< Previous321Gb41. Ukiran Kayu Batak (bentuk topeng)Gb 42. Motif Irian Gb 43. Motif TorajaDisamping ragam hias tradisonal Indonesia yang telah diuraiakan tersebut diatas. Di Indonesia juga berkembang motif-motif dari manca negara terutama pada sentra-sentra industri mebel diIndonesia seperti di Jepara, Klaten, Serenan, Yogyakarta, Bali dll, Motif-motif tersebut terutama motif-motif eropadiaplikasikansebagai unsur hias pada produk-produk mebel, hiasan maupun,seperti contoh dibawah ini322Gb 44. Motif Eropa yang banyak diterapkan di IndonesiaGb.45Bebarapa323Gb 45.Contoh motif Eropa yang banyak dipakai di industri mebel di IndonesiaGb 46. Contoh Penerapan Motif Eropa pada Zaman BaroqueGb. 47. Produkmebel ukirandenganmotif eropa yangdiproduksi dandiperdagangkan di Jepara324b. Jenis UkiranJenis Ukiran dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan.Hal ini berdasarkan tinjauan darisegi teknik penggarapan ukiran itu sendiri yaitu :1.Ukiran Datar2.Ukiran Dalam/Tinggi3.Ukiran Krawang/TembusUkiran Datar adalah ukiran yang teknik pengerjaannya tidakmementingkantingkat penonjolan dimensi gambar tetapi lebih mengarah pada goresan garis garis gambar atau poladiatas permukaan bidang ukiran, sehingga terkesan bentuknya masih datar /rata dengan permukaan . Ukiran Tinggi/dalam adalah teknik ukirbentuk ukirannya sangatmenonjol sehingga hasil ukiranterlihat berdiri sendiri karena perbedaan kedalaman dasaran/lemahan, Apabiladasaran/lemahan bidang ukiran dihilangkan dan menjadi tembus/kerawang maka biasanya disebut ukiran kerawang/tembus.Ukiran Tembus/krawangan adalah teknik ukir yang bagiandasaran/lemahan dilobang dengan gergaji skrol. Gb. 48 Ukiran datar Gb. 49 Ukiran Tinggi/DalamGb. 50 Ukiran tempel325Gb. 51 Ukiran Tembus/Krawanganc. Proses Teknik Ukir KayuPada umumnya proses mengukir kayu terbagi dalam 5 tahapan yaitu: Tahap Getaki,Grabahi, Matut,Nbenangi/mecahi,Nglemahi, tetapi sebelum proses mengukirdimulai akan didahului proses persiapan yaitu menyiapkan pola, menempel pola, kemudian dilanjutkan dengan proses mengukir, sebagai berikut: Gb 52. Proses menempelkan pola ukiran pada papan1.Nggetaki: ialah membuat pahatan pada permukaan papanukiransehinggagambar atau pola dalam kertas berpindal menjadi goresan/pahatan garis pada papan.Gb 53. Proses Nggetaki3262.Nggabahi/Globaliialah membentuk secara kasar dari masing-masing bagian motif, sekaligus membuang bidang bidang yang nantinyamenjadi dasaran ukiran biasa disebut lemahan.Gb. 54 Proses nggrabahi3.Matut:ialah membuat bentuk ukiran yang telah terbentuk secara kasar tadi menjadi lebih halus dan sempurna sehinggabentuk lebih tajam dan permukaan bentuk ukiran menjadihalus.Gb 55. Proses menghaluskan bentuk ukiran/matut4.Mbenangi dan Mecahi : ialah membuat garis hiasan pada bagian motif sesuai desain.Sehingga bentukukiran/motifakan tampak lebih dinamis.Prosesmecahidapatmenggunakan 2 jenis pahat bia menggunanakan pahatpenguku atau penyilat atau pahat coret..Gb. 56 Proses mengukir tahapnbenangi/mecahi3275.Nglemahi: ialah menyempurnakan dasaran ukiran menjadi lebih halus, bersih dan rapi.Gb 57. Proses membuatdasaran/lemahiGb 58. Produk ukirantelah selesai dan siapdifinishingd.Evaluasi a. Persiapan. Secara garis besar persiapan kerja ukir kayu dapatdimulai dari adanya rancangan pola atau ornamen yang akan diukir diatas permukaan kayu . Kemudian dilanjutkan dengan persiapan bahan kayu itu sendiri, misalnya menggunakan kayu jati, mahoni, mindi, sono keling, pelem, durian, nangka, akasia, dan jenis-jenis kayu dari Kalimantan seperti kruwing, bengkirai, kanfer, meranti, dan lain-lain yang cenderung agak keras dalam pengukiran. Namun demikian dalam