< Previous431terdapat di antara keduanya) dapat digantikan dengan satu istilah saja, yaitu "merencana".Istilah "mendisain", lebih banyak digunakan untuk menunjukkan kegiatan/proses pelaksanaan pembuatan suatu rencana yangbersifat mikro (kecil, sempit, khas, detail, rinci). Misalnyamendisain jembatan (bridge designing), mendisain jalan (roaddesigning), mendisain rumah (house designing), mendisaininterior (interior designing), mendisain produk (product designing),mendisain barang industri (industrial designing), mendisainkendaraan (automotive designing), dan sebagainya. Sedangkan istilah "memplan", lebih banyak digunakan untuk menunjukkan kegiatan/proses pelaksanaan pembuatan suatu rencana yangbersifat makro (luas, umum, global, menyeluruh). Misalnya :memplan strategi (strategic planning), memplan manajemen(management planning), memplan perusahaan (corporateplanning), memplan proyek (project planning), dan sebagainya. Kedua istilah ini, yakni "mendisain" dan "memplan", secara umum juga dapat digantikan dengan istilah "merencana" atau"merencanakan".Istilah "rancang-bangun", meskipun maknanya setara dengandisain, tetapi dalam penggunaannya, umumnya lebih banyakdipakai di bidang konstruksi, bangunan, pekerjaan teknik sipil. Kegiatan "merancang-bangun" dapat dikatakan setara dengan"mendisain". Istilah "reka-yasa", meskipun maknanya setaradengan disain, tetapi dalam penggunaannya, umumnya lebihbanyak dipakai di bidang enjinering (teknik). Kegiatan "mereka-yasa", juga dapat dikatakan setara dengan "mendisain". Istilah "rancangan", meskipun juga setara dengan disain, tetapi dalam penggunaannya, umumnya lebih banyak dipakai di bidangpakaian atau textil. Kegiatan "merancang", dapat dikatakan setara dengan "mendisain". Dengan contoh penggunaan di atas, jelaslah bahwa sebenarnya di antara beberapa istilah tersebut tidakterdapat perbedaan makna, kecuali dalam penggunaannya saja.Pengertian disain itu sendiri, sampai sekarang masihdiperdebatkan orang. Hal ini, disebabkan banyaknya penjelasan para pakar tentang arti istilah disain, yang masing-masingdisesuaikan dengan cara pandang yang berbeda. Kurun jaman yangberbeda, ternyata juga menimbulkan penafsiran maknaistilah disain yang berbeda-beda. Beberapa pakar yangmemberikan defisi istilah disain itu, misalnya Gregory. la,mendefinisikan disain sebagai : "Relating product with situation to give satisfaction",' yang lebih mengutamakan hubungan antara benda (barang) dengan suatu keadaan atau kondisi tertentu;dengan tujuan memberikan suatu kepuasan bagi penggunabarang (benda, produk) tersebut.432Sedangkan menurut Fielden : "Engineering design is the use of scientific principles, technical information and imagination in the definition of mechanical structure, machine or system to perform prespecified function with maximum economy and efficiency.""Jika ditinjau, pernyataan Fielden ini lebih bersifat sempit, spesifik, dan kaku; karena hanya menyangkutkan pengertian disaindengan dunia teknik (enjinering) dalam kaitannya dengan segi ekonomi dan efisiensi. Sedangkan kenyataannya, disain sangat berkait erat dan dapat merambah berbagai disiplin ilmupengetahuan yang bisa sangat berbeda dan relatif sangat luas. Dalam hal ini, enjinering hanya merupakan salah satu bagian dari mata-rantai berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang mendukung proses disain. Meskipun demikian, memang dapat dikatakanbahwa peran enjinering terasa semakin penting dalam suatuproses disain. Hal ini, terutama semakin terasa pada masasekarang (setelah masa terjadinya revolusi industri di Eropa), yakni setelah memasuki abad keduapuluh, menjelang abadkeduapuluhsatu.Perubahan pengertian disain juga dapat ditemukan padapernyataan Anthony Bertram, dalam bukunya yang berjudul"Design", yaitu sebagai berikut : `By 1588 the word `design' has meaning `Purpose, aim, intention' : by 1657 the meaning `Thething aimed at.' In 1938 it has gained the composite meaning ofaim plus thing aimed at. It has come to stand for a though the plan and manufacture to the finished object.Plato, seorang akhli falsafah terkenal dari Yunani kuno, dalam bukunya yang berjudul "Republic", menyatakan : "...Are notexellent, beauty and correctness of every manufactured articles, or living creature, or action, to be tried only by reference to the purpose intended in their construction, or in their naturalconstitution10 Kalau kita telaah, maka pernyataan Plato itu banyak dikaitkan dengan prinsip pembuatan barang (benda); yang banyak dihubungkan dengan masalah keindahan dan keserasian. Ini wajar, karena pada jaman itu, faktor keindahan, seni (art), dan keserasian, merupakan bagian penting dari proses disain (proses pembuatan benda-benda pakai). Pada jaman itu (jaman Yunani kuno), pembuatan benda-benda pakai, juga tidak dapatdilepaskan dari seni (terutama seni lukis, seni patting, dan seni ukir). Sehingga di antara keduanya, yaitu antara disain dan seni, terjadi hubungan yang sangat erat.Dari beberapa pernyataan di atas, jelaslah bahwa sejak masayang lalu, dari waktu ke waktu, telah terjadi pergeseran penafsiran pengertian istilah disain. Adanya berbagai pergeseran penafsiran dan pengertian disain itu, pada dasarnya disebabkan olehpasang-surutnya perkembangan dan kemajuan kebudayaan,teknologi, dan ilmu pengetahuan yang dialami manusia. Berbagai 433perubahan dan perkembangan itu, juga menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang.Pada awal perkembangannya, pengertian disain juga seringdicampur-adukkan dengan berbagai bentuk seni (art).Ini dapat dilihat pada masa-masa sebelum jaman revolusi industri di Eropa. Pada masa itu, seorang seniman (artist), juga sering berperan sebagai seorang perencana (disainer). Sedangkan pada masa-masa selanjutnya, terutama setelah revolusi industri di Eropa, mulai terjadi pemisahan antara disain (design) dengan seni (art).Semakin lama, pemisahan ini menjadi semakin jelas dan tegas. Akhirnya, pada masa sekarang, setelah memasuki abadkeduapuluh, pemisahan antara disain (design) dengan seni (art),menjadi sangat jelas dan tegas; bahkan merupakan dua hal yang sama sekali berbeda.Sejauh ini, kita telah disibukkan dengan berbagai pernyataan yang berkait dengan pengertian disain. Masing-masing pernyataan itu, seringkali saling berlainan. Hal ini harus dipandang sebagai suatu kewajaran, karena manusia itu sendiri juga berubah sesuaidengan perubahan kebudayaan yang dialaminya.Perlu jugadisimak, adanya pepatah yang menyatakan bahwa "A life without design, in this sense is an animal life, the life of instinct and accident."" Pepatah ini, dapat dianggap sebagai sebuah pepatah yang sangat bermakna bagi para perencana (disainer, enjiner); karena dengan sebuah kalimat yang singkat, kita sebenarnyadapat memahami, azas utama (hakekat) dari sebuah prosesdisain dalam anti yang sesungguhnya. Selain itu, pepatah ini juga memberikan pengertian yang dalam, tentang betapa pentingnya peran disain dalam kehidupan manusia.d.Disainer, enjiner, dan ilmuwanDisain dan proses disain, jika ditinjau umur dan sejarahnya, dapat