Madura diciptakan oleh paraahliseni di daerah itu sendiritidakmencontoh motif daridaerah lain. Motiftersebuttidakdiperdagangkansepertiukiran dari daerah Jeparayangmerupakan sumberpenghidupanrakyatsetempat.Akantetapi juga kita dapatmelihat motif ukiran MaduraituGb 35. Motif MaduradigedungMuseum Pusat (museum Gajah)Jakarta.Sebagai contoh diberikan perhiasan melengkung di atassebuahpintuyangpada waktu itu dipersembahkanpendudukkepada Gubernur JenderalDeGreaffdan sesudah beliau kembali ke Negeri Belanda, barang tersebut dipasang pada salah sebuah pintu di museumPokok dan Dasar Motif MaduraPokok:Raga mini mengubah patran yang diselingi dengan isian(isen-Iseni) bunga, buah, daunnya melengkungmembentuk tanda Tanya dan bentuk daunnya cekung(krawing).Pecahan:Tiga baris panjang pendek dari benangan menuju ujung daunmotif.Benangan: Timbul dari pangkal daun menuju ke ulir dauntersebut.316Ragam Hias CirebonDi kota Cirebon dansekitarnya terdapat seni ukirkayuyang mempunyai gayatersendiri.Padadasarnyaragam hias tersebut dapatdibedakan menjadi tiga bagian,yaitu ragam hias awan, bukitbatu karang dan motiftumbuh-tumbuhan.Masing-masingmempunyaicirri khas yang menunjukkanperbedaanantarayang satudenganlainnya.Ragam Hias awan dapatdiketahui,denganadanya garis sudut-menyudutyangterpajang dari pilinberupabelah ketupat yangletaknyamendatar.Padarangkaian belah ketupattidak terdapat rangkaiantanaman,dan dapat juga Gb 36. Motif Cirebondiketahui dari carameletakkannya.Ragam Hias batu karang dapat diketahuidenganadanya batu karang yang menjalar pada pilin-pilin sepertibelahketupat yang berantai, bagian pinggir bergelombang dan sudutnyadibulatkan.Garis sudut menyudut yangterpajangdari belah ketupat berdiri tegak.Adapun Ragam Hias Cirebon yang bentuknya merupakangubahanbentuktumbuh-tumbuhanmempunyaibentukhamper sama dengan ragam hias Pejajaran.Begitu pula bentuk timbulcekungnya menunjukkan perbedaan yangjelas sekali.Gambar orang dan binatang menurut ragamgias Cirebon sering dilukiskan dalam bentuk ragam hias tanaman. Halini dilakukan berhubung dengan adanyalarangandalam agama Islam untuk melukiskan manusiadan binatang.Selain ragam Cirebon yang diwujudkan dalam bentuk sulur-sulurankembangbakung, banyak juga ragam hias lain dalam bentuk Pohon Hayat yang mempunyai arti simbolik,bahwa:Pembagian dunia itu serba dua yang menyatakan dunia atas (burungenggang), dunia bawah (ulur), serta keesaan Tuhan digambarkan dengan pohon Hayat.Pokok dan Dasar Motif Cirebon317Pokok:Raga mini mirip dengan ragam Pejajaran yang berbentuk cembungbercampur cekung(bulat dan krawing), merupakan komposisi besar kecil yang berbuah dan berbunga.Angkup:Menelungkup pada bagian daun pokok melingkariragam pokok.Ragam Hias PekalonganMotifPekalongantermasukseni ukir yangtidak kalah dengan motif yang lain dan mempunai coraktersendiri, juga mempunyaibunga dan buah sepertibakung.Ukiran ini kurangdikenal,sebabtidakdikembangkanatau tidakdiperdagangkanpenduduksetempat,hanyadipergunakanuntukperhiasanrumah tangga. Karena Pekalonganterkenaldengan batiknya, maka batikinilahyang dikembangkan olehpenduduk di kota tersebut.Gb37. Motif PekalonganPokok dan dasar MotPekalongan Pokok:Dasar motifpekalonganmiripPajajaran yang berbentukcembungdan dan cekung.Angkup : tumbuh melingkari ragam pokok dengan angkup yang bersusun.Benangan: berbentuk timbul menghubungkan ulir yang satu dengan yang lain, sama dengan ragam mataram.Pecahan, hanya terdapat pada lingkaran besar dan daun-daun.318Ragam Hias SurakartaRagam hias Surakartamengambil gubahan patrari dan ukel pakis yang sedangmenjalar dengan bebas,berbentuk cembung dancekung, yang dilengkapi dengan buah dan bunga.Hasil seni merupakan gayapembawaan danwatakpenciptaan pengaruh alamsekitarnya.Pada umumnya pendudukSurakarta gemar akan gerakirama yang bebas namun tetap memenuhi syarat komposisi. Gb 17. Motif SurakartaSeolah-olah ada keseragaman hidup masyarakat Surakartadengan aliran Benagawan Solo.Ragam hias ini masih banyak terdapat di sekitar keraton Solo, di Museum Radya Pustaka, dan di tebeng Langse Makam Pujangga Ronggo Warsito di desa Palar Klaten, diambil juga gubahan daun bakung dan kangkung.Pokok dan dasar motif Surakarta:Pokok : dasar motif Surakarta mirip motif campuran antararagam hias Jepara dan Pekalongan yang berbentuk cembung dan cekung serta runcing dan bulat.Angkup : digubah dari daun pakis yang berbentuk sesuai dengan angkup ragam hias Bali.Benangan dan pecahan : membentuk garis yang pada ujung melingkar.319Ragam Hias YogyakartaRagam hias Yogyakartamengambilgubahan sulur-suluryang berbentuk pilin tegar.Sulurbunga sebetulnya akar gantung,melilitmenyerupai tali yangbergelombang.Pada jarak-jarak yang tertentu ada buku-bukudarisinilah selalu tumbuh keluar tangkai daun, yang berbentukseperti pilin.Pilin-pilin ini mengikalke kanandankekiriberganti-ganti.Padaujung tiap-tiap tangkai daun,ada buah dan bunganya. Daun-daunyang menempel padatangkainya, mengikal berlawananarah. Penjelasan ini diberikan oleh Dr.Brandes.Ragam hiastersebut banyak digunakan padahiasan-hiasan alumunium, perak,emas dari barang-barangGb 38. Motif Yogyakartakerajinan yang dihasilkan oleh penduduk Yogyakartamisalnya : alat-alatsendok, asbak, cerana, gong, bejanakerangka atau sarung keris dan lain-lain.Pokok dan Dasar Motif YogyakartaPokok : diambil dari gubahan sulur yang berbentuk pilin yang tegar, bertangkai bulatDaun: berbentuk mengikal berlawanan, krawing, bulat yangmempunyai tepi membalik ke atas sebagian sehinggatampak timbul.Pecahan: terdapat pada tangkai dan daunAngkup: seringkali terdapat pada tangkai sulur yang searah dengan tegarnya tangkai, yang merupakan daun pula.320Diantara motif-motif yang berasal dari luar Jawa banyak yang berasal dari ukiran bambu misalnyasuku Dayak di Kalimantandan Toraja di Sulaweasi selatan. Begitu juga ukiran yang bercorak magis dari Irian, Batak dan seluruh wilayah dataran Sumatera seperti Minangkabau dan merupakan pemunculan dalam rumpun MelayuGb.Gb39. Dua orang sedang mengukir dengan teknikraut dalam pembuatanhandle mandaoGb40. Motif Kalimantan.Next >