kebutuhan perabotan tertentu, kayu-kayu tersebutmasih dipergunakan untuk kelengkapan bangunan rumahtinggal yang berukir. Meja, alat ukir(pahat ukir), palukayu(ganden) dan tanggem serta kelengkapan-kelengkapanalat mengukir kayuuntuk perbaikan pahat seperti batu asah, gerinda, sangatlah membantu yang harus tersedia di sekitar tempat kerja kita dalam mengukir kayu. Karena tanpa alat pelengkap seperti ini sistem keja ukir khususnya dalampemeliharaan alat dan hasil ukiran tidak mencapai ketinggian.328 b. Proses Memasuki proses dari ukir kayu adalah tahapan basic yang sangat penting untuk dikonsentrasikan karena tanpa teknik dan daya akal seorang pengukir hasil dan kecepatan tidak terpenuhi. Dimulai dengan menempel pola/ragam hias pada permukaan kayu, lau tahapan demi tahapan seperti :ngerancap atau nggetaki, nggerabahi, matut, mbenangi, dan mecahi serta nglemahi merupakan proses yang wajib dilalui seorang pengukir. Bagi pengukir yang sudah ahli langkah-langkah tersebut bisa dimodifikasi sehingga selangkah lebih cepat dan hasil yang bagus misalnya ketika seorang pengukir masih dalam proses nggerabahi(membentuk hiasan secarakasar)mereka sudah langsung membentuk secara halussehingga seorang pengukir telah melalui tahapan matut(yaitu membentuk secara halus). Itu semua tinggal kreasi seseorang untuk memakai daya dan kekuatan kreasinya menuju hasil yang diinginkan sesuai target. Langkah tersebut di atas tidaklah salah dan juga tidak dianggap benar, bila langkah tersebut didemonstrasikan untuk mengajar tentang teknjkmengukir kayu. Bagi pemula sebaiknya mengikuti langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang telah dipedomankan oleh para ahli pendahulu.Biasanya proses pengukiransuatu hiasan kayu baik ituditerapkan di dalam mebel ataupun hiasan pasif diakhiridengan seorang pengukir mengamplasnya sehingga nampak lebih halus. Ada juga hal lain yang muncul ketika seorang pengukir hiasan kaligrafi huruf arab, sentuhan akhir pahat ukirdibiarkan begitu saja tanpa ada olesan krtas anplas. Inibertujuan agar originalitas pahatan atau pengukiranditonjolkan karena kekuatan teknik dan ketajaman alat ukir yang dipakai, sehingga memperoleh respek tersendiri oleh konsumen atau pemakai. Tetapi ketika memasuki tahapfinishing dengan lapisan politur, semua permukaan ukirankayu harus melewati proses penghalusan permukaan dengan kertas amplas atau lebih dikenal dengan nama prosessanding. Selanjutnya ukiran yang sudah diamplas memasuki prosespalapisan tahap akhir/finishing yaitu bisa dengan:politur serlak, politur melamin, cat sungging, warna antik dan pelapisan-pelapisan yang lain sesuai kebutuhan pemakai.Ada pula yang natural begitu saja tanpa pelapisan sehingga dengan berjalannya waktu permukaan ukiran akan berubah dengan sendirinya dan memberikan nuansa yang alami yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang menerpanya.329c. HasilSeperti telah disinggung di atas bahwa hasil ukiran kayusangat dipengaruhi oleh seorang pengukirnya. Apabilaseorang pengukir yang masih pemula biasanya terlihat dari ketidakrapian di bagian-bagian yang gukup rumit misalnya di sudut lemahan di dasar ukiiran, di bagian benangan dan cawenan serta ketepatan bentuk cekung dan cembungnya.Jadi hasil ukiran kayu yang dapat kita lihat sekaligus kita bisa memprediksi keahlian seorang pengukirnya.Ketajaman garis, dan kelurusan kedalaman suatu permukaan akan terasa bila kita telah melihat tanpa adanya goresan-goresan kasar.Seorang pengukir yang sudah dalam kategori ahli(expert)segala bentuk, keluwesan dan kebersihan permukaanlemahan menjadi ukuran keberhasilan dalam pengukiran kayu karena kadang-kadang terjadi pengukiran