dikatakan seumur dengan panjang sejarah keberadaan manusia di dunia. Secara langsung atau tidak langsung, dan secaradisadari atau tidak disadari; kenyataannya disain sangat berperan dalam kehidupan manusia. Peran disain (dan proses disain),merambah berbagai kegiatan dalam kehidupan manusia. Segala proses berpikir, menganalisis, menghitung, menentukan,mencoba, yang bertujuan akhir membuat suatu "benda", baik yang, berupa bends nyata yang bersifat "satmata" (dapat dilihat,diraba), maupun benda tak nyata yang bersifat "kasatmata" (tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba); dengan tidak membedakanapakah sederhana atau rumit; semuanya dapat disebut sebagai suatu proses disain. Dengan demikian, jika diperluas, makaprosesdisain adalah suatu proses yang dilakukan untuk"merencanakan pembuatan suatu hal".434Proses disain, dalam kaitannya dengan pembuatan suatu benda, -perannya adalah menganalisis, menghitung, memperkirakan,menentukan, memutuskan, menggambarkan, dan menyatakannyasecara obyektif dan sistematis; suatu gagas (idea), cara, rencana, atau sistem yang akan digunakan untuk "membuat suatu benda" (benda nyata atau benda tidak nyata). Dengan demikian, benda (produk, barang) yang direncanakan tersebut, akhimya dapatdibuat dan dapat digunakan oleh manusia secara aman, nyaman, mempunyai sifat, bentuk, dan dampak yang positif (setidak-tidaknya terhadap penggunanya), serta berfungsi sesuai dengan yang dikehendaki. Karena merupakan benda yang akandigunakan (dipakai) oleh manusia, maka faktor hubungan (relasi) antara manusia dan benda yang direncanakan itu (benda yang akan dibuat), dalam proses disain merupakan faktor yang sangat penting.Proses perencanaan untuk membuat suatu benda yangmempunyai fungsi tertentu (yang dalam hal ini disebut "proses disain"), dapat dilakukan dengan berbagai cara (metoda, sistem) dan pendekatan yang berbeda, serta dilaksanakan oleh berbagai pelaku proses disain yang berbeda pula. Dalam hal ini, parapelaku proses disain dan pembuat produk (barang), pada jaman dahulu, lebih banyak diperankan oleh para seniman (artist)." Hal inilah yang membuat beberapa definisi disain pada masa lalu, selalu dikaitkan dengan berbagai bentuk seni (art) tertentu. Tetapi pada masa sekarang (pada jaman modern), setelah memasukiabad keduapuluh, sesuai dengan perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi; pelaku proses disain danpembuat produk tidak lagi diperankan oleh satu kalangan yang sama, melainkan diperankan oleh berbagai kalangan yangberbeda.Masing-masing kalangan itu, mempunyai sifat,keakhlian, dan spesialisasi tertentu; dengan latar ilmupengetahuan dan teknologi yang berbeda pula. Sehingga dengan demikian untuk membuat sebuah produk (terutama produk yang rumit), diperlukan perencana-perencana yang berasal dariberbagai kalangan yang berbeda. Sedangkan prosespelaksanaannya, lebih bersifat antar disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi.Para pelaku proses disain, para pembuat rencana, serta para pembuat produk pada masa sekarang, jikalau diperluas dapatmeliputi berbagai kalangan yang sangat beragam, denganlingkung yang sangat beragam pula. Misalnya : para exekutif, manajer, pimpinan, ilmuwan, enjiner, seniman, disainer, tukang, dan perajin. Tetapi dalam bidang-bidang yang sifatnya lebihsempit cakupannya (lebih spesifik), yakni perencanaan danpembuatan suatu produk, lazimnya diperankan oleh para ilmuwan, enjiner, disainer, seniman, teknisi, perajin, dan bahkan tukang.435Ilmuwan, yang pada awal perkembangan kebudayaan manusia juga berperan dalam proses disain, akhirnya mempunyai peran yang sangat khas. Yaitu, berperan melakukan berbagai penelitian dan penyelidikan dalam rangka pengembangan berbagai ilmupengetahuan dan teknologi, serta lebih memusatkan perhatiannya pada berbagai hal yang sifatnya sebagaipendukung kegiatan para disainer dan enjiner. Dengan demikian, ilmuwan jugaberperan sebagai mitra-kerja yang utama bagi para disainer dan enjiner. Penemuan, pengembangan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi barn oleh para ilmuwan ini, sangat berpengaruhkepada proses disain dan proses produksi yang dilaksanakan oleh pare disainer dan enjiner. Seniman, tidak dapat kita masukkan ke dalam kategori pelaku proses disain. Hal ini, disebabkan jenis kegiatan yangdilaksanakan oleh pare seniman, lebih mengarah kepada suatu proses yang lebih bersifat individual (pribadi), lebih menekankan karyanya pada segi seni (art), dan seringkali bersifat subyektif serta tidak mengarah kepada pembuatan suatu produk (benda) yang dibuat berulang kali dan dalam jumlah yang besar (repeated and mass production). Karya seorang seniman, kebanyakanmerupakan suatu hasil kerja yang bersifat individual dan tidak berorientasi kepada pembuatan secara berulang. Kebanyakankara seniman, juga tidak ditujukan untuk digunakan oleh orang lain.Tetapi seorang seniman dapat juga berperan sebagaidisainer, jika ia bekerja menggunakan kaidah-kaidah disain.Perajin, tukang dan teknisi, juga tidak dapat kita masukkan ke dalam kategori pelaku proses disain. Hal ini, disebabkan kegiatan perajin dan tukang, lebih banyak berperan pada segi teknis,pelaksanaan, dan pembuatan semata; meskipun perajin dantukang dapat juga berorientasi untuk membuat benda (produk) dengan pola berulang dan dalam jumlah besar. (repeated and mass production). Selain itu, perajin, tukang, atau teknisi lazimnya juga tidak begitu berperan dalam proses disain secara intensif. Misalnya, pada kegiatan pemikiran kreatif, gagas, dan konsep. Tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi pare perajin, tukang, atau teknisi untuk berperan sebagai pelaku proses disain, jika is bekerja dengan menggunakan kaidah-kaidah disain.Dan uraian di atas, jelaslah bahwa peran disainer dan enjiner pada masa sekarang, bersifat lebih dominan dalam pelaksanaan proses disain. Hal ini, disebabkan dalam proses disainsangatdiperlukan berbagai dukungan teknologi, ilmu pengetahuan,kemampuan, keterampilan, analisis, penentuan dan pembuatan keputusan, kreatifitas, inovasi; yang bersifat obyektif (bukansubyektif).Dalam dunia perencanaan, akhirnya dikenal adanya pemisahansecara tegas dalam tugas, peran, tanggung jawab, dan wewenang 436di antara disainer, enjiner, dan ilmuwan. Secara umum,perbedaan tugas, peran, dan wewenang masing-masing adalah sebagai berikutDisainerBerperan menganalisis, meneliti, menghitung,memperkirakan, menentukan, merencanakan, dan membuatbenda (produk) berdasar azas pemenuhan berbagai fungsihubungan (relasi) yang selaras antara benda (produk) yangdirencanakannya dengan manusia sebagai penggunanya. Dalam bahasa masa sekarang, hal ini seringkali disebut dengan istilah "hubungan antara manusia dengan mesin" (man to machinerelation). Selain itu, is juga harus mempertimbangkan danmemperkirakan berbagai hal yang berkait dengan dampakkeberadaan benda (produk) tersebut secara fisik dan psikologis terhadap pengguna dan lingkung sekitarnya.Enjiner Berperan menganalisis, meneliti, menghitung,memperkirakan, menentukan, merencanakan, dan