bentuk ornamenatau ragam hiasnya bagus tetapi dalam pelaksanaan lemahan atau dasaran ukiran tidak bersih. Ini termasuk hasil ukiran yang kurang berhasil. Untuk menghasilkan ukiran kayu yang baik dan bermutu tinggi memang diperlukan kekuatanpenguasaan teknik ukir dan ketajaman alat setiap saat.Penguasaan teknik tersebut meliputi: teknik pengerjaan yangberhubungan dengan ketepatan/ketajaman bentuk dankecepatan penyelesaian. Sedangkan ketajaman alat meliputi: penguasaan perbaikan/pemeliharaan alat(maintenance).Apabila seorang pengukir kayu tidak memperhatikan hal yang terakhir ini, besar kemungkinan yang muncul adalahkejenuhan dalam pengerjaan, karena pahat tidak tajam dan banyak yang rusak. Hal ini bisa menimbulkan sistempengerjaan yang berulang-ulang dan hasil kurang maksimal yang lebih parah lagi secara psikis seorang pengukir menjadi ceoatlelah(losses power)E. PrototypingKetika sebuah produk dirancang kemudian akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, produk tersebut tidak sertamerta langsung dibuat secara massal atau ditawarkan kepada konsumen, tetapi produk tersebut harus melalui serangkaian uji agar dapat diketahui kelebihan atau kekurangannya.Dalam suatu proses pengujian, suatu produk akan diuji apakah semua kebutuhan yang diharapkan dari produk tersebut dapat dipenuhi atau tidak. Proses ini diharapkan akan mengurangikesalahan-kesalahan yang fatal dalam proses perancangandengan perbaikan yang dilakukan jika dirasa perlu. Semakin hulu perbaikan dilakukan semakin murah biaya yang dikeluarkan,karena proses yang dilakukan masih relatif kecil (terutama di tahap perencanaan konseptual). Jika perbaikan dilakukan pada 330tahap setelah produk diproduksi, maka biaya perbaikan akan besar karena perbaikan dilakukan terhadap produk yang telah dibuat. Sehingga dalam kasus produk telah dipasarkan, makaperusahaan mengalami kerugian yangbesar karena harusmenaruik produk yang ada untuk diperbaiki di samping social costyang mesti diterima berupa menurunnya kepercayaan padaperusahaan.Definisi dan Spektrum Pengembangan PrototypePrototypedidefinisikan sebagai suatu tiruan dari produkberhubungan dengan satu atau lebih dimensi kepentingan (Ulrich & Eppinger, 1995). Dimensi kepentingan tersebut meliputi fungsi, penampilan, manfaat dan keamanan produk jika telah digunakan oleh konsumen.Menurut National Research Council (Shunk 1992), ada 4definisiprototyping yaitu:1.Pembuktian konsep: model eksperimen awal yangdikembangkan untukmemperlihatkan dan menguji produk atau konsep feature baru.2.Pembuktian produk: bentuk eksak desain dibuat untukmengujifungsionalitas produk.3. Pembuktian kemampu-produksian:prototype dibuat untuk menguji integrasi baik rancangan maupun spesifikasidengan kemampuan proses manufaktur untuk kelayakanproduksi masal.4.Pembuktian produksi: produk jadi digunakan untukmemperkenalkan dan memperbaiki teknik produksi baruuntuk menjamin material terpilih dan untuk mengidentifikasi bottleneck produksi.Prototype yang baik adalahprototype yang memenuhi tujuan pembuatan prototype tersebut. Ada beberapa tipe prototype yang dapat dibuat dengan segala keunggulan dan kelemahannya,sehingga untuk memenuhi tujuan pembuatan prototype tersebut harus terlebih dahulu diketahui klasifikasi dari prototype. Prototype dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu berdasarkan alam/sifatnya dan berdasarkan cakupannya.a. Berdasarkan alam/sifatnyaBerdasarkan alam/sifatnya prototype dapat dibedakan dalamduakategori utama, yaitu:-Prototype fisik: merupakan obyek yang tangible yang dapat dilihat dan dipegang. Prototype seperti ini sering ditampilkan langsung kegunaannya di depan konsumen Next >