membuatbenda (produk) berdasar azas pemenuhan berbagai fungsi teknis dari benda yang direncanakannya; sesuai dengan berbagaipersyaratan teknis (spesifikasi) yang telah ditentukan, sasaran, dan unjuk-kerja (performance) teknis yang dikehendaki. Selain itu, ia juga harus mempertimbangkan dan memperkirakan berbagai hal yang berkait dengan dampak keberadaan benda (produk)tersebut secara teknis terhadap pengguna dan lingkungsekitarnya. Dalam bahasa masa sekarang, hal ini seringkalidisebut dengan istilah "hubungan antara mesin dengan mesin" (machine to machine relation).Ilmuwan Berperan menganalisis, meneliti, menghitung,memperkirakan, menentukan, merencanakan, dan memberikanberbagai masukan (input) merupa pertimbangan, solusi, bagi para disainer dan enjiner; sesuai bidang ilmu pengetahuan danteknologi yang dikuasainya. Dalam bahasa masa sekarang, hal ini seringkali disebut dengan istilah "hubungan antara manusiadengan ilmu pengetahuan" (man to knowledge relation).Demikianlah, berbagai contoh keakhlian yang pada masasekarang ini semakin dikembangkan orang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat, akhirnya juga menghendaki adanya pemilahan dalam bidang pendidikan.Dengan demikian, melalui suatu jenjang pendidikan tertentu,seorang ilmuwan, enjiner, atau disainer secara bertahap, dapat menjadi seorang akhli, pakar, atau "spesialis" (specialist) dalamsuatu bidang tertentu. Ini sangat berlawanan dengan pola dan sistem pendidikan jaman dahulu, khususnya sebelum abadkeduapuluh, yang lebih cenderung kepada dihasilkannya sarjana atau ilmuwan yang mempunyai keakhlian yang bersifat luas,umum, tidak begitu dalam, dan cenderung mencakup beberapa cabang disiplin ilmu pengetahuan sekaligus; yang lebih lazim437disebut "generalis" (generalist). Tetapi keadaan ini tidak dapat dipertahankan terus-menerus. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sedemikian cepatnya, sehingga tidakmemungkinkan lagi bagi seseorang untuk mempelajari,menguasai, dan mendalami berbagai hal sekaligus.e.Perencana yang bekerja sendiri atau berkelompokSeperti telah diuraikan, peran dan kemampuan perencana untuk bisa menghasil produk yang baik, sangat dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya tingkat pendidikan, penguasaan ilmu pengetahuan,teknologi, dan wawasan. Selain itu, tentu saja dipengaruhi juga oleh tinggirendahnya tingkat kerumitan produk yang direncanakan hendak dibuat. Secara umum, cara kerja perencana dapatdikategorikan sebagai berikuta.Perencana yang bekerja secara mandiri dan tidakmempunyai kelompok kerja tertentu (freelance designer).b.Perencana yang bekerja secara berkelompok bersama-sama orang lain, yangmempunyai bidang keakhlian yangsama.c.Perencana yang berkerja berkelompok bersama-sama orang lain, yang mempunyai bidang keakhlian berlainan (tidak sama).Pada perencanaan untuk membuat suatu produk yang relatif sederhana, seluruh kegiatan perencanaan mungkin dapatdilakukan oleh seorang perencana. Dalam hal ini, bahkantugas dan peran enjiner sering pula "dirangkap". Tetapi hal ini hanya dapat dilaksanakan pada berbagai jenis produk yang relatif amat sangat sederhana. Dalam kasus sebuah produk direncanakan (atau mungkin juga dibuat) oleh seorangperencana, maka karya disain tersebut memang dapatdikatakan sebagai hasil karya seseorang (basil karya satuorang).Disebabkan tingkat penguasaan manusia atas suatukeakhlian, teknologi, ilmu pengetahuan, wawasan, danpengalaman bersifat amat sangat terbatas, maka pada jenis jenis produk tertentu yang sangat rumit, prosesperencanaannya tidak dapat dilaksanakan oleh satu orangperencana saja. Dalam hal ini, diperlukan kerja-sama antar pakar (akhli, spesialis) dari berbagai disiplin ilmu yangberbeda-beda untuk melakukan seluruh proses perencanaan.Kenyataannya, banyak produk yang hanya dapat dibuatberdasar proses perencanaan yang dilakukan dengan carabekerja-sama antar pakar (akhli, spesialis) yang berasal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang berda-beda. Para perencana yang berasal dari berbagai disiplin ilmu ini,bergabung dalam suatu kelompok kerja atau regu kerja (teamwork). Jika pola seperti ini yang diterapkan, maka produk438yang dihasilkan tidaklah dapat dipandang sebagai hasil kerja seorang perencana saja; melainkan harus dipandang sebagai hasil kerja (hasil karya) sekelompok perencana yangtergabung dalam suatu regu kerja (team work).Setiap orang dalam regu kerja itu, mempunyai peran dansumbangan masing-masing. Peran dan sumbangan setiaporang dalam regu kerja tersebut, tidaklah dapat dikatakansama (tidak setara). Setiap anggauta regu kerja tersebut,berperan dan menyumbangkan berbagai bahan pemikiran dan alternatif pemechhan masalah sesuai dengan keakhlianmasing-masing dalam proses perencanaan. Tetapi yang pasti, semuanya bekerja untuk mencapai sasaran akhir (target)yang sama, yaitu dihasilkannya suatu produk tertentu, seperti yang dikehendaki; berdasar suatu konsep, ide (gagas), dan fungsi tertentu; yang telah disepakati sebelumnya.f.Perencanaan produkSejauh ini, sudah diuraikan berbagai hal yang berkait dengan perencanaan secara umum. Tetapi, karena buku ini bertujuan memberikan gambaran yang berkait dengan perencanaanproduk (product design) yang dimasukkan ke dalam kategori perencanaan yang bersifat mikro, maka untuk selanjutnyapembahasan akan dibatasi pada segala sesuatu yang berkait dengan proses disain (proses perencanaan) dalampembuatan suatu produk.Pengertian disain produk (product design), adalah suatuproses perencanaan (proses disain) yang dilakukan oleh"perencana produk" (product designer), untuk membuat suatu produk (barang); yang digunakan untuk memenuhi fungsikebutuhan hidup manusia. Dalam hal ini, pembahasandilepaskan dari berbagai spesialisasi tertentu yangmenyangkut proses perencanaan untuk membuat suatuproduk. tertentu; misalnya : perencana mebel (furnituredesigner), perencana kendaraan (automotive designer) dansebagainya. Sehingga dengan demikian, yang dimaksuddengan "perencana"(designer) dalam buku ini, untukselanjutnya adalah perencana yang melakukan prosesperencanaan (proses disain) dalam rangka pembuatan suatu produk secara umum; yakni yang lebih dikenal dengan istilah "perencana produk" atau "disainer produk" (product designer);kecuali jika dinyatakan lain.439Dalam dunia perencanaan suatu produk, dikenal adanya dua istilah perencana (disainer), yaitu "perencana produk"(product designer) dan "perencana barang industri" (industrialdesigner). Pada dasamya, kedua jenis perencana ini berperan melaksanakan proses perencanaan (proses disain) dalamrangka pembuatan suatu produk tertentu. Perbedaanmendasar yang terjadi di antara keduanya, pada dasamyahanya terletak kepada cara, sistem, atau pendekatan yang digunakan untuk merealisasikan pembuatan produknya.Perencana produkPerencana/disainer produk (productdesigner) bekerja melaksanakan suatuproses perencanaan (proses disain) dalam rangka pembuatan suatu produk tertentu, dengan lingkup kerja yang lebih luas dan menggunakan metoda serta pendekatanyang belum tentu bersifat industri;melainkan bisa menggunakan berbagaijenis pendekatan yang berbeda.Perencana barang industri Perencana disainer barang industri (industrial designer) bekerjamelaksanakan suatu prosesperencanaan (proses disain) dalamrangka pembuatan suatu produk tertentu, dengan lingkup kerja yang lebih sempit, spesifik (khas), dan menggunakanmetoda serta pendekatan yang bersifatindustri (industrial approach).Dalam hal ini, yang dimaksud pendekatan industri,adalah sistem pembuatan produk secara masal.Disebabkan pembahasan dalam buku ini tidak dibatasi olehmetoda dan pendekatan industri (industrial approach) tertentu, maka untuk keduanya, digunakan satu istilah saja, yaitu"perencana" (designer) yang berlaku secara umum. Dengandemikian, tidak perlu dipersoalkan perbedaan yang ada di antara kedua istilah tersebut (yaitu istilah "perencana produk" dan"perencana barang industri"). Istilah perencana (disainer) yang digunakan dalam buku ini, juga tidak membedakan perencana yang berasal dari berbagai kalangan yang berbeda. Misalnya : perencana yang berasal dari kalangan enjiner, ilmuwan, disainer, seniman, teknisi, tukang, perajin, atau bahkan orang biasa. Ini didasarkan kenyataan bahwa mereka ini, dapat juga bertindak dan berperan sebagai perencana (disainer), jika dalam pelaksanaan 440kegiatannya menggunakan kaidah-kaidah disain. Meskipundemikian, umumnya untuk menjadi seorang perencana (designer) dan untuk bisa melaksanakan fungsinya, seseorang harusmengikuti tahap dan jenjang pendidikan yang bersifat khususselama bertahun-lahung.Menjadi seorang perencana produkSecara singkat,seorangperencana, khususnya perencanaproduk haruslah menguasai sejumlah hal, sebagai berikuta.Mempunyaibakat(talent), ini merupakan salah satu syarat yang bisa dikatakanterpenting. Tanpa adanya bakat,sangatlah diragukan bahwa seseorang bisamenjadiseorang perencana produk yang baik.b.Menguasai sistem/cara untuk menyatakan gagas, konsep, atau rencana, dengan baik, jelas, dan sistematis dalam bentuk bahasagambar(drawing). Untuk ini, isharusmenguasai berbagai teknik gambar, terutama menggunakan media dua dimensi; misalnya menyatakan rencananya dalam bentuk gambar di atas selembar kertas. Atau, menggunakan media lainnya, misainya menggunakan komputer.Persyaratan ini, bersifat mutlak dan tidak bisa ditawar.c.Menguasai sistem/cara untuk menyatakan gagas, konsep, atau rencana, dengan baik dan jelas dalam bentuk bahasa tulis(text). Untuk ini, is harus menguasaidengan baik caramendeskripsikan,cara mengkomunikasi menggunakanbahasatulis, menguasai bahasa tertentu, menguasai tata bahasa, cars menulis, dan sistematika menulis.d.Menguasai sistem/cara untuk menyatakan gagas, konsep, atau rencana, dalam bentuk bahasa lisan(verbal). Untuk ini, is harus menguasai berbagai cara untukmengkomunikasikan hasil kerjanyakepada orang laindengan cara berbicara (talking).e.Menguasai sejumlahpengetahuan(knowledge) dancara(knowhow), yangdiperlukan untuk melaksanakan proses perencanaan. Tanpa penguasaan ataspengetahuanminimal yang diperlukan, maka sangatlah disangsikanbahwaseorang perencana.produk bisa bekerja dengan baik untuk menghasilkan suatu rencana (disain) yang baik pula.f.Bekerja secarasistematis, ilmiah, dan bermetoda.Tanpaketiga hal ini, sangatlah disangsikan bahwa seorangperencana produk bisa menghasilkan suatu rencana(disain) yang baik. Termasuk ke dalam hal ini, adalahbekerja menggunakanberbagai kaidah disain danmelakukan berbagai percobaan (experiment) untuk mengujiberbagai gagas yang hendak diungkapkannya.Next >